Selena melepas tangan Natasha kasar, lengkap dengan senyum cibiran yang menghiasi wajahnya yang bermakeup tipis namun terlihat elegan dan cantik. Setelahnya dia mengeluarkan ponselnya dan memutar rekaman. “Leon, bagaimana kalau Natasha mengira kamu mencintainya? Aktingmu terlalu bagus.”“Aku tidak peduli, yang jelas aku tidak mencintainya, dan aku tetap akan menceraikannya begitu anak itu lahir, aku akan membawa anakku dan menikahimu.”“Bagaimana kalau dia menolak?”“Dengan bantuan yang sudah kuberikan untuk perusahaan ayahnya, apakah dia akan berani melawanku?” Jantung Natasha membeku di dadanya, untuk sesaat dia merasa dunia telah berhenti sejenak seolah memberi dia ruang untuk menerima semua rasa sakit yang langsung menyebar ke seluruh jiwa dan raganya.Dia terhuyung ke belakang saat tubuhnya tiba-tiba lemah. Menelan semua rasa sakit di dadanya, dia berjalan dengan susah payah keluar dari kantor Sky Group tanpa daya.Hanya berbekal ponsel yang ada di saku baju kerjanya,
Di ruang meeting Sagara Group, rapat berlangsung dengan sangat serius. Meski Leon tidak melihat kehadiran Hanna dan Natasha, dia tidak berpikiran buruk, dia mengira Natasha berubah pikiran dan memilih istirahat di villa demi kesehatannya, jadi dia tetap tenang memimpin rapat dengan profesional.Keadaan begitu kontras terjadi pada Hanna, dia hampir gila gara-gara mencari Natasha. Tanpa sepengetahuan Leon, dia pergi ke bagian operator CCTV kantor, tapi hasilnya nihil, seseorang sepertinya sengaja mematikan CCTV di ruangan menuju toilet. Tapi Hanna tidak menyerah, sebagai adik Grant, sikap dan mentalnya juga sama terlatihnya seperti kakaknya. Meski dia masih muda dan terlihat imut, tapi dia belajar di akademi militer sebelumnya, juga ahli dalam penyelidikan. Hanna kemudian pergi ke bagian operator CCTV kota, dia berharap segera menemukan Natasha sebelum Leon menyadarinya karena tak peduli berapa kali Hanna membuat panggilan di nomor Natasha, hasilnya selalu berujung ditolak atau
Melihat tubuh Natasha yang sedikit menggigil, Leon menyipitkan matanya dengan marah.“Apa kamu bisa menjelaskan semuanya?” Suara rendah Leon yang sarat amarah membuat tubuh Natasha semakin menggigil, jujur saja dia takut menghadapi Leon sekarang, tapi disisi lainnya dia sendiri juga sangat marah dan muak dengan suaminya itu.Maka dia mengunci mulutnya rapat-rapat dan tidak punya keinginan untuk menjelaskan apapun pada Leon, kedua tangannya ia silangkan di depan dada seolah ia justru menantang kemarahan Leon.Leon yang sudah menahan emosinya beberapa hari ini akhirnya kebakaran seperti ilalang yang kesulut api di musim kemarau.Dia menggebrak pintu lift dengan keras dan mencengkeram dagu Natasha.“Natasha, apa lidahmu dimakan anjing?”Natasha menutup matanya ketakutan, bersamaan itu bulir bening mengalir pelan membasahi pipinya yang putih mulus tanpa cela.Dalam hati Natasha hanya bisa berdoa agar pintu lift segera terbuka dan Leon melepaskannya. Benar saja, pada saat Leon i
Keesokan harinya, Leon sengaja bangun pagi, menelfon Hanna dan menyuruhnya untuk mengantarkan bubur ayam buatan Bibi Jossie ke apartemen Natasha.Meski semalam dia ingin meledak seperti bom, tapi pagi ini lagi-lagi dia menurunkan egonya demi berdamai dengan Natasha. Apalagi orang tuanya baru saja memberikan kabar bahwa mereka akan tiba di Jakarta besok.Jadi mau tidak mau dia harus membuat suasana hati Natasha menjadi baik agar dia tidak terlalu banyak berakting di depan orang tuanya nanti."Natasha bangun! Sarapanmu sudah siap."Tubuh Natasha menggeliat ketika tiba-tiba ia merasakan indra penciumannya terganggu oleh bau bubur ayam di dekatnya.Dia membuka matanya dan perutnya terasa sangat mual saat melihat bubur ayam yang ditaruh Leon di atas meja tak jauh dari tempat tidurnya."Natasha, bibi Jossie membuatkannya...”Natasha dengan cepat menggelengkan kepalanya, dan pada saat yang sama, dia bergegas turun dari kasurnya menuju kamar mandi sambil menutupi hidungnya.Leon men
"Bisakah kita bicara baik-baik?""Tidak, aku tidak punya waktu.""Natasha, aku mohon!"Awalnya Natasha ragu, namun ia melihat ketulusan di mata Angel sehingga Natasha mengangguk.“Kita bicara di halaman belakang.”Angel tersenyum lega.“Jadi, apa yang membuatmu akhirnya meminta maaf padaku?” tanya Natasha sambil meletakkan gelas jus jeruk yang baru saja diberikan oleh pelayan padanya."Aku benci Selena yang terus menerus menekanku."Natasha mengerutkan keningnya, namun dia tidak berkata apa-apa, dia ingin membiarkan Angel menceritakan segalanya padanya. Jadi dia memilih meminum jus jeruknya dengan santai."Dia ingin kamu dan Leon bercerai secepatnya, jadi dia terus menekanku untuk melakukan banyak hal." Lanjutnya.Natasha meletakkan jus jeruknya dan dia menatap Angel dengan ekspresi rumit."Dan soal hubunganku dengan Keenan, sebenarnya dia tidak pernah mencintaiku, dia selalu menganggapku sebagai adiknya.""Tapi kalian pacaran," bantah Natasha setelah sekian lama terdiam.
Di ruangannya, Leon baru ingat kalau Natasha belum muncul sama sekali di hadapannya, dia khawatir Natasha akan berulah lagi di belakangnya, jadi dia menghubungi Hanna.Panggilan terhubung dengan sangat cepat.“Dimana Natasha?”“Nyonya meminta kembali ke villa dan sekarang dia sedang mengobrol dengan Nona Angel.”“Angel?”“Ya Tuan.”“Awasi mereka, jangan sampai Angel mencelakai Natasha.” Suara Leon terdengar waspada.Yang dia tahu adiknya sangat membenci istrinya, begitu juga sebaliknya, mereka bagaikan kucing dan tikus.“Mereka terlihat akrab Tuan.”Dahi Leon berkerut dengan keras.“Tidak mungkin, itu mungkin cara mereka bertengkar, kamu jangan sampai lengah.”Duduk tak jauh dari tempat mengobrol Angel dan Natasha, Hanna berusaha menahan tawanya mendengar kekhawatiran Leon.“Baik Tuan.” Pasrahnya. “Kabari aku secepatnya kalau ada apa-apa dengan Natasha.”“Siap Tuan.”Leon menutup telponnya dan kembali menandatangani beberapa dokumen penting.Di Villa Permata Berkilau.
Melihat pin pelacak lokasi yang ia sematkan di baju Natasha tadi pagi menunjukkan di kamar, Leon tersenyum lega. Dia dengan tenang mengikuti beberapa meeting penting yang sudah disiapkan oleh Grant sesuai jadwalnya, hingga tak terasa sore merangkak lebih cepat, Leon ingin pulang dan bertemu Natasha secepatnya, entah kenapa dia khawatir melihat lokasi Natasha seharian berada di kamar. Dia ingin menelfon Hanna, tapi sejak tadi dia sangat sibuk, jadi dia ingin segera pulang saja, namun Selena mencegahnya. “Leon!” Dia menghadang Leon di depan pintu ruangannya. Leon mendengus kesal, dan segera menepis tangan Selena dari lengannya. Selena terkejut, detik berikutnya mata indahnya menunjukkan ksedihan dan kemalangan yang tak tertahankan. “Apa aku begitu menjijikkan di matamu sekarang?” Leon memainkan rahangnya, dia benci Selena selalu mengungkit masa lalunya ketika di kantor. “Selena, jika kamu ingin membicarakan hal pribadi, kamu salah tempat.” Dia menegurnya dengan te
Muak dengan sikap Leon yang ia anggap hanya berpura-pura, Natasha menepis tangan Leon dengan kasar saat beranjak dari duduknya. Dia berpindah posisi berdiri dan membelakangi Leon dengan tangan memeluk tubuhnya yang bergetar karena isak tangisnya. Leon tercengang melihat reaksi Natasha, dia sudah merendahkan dirinya untuk pertama kali dan meminta maaf, tapi perempuan ini berani sekali menolaknya, dalam pemikiran itu Leon sebenarnya sangat marah dan ingin mencabik-cabik Natasha, tapi dia hamil anaknya sekarang dan kerapuhan hati Natasha saat ini tak tertahankan.“Natasha, kenapa kamu begitu percaya dengan Selena? Apa kamu tidak sadar jika dia sedang mempermainkanmu?” Leon mencoba membuka suaranya lagi setelah terdiam begitu lama.“Dia memutar rekaman suara di ponselnya dan itu benar-benar suaramu, apa kamu mengira aku sangat bodoh dan rekaman itu adalah hasil editan?” Natasha berbalik untuk memelototi Leon dan berkata dengan penuh emosi. Mendengar penjelasan Natasha, Leon menyip
Dia memijat bagian tengah pelipisnya dan membenturkan kepalanya ke sandaran kursinya.Rasanya dia ingin pergi jauh sekarang untuk menenangkan diri, tapi kemana?'Keenan’Nama itu terlintas begitu saja di benaknya dan dia merasa perlu pergi sebentar untuk bertemu Keenan, tidak peduli nati seberapa keras semua orang mencarinya.Ya, Natasha merasa yakin dengan idenya.Dia segera bangkit dari tempat duduknya dan mengambil tasnya, namun di saat yang sama, seseorang mengetuk pintunya.Natasha mengurungkan niatnya untuk meninggalkan mejanya dan berkata kepada seseorang yang mengetuk pintu, "Masuk!"Pintu kamar terbuka dan seorang gadis muda mendatanginya, dia terlihat begitu sopan dan ramah.Natasha mengerutkan keningnya karena selama dia bekerja di Sagara group, dia baru pertama kali bertemu dengan gadis itu."Perkenalkan saya Lucya, asisten Bu Natasha di kantor." ucapnya dengan senyuman manis yang mengembang di bibirnya."Oh kamu yang menggantikanku di kantor ketika aku tidak ma
Untuk pertama kalinya Leon gemas menghadapi tatapan manis Natasha dengan setengah memohon seperti itu, membuat dirinya canggung, meski tak dipungkiri hatinya sangat bahagia saat ini.Pada akhirnya wanita keras kepala yang dulunya anti padanya, kini meminta izin untuk jatuh cinta padanya, betapa bahagianya.Leon tersenyum sedikit lebih lebar dengan tatapan mata yang lebih lembut dari biasanya, kembali menatap Natasha sambil mengulurkan tangannya untuk membelai lembut pipi istrinya."Tidak apa-apa, tapi aku tidak bisa menjanjikan apa pun saat ini."Senyum Natasha semakin lebar dan ia pun segera mendekat untuk semakin memeluk suaminya."Its okey, thank you Leon.”Leon membalas pelukannya sambil membelai lembut rambut Natasha dan menciumnya.Saat ini hanya rasa kasihan yang menyelimuti hatinya, dan hal itulah yang membuat Leon ingin lebih peduli dan memperhatikan Natasha. Apalagi sejak dia mengetahui kalau Selena telah menyakitinya.Ya, dia pasti tidak akan tinggal diam, karena L
Natasha yang masih meringis kesakitan hanya membenamkan wajahnya ke dada Leon dan tidak mengatakan apapun. Sebaliknya, dia terus menangis seperti anak kecil yang mengeluh kepada ayahnya.Leon menggeleng melihat kelakuan konyol Natasha.Leon kemudian tidak bertanya lagi dan terus berjalan hingga sampai di mobil, dia menurunkan Natasha perlahan sebelum membuka pintu mobil dan membantunya duduk.Setelah itu dia berjalan mengitari mobil dan duduk di kursi pengemudi."Bisakah kamu berhenti menangis sebentar? Kita akan ke rumah sakit sekarang."Natasha berhenti menangis dan mengangguk.Sementara itu, Leon entah kenapa membuatnya mengira Selena telah menyakitinya, namun Natasha tidak berani berbicara langsung padanya.Mendengar hal itu, Leon melirik Natasha sekali lagi dan rasa kasihan melintas di matanya.Ia kemudian kembali fokus mengemudi dan tidak bertanya apa pun lagi, ia ingin memberikan ruang bagi Natasha untuk menenangkan diri.Maybach hitam tiba di rumah sakit, Leon memanggil perawa
"Lepas!" Bentak Natasha.Selena tersenyum jahat sambil melepas Natasha dengan kasar , detik berikutnya dua orang perempuan suruhan Selena kembali memegangi tangannya dengan erat."Apa yang kamu inginkan?"Bibir Selena bergerak ke atas dengan sinis, lengkap dengan matanya yang menyipit tajam, mencemooh."Suruh dia meminumnya!” Selena memerintah salah satu orang suruhannya. Segera dia dipaksa meminum minuman dari botol kecil yang Natasha yakini itu adalah minuman penggugur kandungan.Untuk itu dia menggelengkan kepalanya dengan kuat."Hanya ingin memberimu minum, kenapa kamu begitu takut?" Ejek Selena dengan sorot matanya yang hampir terlihat seperti wanita iblis."Tidak! Aku yakin kamu pasti telah mencampurkan obat ke dalamnya.”Selena tertawa."Bagaimana kalau itu benar?" Selena membenarkannya.Membuat air mata di mata obsidian Natasha akhirnya luruh juga, tentu saja ia ketakutan.Semasa hidupnya, baru kali ini ia mengalami penyiksaan kejam seperti sekarang.Natasha me
Sesuai permintaan Leon, akhirnya Natasha datang ke Studio Kecantikan Madam Jen jam 9.Tiba di sana, ia langsung disambut oleh Madam Jen, asistennya bahkan seluruh karyawan.Natasha merasa tersanjung dengan sambutan mereka, padahal ini bukan pertama kalinya dia kesini, tapi hari ini penyambutannya sangat berbeda, apa karena Leon sendiri yang memesankannya untuknya?"Suatu kehormatan bagi kami Nyonya Leon untuk datang ke Studio kami untuk yang kesekian kalinya." Madam Jen berkata dengan senyum yang mengembang di wajahnya."Aku suka pelayanan di sini.""Terima kasih, Nyonya Leon."Natasha mengangguk dengan senyumnya yang ramah."Kalau begitu ikutlah dengan saya, Nyonya Leon." Undang Nyonya Jen.Dia sendiri yang akan melayani Natasha hari ini sesuai permintaan Leon."Baik Nyonya."Natasha kemudian mengikuti Madam Jen menuju lantai 3 dan memasuki sebuah ruangan besar dengan alat perawatan kecantikan yang super lengkap.6 jam kemudian, Natasha keluar dari ruangan dengan penampilan yang luar
Tanpa mengetahui apa yang Angel rencanakan untuknya, Natasha yang saat ini masih sibuk dengan sketsa desainnya ,tiba-tiba mendapati ponselnya berdering, dia melirik ke ID penelepon dan tertera nama 'Leon' di layar ponsel.Natasha mengabaikannya dan memilih fokus pada sketsa desainnya.Namun, telepon berdering lagi dengan nama yang sama.Natasha tahu hal itu akan terjadi, namun dia tetap mengabaikannya.Dia hanya mengambil ponselnya untuk mengubah pengaturan suara di ponselnya menjadi senyap dan hanya menyala tanpa suara saat ada panggilan.Jadi dia tidak merasa terganggu sekarang.Namun, sepuluh menit kemudian..."Kamu mengabaikan telfonku?”Natasha kaget karena suara Leon tiba-tiba terdengar di telinganya dan sosok dinginnya sudah berdiri di hadapannya dengan tatapan tajam.Natasha sangat terkejut hingga merasa dia melihat hantu tampan sekarang."Aku nggak tahu." Jawab Natasha sedikit tergagap."Tidak tahu? ponselmu ada di depanmu dan kamu tidak tahu? Alasanmu sangat klasi
“Apa maksudmu menyuruh Daddy menaruhku magang di kantor cabang?”“Itu lebih baik.” Suara Leon terdengar dingin dan acuh tak acuh.Angel menggeleng tak percaya.“Apa kamu dendam pada adikmu sendiri Leon? Atau kamu takut aku akan semakin sering memergoki Selena datang ke ruanganmu dan memelukmu?”“Keluar!” Leon memerintah dengan suara rendah.Mendengarnya, dada Natasha terasa sesak dan matanya tiba-tiba perih.Dia urung membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan Leon karena mendengar suara heels milik Angel yang menghentak semakin keras ke arahnya.Dia berjalan mundur dan hendak berbalik ketika tiba-tiba tubuhnya menabrak seseorang."Saya minta maaf." Natasha segera meminta maaf saat mengetahui yang ditabraknya adalah Jay Alex yang ia tahu sebagai mitra bisnis Leon dalam proyek barunya.“Tidak apa-apa, kamu baik-baik saja?” Jay mengkhawatirkannya.Natasha mengangguk disertai senyum tipisnya yang malu-malu.Bagaimana tidak, Jay sangat berbeda dengan Regan, sifatnya yang lembut d
“Kita masih saling mencintai mantan kekasih masing-masing, tapi kenapa harus memaksa untuk berpisah? Pernikahan ini hanyalah perjodohan dan tanpa cinta, kenapa kita tidak saling membebaskan diri saja daripada seperti ini?”Meski Natasha benar, tapi entah kenapa Leon sangat tidak setuju.“Begitukah arti pernikahan ini bagimu?”“Bukannya kenyataannya memang seperti itu?” Leon menyipitkan matanya dengan tajam dan dia mencengkeram dagu Natasha saat membuat jarak yang begitu dekat dengan istrinya. “Tidak!” Suara Leon sangat rendah, setengah berbisik, namun terdengar sarat amarah.Saat mendengar penolakan dari Leon yang sangat tidak sesuai dengan kenyataannya, bronkus di paru-paru Natasha justru ingin meledak karena marah. Dia memalingkan wajahnya dan menjauh dari Leon, kembali menimbun tubuhnya di bawah selimut.“Natasha ingat! kemarin adalah terakhir kalinya kamu bertemu dia di belakangku, kalau tidak...”“Kalau tidak apa?” Natasha yang sangat marah dan masih bisa mendengar se
Berbeda dengan Leon, Natasha merasa sangat damai dan tenang saat berada dalam pelukan Keenan. Meski keduanya tak berkata apa-apa, namun mereka sangat bahagia dengan posisinya saat ini.Hingga manajer Keenan mendatangi mereka dan berdehem."Sorry ganggu, tapi Keenan sudah waktunya berangkat."Natasha dan Keenan melepas pelukannya dengan canggung dan mengangguk."Kalau begitu aku pergi dulu. Safe flight!""Ya, jaga dirimu juga baik-baik."Natasha mengangguk dan dia melambaikan tangannya sambil kembali menatap Keenan yang juga melakukan hal yang sama padanya.Dia berbalik dan meninggalkan ruang tunggu ketika punggung Keenan sudah berada di titik jauh pandangannya.Namun begitu keluar dari executive lounge, Natasha tidak menemukan Angel, dia mencoba menghubunginya namun sekeras apapun dia menghubungi adik iparnya itu, panggilan tetap tidak terjawab.Natasha putus asa dan dia memutuskan untuk mencari taksi, namun seseorang tiba-tiba menarik tanganya."Natasha!"Natasha kaget lua