Share

Farel Menjual Bella

last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-13 14:45:56

Karan merasa ada yang aneh sejak pulang dari rumah Alex. Ailyn banyak termenung dan terkesan menjauhi.

“Sayang, kau baik-baik saja? Apa ada masalah? Atau kau memikirkan apa yang wanita-wanita itu katakan?”

Karan menghampiri Ailyn yang berdiri di balkon, memandangi area taman dan kolam di bawahnya. Semilir angin petang menampar wajahnya pelan.

Ailyn diam. Mustahil dia memberi tahu apa yang sudah Alex lakukan. Itu bukan hanya sekadar kecupan belaka. Dia yakin akan ada hal lain terjadi.

“Aku hanya lelah. Aku mau pulang. Bisakah kita menemui Ayah? Sudah beberapa hari Ayah tidak bisa dihubungi. Aku khawatir,” kata Ailyn.

Karan mengangguk, mengecup lengan Ailyn dengan mesra. Pria itu memeluk dari belakang. “Tidak ada masalah lain?” tanyanya.

Ailyn menggeleng. Ditepuknya pelan kepala sang suami. Semua bisa dilewati dan dihadapi sendiri tanpa melibatkan Karan walaupun dia suaminya.

“Ayo, kita ke sana.” Karan mengge
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Gangguan Kecil

    Ailyn merasa semakin tak nyaman saat di dekat Yunita. Wanita itu membuatnya merasa aneh dan sedikit canggung. Saat hendak duduk, sang mertua malah memberi perintah tanpa menoleh. “Ailyn, ambilkan air dingin! Aku haus.” Yunita sibuk menggulir layar ponsel dengan kaki menyilang. “Baik, Ma.” Terpaksa ia berdiri lagi dan menuju ke dapur. Dibukanya lemari pendingin, lalu menuang air ke dalam gelas. Pelayan tua yang melihatnya berada di dapur, hanya tersenyum. “Tidak syuting, Non?” tanyanya. Wanita itu meletakkan pisau di atas meja beserta buah-buahan. “Tidak, Mbok. Kemarin sudah syuting sampai malam. Lelah sekali, makanya hari ini cuti.” Ailyn tersenyum, lantas keluar untuk memberikan apa yang Yunita perintah. “Ma, airnya.” Tak ada jawaban. Yunita sedikit melirik. “Astaga! Apa kau tidak tahu definisi dari air dingin? Apa kau pikir air dingin hanya berarti air putih yang dingin?” Yunita meletakkan ponsel di

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-13
  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Menemui CEO Athena Corporation

    Krishna memasuki kantor Athena Corporation bersama Farel. Keduanya disambut tatapan sinis para karyawan yang memang terkenal judesnya. “Selamat siang. Kami dari PT Sanjaya dan K2 Company, ingin bertemu dengan CEO. Apa beliau ada?” Krishna berusaha tersenyum pada wanita yang kebetulan berbincang dengan beberapa orang. Namun, senyuman itu hanya dibalas tatapan. “Hari ini CEO ada rapat sampai sore, tidak bisa diganggu. Silakan kembali Minggu depan,” ujar seorang wanita, memerhatikan ponsel setelah memberi perintah pada yang lain untuk pergi. “Apa? Minggu depan? Lama sekali.” Farel mengeluh. Ia tak punya banyak waktu untuk segera mendapatkan kerja sama dengan Athena Corporation sesuai kesepakatan. “Memang kau siapa? Kau CEO di tempatmu bekerja?” Wanita itu meneliti setiap ekspresi Krishna dan Farel yang langsung gelagapan. “Ah, ti-tidak. Kami hanya Sekretaris,” jawabnya, meringis. Wanita itu langsung pergi tanpa bicara la

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-13
  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Reuni

    Ailyn melangkah bersama Hadid memasuki restoran tempat reuni diadakan. Beberapa orang sudah pun berkumpul dan menikmati hidangan yang disediakan. “Hai, Ailyn!” Seorang wanita melambaikan tangan. Ailyn pun membalasnya sembari mempercepat langkah. “Wah, kau makin cantik, ya,” puji wanita itu. “Tentu. Dia kan model.” Temannya ikut menimpali, bergantian memeluk. “Ah, kalian bisa saja.” Ailyn tersenyum lebar. Dilihatnya Hadid berbincang bersama para pria yang rata-rata sudah memiliki pasangan. “Kau sudah punya anak, Lina?” tanya Ailyn pada wanita yang tadi memujinya. “Iya. Sudah dua, malah. Mereka ikut Papanya. Aku kan ... bercerai.” Lina melekatkan jari pada bibir. Ailyn hanya mengangguk, baru tahu sebab sudah lama tak bertemu. Acara reuni ini pun diketahuinya saat membuka laman media sosial. Diadakan oleh seorang pria yang sukses memimpin perusahaan. Entah siapa, Ailyn belum tahu. “Kalau kau bagaiman

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-14
  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Melihat Alex Membunuh

    Alex memukul anak buahnya yang kedapatan melalaikan tugas sampai nyaris ditangkap polisi. “Bodoh!” Alex memelototi. Pria yang kini lebam itu meringis saat Alex menendang kakinya dengan keras. “Kau sudah membuat keberadaan kami tidak aman. Akan lebih baik kalau kau dihabisi,” katanya, meremas kerah. “Ja-jangan , Bos! Maafkan aku. A-aku akan mengatasi semua,” lirihnya, ketakutan. Alex tak peduli. Siapa pun yang sudah membahayakan pekerjaannya, maka mati adalah balasan. Tidak ada ampun bagi yang bersalah. Alex mengambil pistol dari balik punggung dan mengarahkannya pada dahi pria itu. “Bos, jangan!” Lusi mendekat. “Katakan padaku, siapa yang tahu kau mengirim narkoba? Cepat!” Alex tak mengindahkan Gandhi dan Lusi yang berusaha mencegah. “A-aku tidak tahu, Bos. Dia ... dia hanya mengintai dari jauh. Aku yakin, dia tidak tahu siapa aku,” jawabnya. “Ya, ya. Jangankan dia, seluruh dunia juga tak akan tah

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-14
  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Seseorang di Masa Lalu

    Karan memasuki rumah Alex dengan tergesa-gesa. Kaki panjangnya berlari menaiki tangga menuju ke kamar, di mana pintunya terbuka. “Kiran!” Karan berhenti ketika melihat Alex mencoba membuka pintu kamar mandi. Pria itu menoleh, dengan tatapan kesal. Perlahan Karan mendekat. Diaturnya napas yang sejak tadi memburu. Panik, ditambah berlari membuatnya bernapas tersengal. “Bagaimana?” bisiknya. Alex menaikkan pundak. Bisa saja dia mendobrak pintu agar Kiran keluar. Namun, itu terlalu beresiko. Bisa jadi nanti Kiran semakin takut padanya. “Apa yang sebenarnya terjadi?” Karan ikut menguping dengan mendekatkan telinga pada pintu. “Kiran melihatku menembak seseorang.” Alex memelankan suara, setengah berbisik. “Dasar! Ceroboh sekali!” gerutu Karan, yang malah membuat Alex berdecak. “Kau ke sini untuk membantu mengeluarkan Kiran, atau memarahiku? Aku ini Ayah tirimu. Setidaknya, begitu kenyataannya.” Bahu Alex sedikit

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Bau Parfum Lain?

    Ailyn turun dari mobil Bima. Wanita itu merasa resah, mengingat apa yang mereka bicarakan di rumah pohon tadi. Bisa-bisanya Bima menawarkan kesepakatan tak masuk akal. Asal dia kembali pada Bima, maka kontrak kerja sama dengan Karan akan berjalan lancar. “Titip salam pada suamimu, minta dia temui aku besok di kantor,” ujar Bima, menurunkan kaca mobil. Ailyn menoleh, tak menjawab. Dilihatnya Bima mengedipkan sebelah mata padanya, terkesan sangat nakal. “Kau ... tidak akan macam-macam dengannya, kan?” Ailyn mendekat. Pria itu menaikkan pundak, meminta sopir untuk segera pergi. “Kalau kau berani macam-macam padanya, aku akan membuat perhitungan!” teriak Ailyn. Ia menghentakkan kaki, merasa sangat kesal. Sesaat dicobanya mengatur napas. Dirasa tenang, Ailyn berbalik menatap rumah mewah itu. Apa pun yang akan dikatakan nanti, dia harus berbicara sebaik mungkin agar Karan tidak marah. Kala hendak melangkah, menda

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Kesepakatan Bersyarat

    "Sayang, kau mau bilang apa? Jangan membuatku mati penasaran.” Karan sudah tak sabar menunggu penjelasan. “Begini. Sebenarnya, ada temanku yang namanya Bima. Dia ... dia ternyata CEO Athena Corporation,” ujarnya, memulai dengan memberi tahu hal yang juga baru diketahuinya. “Apa? Dia temanmu? Kenapa kau baru bilang sekarang?” Karan membetulkan posisi duduk sampai Ailyn bersandar padanya. “Aku baru tahu tadi. Kami sudah lama tak ada komunikasi,” lirihnya. Jelas mustahil memberi tahu Karan bahwa Bima yang sama juga adalah mantannya yang masih berharap. “Lalu? Apa yang kau takutkan sampai memintaku untuk tidak marah?” Karan mengecup pundak Ailyn dengan keras hingga wanita itu melonjat kaget. “Dia menawarkan kesepakatan kerja dengan syarat aku harus kembali padanya, maka kontrak kerja itu akan disetujui.” Ailyn bicara lewat mata, sedangkan bibirnya kelu. “Apa? Kenapa menatapku?" Karan menyandarkan kepala pada leher sang is

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Di Balik Kerja Sama

    Karan menemui Farel di ruangannya. Pria itu langsung pucat saat Karan melempar surat kontrak tepat mengenai wajah sang adik tiri. Gelagapan Farel menangkap. Kepalanya tertunduk, tak bisa berkata-kata. Gagal sudah ia mendapatkan kontrak dengan Athena Corporation. “Kau ingat apa yang aku katakan waktu itu? Kalau kau tidak bisa mendapatkan kontrak, maka kau akan kupecat!” Karan berkacak pinggang memerhatikan Farel. “Ma-maaf, Tuan. Saya tidak bisa. Saya sudah berusaha untuk membujuk, tapi Tuan Bima rupanya sukar diajak kompromi,” jawab Farel, memerhatikan surat kontrak. “Alasan! Kau saja yang tidak becus! Mulai sekarang, kemasi barang-barangmu. Kau bukan lagi Sekretaris perusahaan sejak saat ini.” Karan berbalik, tapi urung untuk keluar. “Apa? Kenapa mendadak? Tidak bisa seenaknya. Aku banyak membantu perusahaan ini. Kau hanya CEO, bukan pendiri atau pemilik utama perusahaan ini.” Kalimat yang Farel lontarkan kepada Karan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16

Bab terbaru

  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Penerus Keluarga (TAMAT)

    “Om adalah teman Papamu. Ambil ini dan berikan pada Ailyn.” Pria itu menyerahkan kado kecil pada Kiran. “Ini apa, Om?” tanyanya dengan polos. “Berikan saja, ya. Kiran kan anak baik.” Pria itu mengelus pipi dan kepala Kiran. Setelah itu, ia menghilang dari pandangan. Heran dengan kado kecil itu, Kiran meletakkan mangkok dan berlari mendekati Ailyn. “Kak, ini untuk Kakak,” katanya. “Wah, ini apa, Sayang?” Ailyn tersenyum, menerima kado itu. Kiran menaikkan pundak. “Entah. Tadi ada pria, katanya teman Papa. Dia nyuruh Kiran memberikannya pada Kakak.” “Apa?” Ailyn terkejut. Dilihatnya sekeliling. Tidak ada wajah yang mencurigakan. Lalu, siapa pengirimnya? Dibukanya kado yang ternyata berisi surat. Jantung Ailyn berdebar hebat. Rasa takut yang sejak beberapa hari dirasakan, ternyata suatu pertanda. “Aku tahu, suatu saat aku akan mati. Entah karena penyakit yang selama ini menyerang atau terbunuh Karan. Aku sudah lama

  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Acara Syukuran Tujuh Bulanan

    Ailyn sedang becermin. Meja rias yang dipenuhi berbagai macam alat kecantikan itu terlihat seperti milik perias. Terinspirasi dari meja rias di rumah Lila waktu itu. "Aku merasa semakin gendut." Ailyn memeriksa tubuhnya. Malam ini adalah acara syukuran tujuh bulanan. Mereka mengundang beberapa rekan kerja, baik dari perusahaan ataupun rekan sesama artis. “Sayang, kau sudah siap?” Karan memasuki kamar. Ia berdecak kagum melihat istrinya menggunakan pakaian longgar dan panjang berwarna merah. “Wah, kau mau ke pesta apa bagaimana ini? Kok cantik sekali. Sudah seperti mau photo shoot saja.” Karan mengecup sekilas. Ailyn membiarkan Karan mengelus perutnya yang kian membesar. “Kau baru saja memberi ide. Bagaimana kalau kita photo shoot setelah ini? Aku kan model, Karan.” “Terserah kau saja. Ayo, Sayang. Tamu sudah datang.” Pria berkemeja biru itu menggandeng tangan istrinya yang mulai kesulitan berjalan. Dibiarkann

  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Bayi Besar

    Ailyn dan Karan mendekat. Keduanya tak menyangka akan bertemu Bella setelah sekian lama. “Ka-kalian di sini?” Bella menutupi wajah anaknya dengan tas. “Itu ... Anakmu?” tanya Ailyn, sembari mengusap perut. Bella mengangguk, sedikit gugup. Ia malah menoleh ke kanan dan kiri seperti menunggu seseorang. “Apa yang kau lakukan panas-panas begini di parkiran?” Karan ikut memerhatikan sekitar. Tak ada siapa pun yang bisa diperhatikan. “A-aku menunggu sopir.” Bella menjawab dengan terbata-bata, sementara sang anak mengibas tangannya sampai tas itu terjatuh. Gelagapan Bella memungutnya sebelum diambil Karan yang juga membungkukkan badan hendak membantu. Sopir? Anak kecil? Ada banyak pertanyaan di benak Ailyn. Selama ini yang ia tahu Bella dikirim ke luar kota karena hamil anak Krishna yang belum keluar dari penjara."Papamu membantu keuanganku sampai sekarang. Dia juga yang menyediakan tempat tinggal dan sopir," tutur

  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Bersiaplah Untuk Direpotkan!

    Jovan melirik sekilas. Mendadak ia juga merasa khawatir. Apa yang sebenarnya terjadi pada majikannya? Kenapa rasa bahagia itu lenyap seketika? “Karan, a-aku tidak tahu harus bagaimana. Yang jelas, anak ini milik kita. Anakku dan anakmu.” Ailyn menangis, menyentuh perutnya. Melihat istrinya menangis, Karan tertawa keras sampai terpingkal-pingkal. Hal itu membuat Ailyn penasaran, apa yang terjadi. “Aku tahu, Sayang. Aku hanya bercanda. Masa iya, aku meragukan kehamilanmu. Ada-ada saja kau ini.” Karan memeluk Ailyn yang memukul dadanya karena kesal. Sesaat tadi pikirannya sudah negatif. Beberapa detik lalu rasanya amarah ingin meluap. “Jahat!” Ailyn memukul, tapi semakin mengencangkan pelukan. Mendapati semua hanya candaan semata, Jovan mengurut dada, lega. Keduanya pun sepakat untuk pergi ke dokter kandungan sebelum memberitahukan kabar baik itu pada keluarga. Sesampainya di rumah sakit .... “Selam

  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Dua Garis Merah

    Hari yang hening, di mana bunga-bunga nan indah beserta daun pandan yang diiris tipis ditaburkan ke makam. Suara tangis bersahutan. “Papa!” rintihan dan kesedihan tergambar jelas di wajah mungil itu. Wajah yang kini semakin basah karena air mata. Makam dengan batu nisan berwarna putih bertuliskan nama seseorang mulai ditaburi bunga. Alex Brawijaya. Seorang pria yang tewas dalam perkelahian semalam. “Jangan bersedih. Ini sudah takdir, Sayang,” bisik Ailyn, merangkul pundak adik iparnya yang terus saja memeluk batu nisan. Karan ikut berjongkok. Peristiwa semalam bukan hanya kelabu, tapi gelap segelap-gelapnya. Seorang pria dengan obsesi tinggi telah pergi untuk selamanya. “Iya, Sayang. Biarkan Papa beristirahat dengan tenang.” Karan menimpali. Air matanya turut menetes. Ditolehnya beberapa orang yang mulai meninggalkan pemakaman. Sengaja makam Alex diletakkan bersebelahan dengan makam Marina, sesuai permintaan Kiran.

  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Tewasnya Sang Ketua Mafia

    Kusuma berlari keluar dari mobil menuju ke rumah sakit. Ia dikabari sang istri sakit perut sampai dilarikan ke rumah sakit. Namun, belum juga menginjakkan kaki di tempat itu, pengawal pribadi Ailyn mencegah. “Tuan, tak perlu masuk,” katanya. “Memang kenapa? Apa wanita itu ... maksudku, Yunita baik-baik saja?” Kusuma enggan menyebut kata istri. “Dia hanya pura-pura sakit agar bisa mengecoh kita. Nyaris saja saya kecolongan kalau tidak segera membaca situasi,” paparnya, membuat Kusuma mengernyitkan dahi. “Mengecoh? Kecolongan? Apa yang kau bicarakan? Tunggu! Kau siapa?” Kusuma baru menyadari pria asing yang kini bicara dengannya tak pernah ia kenal. “Saya pengawal pribadi Nona Ailyn mulai hari ini. Tadi saya dan beberapa teman diminta mengantar Nyonya ke sini, tapi saya mendapat telepon anak buah diserang.” Pria itu menceritakan bahwa saat ini anak buahnya dikunci di kamar bersama pengawal yang lain, termasuk pelayan da

  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Memulai Penyerangan

    “Emmm .... “ Ailyn berusaha melepaskan ikatan yang membelenggu kaki dan tangannya. Karena mulutnya disumpal dengan sapu tangan, ia tak bisa berteriak. Semua terjadi begitu cepat tanpa bisa dicegah. “Sstttt! Jangan berisik, Sayang. Aku datang untuk memberi akhir yang indah pada cerita kita,” lirih Alex, mengusap pipi Ailyn dengan jarinya. Berhasil mengikat kedua tangan dan kaki Ailyn di atas ranjang, Alex melempar masker dan topi sembarangan ke lantai. “Emmmm!” Ailyn berusaha keras melepaskan ikatan yang terasa menyakiti pergelangan tangan dan kaki. “Ah, aku merasa terlalu jahat. Kau pasti ingin bicara denganku, kan?” Alex menaiki ranjang, membuka sumpal di mulut Ailyn. “Sialan!” Ailyn bernapas tersengal, membiarkan rambutnya menghalangi wajah. Keringat dingin mulai deras mengucur di kening dan lehernya. “Jangan terlalu kasar. Aku datang untuk menjemputmu. Lihat, aku bawakan surat ceraimu.” Alex mengeluarkan kertas yang

  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Taktik Licik

    Meskipun Yunita melarangnya masuk ke kamar, tetap saja Ailyn bersimpati dengan sering-sering memeriksa keadaan mertuanya. “Keluar kau! Aku tak sudi melihatmu!” Ailyn menghela napas, menoleh pada Yunita yang menarik selimut hingga menutupi sebagian wajahnya. “Ya sudah. Aku akan keluar. Mama cepat sembuh biar kita bisa ribut lagi.” Ailyn bangkit, menuju ke pintu. “Kenapa kau selalu membuatku emosi, Wanita Sialan!” Yunita menyingkap selimut, lalu menggulungnya dengan cepat. Seolah tahu apa yang akan mertuanya lakukan, Ailyn bergegas keluar dan menutup pintu. Tepat saat pintu ditutup, selimut melayang dan mengenai lantai. Yunita bernapas kasar. “Kau bisa keluar. Buat Ailyn tetap berada di kamarnya agar rencana kita berjalan lancar,” kata Yunita. Pintu kamar mandi terbuka. Tampak Farel keluar dengan wajah dipenuhi senyuman. “Farel pergi dulu.” Pria itu mengendap-endap keluar dari kamar Yunita. Sementara itu

  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Diare

    Ailyn menyenggol lengan suaminya saat melihat Yunita muncul dengan wajah suram, seolah kurang tidur. Kantung matanya menghitam. “Sepertinya, ada yang kurang tidur,” bisik Karan. Suasana masih sepi di ruang makan itu, sampai Kusuma menoleh pada istrinya yang duduk sembari memegangi perut. “Kau mirip sekali dengan kuntilanak kesurupan.” Kusuma bicara tanpa memandang. Tangannya bergerak cepat menyendok makanan. “Pa, panggilkan dokter. Mama sakit perut, mencret,” bisik Yunita, tapi tetap terdengar jelas di telinga Karan yang duduk di depannya. “Kau kan bisa panggil sendiri. Tak usah manja. Kau bukan anak kecil lagi,” kata Kusuma, meminum air. Ailyn dan Karan menunduk, menahan tawa. Sepertinya, harapan Karan terkabul agar Yunita sakit perut dan mencret. “Ih, Papa! Sakit sekali loh ini. Masa Papa tega membiarkan Mama kesakitan.” Yunita menyentuh bagian belakang tubuhnya yang sedikit terangkat. “Memang apa yang ka

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status