Pagi ini Melati berencana mengajak Rendi memancing di sungai, cuaca hari ini sangat mendukung untuk memancing. Melati memeriksa alat pancing di gudang apakah masih bagus atau tidak, untungnya masih bagus. Melati mengeluarkan tiga alat pancing dari gudang dan mengambil ember kecil di kamar mandi."Kak Melati mau kemana membawa itu semua?" Tanya Rendi."Kakak mau mengajak Rendi memancing di sungai, Rendi mau ikut tidak?" Rendi langsung setuju dengan ajakannya dan pergi ke kamar berganti baju."Panggil Ayahmu juga, biar tambah rame" pinta Melati saat Rendi berjalan ke kamar, Rendi mengacungkan jempolnya ke atas membalas permintaan Melati.Melati menunggu Rendi dan Abisatya di teras, sekitar sepuluh menit kemudian mereka keluar dari rumah."Kalian sudah siap?" Tanya Melati."Sudah Kak, ayo berangkat" Rendi dengan semangat menjawab, sedangkan Abisatya hanya mengangguk saja da mengambil ember di samping kursi.Saat Abisatya melihat ke dalam ember, dia tidak melihat ada umpan yang akan di gu
Di sore hari Melati sudah merapikan barang bawaannya, begitu juga dengan Rendi dan Abisatya. Setelah merapikan barang bawaannya, Melati memetik beberapa buah manggis untuk di bawa ke Jakarta. Rendi melihat Melati di atas pohon, kemudian berjalan ke bawah pohon menghampiri Melati. Rendi melihat keresek yang di bawa Melati sudah terisi penuh."Banyak sekali metiknya Kak" seru Rendi dari bawah pohon."Iya Ren, mau Kakak bawa ke Jakarta. Rendi mau bawa juga?" Melati berhenti memetik dan melihat ke bawahnya."Mau Kak" jawab Rendi."Kresek Kakak sudah penuh, bisa tolong ambilkan tas keranjang di dapur? Biar bisa muat lebih banyak buah manggis" Rendi menganggukkan kepalanya dan pergi ke dapur. Rendi mencari di rak bawah dapur tapi tidak bisa menemukannya, dia ingin mencari ke rak atas tapi tidak bisa. Akhirnya Rendi pergi ke kamar untuk meminta bantuan Ayahnya."Ayah, tolong bantu Rendi mencari tas keranjang" Rendi memegang tangan Abisatya yang sedang mengetik di laptop."Tas keranjang untu
Sekitar jam sembilan pagi, Mamak sudah selesai packing makanan yang akan dibawa oleh Melati ke Jakarta."Mel, yang di tas hijau ini serundeng. Buahnya Mamak taruh di tas biru, trus ada jajanan juga di tas putih buat camilan di jalan" Mamak menjelaskan letak semua barang ke Melati."Oke Mak" Melati kemudian mengambil semua tas dan dibawa ke depan.Abisatya dan Rendi sudah menunggu di depan rumah, Melati menghampiri mereka dengan membawa tas yang berisi makanan. Abisatya yang melihat Melati kesusahan segera membantunya."Bapak belum datang?" Tanya Mamak dari belakang Melati."Belum Tan" jawab Abisatya singkat."Pinjam mobil saja lama sekali, jangan - jangan malah ngobrol ini sama si Totok" ucap Mamak dengan kesal."Sabarlah Mak, lagian masih ada waktu kok. Kita pesan tiketnya agak siangan kok" bujuk Melati sambil menata semua tas agar rapi.Lima belas menit kemudian ada sebuah mobil yang berhenti di depan rumah, pintu mobil terbuka dan Bapak keluar dari kursi pengemudi."Lama banget Pak
Tiga hari setelah Idul Adha, Melati sudah siap membuka kembali toko miliknya. Sekitar jam setengah delapan pagi, Melati sudah sampai di tokonya. Saat tiba di toko, Melati melihat Rini yang sudah menunggu untuk di bukakan pintu."Pagi Rin" sapa Melati sambil beejalan ke pintu untuk membuka kunci toko."Pagi juga Mbk, gimana liburannya?" Tanya Rini mengikuti Melati dari belakang untuk masuk ke dalam toko."Lumayan asiklah, kalo kamu Rin?" Melati memasukkan kunci ke dalam rak kasir."Seru banget Mbk, kemarin pacar aku datang ke rumah buat lamar" ucap Rini dengan semangat."Wah selamat ya Rin, gak aku sangka ternyata kamu bakal nikah duluan di banding aku" kata Melati sambil tertawa pelan."Bisa aja kamu Mbk" Rini tersipu malu karena ejekan Melati."Rin, ini kita bersihkan dulu tokonya baru kita pilih - pilih bunga yang masih bagus" Rini mengaggukkan kepalanya dan mengambil sapu.Melati dan Rini mulai membersihkan toko, Rini menyapu lantai sedangkan Melati membersihkan jendela dan meja.
Saat Melati sibuk menata bunga yang baru sampai, HP miliknya berbunyi. Melati meletakkan bunga yang ada di tangannya dan berjalan mengambil HPnya di meja kasir. Nama yang teetera di layar adalah Abisatya, Melati melihat jam yang sudah menunjukkan jam dua belas siang. Melati lupa kalau ada janji dengan Abisatya, sepertinya Abisatya sudah ada di rumahnya."Halo Pak" ucap Melati dengan pelan."Di mana kamu? Saya sudah ada di depan rumah kamu, tapi kamu tidak ada" kata Abisatya."Maaf Pak, saya sibuk di toko. Tunggu saya lima menit Pak, sebentar lagi saya ke sana" Melati buru - buru mengambil tas selempanya."Oke, saya tunggu" Abisatya langsung mematikan sambungan telfon."Rin, aku pulang sebentar dulu ya" pamit Melati."Iya mbk, hati - hati" jawab Rini.Melati buru - buru keluar dari toko dan segera menaiki sepedanya menuju rumahnya. Sesampainya dia di sana, Melati melihat mobil Abisatya terparkir di depan rumahnya. Melati memberhentikan sepedanya di dekat mobil Abisatya dan mengetuk jen
Sekitar jam tujuh malam, Abisatya datang ke toko Melati untuk menjemput Rendi pulang. Saat sampai di toko, Abisatya melihat Rendi sedang belajar merangkai bunga dengan Melati. Abisatya berjalan menghampiri mereka yang belum menyadari kedatangannya karena terlalu fokus merangkai bunga."Apa yang sedang Rendi lakukan?" Tanya Abisatya dari belakang."Astagah, Ayah bikin kaget saja" Rendi terkejut dengan kedatangan Abisatya yang tiba - tiba sampai membuat Rendi menjatuhkan bunga yang sedang dia pegang."Maaf, Rendi sedang merangkai apa?" Tanya Abisatya sambil mengusap kepala Rendi pelan."Rendi sedang belajar merangkai bunga mawar" jawab Rendi dengan gembira.Rendi mengangkat karangan setengah jadi milikya untuk ditunjukkan kepada Abisatya, Abisatya tersenyum dan memuji Rendi pandai."Rendi hebat, sudah bisa merangkai bunga" puji Abisatya."Makasih Yah, tapi ini masih jelek. Tidak sebagus rangkaian Kak Melati" tunjuk Rendi ke arah buket bunga yang Melati buat.Memang karangan Melati sanga
"Rin, tenang. Jangan terbawa emosi, nanti malah kita menambah masalah" Melati menarik tangan Rini yang akan maju ke depan untuk memarahi Ibu itu.Melati menyentuh luka di wajahnya, rasanya cukup menyakitkan. Melati berusaha memahami apa sebenarnya yang sedang terjadi, kenapa Ibu itu marah."Maaf Bu sebelumnya, saya kurang faham dengan masalah Ibu. Boleh Ibu jelaskan permasalahannya dengan lebih terperinci?" Tanya Melati sambil menahan perih di pipinya."Halah jangan sok baik kayak gitu, saya kemarin pesan buket bunga buat wisuda anak saya tapi yang dikirim malah bunga busuk. Kalian membuat saya dan anak saya malu" jelas Ibu itu dengan berteriak."Maaf Bu, tapi bunga di toko kami selalu terjamin kualitasnya. Kami selalu menjaga kesegaran bunga -bunga kami, mungkin Ibu salah toko" Melati berusaha menjelaskan dengan tenang dan tersenyun sopan kepada Ibu itu."Maksud kamu saya bohong gitu? Heh dasar toko gak tau di untung. Kalian yang salah malah nuduh saya yang berbohong" Ibu itu tetap k
Wajah Abisatya dan Melati memerah karena saling bertatapan, Melati tersadar dari lamunannya dan mendorong Abisatya pelan. Mereka berdua berusaha mengendalikan detak jantung mereka agar Menjadi normal kembali."Mbk, apa yang harus kita lakukan? Jika terus ada gangguan seperti ini akan mempengaruhi citra toko kita" tanya Rini."Kita tunggu saja sampai mereka menunjukkan celah, kita belum memiliki bukti apa pun. Dan Rini, kamu harus menjaga emosimu. Jangan mudah terpancing dengan perkataan orang lain, Ibu tadi berusaha membuat kamu kehilangan kendali. Sehingga itu akan menguntungkannya untuk memperoleh simpati publik" tegur Melati dengan halus, Rini mengangguk dengan malu karena hampir melakukan perbuatan yang akan merugikan mereka. "Berdasarkan pengalaman mereka, mereka tahu kamu mudah kehilangan kendali atas emosimu. Jadi kali ini kamu yang di incar oleh mereka""Maaf mbk, tadi aku hampir kehilangan kendali" ucap Rini menundukkan kepalanya."Sudah tidak apa, ini untuk dijadikan pela
Setelah diperbolehkan pulang oleh Dokter, Melati sangat senang dan ingin segera berkemas untuk pulang. Dokter meminta Melati untuk istirahat selama satu minggu, jangan melakukan pekerjaan berat dahulu."Kondisi pasien sudah membaik, bisa pulang hari ini. Tapi, setelah pulang pasien harus istirahat total selama satu minggu" kata Dokter memberikan nasihat kepada Melati."Terima kasih Dok" ucap Melati dengan senyum bahagia."Keluarga pasien bisa mengikuti perawat untuk menyelesaikan administrasinya" kata Dokter itu sambil menunjuk ke arah Perawat yang ada di sampingnya."Baik, akan segera saya lengkapi administrasinya" ucap Abisatya yang sedang berdiri di samping kiri ranjang Melati, sedangkan Dokter dan Perawat berada di sebelah kanan ranjang."Mari ikut saya" Perawat itu menatap Abisatya dengan tatapan perintah untuk mengikutinya. Perawat itu keluar dari ruangan di ikuti oleh Abisatya."Kalau begitu saya keluar dulu" pamit Dokter itu ke Melati, Dokter itu keluar perlahan dari ruangan M
Sudah tiga hari Melati di rawat, untungnya dari hari ke hari keadaan Melati berangsur membaik. Suhu tubuhnya sudah kembali normal meski sesekali suhu tubuhnya naik sedikit."Kondisi pasien berangsur membaik, kemungkinan besok sudah bisa pulang. Besok akan saya periksa lagu, jika sudah normal pasien bisa dipulangkan" ucap Dokter setelah selesai memeriksa Melati."Terima kasih Dok" ucap Melati dengan senyum bahagia."Sama - sama. Kalau begitu saya keluar dulu" pamit Dokter itu. Dokter itu berjalan keluar ruangan disusul oleh perawat yang berjalan di belakangnya.Abisatya yang sedari tadi berdiri kemudian dia duduk di samping Melati, hari ini hanya ada Abisatya yang menemani Melati. Rendi masih ada di sekolah, Rini dan Andri sedang menjaga toko, sedangkan Doni ditugaskan oleh Abisatya untuk mengurus kerjaannya di kantor."Apa tidak masalah kamu tidak pergi ke kantor selama tiga hari?" Tanya Melati."Em, tidak masalah. Sudah ada Doni yang mengawasi di sana dan pegawai di kantor tidak akan
"Mbk" teriak Rini saat memasuki ruangan Melati, Rini berjalan dengan cepat ke samping ranjang Melati."Astaga Rin, jangan teriak - teriak" ucap Melati dengan lirih karena tubuhnya masih lemah."Bagaimana aku gak teriak mbk, kemarin kamu masih baik - baik saja eh sekarang berbaring di rumah sakit" ucap Rini dengan cepat sambil melihat kerah infus yang ada di tangan Melati."Kata dokter, Mbk sakit apa?" Lanjut Rini."Typus dan kelelahan" bukan Melati yang menjawab melainkan Abisatya yang sedari tadi duduk di samping Melati, Rini tidak sadar akan kehadiran Abisatya di sana karena terlalu fokus ke Melati."Kamu jangan telalu banyak mengajak bicara Melati, biarkan dia istirahat" ucap Abisatya dengan dingin ke Rini.Rini terdiam karena merasa dirinya telah dimarahi oleh Abisatya, dia bediri diam di samping ranjang Melati tanpa melakukan apa pun. Abisatya yang melihat Rini hanya berdiri di diam memintanya untuk pergi ke toko saja."Kamu lebih baik ke toko saja, kami di sini tidak membantu ap
Saat Rini datang ke toko, di sana sepi tidak ada Melati atau pun Andri. Rini menunggu sekitar tiga puluh menit tapi tidak ada yang datang karena kawatir, Rini menelefon Melati untuk menanyakan keberadaannya."Halo Mbk, sekarang Mbk ada di mana?" Tanya Rini saat telfon berhasil terhubung."Halo Tan, Kak Melati ada di Rumah Sakit" ternyata yang mengangkat telefon Melati adalah Rendi."Di rumah sakit? Rumah sakit mana?" Tanya Rini dengan nada cemas dan kawatir."Di Rumah Sakit Medika Tan" jawab Rendi."Oke, aku segera ke sana" ucap Rini.Rini kemudian mematikan telefon dan segera pergi ke Rumah Sakit. Setelah telefon dimatikan, Rendi meletakkan HP Melati di meja samping ranjang. Tak lama, seorang dokter dan perawat masuk ke dalam ruangan. Dokter tersebut memeriksa keadaan Melati, kemudian berbicara dengan perawat itu."Bagaimana keadaannya Dok?" Tanya Abisatya."Berdasarkah hasil Lab. pasien mengalami typus dan juga kelelahan. Nanti akan ada perawat yang membawakan obat untuk pasien, dim
Pagi ini Rendi bangun tidur sendiri, dia bangun sekitar jam enam. Saat Rendi bangun, dia kaget karena sudah ada sinar matahari yang masuk ke dalam kamar. Biasanya Melati akan membangunkannya, Rendi terduduk di atas kasur dan melihat ke samping kanannya. Dia melihat Melati masih tidur, Rendi kemudian berusaha membangunkannya tapi hanya di balas gumaman oleh Melati.Merasa ada yang tidak beres, Rendi mengecek suhu tubuh Melati. Saat punggung tangannya bersentuhan dengan kening Melati rasanya sangat panas, Rendi reflek menarik kembali tangannya. Rendi kemudian mengambil telefonnya dan menelefon Ayahnya."Halo Yah" ucap Rendi."Ada apa Rendi, Ayah masih di jalan sebentar lagi akan sampai. Kamu segera siap - siap untuk sekolah" jawab Abisatya."Ayah badan Kak Melati panas banget seperti kompor" ucap Rendi."Panas? Dimana dia sekarang? Apa sudah minum obat?" Tanya Abisatya dengan nada kawatir."Belum Yah, Rendi baru tau tadi. Dan Kak Melati juga masih tidur, Rendi bangunkan tapi dia gak ban
Sudah seminggu lebih Andri membantu Melati di toko, selama bekerja di toko Andri mendapat banyak lengalaman dalam menghadapi berbagai jenis perilaku pelanggan. Pada awalnya Andri sedikit kesulitan tapi lama - lama dia menjadi terbiasa."Mbk tau gosip terbaru gak?" Tanya Rini menyenggol bahu Melati yang sedang menghitung pendapatan minggu kemarin."Gosip apa? Kamu itu sukanya gosip terus" jawab Melati yang masih fokus menghitung akun toko."Itu toko sebelah, toko bunga Sanjaya sudah tutup lo terus katanya mau pindah ke daerah di jawa tengah" ucap Rini."Kok bisa? Bukannya toko itu rame pengunjungnya ya?" Tanya Melati heran."Kurang tau sih Mbk, tapi ya mereka mengaku kalau sudah menyabotase bisnis kita lo mbk" kata Rini dengan serius."Sabotase gimana?" Tanya Melati."Itu lo yang sering ada orang yang ngaku pelanggan kita terus bikin onar selama bulan ini, itu mereka disuruh sama Bos toko bunga Sanjaya" jelas Rini."Loh aku kira yang ngerecokin kita toko sebelah si toko bunga Amanah, t
Saat Rini sampai di toko, dia melihat banyak orang yang membantu mempersiapkan toko."Wah Mbk, banyak banget yang bantuin" ucap Rini melihat sekeliling toko."Iya Rin, lumayan tenaga gratis" jawab Melati diiringi dengan tawanya.Rini kemudian mulai membantu membersihkan toko, seharian ini Doni dan Andri selalu ribut bahkan karena masalah sepele. Misalnya tadi saat Melati meminta Andri mengambil kertas untuk buket di gudang, Doni menyerobot tugasnya karena diperintah oleh Abisatya."Dri, tolong kamu ambilkan kertas buat buket di gudang" ucap Melati."Oke Mel" jawab Andri.Abisatya yang melihat itu langsung menatap Doni, Doni yang ditatap mengerti apa yang diminta oleh Bosnya itu."Biar aku aja Mbk yang ambilkan" ucap Doni spontan."Aku perhatiin kok kamu selalu cari ribut ya sama aku" ucap Andri jengkel."Idih, nuduh aja kamu. Aku cuma mau bantu Mbk Melati aja kok" elak Doni."Melati kan sudah menyuruhku, ngapain kamu mau gantiin aku. Jangan - jangan kamu suka ya sama aku, terus kamu
Melati bangun lebih awal dari semua orang, dia berjalan ke ruang tamu untuk melihat keadaan Doni dan Andri. Melati melihat Andri tidak ada di sofa melainkan tidur di bawah dengan Doni dan posisi mereka agak ambigu. Dimana Andri memeluk Doni dari belakang, melihat hal itu Melati langsung melempar mereka dengan bantal kecil yang ada di sofa."Heh, bangun. Kalian kayak homo saja" ucap Melati.Doni dan Andri terbangun karena lemparan Melati. Saat mereka sadar, mereka langsung menjauh dari satu sama lain. Mereka mengusap tubuh mereka seakan ingin membersihkan tubuhnya dari sesuatu yang kotor."Ngapain kamu meluk - meluk, aku masih normal ya. Jangan main grepe - grepe segala" tunjuk Doni ke Andri dengan jijik."Aku juga normal kali, lagian kamu sih dekat - dekat" ucap Andri."Kok nyalahin aku, kamu yang salah kok. Semalam kamu tidur di sofa kenapa sekarang malah tidur dibawah bareng aku" ucap Doni dengan jengkel."Aku juga gak taulah, kamu mindahin aku kalik" tuduh Andri berusaha menghindar
Sesampainya Melati dan Andri di rumah, Andri melihat ada sebuah mobil yang terparkir di depan rumah Melati. Andri menghentikan sepedanya di halaman depan, "Mel itu mobil siapa, mobil kamu?" Tunjukkan Andri ke arah mobil abisatya"Bukanlah Dri, itu mobilnya temanku yang menginap di sini. Ayo cepat masuk ke dalam" ajak Melati. Andri kemudian menuntun sepeda Melati ke dalam garasi, lalu mereka masuk ke dalam rumah. Abisatya yang sedang menonton televisi bersama Rendi melihat mereka masuk, saat Abistya melihat Andri dia langsung menatapnya dengan pandangan yang tidak suka."Loh Mel, temanmu yang menginap di sini laki-laki? emangnya nggak dimarahin sama ketua RT di sini?" Tanya Andri."Enggak Dri, dia udah izin ke Pak RT disini dan diizinin" Jawab Melati. Abisatya yang melihat kedekatan Andri dan Melati merasa jengkel dan tidak suka, Abisatya berjalan menghampiri mereka dan memisahkan jarak mereka."Eh, kenapa Pak Abi?" Tanya Melati melirik ke arah Abisatya yang berada di sebelah kirinya