Share

23. Amarah

Kuhela napas panjang kala tatapanku dan Meta saling bertemu. Aku yang ingin menghindari keributan di tempat umum, segera beranjak dari kursi tunggu. Aku harus segera pergi. Bukan karena takut, tapi lebih dari menghindar saja karena sepertinya amarah Meta akan tumpah sebentar lagi. Dan aku tak mau menjadi sasaran amarahnya. Namun di saat aku beranjak dari kursi, tiba-tiba Meta memanggilku.

“Amanda!”

Aku sontak menoleh dan melihat semua pasang mata yang ada di depan ruang laboratorium memandangku. Aku juga melihat tatapan terkejut dari sorot mata mantan suamiku dan Andi. Mereka pasti bertanya-tanya dalam hati, untuk apa aku ada di sini? Ah, sudahlah hadapi saja apa yang akan terjadi. Sudah terlanjur basah, nyemplung saja sekalian. Begitu menurut pemikiranku.

“Ada apa?” tanyaku yang tetap di tempatku berada saat ini. Kalau dia merasa perlu denganku, biar dia yang datang padaku. Untuk apa aku mendekatinya, tak sudi rasanya aku mendekati jalang itu.

Meta lalu datang mendekatiku, setelah be
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status