Share

Jangan Sampai Terulang lagi

Penulis: Suhadii90
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-30 10:27:31

Tak lama setelahnya, Andra dan juga Suster Indah tiba di rumah sakit. Mereka menghampiri Mayang dan juga Sinta yang sudah berada di ruang bersalin, menggantikan Sagara menemani Hanna yang tengah merasakan nyeri karena kontraksi sang bayi.

“Kenapa bisa terjadi, lahir sebelum tanggal yang sudah ditentukan?” tanya Andra yang terheran-heran setelah mendengar kabar jika Hanna akan segera melahirkan.

“Itu bisa terjadi kepada siapa saja, Mas. Termasuk Mbak Hanna. Mungkin Mbak kecapekan. Makanya mengalami kontraksi dini. Bahkan menyebabkan pecah ketuban dibarengi dengan pendarahan,” kata Suster Indah menjawab pertanyaan Andra.

Kemudian memeriksa sang bayi dengan memasukan jarinya di bawah sana. “Sudah bukaan enam.”

Andra menganga. “Kok kamu tau, soal begituan? Bukannya kamu perawat umum?”

Suster Indah mengulas senyumnya. “Saya banyak belajar dari kakak saya, Mas Andra.”

“Oh! Kenapa kamu memilih bekerja di rumah sakit jiwa?”

“Bukan saatnya untuk membahas hal itu, Mas Andra. Kita harus melihat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Nama untuk Anak Hanna

    Sementara Sagara hanya berdiri di samping bangsal Hanna, sembari menatap ketiga orang yang terlihat begitu tegang kala melihat raut wajah Sagara yang begitu datar."Apa yang sudah kalian lakukan kepada Hanna, sampai dia merasa kelelahan? Sampai harus mengalami kontraksi dini bahkan melahirkan di waktu yang cukup jauh dengan prediksi dokter," kata Sagara bertanya kepada ketiga orang tersebut.Semuanya terdiam, pun dengan Suster Indah. Mereka tak tahu harus menjawab apa. Sebab, yang sudah memerintahkan Hanna agar banyak melakukan aktivitas adalah Mayang.Sampai akhirnya perempuan itu memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan anaknya. "Mama yang sudah meminta Hanna untuk melakukan aktivitas. Karena hal itu bisa membuat Hanna dilancarkan proses lahirannya. Maafkan Mama, Sagara. Mama yang sudah meminta Hanna agar melakukan hal-hal yang menurut Mama baik untuk kehamilannya."Sagara menatap Mayang dengan tatapan datar. Entah apa yang harus dia lakukan kepada mamanya itu, sementara Mayang p

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Gue nggak Peduli

    Andra manggut-manggut. "Ganteng, Sagara. Kalau nanti gue punya anak cewek, mau gue jodohin sama anak gue. Gilak! Masih bayi udah keliatan good looking-nya."Sagara memutar bola matanya dengan malas. "Produksi juga belum, udah mau main jodohin aja.""Namanya juga berharap semoga segera diberi keturunan, kalau udah menikah nanti."Sagara tersenyum miring. "Doa aja yang banyak."Andra lantas menghela napasnya. Kemudian kembali ke tempat tidur di mana si bayi mungil itu masih terlelap dalam tidurnya. Ia menerbitkan senyumnya, kala menatap bayi berjenis kelamin laki-laki yang begitu tampan."Pasti bakal jadi artis papan atas nih, kalau berkecimpung ke dunia entertainment. Bisaan juga, si Raffael bikin anaknya." Andra terkekeh sendiri atas ucapannya."Anak gue, Andra. Elo gak usah mancing-mancing gue dengan ngomong kayak gitu." Sagara tampak kesal kepada Andra.Pria itu lantas menerbitkan cengiran kepada sahabatnya itu. "Secara biologis, Raffael adalah orang pertama yang tanam benih di dala

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Tidak ada Alasan untuk Menolak

    Andra terdiam. Kondisi Sagara sedang tidak baik-baik saja, hanya akan mengakibatkan sebuah masalah yang tidak ada ujungnya.Hanna menganggukkan kepalanya dengan pelan kepada Andra. Agar berhenti membahas yang sedang sensitif untuk dibahas. Andra pun mengendikan bahunya kemudian duduk di atas sofa sembari menatap Sagara yang tengah melahap nasi karena Hanna sudah kekenyangan.“Minum obatnya dulu. Biar ASI-nya lancar dan bisa menyusui si bayi. Karena walaupun aku masih mampu beli susu formula, ASI lebih baik dari apa pun. Setidaknya sampai enam bulan kemudian lanjut setahun. Kalau masih mau kasih, sampai dua tahun.”Hanna menelengkan kepalanya setelah mendengar ucapan Sagara yang dengan detailnya menjelaskan perihal memberi ASI lebih baik dari susu formula.“Sedetail itu, kamu mengetahui tentang manfaat ASI?” kata Hanna bertanya kepada Sagara.Pria itu menerbitkan senyumnya. “Aku selalu membaca artikel tentang ibu hamil dan juga ibu menyusui. Agar aku paham, kodrat seorang wanita itu ad

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Jangan Mengklaim sebagai Ayah

    Sudah satu minggu berlalu. Sudah satu minggu pula, peran Hanna sebagai ibu. Menjalani hari-hari menjadi seorang ibu dari Rivano yang kini sudah semakin sehat."Mama!! Rivano nangis!" teriak Sagara yang tengah mengasuh anaknya. Sementara Hanna tengah mandi lantaran baru memiliki waktu untuk membersihkan diri."Bentar!!" Hanna balas berteriak. "Hhh! Baru lima menit juga, udah teriak-teriak manggil. Dasar!" gerutunya kemudian segera menyudahi acara mandinya."Baru lima menit, udah manggil-manggil. Gimana kalau ditinggal belanja!" Hanna kembali menggerutu kemudian mengenakan pakaiannya."Yaa gimana, kalau anaknya pengen mimi, Sayang. Kalau pengen main, udah aku bawa ke time zone." Pria itu tak mau kalah.Hanna lantas menyunggingkan bibirnya. "Sini!" Perempuan itu mengambil anaknya yang berada di gendongan suaminya itu.Sagara tersenyum miring kala melihat bayi Rivano seketika diam setelah mulutnya masuk ke dalam pucuk untuk mengisi perutnya yang sudah lapar."Pengen mimi, Sayang. Bukan pe

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Bisa Buktikan Nanti

    Hanna menganggukkan kepalanya. “Ya, saya paham. Saya juga tidak akan berbicara sembarangan jika tidak punya bukti yang kuat, Pak. Papa saya sendiri yang mengatakan jika memang benar, dia telah menikah dengan seorang wanita yang dia cintai kala itu.”Sagara menggaruk alisnya. Kemudian menatap sang istri yang masih terdiam, mencerna setiap ucapan yang diucapkan oleh Hanna.“Gimana, Hanna? Mau diminta datang ke sini? Setidaknya kamu meminta penjelasan kenapa dia tidak ada di saat mama kamu sedang melahirkan.”Hanna menganggukkan kepalanya dengan pelan. “Ya. Panggil dia ke sini. Banyak pertanyaan yang harus aku tanyakan ke dia.”“Panggil papa kamu untuk memenui saya dan juga Hanna ke sini. Agar lebih jelas dan tidak ada yang namanya mencari kesempatan untuk mengaku-ngaku sebagai ayah kandung Hanna. Meskipun dia bohong, ada tes DNA yang bisa membuktikan semuanya!” titah Sagara kepada Hanna.Perempuan itu lantas menghubungi sang papa. Sesuai perintah Sagara untuk memanggilnya ke sana. Semen

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Kenapa harus Menikah lagi?

    “Apakah aku harus memanggilnya dengan sebutan ‘Papa’? Berat rasanya, karena aku baru mengenalnya walau memang benar, dia adalah papa kandungku.” Hanna belum bisa memanggil papanya itu dengan sebutan ‘papa’.“Alasan Anda menikahi mamanya Hanna karena apa? Serta, kenapa Anda mengkhianati mamanya Hanna?” tanya Sagara kembali.“Maaf! Saya memang sudah keterlaluan. Menikahi Luna tanpa seizin mamanya Hanna, juga membohongi Luna kalau saya seorang duda. Saya akui itu, kesalahan yang hingga kini membuat saya merasa bersalah. Karena akhirnya Luna tau kalau dia dimadu. Dan kini, istri saya pun tau kalau saya pernah menikah lagi.”Wisnu menyesal. Tapi, penyesalan itu tinggalah penyesalan. Luna sudah pergi untuk selamanya, dan Hanna tidak menginginkan Wisnu mengakui dirinya sebagai anak kandungnya.Sagara yang merasa emosi mendengar penjelasan Wisnu pun tampak ingin menghajar pria itu.“Pak! Anda sedang tidak membual, kan? Anda tidak sedang mencari keuntungan, kan? Jangan sampai saya melaporkan A

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Pelukan yang Terlalu Hangat

    Kemudian Sagara menghela napas pelan. “Kondisi Hanna saat itu sedang hamil. Kami menikah karena untuk memiliki status terlebih dahulu. Dalam agama pun diwajibkan untuk akad ulang setelah selesai nifas. Untuk menyempurnakan pernikahan kami, Pak Wisnu. Dan juga, pernikahan itu hanya akad saja. Tidak ada pesta meriah pada umumnya.“Dulu, saya hanya anak yang terusir. Setelah akhirnya Hanna meminta tanggung jawab, dan saya pun menikahi Hanna. Begitulah kurang lebih cerita saya jika Anda belum tau kalau ayah tiri saya sudah merebut perusahaan saya dan juga mengusir saya dari rumah itu. Sekarang, semuanya sudah kembali. Dan saya ingin mewujudkan mimpi Hanna untuk menjadi ratu dalam sehari.”Sagara menatap Wisnu dengan lekat kala menjelaskan panjang lebar tentang dirinya yang akan menikahi Hanna ulang.Bukan hanya perayaan saja atau pesta yang meriah. Melainkan ijab kabul kembali untuk menyempurnakan status pernikahannya menurut ajaran agamanya.

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Jangan Mengkhianatiku

    Hingga sore hari tiba. Waktu sudah menunjuk angka empat sore. Sagara dan Hanna tertidur dengan pulas di atas tempat tidur setelah Sagara memindahkan Hanna ke atas sana. Kemudian Sagara membuka matanya terlebih dahulu lantaran mendengar sang anak yang sedang mengoceh layaknya bayi baru lahir."Udah bangun, Sayang. Tidurnya pulas banget siii. Kayak Mama, yaa. Sekarang aja, mamanya belum bangun." Sagara menggendong bayinya itu setelah melihat dia membuka matanya."Mau mimi ya, Nak? Papa bangunin dulu, yaa." Sagara kemudian menidurkan Rivano di samping Hanna. Setelahnya, membangunkan perempuan itu dengan menepuk-nepuk pipi sang istri."Sayang, bangun. Rivano pengen mimi katanya. Udah hampir tiga jam lho, kamu tidur." Sagara terus membangunkan istrinya lantaran Rivano yang ingin menyusu.Hanna pun membuka matanya. Kemudian bangun dari tidurnya dan mengambil Rivano yang berada di sampingnya."Ngantuk banget, Sagara. Semalam aku gak bisa tidur nyenyak. Su

Bab terbaru

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Welcome Baby Twins

    "Kita lakukan tes terlebih dahulu. Susternya sudah saya minta untuk membawakan alat tes kehamilan juga," kata Dokter Azmi menjelaskan.Sagara tampak terkejut. Ia bahkan tak menyangka jika Hanna bisa secepat itu memberinya keturunan, kalau memang alat itu menunjukkan dua garis biru.Tak lama kemudian, Dokter Aris datang dan memberikan tespack kepada Hanna. "Silakan dicek terlebih dahulu, Bu Hanna. Kita periksa setelah hasilnya sudah keluar."Hanna mengangguk kemudian mengambil alat tes kehamilan itu. Lalu, masuk ke dalam toilet untuk segera melakukan tes kehamilan. Semakin cepat, semakin baik. Begitu menurutnya.Lima menit kemudian. Hanna keluar dari toilet. Sagara tengah duduk di samping sang anak yang sedang memakan buah apel yang sudah Sagara potong-potong."Positif, Dok." Hanna memberikan alat itu untuk diperlihatkan kepada Dokter Aris.Dokter Aris manggut-manggut. "Kalau begitu, kita lakukan USG terlebih dahulu. Agar tahu, sudah berapa usianya."Sagara juga ikut ke ruang USG. Pun

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Hanna Hamil?

    Sagara menelan salivanya dengan pelan. Kenangan terburuk yang pernah dia alami begitu menyakitkan hatinya. Di mana nasib buruk itu mengguncang dirinya, datang secara bersamaan.Namun, hasil yang kini dia dapatkan jauh lebih baik dari apa yang pernah dia miliki. Bahkan, orang-orang yang sudah merendahkannya kini bertekuk lutut padanya.Waktu sudah menunjuk angka sepuluh malam. Di mana acara pernikahan itu sudah selesai dilaksanakan. Para tamu yang datang sudah pulang ke rumah masing-masing.Pun dengan Sagara dan juga Hanna. Mereka memilih untuk pulang setelah acaranya selesai.Di dalam kamar hotel. Keduanya terlihat canggung karena tidak tahu harus dimulai dari mana.Andra pun mengirim pesan kepada Sagara untuk menanyakan perihal malam pertama yang harus dia lakukan.Andra: [Udah molor, belum? Apa jangan-jangan mau ngalahin gue!]Pesan terkirim.Sementara Indah masih berada di dalam kamar mandi. Seolah tak tahu, apa yang harus dia lakukan.Ting!Sagara: [Baru pemanasan. Tapi, karena el

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Posisi yang Sangat Lemah

    “Milla kenapa jadi begitu? Bener-bener sampul nggak bisa menjamin bisa dipercaya,” kata Hanna setelah kembali dari kamar mandi.Sagara mengendikan bahunya. “Lagi suka sama seseorang, kali. Makanya cari perhatian.”Hanna lantas menolehkan kepalanya kepada Sagara. “Kalau sukanya sama kamu, gimana?”Sagara tersenyum miring. “Yaa nggak gimana gimana, Sayang. Mau diganti lagi? Aku sih, terserah kamu aja. Karena aku nggak akan terkena rayuan apa pun kalau dia berani merayuku.”Perempuan itu hanya melirik Sagara yang berbicara dengan santainya. Sebab memang begitu kenyataannya. Tidak tergoda sedikit pun pada orang-orang yang berani menggodanya."Gak akan kelar, kalau diganti lagi dan lagi. Biar aja. Kecuali kamunya oleng."Sagara menatap Hanna kemudian menghela napas kasar. "Nggak akan. Janji, gak akan oleng. Aku gak mau kehilangan kamu. Daripada ladenin orang macam dia, lebih baik aku pindah jabatan aja, kerja di Lestari aja."Hanna terkekeh pelan. "Yaa bagus. Jangan sampai membuang berlian

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Jangan Dulu Pulang

    Waktu sudah menunjuk angka tujuh pagi.Di ruang makan. Sagara, Hanna, Mayang dan juga Suster Indah tengah sarapan bersama.“Jadi gimana, Sus? Tetap mau resign?” tanya Sagara setelah menyelesaikan acara makannya.Suster Indah menganggukkan kepalanya dengan pelan. “Bisa kita bicara, Mas Sagara?”Sagara mengangguk. “Temui saya di ruang kerja!” ucapnya kemudian beranjak dari duduknya. Setelahnya, diikuti oleh Suster Indah setelah pamit kepada Hanna dan juga Mayang.“Jadi gimana, Sus?” tanya Sagara setelah tiba di ruang kerjanya.Suster Indah memberikan catatan yang setiap hari ia tulis mengenai kondisi kesehatan Mayang.“Bu Mayang masih butuh pendamping, Mas Sagara. Dan sepertinya, harus selalu ditemani sampai selamanya. Kondisi kejiwaannya tidak sepenuhnya kembali. Dan memang, banyaknya pasien yang sembuh itu tidak sembuh permanen,” tutur Suster Indah menjelaskan.Sagara melihat catatan tersebut. Kemudian menghela napasnya dengan pelan. “Harusnya cari yang udah tua, janda atau perawan tu

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Kondisinya Belum Begitu Normal

    Sampai akhirnya mereka tiba di Indonesia. Setelah berjam-jam lamanya, tanpa ada transit terlebih dahulu. Akhirnya tiba di tanah kelahiran.Waktu sudah menunjuk angka tujuh malam. Waktu yang tepat untuk mereka makan terlebih dahulu sebelum kembali ke rumah. Makan di resto mereka, yang saat itu tidak terlalu ramai. Mereka memilih untuk makan di lantai tiga, ruang privasi sang pemilik resto.“Sayang. Rivano-nya tidurin di tempat tidurnya aja. Bawa ke sini,” teriak Sagara kepada Hanna yang tengah menyusui sang anak.“Iyaaa!” sahut Hanna kemudian.Sagara pun kembali menyesap kopi miliknya yang ia pesan lima menit yang lalu. Sembari menunggu makanan yang mereka pesan tiba.“Gue mau bahas project di Singapura. Kemaren, mereka pengen revisi motif yang ada di ujung deket kaca gitu. Katanya, terlalu rame dan warnanya juga kurang cocok dengan warna tembok kantor mereka.”Sagara manggut-manggut dengan pelan. “Sebenarnya gue lagi males bahas kerjaan. Karena gue masih cuti. Tapi, karena besok udah

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Ingin Mengajak Hanna Liburan

    Wisnu sudah tak tahan lagi dengan ucapan tak masuk akal Linda. Meminta agar Hanna dimasukkan ke dalam pemilik Lestari. Daripada meladeni ucapan aneh istrinya itu, ia pun memilih untuk pergi dari rumah itu.Linda mendengus kasar. Ia kemudian menghubungi Hanna untuk memarahi anaknya itu karena sudah berani berhenti bekerja.“Ma. Kan, udah Mas Adi yang menghidupi aku. Setiap bulan juga, aku selalu kirim uang ke Mam,” keluh Hanna dalam panggilan tersebut.Kebetulan sekali, perempuan itu sedang berada di rumah Hanna karena diminta untuk datang ke sana. Membantunya membuka semua kado dari para tamu undangan.“Kenapa dia?” tanya Andra yang juga ikut membantu membuka kado.Hanna mengendikan bahunya. “Kayaknya … mamanya Hanna matre, deh. Kedengerannya sih, Hanna ini diminta untuk kerja lagi.”"Ya elaaah! Si Adi gajinya udah puluhan juta juga. Masih aja kudu kerja. Beneran sih, kalau kayak gitu mah. Matre." Andra menepuk jidatnya.Hanna kembali duduk di samping Hanna, kemudian menghela napas pa

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   In Budapest

    Dalam hal ini, mereka memang seperti dunia terbalik. Bukannya Hanna yang meminta Sagara agar mengabulkan permintaannya untuk pergi ke luar negeri. Dan yang terjadi di sana malah Sagara yang terlihat begitu antusias untuk mengajak Hanna pergi ke luar negeri."Sayang. Andra pengen lamar Suster Indah di sana.""Sebenarnya aku masih capek. Tapi, kalau kamu maksa, ya udah. Karena tempat itu memang tempat yang sangat ingin aku kunjungi. Aku pernah punya mimpi, ingin pergi ke sana bersama orang yang aku cinta.""Dan aku akan mewujudkannya. Kamu nggak perlu gendong Rivano, biar aku aja. Karena aku nggak tahu kapan akan bisa punya waktu untuk mewujudkan semua keinginan kamu, untuk pergi ke luar negeri. Termasuk Budapest. Enam bulan yang akan datang, aku akan disibukkan dengan kuliah juga dengan pekerjaan kantor. Sepertinya tidak akan punya waktu banyak untuk kamu dan juga Rivano."Kita manfaatkan waktu ini untuk pergi ke tempat-tempat yang ingin kamu kunjungi. Kita hanya punya waktu weekend sa

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Jangan Gila!

    Sagara mengulas senyumnya. “I love you more. Kamu sangat mencintaiku, aku lebih lebih mencintai kamu. Don’t leave me. Aku butuh kamu.”“Hanya akan pergi, jika kamu yang menginginkanku pergi. Tidak dibutuhkan lagi untuk mengisi hidupmu.”“Dan itu tidak akan pernah terjadi,” ucapnya kemudian meraup bibir istrinya kembali.Permainan kedua akan dimulai lagi. Kemudian, Hanna menghentikan Sagara yang tengah meraup bibirnya.“Mau, yang lebih dari ini?” tanyanya sembari mengusapi milik Sagara yang semakin mengeras.“Apa itu?” tanyanya kemudian.Tanpa memberi tahu, Hanna menjatuhkan tubuh Sagara kemudian merangkak ke bawah sana. Melahap benda itu dengan gerakan yang membuat Sagara semakin menggila.“Arrgghh! Fuck you, Hanna!” Sagara meremas lengan Hanna seraya menikmati setiap permainan yang tengah dilakukan oleh istrinya itu.“Don’t stop, Honey!” lirih Sagara yang tengah kegirangan akan permainan yang dilakukan oleh Hanna.“Never!” ucapnya kemudian tersenyum menyeringai.**Waktu sudah menunj

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Memang Seharusnya Berkata Jujur

    “Di tempat ini?” tanya Suster Indah dengan pelan. Deru napas Andra bahkan masih sangat terasa karena jarak yang memisahkan mereka hanya satu helai rambut saja.Andra mengulas senyumnya. “No! Hanya spontan saja. Di tempat ini, terlalu biasa dan aku nggak bawa apa-apa. Di tempat yang lain aja. Kita tunggu waktunya tiba.” Kemudian Andra mengecup kening kekasihnya itu. “Terima kasih, sudah menjadi pembuka hatiku yang dulu tidak pernah bisa dibuka karena hal dan lainnya.”Suster Indah mengangguk. “Terima kasih, sudah menjadi yang pertama dan semoga menjadi yang terakhir.”Andra mengangguk. “Aamiin. Kita berusaha sama-sama. Menjalaninya juga bersama-sama. Apa pun yang terjadi nanti, kita harus bisa menghadapinya.”Perempuan itu kembali menerbitkan senyumnya. “Iya, Mas.”“Aku mau ke dalam lagi. Kamu, masih tetap ingin di sini? Memangnya, Tante Mayang masih belum waras betul, yaa?”“Belum, Mas. Kejiwaan seseorang tidak akan kembali normal seperti dulu. Pasti akan selalu ada yang namanya kambu

DMCA.com Protection Status