Taeyang perlahan melingkarkan tangannya di pinggang Kim Nana.
Glek!"Kak, hentikan...! Ja-jangan memelukku seperti ini, bagaimana jika ada yang melihatnya dan salah paham dengan kita?"
"Lalu, apa masalahnya?""Kak kita ini bersaudara, tolong hentikan. Bagaimanapun ini salah.""Aku... aku tidak peduli Na, Kim Nana aku mencintaimu."Nana kebingungan dengan ucapan Taeyang, namun dia juga tidak bisa melepaskan rangkulan Taeyang karena tubuhnya yang kecil."Kak, jangan..."
Taeyang mulai meraba tubuh Nana dan membalikan tubuhnya menghadap Taeyang.
Taeyang mulai melumat bibir Nana dengan kasar, sangat menuntut dan menginginkan balasan dari Nana.
Ini kali ketiga mereka berciuman, namun Nana masih tidak pernah berniat untuk membalas ciuman Taeyang. Karena sekarang, setelah pernikahan mommy Yoona dan papa Yunho itu artinya hubungan mereka berubah menjadi hubungan persaudaraan.
"Lihat mataku Na, dan tolong jawab pertanyaanku. Apa kau tidak mencintaiku?"
Nana tidak bisa menjawab apapun pertanyaan dari Taeyang, karena Nana sendiri belum yakin atas apa dia rasakan.
Sesaat kemudian, karena tak kunjung mendapatkan jawaban. Taeyang akhirnya kembali melumat bibir Nana, namun kali ini berbeda. Ciuman Taeyang terasa hangat dan dalam, tidak menuntut. Seakan-akan Taeyang melibatkan perasaannya dalam ciuman itu.
Nana akhirnya ikut hanyut dalam ciuman Taeyang, ciuman Taeyang terasa sangat tulus, tanpa sadar Nana sudah melingkarkan tangannya di leher Taeyang.
"Nana... De, kamu dimana? Bantuin mommy de."
Mendengar suara Yoona yang memasuki rumah membuat Nana dan Taeyang segera melepaskan tautan mereka.
"Terimakasih, aku tidak yakin apa artinya ini, tapi aku yakin kau merasakan ketulusanku."
"Mom, aku ada di dapur."
Yoona melangkah ke dapur.
"Kamu ternyata disini? Loh anak ganteng mommy disini juga ternyata."
"Mom, aku menyukai putrimu."
"Eh? Gimana-gimana?"
"Mmmh, kak Taeyang mah... Hahaha."
"Ada apa ini?"
"Nggak tahu nih mom kak Taeyang, tapi aku juga setuju sih sama kakak. Soalnya aku juga suka sama kak Taeyang, kan kak Taeyang kakakku dan aku adiknya, hehe."
Taeyang tidak menyangka jika akan mendapatkan jawaban seperti itu dari Nana, Taeyang akhirnya hanya menunduk dan kemudian pergi begitu saja dari hadapan Nana dan mommy Yoona.
'Aku berjanji, aku akan membuatmu mencintaiku dan kau akan menjadi milikku,' Taeyang lirih.
"Ya sudah kalo begitu, mommy bersyukur kalian bisa cepat akrab seperti ini."
"Kita makan yuk, mommy sudah membeli makanan tadi untuk kita sarapan. Mommy akan panggil yang lain dulu ya."
Nana mengangguki ucapan mommynya.
***
"Kak Taeyong mau pergi kemana?"
"Mulai hari ini, aku akan mulai bekerja di perusahaan Flamingfood."
"Bukankah itu perusahaan milik papa?"
Taeyong mengangguk.
"Ya, aku harus mulai belajar banyak tentang bisnis di tempat papa."
Nana merasa bangga dengan Taeyong yang bersemangat dan terlihat jika dia adalah seorang pekerja keras.
"Berhati-hatilah kak."
Sebuah pelukan hangat mendarat di tubuh Taeyang, pelukan sayang dari sang adik membuat moodnya semakin baik hari ini.
"Apakah papa bisa mendapatkan pelukan hangat seperti itu?"
"Ah, papa... Sini Nana peluk..."
Taeyong dan Yoona terkekeh melihat tingkah keduanya yang sama-sama terlihat imut itu.
Sementara Taeyong, Nana, Yunho dan Yoona tertawa bersama sebagai anggota keluarga yang harmonis dan bahagia. Di sisi lain Taeyang, hanya menatap mereka dari lantai atas.
"Ah, keluarga yang bahagia..."
***
Suara mobil memasuki halaman rumah.
"Aku pulang..."
"Selamat datang anak ganteng mommy."
"Selamat malam mommy ku yang cantik."
Taeyong duduk di samping Yoona sambil meregangkan otot-ototnya.
"Sudah makan sayang?"
"Sudah mom, Taeyong tadi makan bersama teman.
Yoona tersenyum.
"Jangan sampai abai dengan kesehatan kamu ya sayang."
Taeyong mengangguk
"Oh iya, dimana Nana mom?"
"Nana ada di balkon kamarnya sayang."
"Wah, sepertinya kamu punya hobi baru sekarang semenjak punya adik?"
"Ya, bagaimana lagi pa. Namanya juga punya adik."
"Ya udah, cepet naik gih,
dia tadi juga nanyain kamu terus, udah pulang apa belum."
"Oke mom, Taeyong naik dulu. Bye pa..."
Yunho mengangguk sambil menyesap kopinya.
***
"Hai Na..."
"Kak Taeyong...! Kakak sudah pulang?"
"Udah, kamu lagi ngapain? Udah makan?"
"Udah dong, ini lagi belajar. Besok udah ujian akhir ini kak."
"Mau kakak bantuin belajarnya?"
"Nggak maksa sih kalo kakak mau, hehehe."
"Ish, minta tolong belom udah nggak maksa kamu Na."
"Hehehe, ya udah. tolongin yaa kakaku..." Nana dengan memonyongkan bibirnya.
Nana mulai kembali membuka buku pelajarannya dan mulai mengerjakan satu persatu soal yang ada disana, sedang Taeyong memperhatikannya, Melihat setiap langkah saat Nana mulai mengerjakannya.
"Akan lebih mudah mengerjakannya jika kamu menggunakan cara ini."
Taeyong terlihat mengambil alih pensil Nana dan mulai mengerjakannya di kertas lain.
"Ah, seperti ini?" Nana selesai mengerjakan soal dengan cara yang dicontohkan oleh Taeyong.
"Astaga... Kakak yakin, andai semua murid sepandai kamu, pasti pekerjaan guru menjadi lebih mudah haha."
"Syukurlah, rupanya aku cukup pandai ya hahaha... Tapi kakak tahu, aku sedang dalam masalah."
"Masalah? Masalah apa Na?"
"Masalahnya adalah, aku tidak cukup percaya diri nih kak."
"Sudahlah, kakak yakin kamu bisa. Kamu itu hanya perlu lulus, sedangkan nilai baik itu hanya bonus."
"Jadi, jangan terpaku dengan nilai, jangan jadikan ini beban."
Taeyong perlahan mengusap rambut hitam Nana dengan lembut.
"Makasih ya kak, nggak tahu kenapa kok tiba-tiba rasanya aku jadi sedikit lebih tenang untuk ujian besok."
"Syukurlah, sekarang kamu coba kerjakan lima soal ini, nanti kakak cek."
Nana mengangguk.
"Kecil..."
***
"Kak, aku udah selesai ngerjainnya nih, kak..."
Nana menoleh.
Zzzzzz
Zzzzzz
Zzzzzzz
"Loo, kok malah tidur sih kak?"
Nana perlahan mendekatkan wajahnya pada Taeyong kemudian menatap wajahnya, menatap setiap inci wajah tampan Taeyong.
'Kalian pasangan kembar yang sempurna, sama-sama memiliki paras tampan dengan ciri khas diri kalian masing-masing.'
'Lee Taeyang, dia bersinar terang seperti cahaya mentari pagi yang menyilaukan mata. Sangat menawan membuat mata enggan berhenti menatapnya.'
'Meskipun terkadang sedingin gunung es, dengan tampilannya yang mencolok.'
'Lee Taeyong, aku merasa jika dia seperti hangat matahari senja dan lembut bak angin yang menerpa dedaunan, penampilannya sangat sederhana, namun sangat mencuri perhatian.'
'Jujur saja, dia membuatku nyaman berlama-lama di dekatnya.'
Nana masih dengan posisi menatap wajah Taeyong dengan bersandar pada kedua tangannya.
Sesaat kemudian, pergerakan ringan terlihat pada tubuh Taeyong. Rupanya dia mulai terusik dari alam mimpinya.
"Ekhm, astaga! Apakah aku ketiduran?"
"Apa kakak sangat kelelahan?
Taeyong mengangguk ringan.
"Aku sudah bisa mengerjakannya dengan baik berkat kakak, sekarang pergilah ke kamar dan beristirahat."
"Mmmh baiklah, bye Na."
Cup
Sebuah kecupan mendarat di kening Nana.
"B-bye kak."
'Di-dia mencium keningku?!'
Taeyong yang mulai melangkahkan kakinya, tiba-tiba berhenti.
"Apakah kamu nggak ingin menemani kakak?"
"Males ah, belum ngantuk nih kak."
"Tapi nemenin kan nggak harus tidur Na..."
"Hehe, nggak deh. Lain kali aja kak."
Taeyong mengangguk.
"Baiklah..."
***
'A-apa yang aku lakukan? A-ku menciumnya? Astaga! Apa yang aku lakukan?!' Taeyong merutuki apa yang dia lakukan tadi.'Tapi, aku tidak bohong. Jika aku senang setelah mencium Nana, Astaga... apa yang kau pikirkan Taeyong?'Taeyong mengacak-acak rambutnya'Ah, aku tidak jadi mengantuk...'Waktu menunjukan pukul delapan malam, semua orang sudah berada dalam kamar mereka masing-masing untuk beristirahat, kemudian secara tiba-tiba terjadi pemadaman listrik mendadak.Nana yang takut karena gelap, seketika menjerit ketakutan dan hendak berlari malah menabrak meja dan membuat vas bunga yang ada di meja kamar jatuh dan pecah.Cetiaarr!"Ada apa Na? Apa yang pecah? Apa kamu terluka?" Taeyang langsung datang setelah mendengar suara pecahan kaca.
Setelah sarapan, Nana segera berangkat pergi ke sekolah untuk ujian, Taeyong pergi ke kantor bersama Yunho, Taeyang siang ini ada pemotretan. Sedang Yoona di rumah.Hari ini adalah ujian akhir sekolah untuk Nana, karena Nana memang termasuk murid jenius dan juga karena bantuan Taeyang semalam membuat Nana tidak mengalami kesulitan sama sekali. Setiap siswa di berikan waktu seratus dua puluh menit menit, namun Nana mampu menyelesaikannya hanya dalam waktu enam puluh menit saja. Seraya menunggu teman-temannya selesai Nana menutup kertas ujiannya dan menghabiskan waktu dengan melamun.'Astaga, perasaan macam apa ini? Me-mengapa rasanya aku menginginkannya sekali lagi?''Andai, andai saja Taeyang bukan saudaraku, mungkin aku sudah menjadi pacarnya. Huaa... Kesal, kesal, kesal!"'Astaga, mengapa rasanya wajahnya selalu terngiang-ngiang di kepalaku...'Tanpa sadar waktu berjalan d
'Entahlah, perasaan apa ini. Tapi, aku rasa ini sungguh memalukan,' Nana.Taeyang segera berdiri dan menarik tangan Nana untuk membawanya naik ke lantai atas.Sampai di lantai atas, Nana hendak masuk ke dalam kamarnya, namun ditahan oleh Taeyang segera."Di sini kau bisa membuat semua orang terbangun karena suaramu, ikutlah denganku. Akan lebih aman di kamarku."Taeyang menuntun Nana menuju kamarnya yang berada diujung lorong yang memang didesain kedap suara.Nana merasa kesulitan untuk menolak ajakan Taeyang, terlebih lagi Taeyang sudah tahu jika Nana juga menyukainya."Kak, aku tidak tahu apa yang terjadi. Kau membuatku merasa nyaman didekatmu.""Tentu saja, itu keahlianku. Lagipula aku juga akan selalu berusaha membuatmu nyaman berada disampingku."Nana mengeratkan pelukannya di bahu Taeyang, meras
"A-aku..."Bukkkh!Sebuah hantaman mendarat keras di wajah Taeyang, seketika darah segar mengucur dari hidung Taeyang."Maksudmu apa?! Kami melakukannya karena kami saling mencintai?""Gunakan otak kecilmu itu kak! Kim Nana itu masih kecil, dia bahkan masih belum dinyatakan lulus dari pendidikannya. Lalu bagaimana kau sudah berpikir melakukan hal seperti itu padanya?!" Taeyong benar-benar marah, Taeyang tidak pernah melihat adiknya semarah ini padanya."Apa yang ada dalam pikiranmu? Apa kau pikir tubuhnya sudah siap dengan itu?!"Taeyang terdiam dan menatap ke arah Taeyong."Kau sunguh-sungguh keterlaluan kali ini kak!"Setelah itu Taeyong segera mengenakan jaketnya, meraih kunci mobil dan pergi menemui dokter yang merawat Nana.***
"Ada apa dokter? Bagaimana keadaannya Nana?""Tuan Taeyong, tolong maafkan saya.""U-untuk apa meminta maaf? Tolong katakan padaku, apa yang terjadi? Bagaimana keadaan Nana?" Taeyong sangat khawatir."Jujur saja tuan, keadaan nona Kim Nana cukup parah. Cedera yang dia alami kita tidak bisa menyembunyikan dari papa dan mommy anda, ini adalah hal serius.""Lalu? Lantas bagaimana dengan nasib kakak saya, jika sampai mereka tahu dokter?""Tuan Taeyong, apapun yang kita lakukan di dunia ini, baik buruknya akan ada resiko dan pertanggung jawabannya."Taeyong terdiam.'Saya rasa, jalan satu-satunya adalah kakak anda harus gentleman untuk mengakui atas apa yang sudah dia lakukan.""Saya bukan bermaksud untuk membuat kakak anda dalam masalah, tapi mohon maaf. Saya tidak bisa membiarkan pasien saya dalam keadaan yang berbahaya, meskipun saya sudah berja
"Aku sudah datang, jadi sudah tidak perlu lagiberdebat.""Taeyang?""Kalian semua pulanglah, kali ini biar aku yang menjaganya untuk malam ini."Semua mata menatap kearah asal suara."Kakak...""Sayang, kamu beneran mau jagain Nana malam ini?""Iya mom, Kim Nana ini adalah kekasih Taeyang, dan yang membuatnya seperti ini adalah Taeyang. Jadi sudah seharusnya Taeyang bertanggung jawab.""Baguslah jika kamu memahaminya," Yunho dengan nada kesal."Ijinkan aku disini bersama denganmu kak?" Taeyong."Tidak perlu, dua hari ini kalian tidak pernah beristirahat. Jadi biar aku yang menunggunya kalian beristirahatlah."Yunho menatap Taeyang dengan pandangan dengan perasaan ragu."Tenang saja, aku tidak akan meninggalkan Nana sendirian. Jadi berhentilah menatapku seperti itu.""Asta
Taeyong yang baru saja datang dan mendengar obrolan papa dan mommy nya itu langsung lemas, seperti ada yang terluka disana."Apapun yang terjadi, yang penting sekarang kita ajak mereka pulang saja dulu. Kita bicarakan ini di rumah."Yunho melihat putranya yang terdiam sejak tadi."Kamu sakit Taeyong?""Tidak pa, Taeyong hanya merasa sedikit kelelahan.""Baiklah, mommy akan masuk."Mommy Yoona terlihat mulai membuka pintu dan menyapa Nana yang masih asik berbinca
Taeyong mencoba meredam sesuatu yang mencoba untuk mengusiknya.'Sial!? Aku, Aku tidak bisa menahannya lagi."Taeyong pergi ke kamar Nana, dengan bermaksud menyelinap.Namun ternyata di luar dugaan, Nana juga belum memejamkan matanya. Karena dia terlalu lelah untuk tidur.Taeyong berhasil masuk menyelinap ke kamar Nana, Nana yang hanya di temani lampu tidur itu melihat Taeyong samar. Dia berpikir jika itu adalah Taeyang.Taeyong memberanikan diri untuk mendekat pada Nana, dan mematikan lampu tidur tanpa mengeluarkan suara apapun."Kak, aku tidak bisa tidur.Aku berharap kau datang dan menemaniku malam ini."Nana benar-benar tidak tahu, siapa pria yang sedang bersamanya. Yang dia pikir itu adalah Taeyang.Taeyong memulai cumbuannya perlahan, menghempaskan pakaian mereka kesegala arah dan memulai