Di ruang meeting Sagara Group, rapat berlangsung dengan sangat serius. Meski Leon tidak melihat kehadiran Hanna dan Natasha, dia tidak berpikiran buruk, dia mengira Natasha berubah pikiran dan memilih istirahat di villa demi kesehatannya, jadi dia tetap tenang memimpin rapat dengan profesional.Keadaan begitu kontras terjadi pada Hanna, dia hampir gila gara-gara mencari Natasha. Tanpa sepengetahuan Leon, dia pergi ke bagian operator CCTV kantor, tapi hasilnya nihil, seseorang sepertinya sengaja mematikan CCTV di ruangan menuju toilet. Tapi Hanna tidak menyerah, sebagai adik Grant, sikap dan mentalnya juga sama terlatihnya seperti kakaknya. Meski dia masih muda dan terlihat imut, tapi dia belajar di akademi militer sebelumnya, juga ahli dalam penyelidikan. Hanna kemudian pergi ke bagian operator CCTV kota, dia berharap segera menemukan Natasha sebelum Leon menyadarinya karena tak peduli berapa kali Hanna membuat panggilan di nomor Natasha, hasilnya selalu berujung ditolak atau
Melihat tubuh Natasha yang sedikit menggigil, Leon menyipitkan matanya dengan marah.“Apa kamu bisa menjelaskan semuanya?” Suara rendah Leon yang sarat amarah membuat tubuh Natasha semakin menggigil, jujur saja dia takut menghadapi Leon sekarang, tapi disisi lainnya dia sendiri juga sangat marah dan muak dengan suaminya itu.Maka dia mengunci mulutnya rapat-rapat dan tidak punya keinginan untuk menjelaskan apapun pada Leon, kedua tangannya ia silangkan di depan dada seolah ia justru menantang kemarahan Leon.Leon yang sudah menahan emosinya beberapa hari ini akhirnya kebakaran seperti ilalang yang kesulut api di musim kemarau.Dia menggebrak pintu lift dengan keras dan mencengkeram dagu Natasha.“Natasha, apa lidahmu dimakan anjing?”Natasha menutup matanya ketakutan, bersamaan itu bulir bening mengalir pelan membasahi pipinya yang putih mulus tanpa cela.Dalam hati Natasha hanya bisa berdoa agar pintu lift segera terbuka dan Leon melepaskannya. Benar saja, pada saat Leon i
Keesokan harinya, Leon sengaja bangun pagi, menelfon Hanna dan menyuruhnya untuk mengantarkan bubur ayam buatan Bibi Jossie ke apartemen Natasha.Meski semalam dia ingin meledak seperti bom, tapi pagi ini lagi-lagi dia menurunkan egonya demi berdamai dengan Natasha. Apalagi orang tuanya baru saja memberikan kabar bahwa mereka akan tiba di Jakarta besok.Jadi mau tidak mau dia harus membuat suasana hati Natasha menjadi baik agar dia tidak terlalu banyak berakting di depan orang tuanya nanti."Natasha bangun! Sarapanmu sudah siap."Tubuh Natasha menggeliat ketika tiba-tiba ia merasakan indra penciumannya terganggu oleh bau bubur ayam di dekatnya.Dia membuka matanya dan perutnya terasa sangat mual saat melihat bubur ayam yang ditaruh Leon di atas meja tak jauh dari tempat tidurnya."Natasha, bibi Jossie membuatkannya...”Natasha dengan cepat menggelengkan kepalanya, dan pada saat yang sama, dia bergegas turun dari kasurnya menuju kamar mandi sambil menutupi hidungnya.Leon men
"Bisakah kita bicara baik-baik?""Tidak, aku tidak punya waktu.""Natasha, aku mohon!"Awalnya Natasha ragu, namun ia melihat ketulusan di mata Angel sehingga Natasha mengangguk.“Kita bicara di halaman belakang.”Angel tersenyum lega.“Jadi, apa yang membuatmu akhirnya meminta maaf padaku?” tanya Natasha sambil meletakkan gelas jus jeruk yang baru saja diberikan oleh pelayan padanya."Aku benci Selena yang terus menerus menekanku."Natasha mengerutkan keningnya, namun dia tidak berkata apa-apa, dia ingin membiarkan Angel menceritakan segalanya padanya. Jadi dia memilih meminum jus jeruknya dengan santai."Dia ingin kamu dan Leon bercerai secepatnya, jadi dia terus menekanku untuk melakukan banyak hal." Lanjutnya.Natasha meletakkan jus jeruknya dan dia menatap Angel dengan ekspresi rumit."Dan soal hubunganku dengan Keenan, sebenarnya dia tidak pernah mencintaiku, dia selalu menganggapku sebagai adiknya.""Tapi kalian pacaran," bantah Natasha setelah sekian lama terdiam.
Di ruangannya, Leon baru ingat kalau Natasha belum muncul sama sekali di hadapannya, dia khawatir Natasha akan berulah lagi di belakangnya, jadi dia menghubungi Hanna.Panggilan terhubung dengan sangat cepat.“Dimana Natasha?”“Nyonya meminta kembali ke villa dan sekarang dia sedang mengobrol dengan Nona Angel.”“Angel?”“Ya Tuan.”“Awasi mereka, jangan sampai Angel mencelakai Natasha.” Suara Leon terdengar waspada.Yang dia tahu adiknya sangat membenci istrinya, begitu juga sebaliknya, mereka bagaikan kucing dan tikus.“Mereka terlihat akrab Tuan.”Dahi Leon berkerut dengan keras.“Tidak mungkin, itu mungkin cara mereka bertengkar, kamu jangan sampai lengah.”Duduk tak jauh dari tempat mengobrol Angel dan Natasha, Hanna berusaha menahan tawanya mendengar kekhawatiran Leon.“Baik Tuan.” Pasrahnya. “Kabari aku secepatnya kalau ada apa-apa dengan Natasha.”“Siap Tuan.”Leon menutup telponnya dan kembali menandatangani beberapa dokumen penting.Di Villa Permata Berkilau.
Melihat pin pelacak lokasi yang ia sematkan di baju Natasha tadi pagi menunjukkan di kamar, Leon tersenyum lega. Dia dengan tenang mengikuti beberapa meeting penting yang sudah disiapkan oleh Grant sesuai jadwalnya, hingga tak terasa sore merangkak lebih cepat, Leon ingin pulang dan bertemu Natasha secepatnya, entah kenapa dia khawatir melihat lokasi Natasha seharian berada di kamar. Dia ingin menelfon Hanna, tapi sejak tadi dia sangat sibuk, jadi dia ingin segera pulang saja, namun Selena mencegahnya. “Leon!” Dia menghadang Leon di depan pintu ruangannya. Leon mendengus kesal, dan segera menepis tangan Selena dari lengannya. Selena terkejut, detik berikutnya mata indahnya menunjukkan ksedihan dan kemalangan yang tak tertahankan. “Apa aku begitu menjijikkan di matamu sekarang?” Leon memainkan rahangnya, dia benci Selena selalu mengungkit masa lalunya ketika di kantor. “Selena, jika kamu ingin membicarakan hal pribadi, kamu salah tempat.” Dia menegurnya dengan te
Muak dengan sikap Leon yang ia anggap hanya berpura-pura, Natasha menepis tangan Leon dengan kasar saat beranjak dari duduknya. Dia berpindah posisi berdiri dan membelakangi Leon dengan tangan memeluk tubuhnya yang bergetar karena isak tangisnya. Leon tercengang melihat reaksi Natasha, dia sudah merendahkan dirinya untuk pertama kali dan meminta maaf, tapi perempuan ini berani sekali menolaknya, dalam pemikiran itu Leon sebenarnya sangat marah dan ingin mencabik-cabik Natasha, tapi dia hamil anaknya sekarang dan kerapuhan hati Natasha saat ini tak tertahankan.“Natasha, kenapa kamu begitu percaya dengan Selena? Apa kamu tidak sadar jika dia sedang mempermainkanmu?” Leon mencoba membuka suaranya lagi setelah terdiam begitu lama.“Dia memutar rekaman suara di ponselnya dan itu benar-benar suaramu, apa kamu mengira aku sangat bodoh dan rekaman itu adalah hasil editan?” Natasha berbalik untuk memelototi Leon dan berkata dengan penuh emosi. Mendengar penjelasan Natasha, Leon menyip
Leon menghentikan langkahnya dan berdiri dengan sedikit linglung. Sementara Natasha terus menyerangnya.“Leon, kalau aku tidak salah kita bahkan sudah melakukannya dua atau tiga kali hingga aku hamil, tapi betapa bodohnya aku tidak mempermasalahkan perasaanmu. Sekarang kalau kamu masih tidak mau menjawabnya aku tidak apa-apa, tapi jangan salahkan aku jika aku terus berasumsi bahwa kamu masih sangat mencintai Selena.”Leon rasanya ingin melakban mulut Natasha yang tidak memberinya waktu.Kepalanya terasa sangat sakit mendengarkan ocehan Natasha, jadi dia justru pergi dan tidak memberinya jawaban apapun.Begitu pintu kamar tertutup, Natasha melempar bantal dengan marah. “Dia benar-benar menyebalkan, apa susahnya menjawab mencintaiku atau tidak, huh.” Mood Natasha benar-benar langsung rusak, rasanya dia tidak ingin melakukan apapun hari ini, segalanya sudah terasa buruk, jadi dia hanya berdiam diri di kamar dan memainkan ponselnya, mengirim pesan ke grup yang berisikan tiga ora
“Apakah akan turun hujan lebat malam ini?”Leon mengerutkan keningnya dan menatap Natasha yang tersenyum menggoda padanya.“Wanita selalu benar.” Dia mengeluh.Natasha terkekeh dan dengan sayang menatap Leon yang sedang cemberut padanya.Dia membelai pipi putih suaminya yang sehalus patung paling sempurna itu sambil tersenyum penuh kebahagiaan.“Aku senang kamu sekarang bisa meminta maaf ketika kamu melakukan kesalahan.”"Saya belajar dengan susah payah." Jawab Leon.“Terima kasih atas usahamu.”Leon hanya bergumam dan dia mengajak Natasha kembali ke apartemennya dan bertanya, "Ini ulang tahun pertamaku bersamamu, tapi kamu tidak membelikanku kue."Natasha tertawa saat menyadarinya.Dia mengusap lengan suaminya dan berkata dengan lembut, "Kupikir satu hadiah akan cukup untuk seseorang yang serius sepertimu.""Hmm lain kali kamu harus membawakannya untukku.""Setuju."Leon tersenyum sambil mengantar Natasha kembali ke apartemennya.sedangkan Natasha, ternyata saat ini dia seperti wanit
Natasha sudah siap dalam balutan gaun berwarna biru lembut yang dibeli Leon beberapa hari lalu, lengkap dengan beberapa makanan di meja makan dan sebuah bros emas berhiaskan berlian asli di tangannya.Namun Leon belum juga datang, padahal waktu sudah hampir jam 9 malam.Natasha menelepon bolak-balik tetapi panggilannya selalu tidak dijawab.Dia mulai khawatir dan khawatir, takut jika Leon terlalu kecewa dan marah padanya tadi sehingga dia tidak pulang malam ini.Membuat Natasha sangat kesal di tempatnya sehingga berulang kali ia duduk dan berdiri lalu mondar-mandir seperti sedang menyetrika pakaian.Dia kemudian menghubungi Grant, karena hanya dia yang mengetahui semua jadwal Leon.Panggilan itu tersambung secepat kilat dan membuat Natasha sedikit lega."Selamat malam, Bu Natasha. Apakah ada yang bisa saya bantu?"Suara ramah Grant segera mencapai telinganya."Apa Leon masih di kantor?""Pak Leon sudah pulang sekitar 20 menit yang lalu. Belum sampai?""Belum, apa menurutmu dia tidak a
Karena sampai saat ini Natasha belum diijinkan oleh Leon untuk pergi ke kantor, maka dari itu dia pergi ke taman dan duduk di ayunan sambil berpikir keras.Dia terus mengingat rangkaian kejadian khusus apa saja yang berkaitan dengan dirinya dan Leon, namun dia tidak dapat menemukannya, dia terus mencoba hingga dia teringat sesuatu."Apakah hari ini ulang tahunnya?"Natasha tersenyum kecil sambil menggeleng saat menyadari Leon sedang marah padanya seperti anak kecil yang ibunya tidak membelikan mainan untuknya.Mengingat kejadian tadi, Natasha merasa ingin tertawa, ia kemudian mempunyai ide untuk memberikan sesuatu di hari ulang tahun Leon, maka ia pun masuk ke dalam villa untuk mencari buku sketsanya.Di saat yang sama, dia menghubungi Angel untuk memastikan."Iya Natasha, ada apa? apa kamu sudah memberi kejutan pada kakakku hari ini?""Jadi, benar ya hari ini hari ulang tahunnya?""iyalah, kenapa? Jangan bilang kamu belum mengucapkannya."Seolah melihat Angel di depannya, Natasha men
"Tante Yola ingin Leon dan Natasha bercerai, apa kamu tidak mau bekerja sama denganku?"Nick yang sedang memeriksa dokumen di ruang kerja pribadinya, mengangkat kepalanya dan melihat ke arah sumber suara yang baru saja memasuki ruangannya.“Sebenarnya aku tidak tertarik bekerjasama denganmu.”"Oh ya?" Selena tertawa sambil berjalan menuju kursi Nick dan melingkarkan lengan rampingnya di leher Nick dari belakang."Come on Nick, kamu bisa mendekati Natasha dan aku akan menjaga Leon, kamu harus berterima kasih padaku karena telah menawarkan kerjasama yang sangat menguntungkan ini."Nick berusaha melepaskan diri dari tangan Selena yang menempel manja di lehernya."Lepas!""Ya Tuhan, baiklah. Bagaimana?""Sejujurnya, tanpa kamu meminta kerja sama, aku sudah bertekad untuk tetap mendekati Natasha. Aku mencintainya sejak kami masih sekolah, dan sampai saat ini aku belum bisa memilikinya?"Tawa Selena semakin lebar."Aku tidak menyangka seorang casanova sepertimu ternyata adalah pejuang cinta
"Leon, umur mommy tidak akan lama lagi, kenapa kamu begitu tidak berperasaan?" Yola memohon dengan air matanya yang menyedihkan.Bukannya kasihan, Leon malah tersenyum mencemooh."Apa mommy tidak takut jika itu menjadi kenyataan?" Leon bertanya dengan sinis."Apa menurutmu mommy berbohong padamu?" Yola berteriak di sela-sela semburan air matanya.“Mommy selalu menggunakan cara ini berulang kali.” Kebencian muncul di wajah Leon yang terlihat semakin muram.Yola yang kehabisan akal untuk membalas perkataan putranya hanya terisak dan terlihat semakin menyedihkan.Di sela-sela pertengkaran mama dan kakaknya, Angel merasa perlu angkat bicara.“Mom, bukannya aku membela Leon, tapi tolong pikirkan perasaan Natasha, sebelumnya dia sudah banyak berkorban hanya untuk memenuhi keinginan Mommy dan menikah dengan Leon yang sama sekali tidak dia cintai dan sekarang mommy menyuruh mereka bercerai, kenapa mommy juga nggak mikirin perasaan tante Andin dan om Yudha?bagaimana jika aku di posisi Natasha
"Bagaimana kabarmu sekarang?" Leon bertanya dengan cemas ketika Natasha menyelesaikan pemeriksaan dokternya."Sedikit lebih baik.""Syukurlah!" Ekspresi panik di wajah Leon berubah menjadi lega."Bolehkah saya pulang sekarang Dok?"“Iya, tapi kamu harus banyak istirahat di rumah.”"OKE." Natasha tersenyum bahagia karena tidak perlu menginap.Leon kemudian membawanya pulang setelah itu."Gimana kondisi mommy?”Leon menggeleng enggan, dia masih sangat kecewa pada Daddynya.Natasha mendengus dan berkata lagi, "kenapa nggak tanya sama Angel?”"Natasha, orang tuaku sekarang memperlakukanmu dengan buruk, kenapa kamu masih baik pada mereka?"“Aku tidak bisa melupakan kebaikan mereka saat itu.”Senyum kebanggaan dan haru tersungging di wajah Leon.Ia lalu mengulurkan tangannya untuk menggenggam lembut tangan Natasha.“Aku tidak salah memilih istri.”Natasha menunduk malu dan tersenyum.Setelah itu dengan santainya dia bertanya pada Leon, "Jadi kamu benar-benar tulus melupakan Selena?"Leon se
“Ma, apa yang terjadi?”"Natasha, kali ini mama tidak akan memaksamu lagi."Natasha mengangkat wajahnya frustasi ditengah kebingungan yang menghampirinya.Seharusnya dia bahagia, namun entah kenapa hatinya terasa sakit dan tak rela berpisah dengan Leon.Padahal sudah jelas dia dan Leon bagaikan minyak dan air."Ma, aku tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Mommy Yola juga marah padaku, tapi kenapa? Kenapa aku harus buru-buru hamil lagi padahal aku baru saja keguguran.""Natasha, jangan salahkan dia! Yola memang seperti itu karena umurnya tidak akan panjang lagi.""Maksudmu?""Penyakit yang dideritanya selama ini akan merenggut nyawanya dalam 10 bulan ke depan, jadi jika kamu dan Leon tetap bersama, percuma saja. Setidaknya kamu diperbolehkan hamil lagi sekitar 6 bulan dari sekarang, dan apakah itu akan menjamin kamu akan hamil lagi?" segera hamil setelah itu?"Refleks Natasha menutup mulutnya karena terkejut, disaat yang sama kekecewaan terpancar dari mata obsidian indahnya.“Mama se
"Kenapa kamu bertengkar dengan Selena di tempat Nyonya Jen? Memalukan."Bukannya membelanya, Leon, si lidah tajam, malah mencelanya.“Kamu takut kekasihmu terluka oleh cakarku?” Natasha meraung marah saat Leon menyalahkannya.Leon memijat keningnya sebentar dan membentak, "Aku hanya ingin kamu menjaga harga dirimu.""Ya, dan kamu lebih suka aku terus diinjak harga diriku olehnya." Teriak Natasha hampir menangis.Hatinya sudah berdarah akibat hinaan Selena, namun Leon tetap membuatnya terpojok.Natasha sangat marah hingga bronkus di paru-parunya seperti meledak, dia lalu membuka pintu mobil dan membantingnya dengan keras.Tidak peduli apa yang dilihat orang-orang di sekitar studio saat ini. Dia berhasil berjalan cepat dan pergi ke jalan utama untuk mencari taksi.Saat berada di dalam mobil, Leon berteriak sambil menggedor-gedor kemudi. Beban kerja di Sagara Group sangat berat malam ini, namun kedua wanita itu memberikan beban yang lebih berat padanya.Leon memejamkan mata dan mengatur
***"Kau benar-benar menyebalkan, Nick." Selena menggerutu kesal saat menjenguk kakak tirinya Nick di rumah sakit.Dia sangat kecewa pada Nick karena tidak bisa tidur dengan Natasha tadi malam.Sebenarnya Selena sudah membayar mahal pegawai hotel untuk memasang kamera tersembunyi di kamar Natasha, namun nyatanya semua itu sia-sia.Alih-alih mendapatkan rekaman Nick dan Natasha menikmati malam bersama, mereka malah mendapatkan Nick yang dipukuli habis-habisan oleh Leon."Dia tiba-tiba datang dan memukuliku, padahal kamu tahu aku tidak bisa membela diri."Amarah menjalar ke wajah tampan Nick yang dihiasi beberapa luka akibat pukulan brutal Leon tadi malam."Kau memang satu-satunya pewaris perusahaan terburuk, harusnya kamu seperti Leon yang hebat dalam segala hal dan tidak hanya pandai bermain kuda dengan perempuan.""Berhentilah menyalahkanku, Sel," geram Nick.“Itu karena kamu tidak bisa diandalkan, Nick.” Selena masih menyalahkannya."Keluar!" Nick akhirnya kehilangan kesabaran dan b