Bagaimana tanggapan bestie dengan sikap Galang yang egois ? Apakah tidak ingin punya anak adalah jalan keluar yang baik? Apakah dengan mendatangi PT Griya Artha Langgeng Jaya membuka kedok ibu Sukma dan pak Pringgo berhasil?
Setiap orang memiliki naluri ingin menang, bahkan ada yang mau menang-menangan, menang sendiri, tidak ada yang mau kalah karena kalah seringkali diidentikkan dengan kelemahan. Ghea merasakan bahwa Galang selalu mau menang sendiri dalam hal prinsip. Tidak mau mengalah, karena menurut Galang mengalah bukan tipenya. Mengalah menunjukkan dia lemah. Untuk menang dari ketakutannya memiliki anak yang akan lahir dengan kelainan mental, dia memilih Ghea tidak hamil dan itu sudah merupakan keputusannya dan tidak bisa diganggu gugat. Ghea tidak tahu ketakutan Galang akan memperoleh keturunan yang mempunyai kelainan mental sangat mempengaruhi pikiran Galang. Untuk mengalihkan ketakutannya Galang melarikan diri dengan mengumbar kemarahannya pada ibu Tutik, ibu Sukma dan Keenan . Galang tahu mereka sedang berembuk untuk menghancurkan Galang. Ghea memandang keluar melalui jendela yang terbuka lebar setelah semalam Galang tidak putus-putusnya membuatnya bergairah, keperkasaan Galang meluluhkan ha
Di kamar Ghea langsung turun dari pelukan Galang, aura marah masih terlihat di wajahnya , kesal, sedih langsung mengganjal di hatinya. “ Mas, jika mas tidak mau punya anak, ada satu jalan yang tepat.” Kata Ghea ketika Galang menghempaskannya ke tempat tidur. “ Apa itu?” tanya Galang. “ Ceraikan aku !” “ Apa ? tidak ada kata cerai dalam hidupku. Dulu aku menceraikan Yasmin karena aku tergila-gial padamu. Sekarang kamu mau cerai ? No !!” kata Galang menatap Ghea, aura kemarahan bercampur kesal terpancar di matanya. Tanpa menghiraukan perkataan Galang, Ghea masuk walkin closet, menguncinya tidak keluar, membiarkan Galang dalam kekalutan pikirannya. Galang berdiri di depan pintu walk in closet, mengetuk pintu perlahan. “ Ghea sayang, kita bicara baik-baik mengenai kehamilanmu. Aku tahu kamu ingin punya anak dari hubungan kita. Akupun , dalam hati kecilku ingin punya anak darimu. Tapi ada ketakutan dalam diriku, jika anak yang kau lahir bisa bermasalah seperti Sinar. Sinar memil
Kepergian Galang kembali ke Kalimantan Timur membuat Ghea kehilangan sosok yang selalu menampakkan dirinya , tidak lepas memeluk, mencium dan memagutnya dalam kekuatan penuh membuat Ghea selalu tersenyum mengingat betapa mereka selalu kelaparan cinta. Tiga tahun pernikahan cinta mereka tak pernah pudar , hasrat dan gairah mereka malah semakin membara. Ghea mengantar Sinar ke sekolah khusus , sekolah swasta yang terkenal di kalangan mereka yang berduit. Sekolah “Buah Hatiku” menurut Ghea pilihan yang tepat untuk menyekolahkan Sinar. Didampingi pengawal dan mbak Marni , Ghea mengantar , menjemput Sinar dan jika waktunya untuk kontrol kesehatannya dan janinnya, Mbak Marni selalu mendampinginya untuk menghindari gosip tidak mengenakkan jika didengar Galang. Bahkan Galang menyetujui usulnya. “ Laporkan setiap saat kemajuan Sinar dan kemajuan Miracle,” kata Galang. Setiap malam mereka video call, Ghea memperlihatkan perutnya yang semakin membesar. “ Sayang.. jika usia kehamilanmu akan
Hidup benar-benar susah diprediksi sesuai dengan keinginan. Ghea dan Galang berencana akan membalas dendam pada ibu Sukma , tante Joani dan komplotannya. Mereka sekarang hidup terpisah, Galang di Kalimantan Timur , Ghea di Jakarta yang setiap saat ibu Sukma didampingi tukang pukulnya merongrong mengambil rumah pondok indah. Ke depan Ghea dan Galang, berencana setelah semuanya beres mereka akan membalas dendam, biarlah saat ini ibu Sukma menikmati kemenangannya. “ Mas, kita lupakan dulu balas dendam, setelah usaha mas berhasil kita selesaikan dendam kita. Jangan tangan mas yang akan memulai usaha dikotori dengan pembalasan dendam.” Kata Ghea ketika mereka berembug mengenai rencana usaha di Kalimantan Timur. " Kalau itu keinginanmu, aku turut saja, memang lebih baik aku fokus pada proyek di Kalinmantan Timur daripada segala urusan balas dendam." Mengenang percakapan mereka sebelum Galang berangkat ke Kalimantan Timur, tiba-tiba sekelabat ingatan muncul dalam benaknya. Diraihn
“ Kamu isteri baru Juda?” tanya wanita yang berdiri di depannya. “ Siapa Juda? Oh ! Galang ? I…yyaa.” Jawab Ghea gugup. “ Hmm… kok selera Juda berubah !” katanya, melihat Ghea dari atas ke bawah yang hanya mengenakan tanktop dan celana pendek jeans yang sudah lusuh seolah-olah menilai Ghea adalah manusia aneh.Matanya berwarna coklat menatap Ghea dengan berani dan tidak sopan. Ghea merasakan dirinya kehabisan napas saat mendengar ucapan terakhir wanita di depannya, menatap dengan tatapan sama. “ Saya ingin melihat ruang kerjaku.” “ Ruang kerja? “ tanya Ghea. Wanita cantik itu tidak memperdulikan Ghea, langsung menerobos masuk , membuka pintu kamar yang sekarang menjadi kamar percintaan Ghea dan Galang. Hanya ada satu sofa, yang mereka sebutkan dengan sofa cinta, piano putih di atas karpet berwarna hijau. “ Mana pianoku?” tanyanya. “ Oh, maaf apakah ibu yang bernama Yasmin?” tanya Ghea dengan alis berkerut penuh tanda tanya. “ Iya. Saya Yasmin Pringgodihardjo , mantan isteri Ju
Ghea mengambil secangkir kopi panas yang baru disajikan mbak Marni, menghirupnya dalam-dalam ingin merasakan kenikmatan aroma harum kopi pahit tanpa gula yang disukai Ghea. Diraupnya ubi goreng ke dalam piring kecil, ditemani sambal bajak khas mbak Marni di masukkan ubi goreng setelah dicolek dengan sambal ke mulutnya. Pahit, pedis terasa di mulutnya, sama seperti hidupku, batin Ghea. Pahit, kata-kata pedis ibu Sukma dan kemarin baru saja dia merasakan kata pedis yang menggetarkan hatinya, perkataan Yasmin . Kehadiran Yasmin ingin dilupakan sementara , Ghea sudah bertekad apapaun yang terjadi, dia harus mempertahankan cintanya, miliknya yang paling berharga. " Aku tidak akan melepaskan , Galang, Sinar dan anak yang kukandung." bisiknya. Sesudah menelpon Ghea untuk mengecek apakah Yasmin masih ada di pondok indah, Galang tidak pernah menelponnya. Tidak seperti kebiasaan Galang, dia akan menelpon jika ada berita bohong yang membuat Ghea galau atau ketakutan. Ancaman telepon, berit
Ghea mencoba menyeimbangkan dirinya , melepas dendam , mulai dengan hidup baru tanpa dendam . Begitu melihat Nyali yang menyeretnya melupakan masa lalu , berusaha seolah-olah tidak pernah ada kejadian yang membuat hubungan mereka terputus. Stres yang dialaminya ketika Galang mulai menginvestasikan modalnya di Kalimantan Timur , janin di kandungnya seakan-akan hilang begitu Nyali yang ceplas ceplos menceritakan kejadian awal dia berkomplot dengan ibu Sukma. Ghea mendengarnya sambil menuang teh hangat bunga telang ke gelas Nyali yang langsung meraihnya dengan suara desis karena kepedasan dan meneguknya. “ Terima kasih, pedas, nikmat dan yummy banget sambel bajaknya.” Kata Nyali yang tetap mengambil pisang goreng , mengolesinya dengan sambal bajak. Ghea tersenyum memandang tingkah Nyali, “ Ngidamnya si jabang bayi atau ngidamnya emaknya.” Kata Ghea . “Huh.. dua-duanya.” Ghea membiarkan Nyali menikmati ubi dan pisang goreng , terheran-heran memandang Nyali seperti sudah lama tidak
Pertemuan Ghea dengan Nyali masih membekas di pikiran Ghea. Berita yang dilontarkan Nyali membuat Ghea ketakutan. Sudah beberapa kali dia menghubungi Galang, tapi tidak berhasil. Bahkan Galang tidak menghubunginya. Jika Ghea tidak menghubungi Nyali pasti dia tidak akan mendapatkan berita terhangat dari Nyali. Ghea berharap masalah Galang cepat dapat diselesaikan, jika tidak ,dia akan terus khawatir apalagi kontak dengan Galang tidak pernah terhubung. Menghadapi permasalahannya Ghea memohon agar Tuhan membantunya mengatasi permasalahan hidupnya, namun Tuhan seolah membiarkannya menghadapinya. Malah masalah baru timbul. Kedatangan Yasmin, mantan isteri Galang membuat Ghea resah.Diambilnya ponsel menekan nomor kontak yang sangat dihafalnya, “ Maaf nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, silahkan coba lagi nanti.” “ Mengapa Galang mematikan ponselnya? tidak biasanya dia mematikan ponselnya ! Setelah menunggu lima belas menit dicobanya lagi menghubungi Galang, jawaban sama. Wajah Ghe