"Ewan, apa kamu masih mau ikut campur sekarang?" Luther mengencangkan cengkeramannya hingga menusuk ke kulit Ewan. Seketika, Ewan kesulitan bernapas dan jantungnya berdebar kencang."Bocah, kuperingatkan jangan bertindak sembarangan!" Ewan menggertakkan giginya, lalu berpura-pura tenang. "Menyandera jenderal adalah sebuah kesalahan besar. Kalaupun kemiliteran nggak bisa menangkapmu, jangan lupa masih ada dewan militer. Kalau kamu menyentuhku, dewan militer pasti nggak akan melepaskanmu!"Demi mengendalikan pesilat di dunia bela diri, pemerintah mendirikan sebuah organisasi rahasia, yaitu dewan militer. Anggota dewan militer terdiri dari pemuda-pemuda yang berbakat. Saking kuatnya, hampir seluruh pesilat di dunia ini tidak bisa menandingi mereka. Begitu dewan militer bertindak, jangankan pesilat master, bahkan grandmaster tahap puncak pun akan mati! Bagi para pesilat, dewan militer ini memang memiliki kekuasaan yang mengerikan."Mengancamku? Kamu merasa aku nggak berani membunuhmu, ya?"
Baru saja Ewan hendak mengatakan sesuatu, Juno malah menyelanya dengan berteriak, "Cepat! Tembak dia! Bocah itu mau membunuh Jenderal Ewan! Cepat tembakkan pistol kalian!" Ekspresinya yang tidak sabaran itu seolah-olah takut Ewan akan memohon ampun.Klak! Klak! Mendengar perintahnya, para prajurit Kavaleri Harimau Macan langsung membuka pengaman di pistol mereka dan memasukkan peluru."Sialan, tembak apanya! Cepat hentikan!" teriak Ewan dengan kaget. Kalau tidak, dia pasti akan mati duluan terkena tembakan sebelum Luther berhasil dibunuh.Dor, dor, dor .... Di bawah isyarat Juno, beberapa penembak Keluarga Caonata yang bergabung di kerumunan akhirnya menembakkan beberapa peluru. Jika tembakan ini bisa membunuh Luther tentunya akan lebih bagus. Namun, jika terkena Ewan dan membuatnya tewas, mereka bisa berdalih ini hanya kekeliruan karena ingin menyelamatkan Ewan. Setelah itu, mereka akan melemparkan semua kesalahan pada Luther. Ini adalah cara yang sempurna.Bersamaan dengan suara temb
"Dewi Perang Hani sudah tiba!" Begitu terdengar suara nyaring seorang wanita, suasana langsung menjadi hening.Semua orang memandang ke arah pintu secara serempak. Seketika, di bawah tatapan semua orang, terlihat seorang wanita berpakaian merah yang memegang pedang berwarna hijau berjalan masuk dengan santai.Wanita ini memiliki rambut pendek berwarna perak dan paras yang sungguh menawan. Setiap gerak-geriknya pun memancarkan aura heroik yang membuatnya tampak berkarisma. Belum lagi sepasang matanya yang tampak sombong dan dingin, seakan-akan segala sesuatu di dunia ini berada di bawah kuasanya.Wanita ini tidak lain adalah Dewi Perang Negara Drago yang paling kuat, Hani! Duar! Sesudah hening sejenak, orang-orang sontak menjadi heboh."Dewi Perang Hani! Itu benar-benar Dewi Perang Hani!""Ya ampun! Aku nggak nyangka Dewi Perang Hani akan kemari! Hari ini benar-benar luar biasa!""Menurut rumor, Dewi Perang Hani sangat cantik. Ternyata rumor itu memang benar!"Ketika melihat Hani yang m
"Mampuslah dia! Dia sudah mengganggu Dewi Perang Hani, benar-benar nggak tertolong lagi!""Aku hanya bisa bilang dia terlalu sial, makanya nggak bisa lolos lagi hari ini.""Dia sudah termasuk beruntung karena mati di tangan Dewi Perang Hani."Sebagian besar tatapan tertuju pada Luther. Ada yang menatapnya dengan kasihan, simpati, juga ada yang merasa senang atas penderitaannya.Hani adalah Jenderal Utama Kavaleri Harimau Macan, sedangkan Ivan adalah perwira senior Kavaleri Harimau Macan. Itu sebabnya, orang-orang beranggapan bahwa Hani datang untuk menolong Ivan.Adapun Luther, pria ini memang hebat, tetapi tidak bisa dibandingkan dengan Hani. Ini adalah fakta yang tidak perlu diragukan lagi. Bagaimanapun, Hani adalah Hani, seorang tokoh legendaris yang tak tertandingi."Jenderal, kenapa kamu kemari?" Setelah termangu sesaat, Ewan segera menyambut. Selain gembira, dia juga merasa heran. Bukankah terjadi masalah di Midyar dan harus diatasi secepat mungkin? Jadi, untuk apa Hani kemari?"
Duk! Kepala Ivan seketika terjatuh bak bola yang bergelinding. Terlihat matanya yang terbelalak lebar serta ekspresinya yang dipenuhi ketidakpercayaan. Hingga mati, dia tidak menduga Hani akan tiba-tiba membunuhnya. Orang yang dianggap sebagai penyelamat justru adalah pembunuhnya!"Eh?" Semua orang tercengang menatap situasi ini. Satu per satu memasang ekspresi seakan-akan mereka telah melihat hantu.Situasi macam apa ini? Sebagai Jenderal Utama Kavaleri Harimau Macan, bukankah Hani seharusnya membela Ivan? Mengapa dia malah membunuh Ivan? Aneh sekali!"Su ... sudah mati?" Juno yang terperangah pun membelalakkan matanya."Kenapa bisa begitu? Kenapa Dewi Perang Hani membunuh Ivan?" tanya Zeona dengan bingung dan tidak percaya."Nggak ... ini nggak mungkin ...." Billy bak orang yang disambar petir. Dia membeku di tempatnya dan tidak bisa menerima kenyataan ini.Billy bahkan curiga bahwa penglihatannya bermasalah. Kalau tidak, mengapa terjadi hal tidak masuk akal seperti ini?Saat ini, ti
"Tangkap semua orang yang membuat keributan hari ini, mereka akan diinterogasi satu per satu," perintah Hani sambil memberi isyarat tangan. Dia menyuruh Kavaleri Harimau Macan mengikat para anggota Keluarga Caonata.Tindakannya ini kembali membuat orang-orang kebingungan. Apa yang telah terjadi? Bukankah yang membuat keributan adalah Faksi Kirin? Mengapa malah anggota Keluarga Caonata yang ditangkap? Bukankah mereka hanya korban?"Jenderal! Kami nggak bersalah!" Setelah termangu sesaat, Juno buru-buru berteriak dengan histeris."Jenderal! Kami nggak melakukan apa pun, kenapa menangkap kami?" tanya Zeona yang terkesiap sekaligus ketakutan."Benar, Jenderal! Kami nggak melakukan kesalahan apa pun, seharusnya Luther yang ditangkap!" seru para anggota Keluarga Caonata dengan panik. Mereka tidak melakukan apa pun, tetapi ditangkap."Aku akan menyelidikinya nanti. Bawa mereka semua pergi!" perintah Hani yang malas berbasa-basi lagi. Dengan demikian, semuanya pun dibawa pergi dengan paksa. Si
Ewan sungguh gelisah sekarang. Jelas, Hani dan Luther sudah lama mengenal, bahkan keduanya memiliki hubungan baik yang sudah melampaui pengetahuannya.Harus diketahui bahwa Hani sudah terjun ke medan perang sejak berusia 18 tahun. Dia terkenal akan ketegasan dan kekejamannya dalam membunuh.Tidak peduli bertemu siapa pun, Hani selalu bersikap dingin. Baik keluarga, teman, ataupun bawahan, pada dasarnya tidak ada yang pernah melihat senyuman Hani.Akan tetapi, Hani bukan hanya tersenyum sekarang, senyumannya bahkan begitu lebar, membuatnya terlihat jauh berbeda dari sosoknya yang biasanya.Ewan sampai curiga bahwa atasannya ini telah kerasukan. Kalau tidak, mengapa wanita ini tiba-tiba tersenyum? Jangan-jangan, pria ini menguasai sihir yang bisa memikat wanita?"Urusan di Midyar sudah beres. Aku membunuh beberapa kambing hitam untuk menakuti yang lain, seharusnya situasi bisa tenang untuk sementara waktu ini," sahut Hani."Baguslah kalau begitu." Luther mengangguk sembari tersenyum, lal
"Karena Juno nggak bisa diharapkan lagi, kita hanya bisa menggunakan cara lain." Harry tampak merenung sesaat, lalu meneruskan, "Cari beberapa kambing hitam untuk menggantikan tugas Juno. Ingat, jangan sampai identitasmu bocor!""Baik!" Bawahan itu mengiakan, lalu segera meninggalkan ruangan."Semoga nggak ada kesalahan lagi kali ini," gumam Harry sambil memicingkan mata.Jika bukan karena takut terhadap kakek Bianca, Harry tidak akan sewaspada ini. Pria tua itu memang agak merepotkan. Kalau tidak, Harry pasti sudah turun tangan sendiri.....Siang hari, di sebuah restoran, Luther dan Hani duduk di kursi samping jendela. Keduanya mengobrol sambil makan."Kak, apa aku perlu membunuh orang-orang yang sudah menyinggungmu itu?" tanya Hani tiba-tiba saat makan. Nada bicaranya bahkan terdengar sangat serius.Mendengar ini, Luther merasa lucu. Dia membalas, "Kesalahan yang mereka perbuat nggak separah itu sampai harus mati. Kurung saja mereka selama beberapa hari, buat mereka menderita sediki