Osiris mengangkat alisnya. Meskipun tidak tahu apa yang terjadi, dia tahu Gretel sangat membenci pria ini. Dia pun bertanya, "Sejak kapan kediaman Keluarga Morgana menerima tamu seperti ini?""Kak Osiris, Kak Luther ini temanku," jelas Lufita buru-buru."Teman?" Osiris mengamati sesaat, lalu berkata, "Lufita, dengan statusmu itu, pria ini nggak pantas menjadi temanmu."Sales asuransi yang berasal dari kalangan rendah ini bahkan tidak pantas untuk mengangkat sepatu mereka."Pantas atau nggak, kita bicarakan lagi nanti. Tapi, yang jelas kamu bukan kakak sepupu yang baik," ucap Luther."Lancang sekali!" Cynthia memelotot, lalu membentak, "Memangnya siapa kamu? Berani sekali kamu memfitnah kakakku! Percaya atau nggak, aku bisa menghajarmu!"Selesai berbicara, Cynthia mengangkat cambuk dan hendak menyerang Luther. Osiris pun buru-buru menghentikannya. Dia bertanya dengan sinis, "Luther, 'kan? Sepertinya aku nggak mengusikmu, siapa yang menyuruhmu memfitnahku?""Memfitnah?" Luther mendengus,
"Apa?" Begitu melihat jarum baja hitam itu, semua orang bertatapan dengan terkejut dan curiga. Mereka melihat jelas bahwa jarum itu keluar dari kepala Kaze, bahkan ada darah di atasnya. Ini cukup untuk membuktikan bahwa Osiris memang telah melakukan sesuatu."Serius? Bocah ini nggak bohong?" Setelah tertegun, tatapan semua orang tertuju pada Osiris untuk menunggu penjelasan darinya."Bukti sudah terpampang jelas, kamu mau bilang apa lagi?" tanya Luther sambil menjentikkan jarum itu ke samping kaki Osiris."Apa maksudmu? Kamu mencurigaiku?" Osiris mengangkat alisnya dan meneruskan, "Aku nggak tahu siapa yang melakukan itu, tapi sudah pasti bukan aku. Aku bersumpah nggak pernah berniat untuk mencelakai Lufita.""Ya, lanjutkan sandiwaramu. Adikmu saja sudah mengaku hanya kamu yang menyentuh Kaze. Siapa lagi kalau bukan kamu?" tanya Luther dengan ekspresi dingin."Aku memang menyentuh Kaze, tapi bukan berarti aku yang melakukannya. Mungkin, sudah ada yang menancapkan jarum itu sebelum kita
"Kenapa kamu keras kepala sekali sih!" Osiris mengembuskan napas panjang, berpura-pura tidak berdaya."Karena kalian nggak bisa mencapai kesepakatan, sebaiknya kita ulang pertandingan ini. Siapa pun yang menang berhak untuk membuat keputusan. Gimana?" usul Gretel."Aku nggak masalah, tapi Lufita entah masih berani atau nggak." Cynthia tidak menolak, melainkan menatap Lufita dengan sorot mata menantang."Lufita baru terluka, mana bisa menunggang kuda. Ini sama saja dengan menyulitkannya," ujar Osiris yang berpura-pura memasang ekspresi murung."Kalau Lufita nggak bisa, ganti orang saja. Dia punya banyak teman, siapa pun boleh maju." Sesudah itu, Cynthia mengangkat kepalanya dan melirik teman-teman Lufita sambil berkata, "Hei! Siapa yang berani maju? Kalau menang, kalian boleh bawa Kaze. Kalau kalah, bayar 20 miliar."Begitu ucapan ini dilontarkan, Nowy dan lainnya pun bertatapan. Dua puluh miliar? Jumlah ini cukup besar. Apalagi, keterampilan menunggang kuda mereka kalah dari Cynthia da
"Aku nggak salah lihat, 'kan? Pria ini ingin bertanding dengan kuda poni?""Masa dia ingin melawan Ryu dengan kuda poni ini?""Ya ampun! Apa otaknya bermasalah? Pria ini pasti sudah gila!"Ketika melihat kuda poni yang dibawa Luther keluar, semua orang sungguh tercengang. Kuda itu biasanya digunakan oleh anak kecil atau orang tua. Tingginya bahkan tidak sampai 1 meter, keempat kakinya juga begitu pendek, bagaimana bisa melawan Ryu?Di sisi lain, Ryu justru memiliki tinggi 1,5 meter. Keempat kaki dan tubuhnya pun begitu kekar. Ketika berlari, kecepatannya jelas begitu tinggi. Kuda poni seperti ini tidak akan sanggup melawannya!Ketika kedua ekor kuda itu berdiri berdampingan, mereka pun terlihat layaknya seorang pria kekar dengan seorang anak kecil berusia 3 tahun. Sungguh tidak bisa dibandingkan! Hanya dengan melihat penampilan ini saja, seseorang sudah tahu siapa pemenangnya!"Hei, kamu mau melawak, ya? Kamu ingin menggunakan kuda ini untuk melawanku?" sindir Cynthia yang tidak bisa m
Perkataan ini seketika menarik perhatian semua orang. Bagaimanapun, wanita cantik ini jarang berbicara sejak memasuki arena pacuan kuda. Dia terus memasang ekspresi dingin sehingga semua orang tidak berani mendekatinya. Orang-orang tentu terkejut karena dia membantu Luther berbicara."Kak Ariana, untuk apa kamu membantunya?" tanya Gretel dengan ekspresi heran. Tindakan seperti ini jelas aneh untuk seseorang yang selalu bersikap dingin."Aku hanya penasaran, dari mana kepercayaan dirinya untuk memenangkan kompetisi," balas Ariana dengan nada datar.Meskipun berbicara begitu, Ariana justru merasa ada yang aneh dengan perasaannya. Faktanya, dia melontarkan kalimat tadi secara spontan. Entah mengapa, dia merasa ingin melindungi pria asing ini. Benar-benar aneh."Karena Bu Ariana begitu berminat, kita biarkan saja dia bertanding," ujar Osiris sembari tersenyum sopan."Aku akan memberimu kesempatan demi Bu Ariana. Oke, kita mulai pertandingannya!" seru Cynthia sambil melompat ke atas kudanya
"Ayo, cepat, kejar aku!""Cepat, cepatlah sedikit!"Cynthia terus menunggang kudanya dan berhenti untuk mentertawakan Luther. Dia sama sekali tidak menjaga harga diri Luther dan terus mempermalukannya.Saking senangnya, Cynthia bahkan menunggang Ryu untuk mengitari kuda poni itu. Perbedaan ras ini pun membuat kuda poni itu ketakutan hingga gemetaran sehingga kecepatannya menjadi makin lambat."Hahaha ... ini nggak seperti balapan kuda! Bocah itu seperti sedang membawa anjing jalan-jalan!""Benar! Dia dipermainkan oleh Cynthia, tapi nggak bisa marah sedikit pun. Memalukan banget!"Semua teman Cynthia mulai mengolok-olok Luther tanpa ragu sedikit pun."Bukan hanya nggak punya kuda hebat, dia juga nggak punya keterampilan menunggang kuda! Tapi, dia masih berani menantang Cynthia? Benar-benar nggak tahu diri!" hina Irish."Hais, dia nggak ada bedanya dengan badut. Kalau pecundang seperti ini menang, aku bakal makan kotoran!" ejek Nowy."Seorang pria dewasa malah dipermainkan seperti ini ol
Sungguh kejadian yang aneh."Kenapa bisa begini? Kuda poni menang dari kuda Ferghana?""Situasi macam apa ini? Kenapa dia bisa menang?""Apa yang dilakukan Cynthia? Kenapa nggak menyerbu? Untuk apa dia menunda-nunda?"Setelah Luther memenangkan pertandingan ini, semua orang sontak gempar. Semua orang menatap arena dengan terkejut dan tidak bisa menerima kenyataan ini.Sejak awal pertandingan, mereka sangat yakin bahwa Cynthia yang akan menang. Faktanya, Ryu pun melampaui kuda poni itu selama pertandingan.Namun, tidak ada yang menyangka bahwa Ryu tiba-tiba menjadi aneh dan menolak untuk berlari di akhir pertandingan. Kenapa bisa seperti itu? Apakah Ryu merajuk?"Menang! Kak Luther menang!" Setelah tertegun sesaat, Lufita sontak berseru kegirangan. Wajahnya tampak berseri-seri. Dia tidak menyangka Luther yang memilih kuda poni akan menang. Benar-benar ajaib!"Bocah ini beruntung sekali, malah dia yang memenangkan pertandingan ini," ujar Irish dengan kesal."Gila! Gimana mungkin? Gimana
"Waduh!" Ketika melihat Cynthia yang ditendang sampai terhempas begitu jauh, ekspresi semua orang sontak berubah drastis. Tidak ada yang menduga bahwa Ryu akan tiba-tiba menendang wanita ini. Dari kejauhan, mereka bahkan bisa mendengar suara retakan tulang."Cynthia!" seru Osiris dengan kaget. Dia segera berlari ke hadapan Cynthia. Begitu memeriksa kondisi Cynthia, dia sungguh terperanjat.Seluruh wajah adiknya sampai tidak bisa dikenali lagi karena tendangan yang begitu kuat. Siapa pun yang melihatnya pasti akan bergidik ngeri. Meskipun menguasai sedikit keterampilan medis, Osiris hanya bisa menyembuhkan dislokasi tulang. Dia tidak bisa mengobati cedera seperti ini."Cepat panggilkan dokter!" seru Osiris dengan panik setelah tersadar kembali. Begitu mendengarnya, semua orang pun seperti terbangun dari mimpi. Mereka mulai menyibukkan diri.Dalam sekejap, Cynthia akhirnya dibawa pergi. Osiris dan lainnya pun bergegas meninggalkan arena. Hanya saja, sebelum pergi, Osiris tidak lupa untuk