Share

BAB 91. SINARSIH JENG PUTRI.

Keesokan paginya Ghea bangun merasakan tubuhnya remuk redam. Semalaman Galang tidak berhenti menghujam, menghantam dan menancap tak henti. Matanya terasa berat untuk dibuka, dipejamkan matanya perlahan-lahan membuka mendapati dirinya dalam pelukan Galang yang memeluknya erat.Ghea mengongak ke atas, Galang menatapnya penuh cinta, wajah mereka berada dalam jarak yang sangat dekat.

“ Mas, kakimu berat banget, semalaman nempel terus,” protes Ghea.

“ Biar kau tidak meninggalkanku, kutawan tubuhmu yang membuatku tidak ingin melepaskan karena sangat mengenakkan. Kamu tambah uenaak.”

“ Ih ! Enak apaan?”

“ Enak dilumat dan lorong cintamu membuatku malas melepaskan, terasa hangat, menggigit, mmm… pokoknya ueaanaak.” Kata Galang sambil mendekap erat pinggang Ghea.

“ Mashh…” desah Ghea manja.

“ Kenapa, kita lanjutkan?” tanya Galang dengan tatapan nakal.

“ Ogah ! Seluruh tubuhku capek,ngilu dan perih tuh di sini.” Kata Ghea sambil meringis kemudian memutar tubuhnya hendak bangkit dari ranjan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status