"Kurang ajar, wanita satu ini minta dilempar ke laut!" Eddriz mengayun tangan ingin melempar ponsel miliknya."Abang jangan dilempar!" teriak Raline.Eddriz menghentikan tangan saat posisi sudah di belakang pundak, "Mengapa tidak boleh dilempar, gara-gara ponsel ini Abang tidak bisa melihat cahaya mentari pagi di wajah Ra?""Iiish, malah merayu, bawa sini ponsel Abang!" Tangan Raline menengadah."Mau Ra apain?"Raline membuka penutup ponsel dengan alat kecil yang diambil dari balik cover ponsel milik sendiri. Mengeluarkan kartu kecil yang ada di dalamnya. Pasti sang mantan tidak bisa mengirim pesan WA lagi karena ponsel sudah non aktif."Sudah beres, ayo tidur!" Raline langsung berbaring dan menarik selimut."Iya, sini Abang peluk!"Malam ini Raline tidur terlelap dalam pelukan Eddriz. Sampai pagi hari Eddriz benar-benar membuktikan tidak lagi memaksa beraksi walau keris tumpul berontak menuntut. Hanya bisa menuntaskan di kamar mandi sendiri demi mendapatkan kepercayaan.Pagi harinya,
Tanpa diberitahu pun sebenarnya Raline sudah mengetahui jika suara teriakan yang di luar aadalah ayaah tiri dan istri. Suara itu terdengar pilu dan keputusasaan. Adaa suara ratapan yang terdengar menyayat hati dari dari tangisan itu.Atara kasihan dan dendam yang membara, Raline melangkah menuju gerbang utama dengan emosi dan kesal. Tidak memperdulikan panggilan suami yang sangat khawatir. Tidak mendengarkan larangan Bang Jack yang meminta untuk kembali."Jangan larang, Ra. Ayah durjana itu sudah saatnya diberikan pelajaraan!" teriaknya dengan lantang."Tetapi, Sayang. Abang ...?" Eddriz tidak melanjutkan ucapannya saat Raline meletak jari telunjuk di bibir.Ada suara teriakan Ayah Wisnu yang meminta bantuan keuangan karena terlilit hutang renternir. Raline membalikkan badan ketika Eddriz mengkuti dari belakang, "Bang, apakah boleh Ra minta uang cash?""Buat apa, Sayang.?""Ra ingin melelparkan uang itu ke wajah laki-laki tua yang tidak tahu diri itu!""Dengan senag hati, Abang ke kam
Pak Basri dan Jenny saling pandang saat Eddriz bertenya tentang keris tumpul kepada Raline. Tidak ada yang mengetahui istilah itu kecuali pasangan suami istri beda usia itu. Istilah yang terdengar aneh dan antik susah difahami artinya."Jangan membicarakan itu, Ra masih merasa ngilu kalau teringat itu!""Baiklah, tetapi jangan marah lagi, Abang tidak sengaja membentak Ra tadi.""Hhmm." Pak Basri masih bingung dan bertanya-tanya tentang pembicaraan tuan dan nyonyanya. Hanya memberikan kode kepada Jenny untuk bertanya. Sayangnya, Jenny menggelengkan kepala dan mengangkat pundak tanda tidak faham maksudnya."Basri, Jenny," panggil Eddriz duduk di samping Raline."Ya, Tuan!" Mereka menjawab dengan kompak dan keras."Persiapkan koper perjalanan selama dua malam tiga hari, kalian juga harus ikut!""Baik, Tuan," jawab Pak Basri."Perjalanan ke mana, Tuan. Biar Jenny mempersiapkan koper dengan sempurna.""Malam tahun baru di Malaysia, dan awal tahun di India."Jenny tersenyum simpul, "Siap,
Eddriz tidak jadi emosi dan marah sesaat berteriak. Pasalnya dari kejauhan ada sirine mobil polisi yang menangkap pasangan suami istri yang masuk jalan tol menggunakan motor. Sejatinya jalan tol diperuntukkan kendaraan minimal beroda empat.Raline tersenyum sumringah dan mengusap pipi Eddriz agar ikut tersenyum. Inilah sejatinya mengatasi masalah tanpa masalah. Tidak harus mengeluarkan urat emosi dan kesal, mereka sudah terkena batunya."Jack, cepat jalan lagi!" teriak Eddriz sambil membuka sedikit kaca mobil."Iya, Tuan."Pesawat berangkat tepat waktu sesaat Eddriz dan Raline masuk kamar kabin pribadi. Raline duduk berjongkok di pinggir cendela dekat tempat tidur. Melihat suasana luar pesawat mulai dari take off sampai mulai mengudara.Menikmati setiap moment yang dirasakan dan mengingat semua cerita Ayah Hasan. Mengagumi awan putih yang terlihat berada disekitar pesawat. Seolah sedang berada di tengah kapas putih yang berterbangan.Eddriz hanya tersenyum sambil memandang wajah Ralin
Bang Jack mendapatkan kabar kepastian jika pasangan disainer masih dalam perjalanan menuju Menara Kembar Petronas. Memilih mengatasi sendiri terlebih dahulu tanpa melapor kepada Eddriz. Pasalnya hanya tinggal setengah jam lagi waktu pergantian tahun akan segera dirayakan.Yang pertama dilakukan adalah mendekati petugas khusus yang diperintahkan untuk menjaga pasangan suami istri majikannya. Mereka pasti memiliki akses daftar nama orang yang akan naik lift dan akan menuju ke lantai empat puluh satu. Peraturan yang mengharuskan setiap rombongan yang naik tidak melebihi dua puluh orang memudahkan Bang Jack mengawasi setiap pengunjung yang datang.Dari setiap yang daftar untuk naik lift terkadang tidak ada orangnya. Terkadang rombongan belum ada yang hadir semua sehingga harus di tunda. Dengan alasan tertentu Bang Jack melaporkan nama pasangan suami istri Arum dan Evan akan terlambat datang, sehingga mereka akan dijadwalkan masuk lift lebih dari tengah malam."Ini saya lakukan demi meneb
Raline baru membuka mata setelah pagi hari di ibu kota New Dehli. Dalam perjalanan dan di dalam pesawat sama sekali enggan membuka mata. Sangat nyaman terlelap dalam dekapan suami.Eddriz terkadang seperti sedang memeluk putri bukan istrinya. Manja dan sangat kekanakan saat Raline berdua dengan suami. Eddriz hanya bisa beraksi di bibir, leher dan sekitar tengkuk saja, selebihnya masih belum bisa."Sayang, ayo bangun, Ini sudah pagi!""Apakah kita sudah sampai, Bang?" Eddriz tersenyum sambil mengecup bibir Raline sesaat. Perjalanan Malaysia India membutuhkan waktu sekitar sepuluh jam. Perbedaan waktu antara Kuala Lumpur Malaysia dan New Dehli adalah dua setengah jam.Turun dari pesawat digendong bridal sampai mobil pun tidak terjaga. Dari mobil menuju kamar hotel pun tetap terlelap dalam dekapan."Putri tidur Abang yang cantik, sekarang sudah pukul sembilan pagi.""Benarkah, Mengapa sekarang masih di pesawat?""Coba Ra lihat, kita di mana sekarang?""Kamar hotel, kapan Ra jalan turun
Akhirnya Eddriz makan nasi briyani setelah bertualang menikmati semua makanan khas India. Sangat menikmati makan berupa nasi walau dengan beras yang berbeda jenis. Beras basmati yang berbentuk panjang dan lebih ramping dibanding dengan beras Indonesia.Nasi biryani adalah hidangan nasi yang dimasak dengan rempah-rempah lalu ditambah dengan sayuran atau daging. Terkenal berasal dari Asia Selatan yaitu India dan Pakistan, nasi biryani sebenarnya memiliki sejarah awal mula yang panjang. Nasi biryani merupakan hasil dari pencampuran budaya dan tradisi dalam sebuah masakan."Sekarang sudah kenyang, Bang?"Sambil mengusap perut Eddri menjawab dengan mengangguk. Sudah menjadi rahasia umum jika orang Indonesia tidak makan jika tidak menikmati nasi. Walau Eddriz memiliki keturuan dari ras Eropa, tetapi dari kecil tinggal di Indonesia dan menjadi warga Indonesia."Cepat, Ra habiskan dal makhani-nya! Setelah ini kita ke Taj Mahal.""Hhmm, tunggu!"Kali ini yang berwisata ke bangunan megah Taj M
Eddriz terus tersenyum setelah Bibi Asih menceritakan ciri-ciri ibu hamil. Ibu tiga anak itu dulu juga pernah mengalami seperti itu. Bahkan, Bibi Asih mengalami pagi tidur sampai sore dan malamnya terjaga.Sebagian ibu hamil di trimester pertama akan mengalami ngidam. Ada banyak macam-macam wanita ngidam yang sering ditunjukkan ibu hamil. Contohnya mengantuk, mual, sampai malas makan dan masih ada banyak lagi. Hanya Asisten Wibi yang berani tersenyum saat Eddriz mengaku baru melakukan hubungan sekali dengan istri. Padahal menikah sudah hampir setengah tahun, "Anda yakin, baru sekali, Tuan?""Sumpah demi apapun, apa mungkin itu langsung jadi? padahal hampir tiga belas tahun menikah dengan Arum, dia belum sekali pun pernah hamil.""Jika yang maha kuasa berkehendak itu pasti terjadi, Tuan," jawab Pak Basri."Kamu benar, Basri. Semoga ini benar-benar terjadi.""Aamiin." Semua menjawab harapan Eddriz."Wibi, kamu panggil istri Daniel. Suruh dia bentuk tim dokter khusus untuk memeriksa Ra,
Mendadak tim dokter yang dipimpin oleh Dokter Daniel dan Dokter Atika melakukan operasi caesar pada Raline. Jika sang suami sudah bertitah, Raline harus mengikuti yang diperintahkan. Rasa sakit sebenarnya masih bisa ditahan, tetapi karena Eddriz yang tidak tega melihat istri kecilnya kesakitan, terpaksa harus melakukan operasi saat itu juga.Yang lebih parah lagi Eddriz ikut masuk di ruang opesasi caesar selalu gelisah dan sedikit mengganggu proses operasi. Raline yang memakai setengah anastesi membuat Eddriz semakin bingung. Dari dada ke bawah tidak merasakan apapun, sedangkan mulai dari dada, pundak, tangan ke atas tetap normal dan bisa digerakkan.Laki-laki tua itu terus membuat drama gegara melihat proses operasi yang baru pertama kali. Melihat dokter mulai membuka jalan bayi yang ada di bawah pusar, Eddriz tegang. Takut sang istri meringis kesakitan seperti awal akan melahirkan tadi."Bang, ada apa?""Itu mulai di buka, apakah Ra tidak merasakan sakit?""Tidak.""Benarkah?""Aban
Yang dikhawatirkan mengganggu ketenangan Raline tidak muncul hari ini. Asisten Wibi mendapatkan kabar jika pengusaha baru ayah Wisnu sedang melakukan lobi bisnis di kota Surabaya. Ada lima tim sukses Ayah Wisnu yang berangkat bersamaan akan bersaing melawan perusahaan Bushiry Group.Raline sedang berada di supermarket besar yang ada di lantai satu rumah sakit. Dikawal Jenny dan Bibi Asih kanan dan kiri saat memilih makanan ringan di etalase. Ada pengawalan ketat Bang Jeck dari kejauhan memantau setiap lalu lalang pengunjung.Ada seorang wanita datang mengenakan masker, kaca mata hitam dan berhijab pasmina. Awalnya memilih makanan ringan di samping Jenny. Tidak melakukan hal yang mencurigakan layaknya pengunjung yang sedang berbelanja."Jenny, makanan ini menurutmu varian apa yang paling enak?" tanya Raline."Yang super pedas itu yang paling bikin ketagihan, Nyonya.""Apakah pedas banget?""Tentu saja, Nyonya. Lihatlah tingkat kepedasannya level sepuluh."Tiba-tiba wanita yang mengenak
Rumah sakit hari ini disibukkan dengan persiapan istri pemiliki rumah sakit yang diduga akan melahirkan. Hampir jalan menuju kamar khusus untuk persalinan sudah di sterilkan dari pengunjung rumah sakit. Setiap sudut dan lorong dijaga ketat oleh security dan anah buah Bang Jack.Tidak hanya ambulance yang dikawal oleh Bang Jack. Satu mobil yang di dalamnya ada Jenny, Pak Basri dan Bibi Asih juga langsung dikawal. Asisten Wibi bertugas menjemput sahabat Raline yaitu kekasih hati Hanna dan kekasih kepala bodyguard Shafea.Sampai di rumah sakit brankar sudah siap siaga menunggu di depaan pintu rumah sakit. Bergegas masuk menuju kamar dan diikuti oleh tim dokter langsung berlari menuju kamar khusus. Eddriz ikut berlari disamping branker dan menautkan tangan Raline dengan sempurna.Raline terus mengusap perut yang terkadang menegang terkadang anteng. Wajahnya terlihat bingung selalu melihat sekitar orang-orang yang terlihat tegang. Termasuk wajah Eddriz yang terlihat sangat khawatir dan cem
Raline mengulang membaca rekan bisnis yang telah merebut perusahaan milik orang tua teman sekolah. Hampir tidak percaya membaca nama yang tertera dalam laporan itu. Nama Ayah Wisnu yang menjadi perebut perusahaan itu.Raline terpaku dan bingung membaca laporan dari Asisten Wibi. Pasalnya ayah tiri itu tidak pernah mempunyai pengalaman memimpin perusahaan. Tidak pernah juga berkecimpung di dunia bisnis dalam skala besar."Tunggu sebentar, Sayang. Abang juga hampir tidak percaya ini.""Coba panggil asisten Abang sekarang!""Baik, Abang hubungi dia sekarang menggunakan ponsel saja biar cepat."Kurang dari lima menit Asisten Wibi datang dengan tergesa-gesa. Sudah menduga tentang yang akan ditanyakan oleh atasanya terutama sang istri. Sehingga datang dengan membawa bukti dan kabar yang lebih lengkap lagi."Apakah laporan yang kamu berikan tadi benar adanya, Wibi?""Benar sekali, Tuan.""Ayah tiri Ra sekarang seorang pengusaha dari perusahaan itu?""Iya, sekarang ini dia sudah pindah di Jak
Bang Jack berlari medekati karyawan wanita yang pingsan. Wanita muda berumur kurang dari dua puluh tahun itu memejamkan mata. Terlihat wajahnya pucat dan tubuhnya lemah tak berdaya."Cepat panggil petugas klinik!" teriak Bang Jack."Sudah, Bang. Teman wanita ini tadi berlari menuju ke sana!""Bagus, kalian mundur, berikan udara yang cukup agar dia bisa bernapas dengan lega!"Yang awalnya tidak terlihat dari posisi Raline karena adanya kerumunan orang. Sekarang terlihat jelas wanita yang tergeletak tidak berdaya di lantai kantin. Raline menyipitkan mata karena seolah mengenal wanita yang pingsan itu."Ra sepertinya kenal wanita itu, deh, Bang.""Siapa, Sayang?""Entahlah, tetapi Ra lupa-lupa ingat. Siapa dia, ya?""Biarkan dia ditangani oleh dokter dulu, kalau penasaran nanti minta Jack atau Wibi untuk mengetahui identitasnya.""Iya.""Habiskan makannya, apa mau tambah lagi?""Tidak, Ra sudah kenyang."Raline dan Eddriz kembali ke kantor setelah selesai makan siang. Hanya dengan sekali
Asisten Wibi kembali mengirim vidio tentang Arum selama dua jam di dalam perusahaan. Dari CCTV terlihat wanita itu masuk ke kamar mandi. Tidak ke luar dari kamar mandi salama dua jam berlalu.Di dalam kamar mandi tidak ada CCTV. Sehingga bukti yang diberikan oleh Asisten Wibi hanya rekaman Arum masuk dan ke luar dari kamar mandi saja. Tidak ada yang tahu selama dua jam Arum melakukan apa saja."Sekarang ke mana wanita itu?" tanya Eddriz setelah Asisten Wibi selesai bercerita."Kami mengusir Nyonya Arum setelah dia menandatangani surat perjanjian, Tuan.""Surat perjanjian apa?"Asisten Wbi bercerita berniat melaporkan ke pihak yang berwajib tentang tindakan Arum hari ini. Harus ada efek jera agar tidak mengulangi lagi. Namun, wanita mantan istri itu memohon untuk tidak dibawa ke ranah hukum karena berniat baik..Asisten Wibi dan yang lain tidak mengetahui apa yang dimaksud niat baik Arum. Dengan menandatangani surat perjanjian di atas materai Arum melenggang ke luar perusahaan. Dengan
Eddriz memandang Arum dengan perasaan jijik dan kesal. Mantan istri itu terang-terangan menawarkan diri seperti wanita malam yang sedang menjajakan jasanya. Tiba-tiba teringat masa lalu yang dikalukan wanita mantan istri itu dulu saat berselingkuh."Kamu gila, aku bukan laki-laki yang doyan berselingkuh seperti kamu.""Aku tahu Bang Ed masih ada rasa cinta sama aku, jadi apa ...?" Arum tidak melanjutkan ucapannya saat Eddriz melambaikan tangan tanda tidak setuju."Stop, jangan dilanjutkan ucapan kamu, di sini tidak ada sama sekali nama kamu. Cinta masa lalu sudah aku kubur dalam-dalam, pergi dari sini!" Edrriz menunjuk dadanya sendiri."Bang Ed, please! aku ...!" Arum kembali tidak melanjutkan ucapannya karena mendengar suara seorang wanita yang memanggil dengan suara manja.."Abang!" teriak Raline pura-pura tidak mendengar percakapan suami dan mantan istrinya."Sayang, kemarilah!" Eddriz merentangkan tangannya menyambut Raline.Dengan sengaja Raline duduk dipangkuan Eddriz saling ber
Arum tetap tidak bisa dan dilarang keras masuk ke area resort milik Eddriz. Wanita mantan istri Eddriz itu dengan terpaksa ke luar dari area Ancol dengan kawalan ketat bodyguard pribadi Eddriz. Sambil komat-kamit mengucapkan sumpah serapah dan bahasa yang kasar seperti biasanya.Eddriz melihat semua yang dilakukan Arum dari kantor pribadi melalui CCTV. Hanya melihat sendiri tanpa didampingi oleh Raline. Sengaja tidak mengajak Raline agar istri tercinta bisa istirahat tanpa memikirkan apa pun terutama ulah mantan istri."Dasar wanita gila, ke laut saja sana!" teriak Eddriz ketika wanita mantan istri itu sesaat setelah di paksa ke luar dari area resort.Dengan menata hati dan menghilangkan emosi, Eddriz menyusul Raline yang sedang bersantai. Duduk di balkon sambil melihat deburan ombak dari samping resort. Tidak terlihat halaman depan terutama gerbang pintu utama sehingga Raline tidak melihat drama Arum yang ingin bertemu.Asisten Wibi mendekati Hanna yang sedang duduk berbincang dengan
Hanna terdiam sambil memandang wajah Asisten Wibi yang menunggu jawaban. Sayangnya, Hanna belum sempat menjawab pertanyaan cinta, ada suara Bang Jack menggelegar dari kejauhan, "Asisten Wibi!" teriaknya.Spontan Asisten Wibi dan Hanna menengok ke arah Bang Jack yang melambaikan tangan meminta untuk mendekat, "Ada apa?" tanya Asisten Wibi."Ada mantan istri Tuan Ed berjalan menuju ke sini!""Waduh gawat ini, Han. Tolong bantu Mas!""Ada apa, Mas?""Mantan istri Tuan Ed menuju ke sini, tadi Tuan Ed berpesan untuk mengusir dia!"Asisten Wibi berlari ke arah Bang Jack yang menunggu dengan cemas. Harus mencegah wanita mantan istri itu sebelum membuat ulah, "Mana orangnya?" tanya Asisten Wibi setelah berdiri disamping Bang Jack."Itu lihatlah!" Arum berjalan mendekati resort dengan dikawal asisten pribadi seorang wanita dan satu laki-laki yang tidak dikenal.Tidak hanya Bang Jack yang menunggu Asisten Wibi mendekat. Anak buah Bang Jack juga ikut menunggu perintah selanjutnya. Tindakan apa y