'Entahlah, perasaan apa ini. Tapi, aku rasa ini sungguh memalukan,' Nana.
Taeyang segera berdiri dan menarik tangan Nana untuk membawanya naik ke lantai atas.
Sampai di lantai atas, Nana hendak masuk ke dalam kamarnya, namun ditahan oleh Taeyang segera.
"Di sini kau bisa membuat semua orang terbangun karena suaramu, ikutlah denganku. Akan lebih aman di kamarku."
Taeyang menuntun Nana menuju kamarnya yang berada diujung lorong yang memang didesain kedap suara.
Nana merasa kesulitan untuk menolak ajakan Taeyang, terlebih lagi Taeyang sudah tahu jika Nana juga menyukainya.
"Kak, aku tidak tahu apa yang terjadi. Kau membuatku merasa nyaman didekatmu."
"Tentu saja, itu keahlianku. Lagipula aku juga akan selalu berusaha membuatmu nyaman berada disampingku."
Nana mengeratkan pelukannya di bahu Taeyang, meras
"A-aku..."Bukkkh!Sebuah hantaman mendarat keras di wajah Taeyang, seketika darah segar mengucur dari hidung Taeyang."Maksudmu apa?! Kami melakukannya karena kami saling mencintai?""Gunakan otak kecilmu itu kak! Kim Nana itu masih kecil, dia bahkan masih belum dinyatakan lulus dari pendidikannya. Lalu bagaimana kau sudah berpikir melakukan hal seperti itu padanya?!" Taeyong benar-benar marah, Taeyang tidak pernah melihat adiknya semarah ini padanya."Apa yang ada dalam pikiranmu? Apa kau pikir tubuhnya sudah siap dengan itu?!"Taeyang terdiam dan menatap ke arah Taeyong."Kau sunguh-sungguh keterlaluan kali ini kak!"Setelah itu Taeyong segera mengenakan jaketnya, meraih kunci mobil dan pergi menemui dokter yang merawat Nana.***
"Ada apa dokter? Bagaimana keadaannya Nana?""Tuan Taeyong, tolong maafkan saya.""U-untuk apa meminta maaf? Tolong katakan padaku, apa yang terjadi? Bagaimana keadaan Nana?" Taeyong sangat khawatir."Jujur saja tuan, keadaan nona Kim Nana cukup parah. Cedera yang dia alami kita tidak bisa menyembunyikan dari papa dan mommy anda, ini adalah hal serius.""Lalu? Lantas bagaimana dengan nasib kakak saya, jika sampai mereka tahu dokter?""Tuan Taeyong, apapun yang kita lakukan di dunia ini, baik buruknya akan ada resiko dan pertanggung jawabannya."Taeyong terdiam.'Saya rasa, jalan satu-satunya adalah kakak anda harus gentleman untuk mengakui atas apa yang sudah dia lakukan.""Saya bukan bermaksud untuk membuat kakak anda dalam masalah, tapi mohon maaf. Saya tidak bisa membiarkan pasien saya dalam keadaan yang berbahaya, meskipun saya sudah berja
"Aku sudah datang, jadi sudah tidak perlu lagiberdebat.""Taeyang?""Kalian semua pulanglah, kali ini biar aku yang menjaganya untuk malam ini."Semua mata menatap kearah asal suara."Kakak...""Sayang, kamu beneran mau jagain Nana malam ini?""Iya mom, Kim Nana ini adalah kekasih Taeyang, dan yang membuatnya seperti ini adalah Taeyang. Jadi sudah seharusnya Taeyang bertanggung jawab.""Baguslah jika kamu memahaminya," Yunho dengan nada kesal."Ijinkan aku disini bersama denganmu kak?" Taeyong."Tidak perlu, dua hari ini kalian tidak pernah beristirahat. Jadi biar aku yang menunggunya kalian beristirahatlah."Yunho menatap Taeyang dengan pandangan dengan perasaan ragu."Tenang saja, aku tidak akan meninggalkan Nana sendirian. Jadi berhentilah menatapku seperti itu.""Asta
Taeyong yang baru saja datang dan mendengar obrolan papa dan mommy nya itu langsung lemas, seperti ada yang terluka disana."Apapun yang terjadi, yang penting sekarang kita ajak mereka pulang saja dulu. Kita bicarakan ini di rumah."Yunho melihat putranya yang terdiam sejak tadi."Kamu sakit Taeyong?""Tidak pa, Taeyong hanya merasa sedikit kelelahan.""Baiklah, mommy akan masuk."Mommy Yoona terlihat mulai membuka pintu dan menyapa Nana yang masih asik berbinca
Taeyong mencoba meredam sesuatu yang mencoba untuk mengusiknya.'Sial!? Aku, Aku tidak bisa menahannya lagi."Taeyong pergi ke kamar Nana, dengan bermaksud menyelinap.Namun ternyata di luar dugaan, Nana juga belum memejamkan matanya. Karena dia terlalu lelah untuk tidur.Taeyong berhasil masuk menyelinap ke kamar Nana, Nana yang hanya di temani lampu tidur itu melihat Taeyong samar. Dia berpikir jika itu adalah Taeyang.Taeyong memberanikan diri untuk mendekat pada Nana, dan mematikan lampu tidur tanpa mengeluarkan suara apapun."Kak, aku tidak bisa tidur.Aku berharap kau datang dan menemaniku malam ini."Nana benar-benar tidak tahu, siapa pria yang sedang bersamanya. Yang dia pikir itu adalah Taeyang.Taeyong memulai cumbuannya perlahan, menghempaskan pakaian mereka kesegala arah dan memulai
Setelah hari itu, suasana rumah menjadi sangat sunyi.Tidak ada lagi canda tawa dari Nana dan Taeyong, begitu juga kejahilan Taeyang pada adik-adiknya.Beberapa hari kemudian Taeyang memutuskan untuk pergi dari rumah.Sedang Taeyong masih belum berani untuk meminta maaf ataupun berbicara pada Nana.Nana sering menghabiskan waktunya di luar, dia berangkat pagi dan pulang saat malam hari dan langsung tidur."Mom, aku berangkat dulu ya..." Nana meraih selembar roti dan segera mencium pipi Yoona dan pergi."Kim Nana, makan dulu.""Dia sudah berangkat?" Yunho menyentuh pundak istrinya yang mematung menatap pintu rumah."Iya, udah. Dia sepertinya sedang ujian masuk universitas.""Dia bahkan berangkat pagi dan pulang sangat malam," Yoona sedih."Selamat pagi pa, mommy.""Pagi Taeyong.
"Taeyang! Segeralah untuk bangun... Kamu harus segera pergi ke sekolah, kamu sebentar lagi akan segera lulus, jadi jangan bermalas-malasan.""Ya! Aku bangun, pa. Taeyang sarankan, papa jangan suka mengomel di pagi hari. Itu tidak baik untuk kesehatan papa.""Kau memang anak keterlaluan Taeyang! Kamu pikir berapa lama papa berusaha membangunkanmu?!""Sudahlah Pa, kak Taeyang hanya kelelahan saja, setelah menghadiri acara semalam.""Acara apa? Acara minum, clubbing dan main wanita itu maksudmu?!"Taeyong terdiam.Entah harus bagaimana lagi Yunho menghadapi putranya itu, pasalnya sudah sejam l
"Bukankah"Bukankah kau gadis kelas sepuluh itu?""K-kak Taeyang?"Taeyang dan Nana sebenarnya bersekolah di sekolah yang sama dan sudah lama saling curi-curi pandang, meskipun mereka berdua tidak pernah saling bertegur sapa. Dan baru kali ini mereka bisa bertemu dan dengan jarak sedekat ini.Taeyang dan Nana tanpa sadar saling tatap cukup lama tanpa mereka sadari, Nana memang terlalu cantik untuk dilewatkan, wajah ayunya itu memikat.Jantung N