Ups ! Ternyata Galang tidak bertemu dengan Ghea. Akankah dia bertemu dengan Ghea?
Ghea, mbak Marni , Sinar dan Haikel sudah turun dari pesawat, menunggu bagasi mereka, ketika Ghea melihat sesosok tubuh yang ditakutinya, “ Ibu Sukma,” desisnya panik, wajahnya memucat. Mbak Marni mendengar desis Ghea, “ Bu, nenek lampir ada di sini, rupanya dia dari Jakarta.” Bisiknya. Ghea memastikan bahwa dia tidak akan ketemu lagi ibu Sukma yang sudah nyaman dengan posisinya sekarang, mendapat rumah di pondok indah, ongkang-ongkang kaki uang mengalir ke pundi-pundinya dari Galang dan Keenan . Melihat ibu Sukma dari kejauhan membuatnya muak dan mual karena Ghea tahu akan sulit baginya mendapat kembali Galang. Ghea benci mendapati dirinya yang akan terjebak dalam jeratan tangan ibu Sukma. Aku sudah di sini, selangkah lagi aku akan bertemu dengan Galang, dia harus tahu bahwa aku tidak berselingkuh dengan Rio dan Haikel adalah anaknya, batin Ghea. “ Galang mau menerimaku kembali atau tidak, yang penting aku mengatakan yang sebenarnya. Adalah hak Haikel untuk mendapatkan kasih sayan
Setelah mengantar Galang ke rumah, rumah tempat tinggal Galang adalah rumah merangkap kantor. Rumah berlantai dua yang dikontrak Galang berfungsi sebagai kantor di lantai satu , lantai dua rumah yang hanya ditempati Galang. Para staf karyawan hanya boleh beraktivitas di lantai satu, larangan keras bagi staf untuk naik ke lantai dua. Hanya orang tertentu yang boleh naik ke lantai dua, staf wanita sama sekali tidak diperkenankan naik ke lantai dua. Siapa yang berani naik ke lantai dua tanpa ijin Galang, langsung dipecat, itu hukum tak tertulis yang selalu dikatakan Galang, sama dengan mengetuk pintu ruang kerjanya jika ingin masuk ke ruang kerja bos Galang. Setelah menyapa para staf yang menyambutnya, Galang diantar Dipta langsung naik ke lantai dua. Itupun Dipta meletakkan koper Galang di depan pintu kamar Galang. Kegundahan yang dibawanya dari Balikpapan masih dibawanya sampai ke Sendawar, rasa sedih, pilu dan kacau membuat pikirannya kacau balau. Emosi marah ditahannya membuatnya
Sambil memeluk Sinar, Galang meninggalkan Ghea, Haikel dan mbak Marni yang bingung menatap kepergian Galang . Ghea frustasi bahwa penyamarannya tidak disukai Galang , karakter Galang sangat tidak menyukai kebohongan atau mungkin obsesi Galang untuk mendapatkan ibu Giana gagal? Jelas nampak ada kekecewaan di wajah Galang, batin Ghea. Airmata mengalir di wajah Ghea, ada keinginan mengejar Galang dan menyatakan apa yang ada dalam hatinya, tapi ditekannya dengan kekuatan sedemikan rupa sehingga Ghea tidak mampu bergerak. “ Penyamaranmu terbuka Ghea sayang, ternyata Galang sudah tidak mencintaimu. Dia yang selalu mengatakan aku pecundang, ternyata dialah pecundang ! Ghea kembalilah padaku,” terdengar suara yang dikenalnya. “ Keenan?” “ Kamu harus banyak belajar karakter Galang dengan benar.” Kata Keenan dingin sambil mendekati Ghea yang terduduk lemas di sofa. “ Mengapa kau ada di sini? Tempatmu di samping ibu Sukma,” “ Biarlah mama menyelesaikan masalahnya, mama sangat jago menyel
Galang tidak menjawab, hanya menatap Ghea, “ Ada yang belum terselesaikan di antara kita , aku ingin tahu bagaimana engkau melewatkan empat tahun tanpa diriku.” Kata Galang dingin , ada ketegasan didalam suaranya, “ Mengapa kamu menyamar sebagai ibu Giana” “ Untuk menyelamatkan nyawaku, nyawa Sinar dan anak kita Miracle karena ibu Sukma terus meneror aku dan dik Rio , apalagi aku dengar bahwa ibu Sukma ingin semua harta papamu dan hartamu jatuh ke Keenan, dia ingin membunuhku dan anak dalam kandunganku. Waktu aku mengajar Sinar, dia sudah menunjukkan kemajuan, ternyata dalam asuhan ibu Sukma, membuat Sinar kembali seperti anak idiot, mendengarnya aku sedih , akhirnya dengan bantuan Rio dan mbak Marni kami menculik Sinar. Lihatlah Sinar sekarang, dia pintar berbicara dan pintar melukis.Tahukah mas bahwa sketsa Phantom of Love itu karya Sinar?” “ Apa?” “ Oh. Itu pelukis yang mendapat beasiswa ke Paris adalah guru privat Sinar? "Tanya Galang. “ Iya, melihat minat Sinar pada melu
Keesokan paginya Ghea bangun merasakan tubuhnya remuk redam. Semalaman Galang tidak berhenti menghujam, menghantam dan menancap tak henti. Matanya terasa berat untuk dibuka, dipejamkan matanya perlahan-lahan membuka mendapati dirinya dalam pelukan Galang yang memeluknya erat.Ghea mengongak ke atas, Galang menatapnya penuh cinta, wajah mereka berada dalam jarak yang sangat dekat. “ Mas, kakimu berat banget, semalaman nempel terus,” protes Ghea. “ Biar kau tidak meninggalkanku, kutawan tubuhmu yang membuatku tidak ingin melepaskan karena sangat mengenakkan. Kamu tambah uenaak.” “ Ih ! Enak apaan?” “ Enak dilumat dan lorong cintamu membuatku malas melepaskan, terasa hangat, menggigit, mmm… pokoknya ueaanaak.” Kata Galang sambil mendekap erat pinggang Ghea. “ Mashh…” desah Ghea manja. “ Kenapa, kita lanjutkan?” tanya Galang dengan tatapan nakal. “ Ogah ! Seluruh tubuhku capek,ngilu dan perih tuh di sini.” Kata Ghea sambil meringis kemudian memutar tubuhnya hendak bangkit dari ranjan
Seminggu kemudian. Ghea menunggu Galang yang sedang bekerja di kantornya. Meskipun rumah dan kantor dalam satu lokasi, Ghea tidak pernah memunculkan dirinya di kantor Galang. Pintu penghubung dengan rukan sebelah tempat ibu Marni dan anak-anaknya, Sinar dan Haikel tinggal Ghea dilalaui Ghea jika akan bertemu dengan mereka. Galang hanya ingin kamarnya untuk dia dan Ghea, Galang tidak ingin privasinya terbagai dengan yang lain, meskipun mereka adalah anak-anaknya, itulah keegoisan yang dimiliki Galang. Ghea baru saja meninggalkan anak-anaknya, Sinar dan Haikel setelah mengajari Haikel belajar mengenal huruf , mendampingi Sinar melukis. Masih terbayang wajah Sinar yang tidak menampakkan satupun dari wajahnya yang bisa diandalkan sebagai anak Galang. Yasmin? Ghea tidak tahu garis wajah Yasmin, yang diketahuinya hanya kecantikan dan kemolekan tubuhnya. Sinar memiliki wajah yang cantik. Berbeda dengan Haikel, melihat rupanya orang bisa menebak bahwa Haikel adalah anak Galang, Haikel bagaik
Begitu tamu tidak diundang keluar rukan dengan bersungut-sungut, Ghea dengan langkah cepat menaiki anak tangga mencari Haikel dan Sinar. Haikel sedang dibujuk oleh ibu Marni, “ Mama , Haikel takut nanti papa dipukul .” kata Haikel sambil menangis tersedu-sedu. “ Haikel, mereka tidak akan memukul papa, ada oom Dipta yang jaga papa,” kata Ghea, lalu bertanya ke ibu Marni , “ Di mana Sinar?” “ Sinar di kamar sedang melukis,” “ Sinar,” panggil Ghea. Tidak ada sahutan, Ghea mulai cemas, takut kalau Sinar mendengar keributan di bawah dan mengetahui jati dirinya. Dibukanya pintu kamar Ghea, Ghea sibuk di depan papan melukis, sambil tubuhnya bergoyang-goyang mengikuti irama musik, sekali-sekali dia bersenandung. Ah, dia pakai headset, batin Ghea. “ Sinar ! “ teriak Ghea. Sinar bergeming, tetap fokus di depan papan melukis, Ghea mendekati Simar memeluknya, Sinar melihat ke arah Ghea,” Mom , aku kaget !” “ Kamu terlalu asyik melukis sampai tidak tahu bahwa papa sudah pulang dari proyekn
Ghea sedang memasak ketika ponselnya berbunyi, dibacanya log panggilan dari Poppy. “ Hai aku dengar dari dokter Budi kamu mencari mantan suamimu?” “ Dia bukan mantan suamiku, suamiku .” jawab Ghea. “ Dia kan ceraikan kamu?” “ Iya. Di atas kertas, tapi belum di pengadilan agama. Kami sudah menyalurkan gairah seksual kami.” “ Bagaimana, asyik, putar ke kanan, ke kiri, melompat setelah empat tahun selibat?” tanya Poppy. “ Simpan pikiran mirismu!” kata Ghea sambil tertawa. “ Woaaahh! Berarti tebakanku benar.” “ Tumben menelponku di jam segini, biasanya kamu sibuk di salon.” “ Hmm.. apa kau sudah baca berita ?” tanya Poppy sambil menyebutkan salah satu portal yang terkenal dengan gosip hot. “ Mengenai apa?” tanya Ghea. “ Perebutan hak asuh Yasmin Pringgodirgo dengan mantannya, Galang.” “ Apa? “ kata Ghea langsung mematikan kompor, menutup ponselnya dengan tangan kemudian memanggil ibu Marni,” Ibu tolong selesaikan.” “ Pop, aku putuskan dulu, mau mencari beritanya.” Kata Ghea .