Tiba di ruangan dokter Risa, Natasha lebih banyak diam, meski sesekali wajahnya menampakkan senyuman kecil, sementara Leon yang sibuk menjelaskan ini dan itu sesuai keluhan Natasha berdasarkan yang ia tahu dari Hanna atau Bibi Jossie. Begitu selesai pemeriksaan, Natasha baru bisa membuka mulutnya.“Yunka bilang posisiku di kantor sudah ada yang menggantikannya.”Leon tidak langsung menjawab, dia justru menggandeng tangan Natasha masuk ke mobil lebih dulu sambil menunggu Jimmy mengambil obat untuk Natasha.“Dia hanya sebagai asistenmu di kantor, itu berarti kapanpun kamu mau kembali bekerja asal kamu sehat, aku tidak masalah.” Jawab Leon begitu mereka sudah berada di mobil.Natasha merasa lega, kemarahan yang sudah ia persiapkan lenyap seketika. “Terimakasih.” Katanya malu-malu.“Tugasku hari ini sudah aku alihkan semuanya pada Grant, kalau kamu ingin kutemani pulang, aku tidak akan ke kantor.”“Tidak apa-apa kalau mau pergi, aku ingin pergi ke cafe dengan Angel.”“Kamu deka
Leon yang sudah mabuk berat tidak bisa menjawab, ia segera melewati Natasha dan berjalan dengan susah payah dibantu oleh Grant.Begitu sampai di tempat tidur, Leon langsung membanting tubuhnya.Grant menghampiri Natasha dan dia membungkuk sedikit untuk meminta maaf."Maafkan saya Nyonya karena mengabaikan panggilan telepon anda, saya dari tadi menemani Tuan Leon."Natasha mendengus dan melambaikan tangannya."Lupakan dan keluar sekarang!""Baik, Nyonya."Grant kemudian keluar dan menutup pintu dengan sangat sopan."Leon, sebenarnya apa yang terjadi padamu? Kenapa kamu mabuk seperti ini?"Leon yang matanya terpejam justru memanggil nama Selena."Selena...”"kamu benar, aku ternyata masih menyimpan perasaan terhadapmu dan aku cemburu."Mendengar rintihan Leon tentang perasaannya, Natasha sakit hati.Dia keluar dari kamar dan memanggil Bibi Jossie."Bi, apa Leon biasa mabuk seperti ini dulu?""Biasanya Pak Leon akan mabuk berat jika dia merasa frustasi, Nyonya.""Apakah d
Mendengar jawaban Natasha, Leon kembali melepaskan tangannya. Jawaban itu entah kenapa membuat hatinya sakit, walaupun Natasha tidak sepenuhnya benar."Aku pergi dulu, Angel sudah menungguku di bawah."Natasha pergi tanpa menunggu jawaban dari suaminya. Dalam benaknya dia ingin bertemu Keenan secepatnya sebelum terlambat.Begitu Natasha dan Angel pergi, Leon merasa sangat tidak terorganisir. Dia yang belum sempat membersihkan diri segera kembali ke kamarnya dan mengambil kunci mobil untuk mengikuti mereka.Sedangkan Angel yang tidak mengetahui kalau Leon mengikuti mobilnya terus melaju kencang hingga tiba di bandara.Sesampainya di bandara, Natasha dan Angel langsung mencari keberadaan Keenan.Beruntung mereka belum terlambat, Keenan masih berada di executive lounge menunggu pemberangkatan.Pengorbanan Angel untuk Natasha pun tidak sia-sia, dengan usahanya juga Natasha berhasil masuk ke executive lounge untuk mencari Keenan.Leon yang sejak tadi memperhatikannya dari jauh meng
Berbeda dengan Leon, Natasha merasa sangat damai dan tenang saat berada dalam pelukan Keenan. Meski keduanya tak berkata apa-apa, namun mereka sangat bahagia dengan posisinya saat ini.Hingga manajer Keenan mendatangi mereka dan berdehem."Sorry ganggu, tapi Keenan sudah waktunya berangkat."Natasha dan Keenan melepas pelukannya dengan canggung dan mengangguk."Kalau begitu aku pergi dulu. Safe flight!""Ya, jaga dirimu juga baik-baik."Natasha mengangguk dan dia melambaikan tangannya sambil kembali menatap Keenan yang juga melakukan hal yang sama padanya.Dia berbalik dan meninggalkan ruang tunggu ketika punggung Keenan sudah berada di titik jauh pandangannya.Namun begitu keluar dari executive lounge, Natasha tidak menemukan Angel, dia mencoba menghubunginya namun sekeras apapun dia menghubungi adik iparnya itu, panggilan tetap tidak terjawab.Natasha putus asa dan dia memutuskan untuk mencari taksi, namun seseorang tiba-tiba menarik tanganya."Natasha!"Natasha kaget lua
“Kita masih saling mencintai mantan kekasih masing-masing, tapi kenapa harus memaksa untuk berpisah? Pernikahan ini hanyalah perjodohan dan tanpa cinta, kenapa kita tidak saling membebaskan diri saja daripada seperti ini?”Meski Natasha benar, tapi entah kenapa Leon sangat tidak setuju.“Begitukah arti pernikahan ini bagimu?”“Bukannya kenyataannya memang seperti itu?” Leon menyipitkan matanya dengan tajam dan dia mencengkeram dagu Natasha saat membuat jarak yang begitu dekat dengan istrinya. “Tidak!” Suara Leon sangat rendah, setengah berbisik, namun terdengar sarat amarah.Saat mendengar penolakan dari Leon yang sangat tidak sesuai dengan kenyataannya, bronkus di paru-paru Natasha justru ingin meledak karena marah. Dia memalingkan wajahnya dan menjauh dari Leon, kembali menimbun tubuhnya di bawah selimut.“Natasha ingat! kemarin adalah terakhir kalinya kamu bertemu dia di belakangku, kalau tidak...”“Kalau tidak apa?” Natasha yang sangat marah dan masih bisa mendengar se
“Apa maksudmu menyuruh Daddy menaruhku magang di kantor cabang?”“Itu lebih baik.” Suara Leon terdengar dingin dan acuh tak acuh.Angel menggeleng tak percaya.“Apa kamu dendam pada adikmu sendiri Leon? Atau kamu takut aku akan semakin sering memergoki Selena datang ke ruanganmu dan memelukmu?”“Keluar!” Leon memerintah dengan suara rendah.Mendengarnya, dada Natasha terasa sesak dan matanya tiba-tiba perih.Dia urung membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan Leon karena mendengar suara heels milik Angel yang menghentak semakin keras ke arahnya.Dia berjalan mundur dan hendak berbalik ketika tiba-tiba tubuhnya menabrak seseorang."Saya minta maaf." Natasha segera meminta maaf saat mengetahui yang ditabraknya adalah Jay Alex yang ia tahu sebagai mitra bisnis Leon dalam proyek barunya.“Tidak apa-apa, kamu baik-baik saja?” Jay mengkhawatirkannya.Natasha mengangguk disertai senyum tipisnya yang malu-malu.Bagaimana tidak, Jay sangat berbeda dengan Regan, sifatnya yang lembut d
Tanpa mengetahui apa yang Angel rencanakan untuknya, Natasha yang saat ini masih sibuk dengan sketsa desainnya ,tiba-tiba mendapati ponselnya berdering, dia melirik ke ID penelepon dan tertera nama 'Leon' di layar ponsel.Natasha mengabaikannya dan memilih fokus pada sketsa desainnya.Namun, telepon berdering lagi dengan nama yang sama.Natasha tahu hal itu akan terjadi, namun dia tetap mengabaikannya.Dia hanya mengambil ponselnya untuk mengubah pengaturan suara di ponselnya menjadi senyap dan hanya menyala tanpa suara saat ada panggilan.Jadi dia tidak merasa terganggu sekarang.Namun, sepuluh menit kemudian..."Kamu mengabaikan telfonku?”Natasha kaget karena suara Leon tiba-tiba terdengar di telinganya dan sosok dinginnya sudah berdiri di hadapannya dengan tatapan tajam.Natasha sangat terkejut hingga merasa dia melihat hantu tampan sekarang."Aku nggak tahu." Jawab Natasha sedikit tergagap."Tidak tahu? ponselmu ada di depanmu dan kamu tidak tahu? Alasanmu sangat klasi
Sesuai permintaan Leon, akhirnya Natasha datang ke Studio Kecantikan Madam Jen jam 9.Tiba di sana, ia langsung disambut oleh Madam Jen, asistennya bahkan seluruh karyawan.Natasha merasa tersanjung dengan sambutan mereka, padahal ini bukan pertama kalinya dia kesini, tapi hari ini penyambutannya sangat berbeda, apa karena Leon sendiri yang memesankannya untuknya?"Suatu kehormatan bagi kami Nyonya Leon untuk datang ke Studio kami untuk yang kesekian kalinya." Madam Jen berkata dengan senyum yang mengembang di wajahnya."Aku suka pelayanan di sini.""Terima kasih, Nyonya Leon."Natasha mengangguk dengan senyumnya yang ramah."Kalau begitu ikutlah dengan saya, Nyonya Leon." Undang Nyonya Jen.Dia sendiri yang akan melayani Natasha hari ini sesuai permintaan Leon."Baik Nyonya."Natasha kemudian mengikuti Madam Jen menuju lantai 3 dan memasuki sebuah ruangan besar dengan alat perawatan kecantikan yang super lengkap.6 jam kemudian, Natasha keluar dari ruangan dengan penampilan yang luar
Dia memijat bagian tengah pelipisnya dan membenturkan kepalanya ke sandaran kursinya.Rasanya dia ingin pergi jauh sekarang untuk menenangkan diri, tapi kemana?'Keenan’Nama itu terlintas begitu saja di benaknya dan dia merasa perlu pergi sebentar untuk bertemu Keenan, tidak peduli nati seberapa keras semua orang mencarinya.Ya, Natasha merasa yakin dengan idenya.Dia segera bangkit dari tempat duduknya dan mengambil tasnya, namun di saat yang sama, seseorang mengetuk pintunya.Natasha mengurungkan niatnya untuk meninggalkan mejanya dan berkata kepada seseorang yang mengetuk pintu, "Masuk!"Pintu kamar terbuka dan seorang gadis muda mendatanginya, dia terlihat begitu sopan dan ramah.Natasha mengerutkan keningnya karena selama dia bekerja di Sagara group, dia baru pertama kali bertemu dengan gadis itu."Perkenalkan saya Lucya, asisten Bu Natasha di kantor." ucapnya dengan senyuman manis yang mengembang di bibirnya."Oh kamu yang menggantikanku di kantor ketika aku tidak ma
Untuk pertama kalinya Leon gemas menghadapi tatapan manis Natasha dengan setengah memohon seperti itu, membuat dirinya canggung, meski tak dipungkiri hatinya sangat bahagia saat ini.Pada akhirnya wanita keras kepala yang dulunya anti padanya, kini meminta izin untuk jatuh cinta padanya, betapa bahagianya.Leon tersenyum sedikit lebih lebar dengan tatapan mata yang lebih lembut dari biasanya, kembali menatap Natasha sambil mengulurkan tangannya untuk membelai lembut pipi istrinya."Tidak apa-apa, tapi aku tidak bisa menjanjikan apa pun saat ini."Senyum Natasha semakin lebar dan ia pun segera mendekat untuk semakin memeluk suaminya."Its okey, thank you Leon.”Leon membalas pelukannya sambil membelai lembut rambut Natasha dan menciumnya.Saat ini hanya rasa kasihan yang menyelimuti hatinya, dan hal itulah yang membuat Leon ingin lebih peduli dan memperhatikan Natasha. Apalagi sejak dia mengetahui kalau Selena telah menyakitinya.Ya, dia pasti tidak akan tinggal diam, karena L
Natasha yang masih meringis kesakitan hanya membenamkan wajahnya ke dada Leon dan tidak mengatakan apapun. Sebaliknya, dia terus menangis seperti anak kecil yang mengeluh kepada ayahnya.Leon menggeleng melihat kelakuan konyol Natasha.Leon kemudian tidak bertanya lagi dan terus berjalan hingga sampai di mobil, dia menurunkan Natasha perlahan sebelum membuka pintu mobil dan membantunya duduk.Setelah itu dia berjalan mengitari mobil dan duduk di kursi pengemudi."Bisakah kamu berhenti menangis sebentar? Kita akan ke rumah sakit sekarang."Natasha berhenti menangis dan mengangguk.Sementara itu, Leon entah kenapa membuatnya mengira Selena telah menyakitinya, namun Natasha tidak berani berbicara langsung padanya.Mendengar hal itu, Leon melirik Natasha sekali lagi dan rasa kasihan melintas di matanya.Ia kemudian kembali fokus mengemudi dan tidak bertanya apa pun lagi, ia ingin memberikan ruang bagi Natasha untuk menenangkan diri.Maybach hitam tiba di rumah sakit, Leon memanggil perawa
"Lepas!" Bentak Natasha.Selena tersenyum jahat sambil melepas Natasha dengan kasar , detik berikutnya dua orang perempuan suruhan Selena kembali memegangi tangannya dengan erat."Apa yang kamu inginkan?"Bibir Selena bergerak ke atas dengan sinis, lengkap dengan matanya yang menyipit tajam, mencemooh."Suruh dia meminumnya!” Selena memerintah salah satu orang suruhannya. Segera dia dipaksa meminum minuman dari botol kecil yang Natasha yakini itu adalah minuman penggugur kandungan.Untuk itu dia menggelengkan kepalanya dengan kuat."Hanya ingin memberimu minum, kenapa kamu begitu takut?" Ejek Selena dengan sorot matanya yang hampir terlihat seperti wanita iblis."Tidak! Aku yakin kamu pasti telah mencampurkan obat ke dalamnya.”Selena tertawa."Bagaimana kalau itu benar?" Selena membenarkannya.Membuat air mata di mata obsidian Natasha akhirnya luruh juga, tentu saja ia ketakutan.Semasa hidupnya, baru kali ini ia mengalami penyiksaan kejam seperti sekarang.Natasha me
Sesuai permintaan Leon, akhirnya Natasha datang ke Studio Kecantikan Madam Jen jam 9.Tiba di sana, ia langsung disambut oleh Madam Jen, asistennya bahkan seluruh karyawan.Natasha merasa tersanjung dengan sambutan mereka, padahal ini bukan pertama kalinya dia kesini, tapi hari ini penyambutannya sangat berbeda, apa karena Leon sendiri yang memesankannya untuknya?"Suatu kehormatan bagi kami Nyonya Leon untuk datang ke Studio kami untuk yang kesekian kalinya." Madam Jen berkata dengan senyum yang mengembang di wajahnya."Aku suka pelayanan di sini.""Terima kasih, Nyonya Leon."Natasha mengangguk dengan senyumnya yang ramah."Kalau begitu ikutlah dengan saya, Nyonya Leon." Undang Nyonya Jen.Dia sendiri yang akan melayani Natasha hari ini sesuai permintaan Leon."Baik Nyonya."Natasha kemudian mengikuti Madam Jen menuju lantai 3 dan memasuki sebuah ruangan besar dengan alat perawatan kecantikan yang super lengkap.6 jam kemudian, Natasha keluar dari ruangan dengan penampilan yang luar
Tanpa mengetahui apa yang Angel rencanakan untuknya, Natasha yang saat ini masih sibuk dengan sketsa desainnya ,tiba-tiba mendapati ponselnya berdering, dia melirik ke ID penelepon dan tertera nama 'Leon' di layar ponsel.Natasha mengabaikannya dan memilih fokus pada sketsa desainnya.Namun, telepon berdering lagi dengan nama yang sama.Natasha tahu hal itu akan terjadi, namun dia tetap mengabaikannya.Dia hanya mengambil ponselnya untuk mengubah pengaturan suara di ponselnya menjadi senyap dan hanya menyala tanpa suara saat ada panggilan.Jadi dia tidak merasa terganggu sekarang.Namun, sepuluh menit kemudian..."Kamu mengabaikan telfonku?”Natasha kaget karena suara Leon tiba-tiba terdengar di telinganya dan sosok dinginnya sudah berdiri di hadapannya dengan tatapan tajam.Natasha sangat terkejut hingga merasa dia melihat hantu tampan sekarang."Aku nggak tahu." Jawab Natasha sedikit tergagap."Tidak tahu? ponselmu ada di depanmu dan kamu tidak tahu? Alasanmu sangat klasi
“Apa maksudmu menyuruh Daddy menaruhku magang di kantor cabang?”“Itu lebih baik.” Suara Leon terdengar dingin dan acuh tak acuh.Angel menggeleng tak percaya.“Apa kamu dendam pada adikmu sendiri Leon? Atau kamu takut aku akan semakin sering memergoki Selena datang ke ruanganmu dan memelukmu?”“Keluar!” Leon memerintah dengan suara rendah.Mendengarnya, dada Natasha terasa sesak dan matanya tiba-tiba perih.Dia urung membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan Leon karena mendengar suara heels milik Angel yang menghentak semakin keras ke arahnya.Dia berjalan mundur dan hendak berbalik ketika tiba-tiba tubuhnya menabrak seseorang."Saya minta maaf." Natasha segera meminta maaf saat mengetahui yang ditabraknya adalah Jay Alex yang ia tahu sebagai mitra bisnis Leon dalam proyek barunya.“Tidak apa-apa, kamu baik-baik saja?” Jay mengkhawatirkannya.Natasha mengangguk disertai senyum tipisnya yang malu-malu.Bagaimana tidak, Jay sangat berbeda dengan Regan, sifatnya yang lembut d
“Kita masih saling mencintai mantan kekasih masing-masing, tapi kenapa harus memaksa untuk berpisah? Pernikahan ini hanyalah perjodohan dan tanpa cinta, kenapa kita tidak saling membebaskan diri saja daripada seperti ini?”Meski Natasha benar, tapi entah kenapa Leon sangat tidak setuju.“Begitukah arti pernikahan ini bagimu?”“Bukannya kenyataannya memang seperti itu?” Leon menyipitkan matanya dengan tajam dan dia mencengkeram dagu Natasha saat membuat jarak yang begitu dekat dengan istrinya. “Tidak!” Suara Leon sangat rendah, setengah berbisik, namun terdengar sarat amarah.Saat mendengar penolakan dari Leon yang sangat tidak sesuai dengan kenyataannya, bronkus di paru-paru Natasha justru ingin meledak karena marah. Dia memalingkan wajahnya dan menjauh dari Leon, kembali menimbun tubuhnya di bawah selimut.“Natasha ingat! kemarin adalah terakhir kalinya kamu bertemu dia di belakangku, kalau tidak...”“Kalau tidak apa?” Natasha yang sangat marah dan masih bisa mendengar se
Berbeda dengan Leon, Natasha merasa sangat damai dan tenang saat berada dalam pelukan Keenan. Meski keduanya tak berkata apa-apa, namun mereka sangat bahagia dengan posisinya saat ini.Hingga manajer Keenan mendatangi mereka dan berdehem."Sorry ganggu, tapi Keenan sudah waktunya berangkat."Natasha dan Keenan melepas pelukannya dengan canggung dan mengangguk."Kalau begitu aku pergi dulu. Safe flight!""Ya, jaga dirimu juga baik-baik."Natasha mengangguk dan dia melambaikan tangannya sambil kembali menatap Keenan yang juga melakukan hal yang sama padanya.Dia berbalik dan meninggalkan ruang tunggu ketika punggung Keenan sudah berada di titik jauh pandangannya.Namun begitu keluar dari executive lounge, Natasha tidak menemukan Angel, dia mencoba menghubunginya namun sekeras apapun dia menghubungi adik iparnya itu, panggilan tetap tidak terjawab.Natasha putus asa dan dia memutuskan untuk mencari taksi, namun seseorang tiba-tiba menarik tanganya."Natasha!"Natasha kaget lua