Share

Pelukan yang Terlalu Hangat

Penulis: Suhadii90
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-31 09:01:02

Kemudian Sagara menghela napas pelan. “Kondisi Hanna saat itu sedang hamil. Kami menikah karena untuk memiliki status terlebih dahulu. Dalam agama pun diwajibkan untuk akad ulang setelah selesai nifas. Untuk menyempurnakan pernikahan kami, Pak Wisnu. Dan juga, pernikahan itu hanya akad saja. Tidak ada pesta meriah pada umumnya.

“Dulu, saya hanya anak yang terusir. Setelah akhirnya Hanna meminta tanggung jawab, dan saya pun menikahi Hanna. Begitulah kurang lebih cerita saya jika Anda belum tau kalau ayah tiri saya sudah merebut perusahaan saya dan juga mengusir saya dari rumah itu. Sekarang, semuanya sudah kembali. Dan saya ingin mewujudkan mimpi Hanna untuk menjadi ratu dalam sehari.”

Sagara menatap Wisnu dengan lekat kala menjelaskan panjang lebar tentang dirinya yang akan menikahi Hanna ulang.

Bukan hanya perayaan saja atau pesta yang meriah. Melainkan ijab kabul kembali untuk menyempurnakan status pernikahannya menurut ajaran agamanya.

<
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Jangan Mengkhianatiku

    Hingga sore hari tiba. Waktu sudah menunjuk angka empat sore. Sagara dan Hanna tertidur dengan pulas di atas tempat tidur setelah Sagara memindahkan Hanna ke atas sana. Kemudian Sagara membuka matanya terlebih dahulu lantaran mendengar sang anak yang sedang mengoceh layaknya bayi baru lahir."Udah bangun, Sayang. Tidurnya pulas banget siii. Kayak Mama, yaa. Sekarang aja, mamanya belum bangun." Sagara menggendong bayinya itu setelah melihat dia membuka matanya."Mau mimi ya, Nak? Papa bangunin dulu, yaa." Sagara kemudian menidurkan Rivano di samping Hanna. Setelahnya, membangunkan perempuan itu dengan menepuk-nepuk pipi sang istri."Sayang, bangun. Rivano pengen mimi katanya. Udah hampir tiga jam lho, kamu tidur." Sagara terus membangunkan istrinya lantaran Rivano yang ingin menyusu.Hanna pun membuka matanya. Kemudian bangun dari tidurnya dan mengambil Rivano yang berada di sampingnya."Ngantuk banget, Sagara. Semalam aku gak bisa tidur nyenyak. Su

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Wangi Bunga Kesukaan Hanna

    Matanya kembali menatap Adi dengan lekat. "Saya akan memberi kamu pekerjaan yang lebih layak dari pekerjaan kamu yang sekarang. Kebetulan saya mengelola tiga bidang usaha. Dua perusahaan furniture, satu resto. Terlalu banyak yang harus saya handle dan dua bulan yang akan datang, saya harus kembali kuliah untuk melanjutkan studi S-2 saya."Kemudian Sagara menghela napasnya dengan panjang. "Nikahi Hanna bulan depan atau minggu depan juga boleh. Jadilah direktur umum di Lestari Furniture, untuk menggantikan posisi mendiang Krisna."Pria itu memberikan dokumen surat perjanjian kontrak jabatan untuk Adi. "Silakan dibaca terlebih dahulu, kemudian tanda tangani. Besok, kamu sudah bisa kerja di sana. Dan cek ini, senilai lima ratus juta. Kamu berikan pada orang tua Hanna. Menikahlah dan gapai bahagia juga mimpi kalian."Waktu yang ditunggu-tunggu oleh Sagara akhirnya tiba. Di mana Hanna telah sampai pada akhir nifasnya. Bisa jadi hal yang ditunggu-tunggu oleh semua suam

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Semoga Segera Diberi Momongan

    Sampai akhirnya mereka tiba di meja yang sudah disiapkan. Dimana berbagai macam makanan kesukaan Hanna sudah tersedia di sana."Dinner, Sayang. Aku mau ajak kamu dinner."Hanna mengedarkan pandangannya melihat suasana resto yang terlihat berbeda di malam itu. "Tapi, Sagara. Resto ini kamu sulap menjadi tempat yang begitu romantis. Banyak bunga-bunga kesukaanku dan juga lilin putih serta makanan yang disajikan adalah makanan kesukaanku semua. What happen, Sagara?"Sagara terkekeh melihat raut wajah Hanna yang masih saja bingung dengan suasana di malam itu.Kemudian pria itu menghela napasnya dengan panjang. Matanya menatap teduh wajah Hanna yang terlihat begitu cantik di malam itu."You look so beautiful, Hanna," puji Sagara dengan tatapan lembut menatap sang istri."Kamu tau kan, kalau kita akan melakukan ijab kabul lagi?"Hanna menganggukkan kepalanya. "Ya. So?" Hanna masih belum paham.Sagara kembali mengulas senyumnya. "Open

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Sah!

    Hingga membuat pria itu salah tingkah dan sudah tahu, apa yang diberikan oleh Sagara padanya itu. Adi lantas segera menyimpannya ke dalam saku celananya.Hanna geleng-geleng kepala melihatnya. Ia pun memberikan selamat kepada pasangan pengantin baru itu. Setelahnya, ia menatap Linda—yang tak lain adalah istri pertama Wisnu dan juga mama kandung Hanna.Perempuan itu membuang muka kala melihat Hanna. Sehingga membuat Wisnu tak enak hati kepada anaknya itu. Namun, Hanna menghiraukannya. Ia memilih untuk segera turun dari sana bersama dengan Sagara dan juga Rivano. Khawatir Sagara melihatnya, akan menjadi masalah jika Sagara tahu.Namun, pria itu rupanya sudah tahu. Ia menatap Hanna dengan tatapan dalamnya. “Tidak perlu dipikirkan. Memangnya, kalau bukan karena aku, si Hanna bisa dapat suami direktur? Seandainya dia berani mengusik kamu, jangan harap aku tidak akan membalasnya!”Hanna mengusapi lengan suaminya itu. “Udah, Sagara. Katanya tidak perlu dipikirin. Kenapa malah mau membalasnya

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Rasa Ingin Tahu yang Sangat Kuat

    Waktu sudah menunjuk angka tujuh pagi. Rupanya, permainan yang memakan waktu hampir dua jam lamanya itu membuat keduanya lelah.Hanya bermain sekali, dan langsung tertidur dengan pulas di atas tempat tidur. Setelah Sagara memindahkan Hanna yang tadinya tertidur di sofa."Morning!" sapa Sagara kemudian mengecup bibir singkat istrinya itu.Tubuh Hanna menggeliat kemudian merenggangkan otot-otot yang terasa pegal ia rasakan."Morning!" balasnya kemudian. Setelahnya, ia memeluk sang suami. Lalu, melihat sang anak yang masih terlelap dalam tidurnya. "Rivano. Kalau udah gede, tidurnya jangan keseringan, yaa."Sagara lantas terkekeh mendengarnya. "Namanya juga masih bayi. Kerjaannya, kalau nggak tidur terus, yaa nyusu. Udah, itu doang. Emangnya mau kamu suruh apa, heum?"Hanna menggelengkan kepalanya kemudian menggeliat kembali. "Selalu rontok tubuhku, selepas dihantam bertubi-tubi oleh kamu.""Nanti juga kembali fresh. Seperti yang sudah-sudah." Sagara mengecup kening sang istri.Kemudian b

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Make Love in Budapest

    Sagara mengusap rambut istrinya itu sembari menerbitkan senyumnya dengan lebar. "Bukan hanya kamu saja yang senang, tapi aku juga. Tempat ini benar-benar indah dan kamu memang paling pintar dalam mencari destinasi wisata yang bisa membuat kita nyaman berada di sana."Hanna menganggukkan kepalanya kemudian menoleh kepada Andra dan juga Suster Indah yang tengah berdiri di samping mereka."Andra?" panggil Hanna kemudian.Pria itu menolehkan kepalanya kepada Hanna. "Ya?"Hanna pun menghela napasnya dengan panjang. "Ready? Aku mau rekam soalnya. Buat kenang-kenangan yang akan kalian berikan nanti pada anak-anak kalian. Di tempat inilah, Andra mendapatkan cinta sejati yang dulu tidak pernah kamu percaya, jika cinta sejati itu ada."Andra terkekeh mendengar ucapan Hanna. Di mana perempuan itu mengingatkan dirinya yang tak pernah bisa percaya tentang adanya cinta sejati. Tapi kini ia percaya. Bahwa cinta sejati itu ada."Now!" kata Andra kemudian mengambil sebuah kotak cincin di dalam saku ce

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Will You Marry Me?

    Satu persatu para tamu undangan memberi ucapan selamat kepada mereka. Hingga akhirnya selesai, Hanna dan Sagara kembali duduk di bangku pelamin. Kemudian menghela napasnya dengan panjang."Kamu, undang tamu berapa orang sih? Masih pagi aja udah banyak banget yang datang," kata Hanna yang terheran-heran lantaran melihat banyaknya tamu yang sudah hadir di sana. Bahkan, ia belum sempat mengganti gaun resepsi karena banyaknya tamu yang datang silih berganti."Hampir dua ribu orang. Jam lima sore nanti, Kakek beserta rombongan dari Eropa juga bakalan datang. Keluarga di Jepang juga bakalan datang.""Haaah? Banyak banget, Sagara. Bisa pegel, tangan aku menyalami mereka.""Yeeeuu!! Kalah sebelum perang. Giliran di ranjang, kuat banget. Bahkan, aku yang kewalahan karena libido kamu yang nggak mau kalah."Hanna kemudian memukul paha suaminya itu. "Jangan samakan dengan itu, Sagara." Lalu, perempuan itu menolehkan kepalanya dengan senyum terbit di bibirnya. "Ada banyak gaya yang belum kita laku

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Memang Seharusnya Berkata Jujur

    “Di tempat ini?” tanya Suster Indah dengan pelan. Deru napas Andra bahkan masih sangat terasa karena jarak yang memisahkan mereka hanya satu helai rambut saja.Andra mengulas senyumnya. “No! Hanya spontan saja. Di tempat ini, terlalu biasa dan aku nggak bawa apa-apa. Di tempat yang lain aja. Kita tunggu waktunya tiba.” Kemudian Andra mengecup kening kekasihnya itu. “Terima kasih, sudah menjadi pembuka hatiku yang dulu tidak pernah bisa dibuka karena hal dan lainnya.”Suster Indah mengangguk. “Terima kasih, sudah menjadi yang pertama dan semoga menjadi yang terakhir.”Andra mengangguk. “Aamiin. Kita berusaha sama-sama. Menjalaninya juga bersama-sama. Apa pun yang terjadi nanti, kita harus bisa menghadapinya.”Perempuan itu kembali menerbitkan senyumnya. “Iya, Mas.”“Aku mau ke dalam lagi. Kamu, masih tetap ingin di sini? Memangnya, Tante Mayang masih belum waras betul, yaa?”“Belum, Mas. Kejiwaan seseorang tidak akan kembali normal seperti dulu. Pasti akan selalu ada yang namanya kambu

Bab terbaru

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Welcome Baby Twins

    "Kita lakukan tes terlebih dahulu. Susternya sudah saya minta untuk membawakan alat tes kehamilan juga," kata Dokter Azmi menjelaskan.Sagara tampak terkejut. Ia bahkan tak menyangka jika Hanna bisa secepat itu memberinya keturunan, kalau memang alat itu menunjukkan dua garis biru.Tak lama kemudian, Dokter Aris datang dan memberikan tespack kepada Hanna. "Silakan dicek terlebih dahulu, Bu Hanna. Kita periksa setelah hasilnya sudah keluar."Hanna mengangguk kemudian mengambil alat tes kehamilan itu. Lalu, masuk ke dalam toilet untuk segera melakukan tes kehamilan. Semakin cepat, semakin baik. Begitu menurutnya.Lima menit kemudian. Hanna keluar dari toilet. Sagara tengah duduk di samping sang anak yang sedang memakan buah apel yang sudah Sagara potong-potong."Positif, Dok." Hanna memberikan alat itu untuk diperlihatkan kepada Dokter Aris.Dokter Aris manggut-manggut. "Kalau begitu, kita lakukan USG terlebih dahulu. Agar tahu, sudah berapa usianya."Sagara juga ikut ke ruang USG. Pun

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Hanna Hamil?

    Sagara menelan salivanya dengan pelan. Kenangan terburuk yang pernah dia alami begitu menyakitkan hatinya. Di mana nasib buruk itu mengguncang dirinya, datang secara bersamaan.Namun, hasil yang kini dia dapatkan jauh lebih baik dari apa yang pernah dia miliki. Bahkan, orang-orang yang sudah merendahkannya kini bertekuk lutut padanya.Waktu sudah menunjuk angka sepuluh malam. Di mana acara pernikahan itu sudah selesai dilaksanakan. Para tamu yang datang sudah pulang ke rumah masing-masing.Pun dengan Sagara dan juga Hanna. Mereka memilih untuk pulang setelah acaranya selesai.Di dalam kamar hotel. Keduanya terlihat canggung karena tidak tahu harus dimulai dari mana.Andra pun mengirim pesan kepada Sagara untuk menanyakan perihal malam pertama yang harus dia lakukan.Andra: [Udah molor, belum? Apa jangan-jangan mau ngalahin gue!]Pesan terkirim.Sementara Indah masih berada di dalam kamar mandi. Seolah tak tahu, apa yang harus dia lakukan.Ting!Sagara: [Baru pemanasan. Tapi, karena el

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Posisi yang Sangat Lemah

    “Milla kenapa jadi begitu? Bener-bener sampul nggak bisa menjamin bisa dipercaya,” kata Hanna setelah kembali dari kamar mandi.Sagara mengendikan bahunya. “Lagi suka sama seseorang, kali. Makanya cari perhatian.”Hanna lantas menolehkan kepalanya kepada Sagara. “Kalau sukanya sama kamu, gimana?”Sagara tersenyum miring. “Yaa nggak gimana gimana, Sayang. Mau diganti lagi? Aku sih, terserah kamu aja. Karena aku nggak akan terkena rayuan apa pun kalau dia berani merayuku.”Perempuan itu hanya melirik Sagara yang berbicara dengan santainya. Sebab memang begitu kenyataannya. Tidak tergoda sedikit pun pada orang-orang yang berani menggodanya."Gak akan kelar, kalau diganti lagi dan lagi. Biar aja. Kecuali kamunya oleng."Sagara menatap Hanna kemudian menghela napas kasar. "Nggak akan. Janji, gak akan oleng. Aku gak mau kehilangan kamu. Daripada ladenin orang macam dia, lebih baik aku pindah jabatan aja, kerja di Lestari aja."Hanna terkekeh pelan. "Yaa bagus. Jangan sampai membuang berlian

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Jangan Dulu Pulang

    Waktu sudah menunjuk angka tujuh pagi.Di ruang makan. Sagara, Hanna, Mayang dan juga Suster Indah tengah sarapan bersama.“Jadi gimana, Sus? Tetap mau resign?” tanya Sagara setelah menyelesaikan acara makannya.Suster Indah menganggukkan kepalanya dengan pelan. “Bisa kita bicara, Mas Sagara?”Sagara mengangguk. “Temui saya di ruang kerja!” ucapnya kemudian beranjak dari duduknya. Setelahnya, diikuti oleh Suster Indah setelah pamit kepada Hanna dan juga Mayang.“Jadi gimana, Sus?” tanya Sagara setelah tiba di ruang kerjanya.Suster Indah memberikan catatan yang setiap hari ia tulis mengenai kondisi kesehatan Mayang.“Bu Mayang masih butuh pendamping, Mas Sagara. Dan sepertinya, harus selalu ditemani sampai selamanya. Kondisi kejiwaannya tidak sepenuhnya kembali. Dan memang, banyaknya pasien yang sembuh itu tidak sembuh permanen,” tutur Suster Indah menjelaskan.Sagara melihat catatan tersebut. Kemudian menghela napasnya dengan pelan. “Harusnya cari yang udah tua, janda atau perawan tu

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Kondisinya Belum Begitu Normal

    Sampai akhirnya mereka tiba di Indonesia. Setelah berjam-jam lamanya, tanpa ada transit terlebih dahulu. Akhirnya tiba di tanah kelahiran.Waktu sudah menunjuk angka tujuh malam. Waktu yang tepat untuk mereka makan terlebih dahulu sebelum kembali ke rumah. Makan di resto mereka, yang saat itu tidak terlalu ramai. Mereka memilih untuk makan di lantai tiga, ruang privasi sang pemilik resto.“Sayang. Rivano-nya tidurin di tempat tidurnya aja. Bawa ke sini,” teriak Sagara kepada Hanna yang tengah menyusui sang anak.“Iyaaa!” sahut Hanna kemudian.Sagara pun kembali menyesap kopi miliknya yang ia pesan lima menit yang lalu. Sembari menunggu makanan yang mereka pesan tiba.“Gue mau bahas project di Singapura. Kemaren, mereka pengen revisi motif yang ada di ujung deket kaca gitu. Katanya, terlalu rame dan warnanya juga kurang cocok dengan warna tembok kantor mereka.”Sagara manggut-manggut dengan pelan. “Sebenarnya gue lagi males bahas kerjaan. Karena gue masih cuti. Tapi, karena besok udah

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Ingin Mengajak Hanna Liburan

    Wisnu sudah tak tahan lagi dengan ucapan tak masuk akal Linda. Meminta agar Hanna dimasukkan ke dalam pemilik Lestari. Daripada meladeni ucapan aneh istrinya itu, ia pun memilih untuk pergi dari rumah itu.Linda mendengus kasar. Ia kemudian menghubungi Hanna untuk memarahi anaknya itu karena sudah berani berhenti bekerja.“Ma. Kan, udah Mas Adi yang menghidupi aku. Setiap bulan juga, aku selalu kirim uang ke Mam,” keluh Hanna dalam panggilan tersebut.Kebetulan sekali, perempuan itu sedang berada di rumah Hanna karena diminta untuk datang ke sana. Membantunya membuka semua kado dari para tamu undangan.“Kenapa dia?” tanya Andra yang juga ikut membantu membuka kado.Hanna mengendikan bahunya. “Kayaknya … mamanya Hanna matre, deh. Kedengerannya sih, Hanna ini diminta untuk kerja lagi.”"Ya elaaah! Si Adi gajinya udah puluhan juta juga. Masih aja kudu kerja. Beneran sih, kalau kayak gitu mah. Matre." Andra menepuk jidatnya.Hanna kembali duduk di samping Hanna, kemudian menghela napas pa

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   In Budapest

    Dalam hal ini, mereka memang seperti dunia terbalik. Bukannya Hanna yang meminta Sagara agar mengabulkan permintaannya untuk pergi ke luar negeri. Dan yang terjadi di sana malah Sagara yang terlihat begitu antusias untuk mengajak Hanna pergi ke luar negeri."Sayang. Andra pengen lamar Suster Indah di sana.""Sebenarnya aku masih capek. Tapi, kalau kamu maksa, ya udah. Karena tempat itu memang tempat yang sangat ingin aku kunjungi. Aku pernah punya mimpi, ingin pergi ke sana bersama orang yang aku cinta.""Dan aku akan mewujudkannya. Kamu nggak perlu gendong Rivano, biar aku aja. Karena aku nggak tahu kapan akan bisa punya waktu untuk mewujudkan semua keinginan kamu, untuk pergi ke luar negeri. Termasuk Budapest. Enam bulan yang akan datang, aku akan disibukkan dengan kuliah juga dengan pekerjaan kantor. Sepertinya tidak akan punya waktu banyak untuk kamu dan juga Rivano."Kita manfaatkan waktu ini untuk pergi ke tempat-tempat yang ingin kamu kunjungi. Kita hanya punya waktu weekend sa

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Jangan Gila!

    Sagara mengulas senyumnya. “I love you more. Kamu sangat mencintaiku, aku lebih lebih mencintai kamu. Don’t leave me. Aku butuh kamu.”“Hanya akan pergi, jika kamu yang menginginkanku pergi. Tidak dibutuhkan lagi untuk mengisi hidupmu.”“Dan itu tidak akan pernah terjadi,” ucapnya kemudian meraup bibir istrinya kembali.Permainan kedua akan dimulai lagi. Kemudian, Hanna menghentikan Sagara yang tengah meraup bibirnya.“Mau, yang lebih dari ini?” tanyanya sembari mengusapi milik Sagara yang semakin mengeras.“Apa itu?” tanyanya kemudian.Tanpa memberi tahu, Hanna menjatuhkan tubuh Sagara kemudian merangkak ke bawah sana. Melahap benda itu dengan gerakan yang membuat Sagara semakin menggila.“Arrgghh! Fuck you, Hanna!” Sagara meremas lengan Hanna seraya menikmati setiap permainan yang tengah dilakukan oleh istrinya itu.“Don’t stop, Honey!” lirih Sagara yang tengah kegirangan akan permainan yang dilakukan oleh Hanna.“Never!” ucapnya kemudian tersenyum menyeringai.**Waktu sudah menunj

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Memang Seharusnya Berkata Jujur

    “Di tempat ini?” tanya Suster Indah dengan pelan. Deru napas Andra bahkan masih sangat terasa karena jarak yang memisahkan mereka hanya satu helai rambut saja.Andra mengulas senyumnya. “No! Hanya spontan saja. Di tempat ini, terlalu biasa dan aku nggak bawa apa-apa. Di tempat yang lain aja. Kita tunggu waktunya tiba.” Kemudian Andra mengecup kening kekasihnya itu. “Terima kasih, sudah menjadi pembuka hatiku yang dulu tidak pernah bisa dibuka karena hal dan lainnya.”Suster Indah mengangguk. “Terima kasih, sudah menjadi yang pertama dan semoga menjadi yang terakhir.”Andra mengangguk. “Aamiin. Kita berusaha sama-sama. Menjalaninya juga bersama-sama. Apa pun yang terjadi nanti, kita harus bisa menghadapinya.”Perempuan itu kembali menerbitkan senyumnya. “Iya, Mas.”“Aku mau ke dalam lagi. Kamu, masih tetap ingin di sini? Memangnya, Tante Mayang masih belum waras betul, yaa?”“Belum, Mas. Kejiwaan seseorang tidak akan kembali normal seperti dulu. Pasti akan selalu ada yang namanya kambu

DMCA.com Protection Status