Apakah Sinar tetap mengikuti lomba sketsa tingkat nasional? tunggu di bab berikutnya bestie.
Ghea membaringkan tubuhnya di tempat tidur, aku hampir dilecehkan oleh Xavier yang di permukaannya terlihat tulus dan sopan tetapi di baliknya dia makhluk munafik, menyimpan kebobrokqnnya mempergunakan kesempatan ketika aku sedang berkhayal. Ghea sekali lagi merinding. “ Oh, mbak Marni dan anak-anak di mall.” Bisik Ghea, cepat-cepat mengganti bajunya. Begitu keluar kamar tidur, terdengar pintu ruang tamu terbuka, dengan was-was ditatapnya pintu ruang tamu kenapa aku lupa menguncinya, batinnya. “ Mom, katanya kak Xavier mom sakit tidak bisa ke mall. Ini kak Xavier beli ayam goreng kesukaannku dan Haikel dan kue tart indah, katanya mama yang titip sama dia.” Kata Sinar dengan wajah ceria. “ Apa ?” tanya Ghea. “ Hmm.. mama sakit, itu kembali menerawang, kalau mama menerawang pasti deh mama sakit,” timpal Haikel. “ Iya, mom tidak enak badan.” Kata Ghea. Sandiwara apa lagi yang dibuat si seniman gila itu, hum.. tentu menyuap anak-anakku , batin Ghea. “ Wow, bagus sekali kue tartn
Xavier menurut Ghea cukup menarik sebagai pria. Di samping ganteng, tampan, sangat enak dilihat jika berbincang bincang dengan nya, bukan berdebat seperti yang sering Ghea dan Galang lakukan.Senyum lebar, tatapan mata yang tulus, bentuk kepala yang sempurna, dengan rambut gondrong yang tergantung indah di tengkuknya telah membuat Ghea pernah mengkhayal bercinta dengan nya. Kenyataannya ketika Ghea dalam Kungkungan Xavier ketika hendak melakukan s*ks dengan Ghea, Ghea marah dan menghinanya.Xavier memang pria yang menarik, sayang nya dia bukan Galang. Bagi Ghea setiap pria yang berusaha mendekatinya bukan Galang. Galang adalah kembaran jiwanya yang tidak bisa dihilangkan. Galang selalu hadir dalam khayalan dan mimpi mimpi erotis nya. Pelaku utama Ghea dan Galang.Satu hal yang dirindukan Ghea, rayuan Galang jika mereka bercinta. Suaranya yang bariton mendesah, mengerang menjadi soundtrack yang menjadi greatest hit yang sangat disukai Ghea bahkan dalam khayalan dan mimpi mimpi erotis
Ghea sadar bahwa dia membutuhkan s*ks. Dia merasakan nikmat s*ks ketika Galang mengajarinya dimana titik-titik sensitif yang disukai Galang jika Ghea menyentuhnya dan titik – titik sensitif Ghea ketika Galang menyentuhnya ketika mereka melakukan pemanasan . Mereka berdua menggelinjang sebelum melakukan hubungan intim dan ketika melakukannya mereka melakukannya penuh gairah . Bagi Ghea selama berhubungan intim dengan Galang selalu terasa menyenangkan , ada kepuasaan ketika dia mencapai titik nikmat. Sekarang dia hanya bisa berkhayal moment-moment indah yang selalu menggedor-gedor hasratnya. Setelah melakukannya, Ghea mandi , keluar kamar tidur dengan mata bengkak dan tubuh yang tidak bersemangat. “ Mom sakit?” tanya Sinar. “ Tidak, mom sedikit stress.” Bisik Ghea. “ Mom, tadi kak Xavier nelpon dia tanya apakah sketsa phantom of love bisa dijual? “ “ No ! Karya seni bukan untuk dijual, mom akan beli pigura cantik menggantungnya di kamar mom.” “ Kok di kamar mom, tidak di kamar
“ Sinar ayo bangun, bukankah hari ini kau mengikuti lomba melukis?” teriak Ghea dari balik pintu kamar Sinar. Tidak ada suara atau gerakan kalau Sinar mendengar teriakannya. Ghea mengetuk pintu kamar Sinar lebih keras, tidak nampak ada kehidupan di dalamnya. Semalam mereka bertengkar karena Ghea mencecar kepada Sinar apa yang dilakukan Sinar dan dokter Budi jika mereka “berkencan” “ Mom ini aneh, aku sudah berkali-kali kencan jalan-jalan ke mall, makan dan nonton bioskop bahkan konser grup yang terkenal dari Korea, mom tidak pernah tanyakan.” “ Iya, mom hanya ingin tahu, karena akhir-akhir ini mom lihat Sinar semakin pintar berdebat dengan mom,” “ Itu tidak ada hubungannya kencanku dengan oom Budi.” “ Oom Budi? Sejak kapan kamu panggil dokter Budi oom?” tanya Ghea penasaran. “ Itulah mom ! Hanya sibuk dengan diri mom sendiri, tidak tahu perubahan yang terjadi pada anaknya.” “ Iya, kenapa kamu tidak panggil dokter Budi?” “ Dia yang memintanya, katanya tidak enak kalau aku memang
Galang sangat penasaran dengan suara lembut yang didengarnya dari balik tirai, sudah dua kali dia menyibakkan tirai pemisah dan kecewa, ternyata bukan Ghea seperti keingingan yang ada dalam benaknya. Galang mendesah kesal, didengar oleh Ghea yang sedang memeluk Sinar yang meringis kesakitan menahan sakitnya. Ghea sempat melirik ke arah tirai membatin, pasti dia menahan sakitnya, dari bayangan dibalik tirai Ghea melihat orang dibalik tirai berbaring sendirian tidak ada yang menemani. “ Ibu, anak ibu harus segera dioperasi, golongan darah AB rhesus positif sedang kosong di bank darah rumah sakit, sebaiknya ayahnya yang mendonorkannya.” “ Tapi ayahnya golongan darah O dokter.” Jawab Ghea. “ Golongan darah O , pendonor universal , silahkan panggil ayahnya.” “ Maaf dok, ayahnya di luar kota,” kata Ghea, jari-jarinya menggengam telapak tangannya menandakan Ghea dalam keadaan stress. Dokter menatap Ghea, “ Tidak bisa dihubungi?” “ Mmm..sulit dokter.” Jawab Ghea Galang yang mendengar
Galang lima belas tahun lebih tua dari Ghea, dia lebih berpengalaman, lebih matang , mengetahui banyak hal tentang pose dalam hubungan intim, menampilkan sikap dominan jika sudah di atas tempat tidur. Dia mengajar Ghea yang belum pernah merasakan gairah yang hebat , belum pernah merasakan puncak kenikmatan . Galanglah yang memberikan Ghea pencerahan s*ksual. Galang mengarahkan Ghea jangan terlalu menghormatinya karena usia Galang lebih tua dan lebih matang dan lebih berpengalaman darinya.Ghea selalu memuja Galang sebagai penakluk dirinya . Jika Galang yang over confident disentuh harga dirinya , hubungan di ranjang menjadi dingin tapi hanya sementara, rengekan manja Ghea mengalahkan rasa percaya dirinya , merekapun bercinta dengan penuh gairah disertai sedikit kekasaran , gigitan dan cakaran sehingga Galang bisa memasuki tubuh Ghea begitu dalam , melewati batas antara kesenangan dan rasa nyeri. Ghea menyerahkan seluruh tubuhnya sesuai keinginan Galang baginya Galang ad
Dalam perjalanan pulang ke rumah, Ghea menelpon mbak Marni, Mbak sudah lakukan yang tadi pagi saya pesan?” “ Sudah bu. Semua lukisan, sketsa dan animo Sinar sayang simpan dalam kontainer di gudang.” “Mbak, bukan animo, tapi anime,” kata Ghea sambil tersenyum mendengar jawaban mbak Marni. “ Oh, anime, saya kira animo.” Jawab mbak Marni sambil tertawa. “ Hum, berapa koper?” “ Tiga bu. Yang lain saya masukkan ke container, simpan di gudang.” “ Ok. Sip ! Saya lagi otw ke rumah.” Sesampai di rumah, Haikel mengikuti kemana Ghea pergi, menyusuri setiap kamar melihat mungkin ada barang yang akan dibawa. “ Mbak sketsa Phantom of love dan Lelaki tampan impianku. Sudah mbak amankan?” tanya Ghea. “ Sudah bu, aman dalam mmm.. tabung.Maaf saya tidak bisa menyebut di depannya.” Kata mbak Marni malu-malu. “ Blueprint tabung mbak, tempat untuk menyimpan lukisan, sketsa dan karya seni berupa kertas.” “ Maaf bu, ada juga lukisan yang sedang dik Sinar kerjakan masuk di dalamnya,” “ Oh. Bagus!
Ghea, mbak Marni , Sinar dan Haikel sudah turun dari pesawat, menunggu bagasi mereka, ketika Ghea melihat sesosok tubuh yang ditakutinya, “ Ibu Sukma,” desisnya panik, wajahnya memucat. Mbak Marni mendengar desis Ghea, “ Bu, nenek lampir ada di sini, rupanya dia dari Jakarta.” Bisiknya. Ghea memastikan bahwa dia tidak akan ketemu lagi ibu Sukma yang sudah nyaman dengan posisinya sekarang, mendapat rumah di pondok indah, ongkang-ongkang kaki uang mengalir ke pundi-pundinya dari Galang dan Keenan . Melihat ibu Sukma dari kejauhan membuatnya muak dan mual karena Ghea tahu akan sulit baginya mendapat kembali Galang. Ghea benci mendapati dirinya yang akan terjebak dalam jeratan tangan ibu Sukma. Aku sudah di sini, selangkah lagi aku akan bertemu dengan Galang, dia harus tahu bahwa aku tidak berselingkuh dengan Rio dan Haikel adalah anaknya, batin Ghea. “ Galang mau menerimaku kembali atau tidak, yang penting aku mengatakan yang sebenarnya. Adalah hak Haikel untuk mendapatkan kasih sayan
Satu tahun kemudian. Ghea sibuk menyiapkan makan malam, ibu Imelda Hutomo , Yasmin dan Oscar diundang Ghea makan malam di rukan . Ibu Imelda Hutomo, Yasmin dan Oscar ke Sendawar untuk menjemput Sinar liburan akhir tahun ke Jakarta. Untuk mengungkapkan dibutuhkan kesabaran dan kebijakan agar Sinar bisa menerimanya. Sinar perlahan-lahan diperkenalkan dengan keluarga biologisnya, awalnya dengan mengadakan komunikasi jarak jauh Sinar dengan Oscar. Sinar kagum ketika Oscar menunjukkan beberapa lukisan yang memenangkan perlombaan Internasional. “ Sinar ingin oom jadi guru menggambarku,” “ Baik, Sinar ke Jakarta nanti oom akan ajar melukis, agar Sinar bisa mewarisi seni melukis oom Oscar.” Kata Oscar. “ Betul, kapan Sinar bisa ke Jakarta?” “ Kalau mama Ghea dan papa Galang mengijinkan.” Jawab Oscar. Ghea dan Galang mendengar pembicaraan Sinar dengan Oscar melalui speaker handphone milik Galang, menyembunyikan wajah ketidak relaan mereka karena Sinar akan diambil dari kehidupan mereka.
Sampai di Balikpapan, Galang menyewa cleaning service untuk membersihkan rumah, mengepak barang-barang yang akan dibawa ke Sendawar. Beberapa barang yang tidak dipakai , ibu Marni dibantu ibu RT ,menanyakan ke tetangga membuat daftar siapa yang akan mengambilnya. Langsung nama Ghea meroket naik, dari perempuan sombong menjadi perempuan murah hati. Ghea tersenyum mendengar laporan ibu Marni, “ Itulah ibu, mereka tidak paham, hanya melihat dari luar.” Kata Ghea. Tiba-tiba Ghea merasa mual kembali, keinginan muntahnya semakin hebat disertai rasa pening, “ Mbak bisa buatkan saya teh manis hangat. Rasanya saya sering mual dan ingin muntah.” Kata Ghea. “ Apakah aku hamil?” bisik Ghea. Ghea mengingat kapan dia terakhir haid. Karena siklusnya tidak teratur diapun lupa kapan terakhir haid. “ Ibu, kapan ya haid saya yang terakhir? Ibu mungkin tahu?” tanya Ghea. “ Hmm.. waktu nak Galang pulang dari proyek, ibu sempat dengar dia ngedumel, “ Lagi PM, aku so tidak tahan.” Jawab ibu Marni samb
Setelah pesta ulang tahun Ghea serasa reunian, Galang dan Ghea mengantar tamu mereka yang langsung menuju ke lift. Mereka terlihat sumringah karena masing-masing membawa paper bag berisi kain tenun khas Dayak. Kesemuanya adalah ide Galang memperkenalkan kain khas Kalimantan, selain batik yang sudah go Internasional. “ Aku mau lihat anak-anak dulu.” Kata Ghea ketika mereka sampai ke kamar yang bersebelahan dengan kamar Ghea dan Galang, mengetuk pintu perlahan, ibu Marni keluar berbisik, “ Anak-anak sudah tidur, mereka capek nunggu mama dan papanya.” “ Oh… “ bisik Ghea penuh penyesalan. “ Besok aku akan melihat mereka, “ bisik Ghea. Galang melihat ke mata sendu Ghea yang penuh penyesalan, “ Besok pagi-pagi kita ajak jalan-jalan sebelum ke bandara.” Ghea merasa tenang mendengar janji Galang, memeluk Galang.Galang memperketat pelukannya, memasukkan kartu ke kamar mereka. “ Papa, terima kasih atas pesta ulang tahunnya, atas semua yang telah papa buat untuk mama.” “ Mama senang?” ta
Sore hari Galang menyatakan bahwa dia akan membuat pesta ulang tahun untuk Ghea. Ghea protes ,” Pa, ngapain bikin pesta ulang tahun?” “ Selama kita menikah, aku tidak pernah bikin pesta untukmu. Ayolah, papa sudah reservasi resto di hotel ini.” “ Hanya keluarga kita kan?” “ Beberapa teman, papa panggil.” Kata Galang sambil memberikan boks. “ Bukalah.” Ghea membuka pita , kemudian membuka boks,sebuah gaun hijau dengan potongan dada Sabrina dihiasi taburan berlian sepanjang leher, sepatu heels slingback warna perak dan clutch bag warna silver. “ Papa..” “ Kamu pakai untuk pesta ulang tahunmu nanti malam.” “ Aku, tidak biasa pakai yang beginian,” “ Kamu harus biasa, apakah kamu mau pakai tanktop dan celana pendek?” Sore menjelang malam, diantar ibu Marni, Ghea ke salon yang ada di hotel, itupun atas perintah Galang. Setelah mandi Galang telah mempersiapkan gaun, sepatu dan clutch bag di ranjang. Galang sudah memakai celana panjang, kemeja dan dasi tinggal memakai jas Armani
Jam menunjukkan pukul dua belas malam, Galang terbangun dari tidur lelap setelah berpacu nikmat dengan Ghea. Ghea nampak pulas tidur dalam lekukan lengan Galang. Perlahan Galang membebaskan kepala Ghea dari lekukan lengannya, menelpon seseorang. “ Saya ada di depan pintu kamar,” jawab Dipta. Galang cepat memakai bathrobe, membuka pintu , Dipta memegang kue tart kecil dengan lilin yang sudah menyala. “ Terima kasih Dipta, silah tidur kembali.” Tetap memegang kue tart, Galang mencium bibir Ghea, mengulum membuat Ghea membuka matanya. Melihat lilin yang menyala di depan wajahnya, Ghea bangkit, “ Happy birthday my wife, my angel, my love.” Kata Galang memeluk Ghea. “ Tiup lilinnya, tapi sebelumnya make a wish.” Ghea dengan mata terpejam karena melawan ngantuk meniup lilin, kemudian memeluk Galang,” Thanks, my darling. I love you.” Lalu jemarinya mencolek cream menaruhnya di hidung Galang. Galang membalas mencolek cream menaruhnya di bibir Ghea. Kue tart kecil dimakan bersama, seper
Sidang kedua hak asuh anak, sesuai permintaan penasehat hukum Galang sebagai tergugat, atas permintaan Ghea sebagai saksi, pada agenda sidang pemeriksaan saksi, sidang perebutan anak dilakukan secara tertutup bagi umum. Kuasa hukum Yasmin sebagai penggugat, menyatakan keberatannya terhadap larangan hakim karena menyangkut masa depan anak yang diperebutkan hak asuhnya. Kuasa hukum Galang sebagai tergugat, pak Susetyo menjelaskan karena menyangkut kasus dalam ranah hukum keluarga dan mental anak yang diperebutkan hendaknya sidang tertutup untuk umum. Akhirnya hakim memutuskan sidang tertutup untuk umum dan menyatakan bahwa semua putusan pengadilan hanya sah dan mempunyai kekuatan hukum apabila diucapkan di sidang berbuka untuk umum. Suasana sidang penuh ketegangan karena adanya protes dari keluarga Pringgodihardjo karena mereka ingin menutup fakta yang sebenarnya terjadinya gugat cerai oleh Galang . Sidang berjalan alot, akhirnya atas permintaan kuasa hukum tergugat meminta Ghe
Ghea sedang memasak ketika ponselnya berbunyi, dibacanya log panggilan dari Poppy. “ Hai aku dengar dari dokter Budi kamu mencari mantan suamimu?” “ Dia bukan mantan suamiku, suamiku .” jawab Ghea. “ Dia kan ceraikan kamu?” “ Iya. Di atas kertas, tapi belum di pengadilan agama. Kami sudah menyalurkan gairah seksual kami.” “ Bagaimana, asyik, putar ke kanan, ke kiri, melompat setelah empat tahun selibat?” tanya Poppy. “ Simpan pikiran mirismu!” kata Ghea sambil tertawa. “ Woaaahh! Berarti tebakanku benar.” “ Tumben menelponku di jam segini, biasanya kamu sibuk di salon.” “ Hmm.. apa kau sudah baca berita ?” tanya Poppy sambil menyebutkan salah satu portal yang terkenal dengan gosip hot. “ Mengenai apa?” tanya Ghea. “ Perebutan hak asuh Yasmin Pringgodirgo dengan mantannya, Galang.” “ Apa? “ kata Ghea langsung mematikan kompor, menutup ponselnya dengan tangan kemudian memanggil ibu Marni,” Ibu tolong selesaikan.” “ Pop, aku putuskan dulu, mau mencari beritanya.” Kata Ghea .
Begitu tamu tidak diundang keluar rukan dengan bersungut-sungut, Ghea dengan langkah cepat menaiki anak tangga mencari Haikel dan Sinar. Haikel sedang dibujuk oleh ibu Marni, “ Mama , Haikel takut nanti papa dipukul .” kata Haikel sambil menangis tersedu-sedu. “ Haikel, mereka tidak akan memukul papa, ada oom Dipta yang jaga papa,” kata Ghea, lalu bertanya ke ibu Marni , “ Di mana Sinar?” “ Sinar di kamar sedang melukis,” “ Sinar,” panggil Ghea. Tidak ada sahutan, Ghea mulai cemas, takut kalau Sinar mendengar keributan di bawah dan mengetahui jati dirinya. Dibukanya pintu kamar Ghea, Ghea sibuk di depan papan melukis, sambil tubuhnya bergoyang-goyang mengikuti irama musik, sekali-sekali dia bersenandung. Ah, dia pakai headset, batin Ghea. “ Sinar ! “ teriak Ghea. Sinar bergeming, tetap fokus di depan papan melukis, Ghea mendekati Simar memeluknya, Sinar melihat ke arah Ghea,” Mom , aku kaget !” “ Kamu terlalu asyik melukis sampai tidak tahu bahwa papa sudah pulang dari proyekn
Seminggu kemudian. Ghea menunggu Galang yang sedang bekerja di kantornya. Meskipun rumah dan kantor dalam satu lokasi, Ghea tidak pernah memunculkan dirinya di kantor Galang. Pintu penghubung dengan rukan sebelah tempat ibu Marni dan anak-anaknya, Sinar dan Haikel tinggal Ghea dilalaui Ghea jika akan bertemu dengan mereka. Galang hanya ingin kamarnya untuk dia dan Ghea, Galang tidak ingin privasinya terbagai dengan yang lain, meskipun mereka adalah anak-anaknya, itulah keegoisan yang dimiliki Galang. Ghea baru saja meninggalkan anak-anaknya, Sinar dan Haikel setelah mengajari Haikel belajar mengenal huruf , mendampingi Sinar melukis. Masih terbayang wajah Sinar yang tidak menampakkan satupun dari wajahnya yang bisa diandalkan sebagai anak Galang. Yasmin? Ghea tidak tahu garis wajah Yasmin, yang diketahuinya hanya kecantikan dan kemolekan tubuhnya. Sinar memiliki wajah yang cantik. Berbeda dengan Haikel, melihat rupanya orang bisa menebak bahwa Haikel adalah anak Galang, Haikel bagaik