Wajah Abisatya dan Melati memerah karena saling bertatapan, Melati tersadar dari lamunannya dan mendorong Abisatya pelan. Mereka berdua berusaha mengendalikan detak jantung mereka agar Menjadi normal kembali."Mbk, apa yang harus kita lakukan? Jika terus ada gangguan seperti ini akan mempengaruhi citra toko kita" tanya Rini."Kita tunggu saja sampai mereka menunjukkan celah, kita belum memiliki bukti apa pun. Dan Rini, kamu harus menjaga emosimu. Jangan mudah terpancing dengan perkataan orang lain, Ibu tadi berusaha membuat kamu kehilangan kendali. Sehingga itu akan menguntungkannya untuk memperoleh simpati publik" tegur Melati dengan halus, Rini mengangguk dengan malu karena hampir melakukan perbuatan yang akan merugikan mereka. "Berdasarkan pengalaman mereka, mereka tahu kamu mudah kehilangan kendali atas emosimu. Jadi kali ini kamu yang di incar oleh mereka""Maaf mbk, tadi aku hampir kehilangan kendali" ucap Rini menundukkan kepalanya."Sudah tidak apa, ini untuk dijadikan pela
Melati mengajak Rendi untuk tidur di kamarnya, setelah Rendi tertidur Melati kembali ke ruang tamu."Kamu tidur di sofa" ucap Melati sambil memberikan selimut dan bantal."Apa tidak ada kamar lain?" Tanya Abisatya."Tidak ada, kamar tamunya masih kotor. Jadi kamu tidur saja di sini" jelas Melati.Abisatya hanya pasrah dan membaringkan dirinya di sofa. Melati kembali ke kamar untuk mengambil bantal dan selimut lain untuk Doni yang sedang tidur di luar, Melati juga membawakan kasur lantai untuk Doni.Abisatya yang melihat Melati perhatian kepada Doni agak tidak suka, "Perhatian sekali ke Doni" ucap Abisatya saat Melati masuk ke dalam rumah."Kenapa? Tidak boleh aku perhatian ke Doni? Aku gak kayak kamu yang seenaknya ke pegawai" kata Melati menyindir Abisatya."Hem, terserah kamu"Melati kemudian masuk ke dalam kamar untuk tidur, Abisatya berusaha untuk tidur tapi tidak bisa karena sofanya yang terlalu sempit untuk Abisatya. Setelah berkali - kali ganti posisi tidur akhirnya Abisatya
Sesampainya Melati dan Andri di rumah, Andri melihat ada sebuah mobil yang terparkir di depan rumah Melati. Andri menghentikan sepedanya di halaman depan, "Mel itu mobil siapa, mobil kamu?" Tunjukkan Andri ke arah mobil abisatya"Bukanlah Dri, itu mobilnya temanku yang menginap di sini. Ayo cepat masuk ke dalam" ajak Melati. Andri kemudian menuntun sepeda Melati ke dalam garasi, lalu mereka masuk ke dalam rumah. Abisatya yang sedang menonton televisi bersama Rendi melihat mereka masuk, saat Abistya melihat Andri dia langsung menatapnya dengan pandangan yang tidak suka."Loh Mel, temanmu yang menginap di sini laki-laki? emangnya nggak dimarahin sama ketua RT di sini?" Tanya Andri."Enggak Dri, dia udah izin ke Pak RT disini dan diizinin" Jawab Melati. Abisatya yang melihat kedekatan Andri dan Melati merasa jengkel dan tidak suka, Abisatya berjalan menghampiri mereka dan memisahkan jarak mereka."Eh, kenapa Pak Abi?" Tanya Melati melirik ke arah Abisatya yang berada di sebelah kirinya
Melati bangun lebih awal dari semua orang, dia berjalan ke ruang tamu untuk melihat keadaan Doni dan Andri. Melati melihat Andri tidak ada di sofa melainkan tidur di bawah dengan Doni dan posisi mereka agak ambigu. Dimana Andri memeluk Doni dari belakang, melihat hal itu Melati langsung melempar mereka dengan bantal kecil yang ada di sofa."Heh, bangun. Kalian kayak homo saja" ucap Melati.Doni dan Andri terbangun karena lemparan Melati. Saat mereka sadar, mereka langsung menjauh dari satu sama lain. Mereka mengusap tubuh mereka seakan ingin membersihkan tubuhnya dari sesuatu yang kotor."Ngapain kamu meluk - meluk, aku masih normal ya. Jangan main grepe - grepe segala" tunjuk Doni ke Andri dengan jijik."Aku juga normal kali, lagian kamu sih dekat - dekat" ucap Andri."Kok nyalahin aku, kamu yang salah kok. Semalam kamu tidur di sofa kenapa sekarang malah tidur dibawah bareng aku" ucap Doni dengan jengkel."Aku juga gak taulah, kamu mindahin aku kalik" tuduh Andri berusaha menghindar
Saat Rini sampai di toko, dia melihat banyak orang yang membantu mempersiapkan toko."Wah Mbk, banyak banget yang bantuin" ucap Rini melihat sekeliling toko."Iya Rin, lumayan tenaga gratis" jawab Melati diiringi dengan tawanya.Rini kemudian mulai membantu membersihkan toko, seharian ini Doni dan Andri selalu ribut bahkan karena masalah sepele. Misalnya tadi saat Melati meminta Andri mengambil kertas untuk buket di gudang, Doni menyerobot tugasnya karena diperintah oleh Abisatya."Dri, tolong kamu ambilkan kertas buat buket di gudang" ucap Melati."Oke Mel" jawab Andri.Abisatya yang melihat itu langsung menatap Doni, Doni yang ditatap mengerti apa yang diminta oleh Bosnya itu."Biar aku aja Mbk yang ambilkan" ucap Doni spontan."Aku perhatiin kok kamu selalu cari ribut ya sama aku" ucap Andri jengkel."Idih, nuduh aja kamu. Aku cuma mau bantu Mbk Melati aja kok" elak Doni."Melati kan sudah menyuruhku, ngapain kamu mau gantiin aku. Jangan - jangan kamu suka ya sama aku, terus kamu
Sudah seminggu lebih Andri membantu Melati di toko, selama bekerja di toko Andri mendapat banyak lengalaman dalam menghadapi berbagai jenis perilaku pelanggan. Pada awalnya Andri sedikit kesulitan tapi lama - lama dia menjadi terbiasa."Mbk tau gosip terbaru gak?" Tanya Rini menyenggol bahu Melati yang sedang menghitung pendapatan minggu kemarin."Gosip apa? Kamu itu sukanya gosip terus" jawab Melati yang masih fokus menghitung akun toko."Itu toko sebelah, toko bunga Sanjaya sudah tutup lo terus katanya mau pindah ke daerah di jawa tengah" ucap Rini."Kok bisa? Bukannya toko itu rame pengunjungnya ya?" Tanya Melati heran."Kurang tau sih Mbk, tapi ya mereka mengaku kalau sudah menyabotase bisnis kita lo mbk" kata Rini dengan serius."Sabotase gimana?" Tanya Melati."Itu lo yang sering ada orang yang ngaku pelanggan kita terus bikin onar selama bulan ini, itu mereka disuruh sama Bos toko bunga Sanjaya" jelas Rini."Loh aku kira yang ngerecokin kita toko sebelah si toko bunga Amanah, t
Pagi ini Rendi bangun tidur sendiri, dia bangun sekitar jam enam. Saat Rendi bangun, dia kaget karena sudah ada sinar matahari yang masuk ke dalam kamar. Biasanya Melati akan membangunkannya, Rendi terduduk di atas kasur dan melihat ke samping kanannya. Dia melihat Melati masih tidur, Rendi kemudian berusaha membangunkannya tapi hanya di balas gumaman oleh Melati.Merasa ada yang tidak beres, Rendi mengecek suhu tubuh Melati. Saat punggung tangannya bersentuhan dengan kening Melati rasanya sangat panas, Rendi reflek menarik kembali tangannya. Rendi kemudian mengambil telefonnya dan menelefon Ayahnya."Halo Yah" ucap Rendi."Ada apa Rendi, Ayah masih di jalan sebentar lagi akan sampai. Kamu segera siap - siap untuk sekolah" jawab Abisatya."Ayah badan Kak Melati panas banget seperti kompor" ucap Rendi."Panas? Dimana dia sekarang? Apa sudah minum obat?" Tanya Abisatya dengan nada kawatir."Belum Yah, Rendi baru tau tadi. Dan Kak Melati juga masih tidur, Rendi bangunkan tapi dia gak ban
Saat Rini datang ke toko, di sana sepi tidak ada Melati atau pun Andri. Rini menunggu sekitar tiga puluh menit tapi tidak ada yang datang karena kawatir, Rini menelefon Melati untuk menanyakan keberadaannya."Halo Mbk, sekarang Mbk ada di mana?" Tanya Rini saat telfon berhasil terhubung."Halo Tan, Kak Melati ada di Rumah Sakit" ternyata yang mengangkat telefon Melati adalah Rendi."Di rumah sakit? Rumah sakit mana?" Tanya Rini dengan nada cemas dan kawatir."Di Rumah Sakit Medika Tan" jawab Rendi."Oke, aku segera ke sana" ucap Rini.Rini kemudian mematikan telefon dan segera pergi ke Rumah Sakit. Setelah telefon dimatikan, Rendi meletakkan HP Melati di meja samping ranjang. Tak lama, seorang dokter dan perawat masuk ke dalam ruangan. Dokter tersebut memeriksa keadaan Melati, kemudian berbicara dengan perawat itu."Bagaimana keadaannya Dok?" Tanya Abisatya."Berdasarkah hasil Lab. pasien mengalami typus dan juga kelelahan. Nanti akan ada perawat yang membawakan obat untuk pasien, dim
Setelah diperbolehkan pulang oleh Dokter, Melati sangat senang dan ingin segera berkemas untuk pulang. Dokter meminta Melati untuk istirahat selama satu minggu, jangan melakukan pekerjaan berat dahulu."Kondisi pasien sudah membaik, bisa pulang hari ini. Tapi, setelah pulang pasien harus istirahat total selama satu minggu" kata Dokter memberikan nasihat kepada Melati."Terima kasih Dok" ucap Melati dengan senyum bahagia."Keluarga pasien bisa mengikuti perawat untuk menyelesaikan administrasinya" kata Dokter itu sambil menunjuk ke arah Perawat yang ada di sampingnya."Baik, akan segera saya lengkapi administrasinya" ucap Abisatya yang sedang berdiri di samping kiri ranjang Melati, sedangkan Dokter dan Perawat berada di sebelah kanan ranjang."Mari ikut saya" Perawat itu menatap Abisatya dengan tatapan perintah untuk mengikutinya. Perawat itu keluar dari ruangan di ikuti oleh Abisatya."Kalau begitu saya keluar dulu" pamit Dokter itu ke Melati, Dokter itu keluar perlahan dari ruangan M
Sudah tiga hari Melati di rawat, untungnya dari hari ke hari keadaan Melati berangsur membaik. Suhu tubuhnya sudah kembali normal meski sesekali suhu tubuhnya naik sedikit."Kondisi pasien berangsur membaik, kemungkinan besok sudah bisa pulang. Besok akan saya periksa lagu, jika sudah normal pasien bisa dipulangkan" ucap Dokter setelah selesai memeriksa Melati."Terima kasih Dok" ucap Melati dengan senyum bahagia."Sama - sama. Kalau begitu saya keluar dulu" pamit Dokter itu. Dokter itu berjalan keluar ruangan disusul oleh perawat yang berjalan di belakangnya.Abisatya yang sedari tadi berdiri kemudian dia duduk di samping Melati, hari ini hanya ada Abisatya yang menemani Melati. Rendi masih ada di sekolah, Rini dan Andri sedang menjaga toko, sedangkan Doni ditugaskan oleh Abisatya untuk mengurus kerjaannya di kantor."Apa tidak masalah kamu tidak pergi ke kantor selama tiga hari?" Tanya Melati."Em, tidak masalah. Sudah ada Doni yang mengawasi di sana dan pegawai di kantor tidak akan
"Mbk" teriak Rini saat memasuki ruangan Melati, Rini berjalan dengan cepat ke samping ranjang Melati."Astaga Rin, jangan teriak - teriak" ucap Melati dengan lirih karena tubuhnya masih lemah."Bagaimana aku gak teriak mbk, kemarin kamu masih baik - baik saja eh sekarang berbaring di rumah sakit" ucap Rini dengan cepat sambil melihat kerah infus yang ada di tangan Melati."Kata dokter, Mbk sakit apa?" Lanjut Rini."Typus dan kelelahan" bukan Melati yang menjawab melainkan Abisatya yang sedari tadi duduk di samping Melati, Rini tidak sadar akan kehadiran Abisatya di sana karena terlalu fokus ke Melati."Kamu jangan telalu banyak mengajak bicara Melati, biarkan dia istirahat" ucap Abisatya dengan dingin ke Rini.Rini terdiam karena merasa dirinya telah dimarahi oleh Abisatya, dia bediri diam di samping ranjang Melati tanpa melakukan apa pun. Abisatya yang melihat Rini hanya berdiri di diam memintanya untuk pergi ke toko saja."Kamu lebih baik ke toko saja, kami di sini tidak membantu ap
Saat Rini datang ke toko, di sana sepi tidak ada Melati atau pun Andri. Rini menunggu sekitar tiga puluh menit tapi tidak ada yang datang karena kawatir, Rini menelefon Melati untuk menanyakan keberadaannya."Halo Mbk, sekarang Mbk ada di mana?" Tanya Rini saat telfon berhasil terhubung."Halo Tan, Kak Melati ada di Rumah Sakit" ternyata yang mengangkat telefon Melati adalah Rendi."Di rumah sakit? Rumah sakit mana?" Tanya Rini dengan nada cemas dan kawatir."Di Rumah Sakit Medika Tan" jawab Rendi."Oke, aku segera ke sana" ucap Rini.Rini kemudian mematikan telefon dan segera pergi ke Rumah Sakit. Setelah telefon dimatikan, Rendi meletakkan HP Melati di meja samping ranjang. Tak lama, seorang dokter dan perawat masuk ke dalam ruangan. Dokter tersebut memeriksa keadaan Melati, kemudian berbicara dengan perawat itu."Bagaimana keadaannya Dok?" Tanya Abisatya."Berdasarkah hasil Lab. pasien mengalami typus dan juga kelelahan. Nanti akan ada perawat yang membawakan obat untuk pasien, dim
Pagi ini Rendi bangun tidur sendiri, dia bangun sekitar jam enam. Saat Rendi bangun, dia kaget karena sudah ada sinar matahari yang masuk ke dalam kamar. Biasanya Melati akan membangunkannya, Rendi terduduk di atas kasur dan melihat ke samping kanannya. Dia melihat Melati masih tidur, Rendi kemudian berusaha membangunkannya tapi hanya di balas gumaman oleh Melati.Merasa ada yang tidak beres, Rendi mengecek suhu tubuh Melati. Saat punggung tangannya bersentuhan dengan kening Melati rasanya sangat panas, Rendi reflek menarik kembali tangannya. Rendi kemudian mengambil telefonnya dan menelefon Ayahnya."Halo Yah" ucap Rendi."Ada apa Rendi, Ayah masih di jalan sebentar lagi akan sampai. Kamu segera siap - siap untuk sekolah" jawab Abisatya."Ayah badan Kak Melati panas banget seperti kompor" ucap Rendi."Panas? Dimana dia sekarang? Apa sudah minum obat?" Tanya Abisatya dengan nada kawatir."Belum Yah, Rendi baru tau tadi. Dan Kak Melati juga masih tidur, Rendi bangunkan tapi dia gak ban
Sudah seminggu lebih Andri membantu Melati di toko, selama bekerja di toko Andri mendapat banyak lengalaman dalam menghadapi berbagai jenis perilaku pelanggan. Pada awalnya Andri sedikit kesulitan tapi lama - lama dia menjadi terbiasa."Mbk tau gosip terbaru gak?" Tanya Rini menyenggol bahu Melati yang sedang menghitung pendapatan minggu kemarin."Gosip apa? Kamu itu sukanya gosip terus" jawab Melati yang masih fokus menghitung akun toko."Itu toko sebelah, toko bunga Sanjaya sudah tutup lo terus katanya mau pindah ke daerah di jawa tengah" ucap Rini."Kok bisa? Bukannya toko itu rame pengunjungnya ya?" Tanya Melati heran."Kurang tau sih Mbk, tapi ya mereka mengaku kalau sudah menyabotase bisnis kita lo mbk" kata Rini dengan serius."Sabotase gimana?" Tanya Melati."Itu lo yang sering ada orang yang ngaku pelanggan kita terus bikin onar selama bulan ini, itu mereka disuruh sama Bos toko bunga Sanjaya" jelas Rini."Loh aku kira yang ngerecokin kita toko sebelah si toko bunga Amanah, t
Saat Rini sampai di toko, dia melihat banyak orang yang membantu mempersiapkan toko."Wah Mbk, banyak banget yang bantuin" ucap Rini melihat sekeliling toko."Iya Rin, lumayan tenaga gratis" jawab Melati diiringi dengan tawanya.Rini kemudian mulai membantu membersihkan toko, seharian ini Doni dan Andri selalu ribut bahkan karena masalah sepele. Misalnya tadi saat Melati meminta Andri mengambil kertas untuk buket di gudang, Doni menyerobot tugasnya karena diperintah oleh Abisatya."Dri, tolong kamu ambilkan kertas buat buket di gudang" ucap Melati."Oke Mel" jawab Andri.Abisatya yang melihat itu langsung menatap Doni, Doni yang ditatap mengerti apa yang diminta oleh Bosnya itu."Biar aku aja Mbk yang ambilkan" ucap Doni spontan."Aku perhatiin kok kamu selalu cari ribut ya sama aku" ucap Andri jengkel."Idih, nuduh aja kamu. Aku cuma mau bantu Mbk Melati aja kok" elak Doni."Melati kan sudah menyuruhku, ngapain kamu mau gantiin aku. Jangan - jangan kamu suka ya sama aku, terus kamu
Melati bangun lebih awal dari semua orang, dia berjalan ke ruang tamu untuk melihat keadaan Doni dan Andri. Melati melihat Andri tidak ada di sofa melainkan tidur di bawah dengan Doni dan posisi mereka agak ambigu. Dimana Andri memeluk Doni dari belakang, melihat hal itu Melati langsung melempar mereka dengan bantal kecil yang ada di sofa."Heh, bangun. Kalian kayak homo saja" ucap Melati.Doni dan Andri terbangun karena lemparan Melati. Saat mereka sadar, mereka langsung menjauh dari satu sama lain. Mereka mengusap tubuh mereka seakan ingin membersihkan tubuhnya dari sesuatu yang kotor."Ngapain kamu meluk - meluk, aku masih normal ya. Jangan main grepe - grepe segala" tunjuk Doni ke Andri dengan jijik."Aku juga normal kali, lagian kamu sih dekat - dekat" ucap Andri."Kok nyalahin aku, kamu yang salah kok. Semalam kamu tidur di sofa kenapa sekarang malah tidur dibawah bareng aku" ucap Doni dengan jengkel."Aku juga gak taulah, kamu mindahin aku kalik" tuduh Andri berusaha menghindar
Sesampainya Melati dan Andri di rumah, Andri melihat ada sebuah mobil yang terparkir di depan rumah Melati. Andri menghentikan sepedanya di halaman depan, "Mel itu mobil siapa, mobil kamu?" Tunjukkan Andri ke arah mobil abisatya"Bukanlah Dri, itu mobilnya temanku yang menginap di sini. Ayo cepat masuk ke dalam" ajak Melati. Andri kemudian menuntun sepeda Melati ke dalam garasi, lalu mereka masuk ke dalam rumah. Abisatya yang sedang menonton televisi bersama Rendi melihat mereka masuk, saat Abistya melihat Andri dia langsung menatapnya dengan pandangan yang tidak suka."Loh Mel, temanmu yang menginap di sini laki-laki? emangnya nggak dimarahin sama ketua RT di sini?" Tanya Andri."Enggak Dri, dia udah izin ke Pak RT disini dan diizinin" Jawab Melati. Abisatya yang melihat kedekatan Andri dan Melati merasa jengkel dan tidak suka, Abisatya berjalan menghampiri mereka dan memisahkan jarak mereka."Eh, kenapa Pak Abi?" Tanya Melati melirik ke arah Abisatya yang berada di sebelah kirinya