Meskipun keluarga ini dibangun di atas kontrak palsu, Audrey tetap bisa merasakan kehangatan yang sudah lama tidak dirasakannya.Zayden memapah Audrey keluar dari ruang bawah tanah. Begitu keluar, dia baru melihat luka mengerikan yang terdapat di dahi wanita dalam pelukannya. Meskipun lukanya sudah tidak berdarah, bercak darah yang tertinggal sangat menusuk mata. Zayden pun memicingkan matanya. Tatapannya terlihat sangat dingin dan menakutkan.Tepat pada saat ini, Michael dan Maggie yang sudah mendengar pergerakan dari luar juga buru-buru datang.Melihat semua orang sudah berkumpul, Zayden bertanya dengan nada dingin, “Siapa yang menimbulkan luka ini?”Semua orang saling memandang dan tidak berani berbicara.Zayden menatap Maria, lalu bertanya, “Dari ucapanmu barusan, sepertinya kamu sangat tidak menyukai Audrey. Jadi, apa kamu pelakunya?”Saat melihat tatapan membunuh Zayden, Maria langsung ketakutan. Kedua kakinya juga gemetar dan dia hampir langsung berlutut di lantai.“Bukan aku! I
Awalnya, Audrey mengira Zayden hanya menggertak anggota Keluarga Conner. Tak disangka, Zayden benar-benar langsung mencambuk Michael. Namun, terlepas dari keterkejutannya, Audrey juga merasa cukup gembira.Selama bertahun-tahun setelah ibunya jatuh sakit, Audrey sudah banyak menerima perlakuan buruk dari Michael. Saat ini, Michael dicambuk murni karena kesalahannya sendiri. Dia memang pantas menerima hukuman ini.“Ini hanyalah hukuman yang kecil. Kalau lain kali hal yang sama terulang lagi ....” Zayden tidak menyelesaikan kalimatnya. Dia hanya melirik anggota Keluarga Conner dengan dingin, lalu membawa Audrey pergi.Saat ini, Audrey merasa tubuhnya sudah jauh lebih hangat dan kakinya juga sudah lebih bertenaga. Dia pun mengulurkan tangan dan mendorong dada Zayden untuk mengisyaratkan bahwa Zayden sudah bisa melepaskannya dan membiarkannya jalan sendiri.Namun, Zayden bukan hanya tidak melepaskan Audrey, tetapi malah mengeratkan genggamannya. Melihat Zayden yang begitu bersikeras memapa
Saat teringat tentang anggota Keluarga Conner yang menyebalkan, tatapan Zayden menjadi semakin dingin. Dia pun berkata, “Kelak kalau ada yang berani memukulmu lagi, kamu harus balas memukulnya lebih kuat. Mengerti?” Setelah mendengar ucapan ini, Audrey menatap Zayden dengan heran. Apa Zayden bermaksud untuk mendukungnya? Meskipun ucapan Zayden ini tidak begitu lembut, Audrey merasa cukup terharu. Dia hanya mengiakan dengan suara pelan karena takut gejolak di dalam hatinya terungkap.Tidak lama kemudian, luka Audrey sudah selesai ditangani.Zayden menunduk untuk mengamati luka yang sudah diperban itu sejenak. Setelah itu, dia segera mengatur sebuah pemeriksaan yang menyeluruh untuk Audrey.Awalnya, Audrey tidak ingin begitu repot. Namun, berhubung Zayden bersikeras, dia hanya bisa menurutinya. Setelah Audrey dibawa ke ruang pemeriksaan, Zayden duduk menunggu di luar. Zayden menatap punggung Audrey yang ramping, lalu teringat kembali tentang Audrey yang rela dipukul demi menyimpan raha
Zayden melipat kedua tangannya di depan dada sambil mendengar penjelasan dari Audrey. Namun, senyuman menyindir di bibirnya tidak memudar sedikit pun. Ketika dilihat dari tampangnya, Audrey mengerti bahwa apa pun yang dia katakan saat ini tidak akan berguna.Audrey pun menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan pikirannya yang sedang kacau. Kemudian, dia lanjut berkata, "Maaf, aku tahu kalau mau membuat Tuan Zayden percaya padaku lagi, itu adalah hal yang mustahil. Tapi, beri aku sedikit waktu. Aku akan mengurus hal ini dengan baik dan memberikanmu jawaban yang memuaskan.""Menurutmu, apa aku masih akan membiarkan wanita licik sepertimu tinggal di Kediaman Moore?" tanya Zayden.Raut wajah Audrey menjadi kelam. Faktanya, Audrey bukan tidak ingin meninggalkan Kediaman Moore, tetapi dia butuh sedikit waktu untuk mengurus masalah ibunya. Setidaknya, dia masih belum bisa diusir saat ini. Jika tidak, dengan sifat Michael yang pendendam, Michael pasti akan memperhitungkan masalah hari ini k
"Dokter, tapi aku benar-benar nggak bisa mempertahankan anak ini. Aku harus melakukan aborsi," kata Audrey sambil memohon kepada dokter seusai menenangkan dirinya.Melihat ekspresi memohon yang tulus di mata Audrey, dokter tersebut pun merasa iba. Wanita ini sepertinya juga seseorang yang malang. Akhirnya, dia memilih berkompromi dan berkata, "Kalau kamu bersikeras melakukan operasi, minimal kamu harus merawat tubuhmu dengan baik. Kira-kira butuh setengah bulan."Setengah bulan? Begitu mendengar waktu yang diberikan, keputusasaan dalam hati Audrey menjadi semakin berat. Zayden hanya memberikannya tiga hari dan itu adalah waktu yang diperjuangkan Audrey dengan susah payah. Audrey sama sekali tidak berani membayangkan apa yang akan pria itu lakukan padanya jika dia belum menggugurkan anak ini tiga hari kemudian.Audrey pun hanya bisa memohon kepada dokter untuk segera mengatur operasi, tetapi sikap dokter itu sangat tegas. Apa pun yang terjadi, dia tidak bersedia mempertaruhkan keselama
Setelah duduk di taman untuk waktu yang lama, Audrey pun bangkit. Matanya dipenuhi oleh keteguhan untuk mempertahankan anaknya. Audrey tidak ingin mempertaruhkan nyawa demi keberhasilan operasi, juga tidak ingin kehilangan hak untuk menjadi seorang ibu. Seusai mengambil keputusan, Audrey pun kembali ke Kediaman Moore.Begitu sampai di kamar, Audrey melihat Zayden sedang duduk di sofa sambil menatapnya dengan tatapan yang dingin. Tatapan mereka saling bertemu sejenak, lalu Audrey yang merasa panik segera mengalihkan pandangannya.Tatapan Zayden terlalu mengerikan, seolah-olah dia bisa melihat isi hati Audrey. Jika Zayden tahu hal sesungguhnya yang dipikirkan oleh Audrey, dia pasti akan murka. Audrey yang merasa sedikit gelisah bergegas melangkah pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya dan menenangkan diri."Berhenti," ucap Zayden dengan suara yang berat.Audrey menghentikan langkah kakinya, lalu keringat dingin seketika mengalir di punggungnya."Sudah beres?" tanya Zayden sambil me
Saat mendengar Audrey meminta uang sebesar empat miliar, Michael merasa luar biasa emosi.Dasar anak tidak tahu diri ini! Apa dia pikir uang bisa didapatkan dengan mudah?Melihat Michael merasa ragu, Audrey mendengus dingin dan lanjut berkata, "Lagi pula, kamu yang putuskan mau beri atau nggak. Kalau nggak mau, aku akan memberi tahu itu kepada Zayden. Menurutmu, apa yang akan terjadi?"Begitu mendengar ancaman itu, Michael seketika merasa lemas. Dengan sifat Zayden, Zayden telah berbelas kasihan kepadanya dengan hanya memukulinya hingga mengalami cedera serius saat berada di Kediaman Conner kemarin. Jika Zayden sampai turun tangan pada kerja sama Keluarga Moore dan Keluarga Conner ….Saat memikirkan konsekuensi ini, Michael juga tidak berani bersikap angkuh. Meskipun dia tidak terima, dia tetap menyetujui permintaan Audrey dengan enggan.Setelah itu, Audrey segera mengirimkan nomor rekening kepadanya. Tak lama kemudian, Audrey menerima sebuah pesan dari bank yang memberi tahu bahwa dia
Namun, yang lebih menyakitkan adalah hati Audrey. Pada akhirnya, dia tetap menjadi wanita nakal yang memiliki reputasi buruk di mata semua orang. Sekalipun kenyataannya tidak seperti itu, tetap tidak ada orang yang akan percaya pada dirinya.Meskipun begitu, Audrey tetap menahan kesedihannya dan berkata, "Tuan Zayden, kamu sepertinya sudah terlalu peduli dengan kehidupan pribadiku. Kamu pikirkan baik-baik, hubungan kita hanya sebatas kontrak. Kalau keberadaanku membuatmu nggak puas, aku bersedia menjelaskannya kepada Pak Timothy dan menyerahkan status ini kapan pun."Audrey mengatakan hal ini dengan sangat jujur. Baginya, berada di sisi Zayden sekarang ini bagaikan menaruh sebuah bom waktu di sampingnya. Mungkin saja, itu akan membuatnya mati dengan tragis kapan saja.Namun, perkataan ini malah memiliki makna yang berbeda di telinga Zayden. Saat melihat tampang Audrey yang terlihat tidak peduli, amarah dalam hati Zayden menjadi semakin tidak terbendung tanpa alasan.Audrey adalah wanit
Sesudah menimbang pro dan kontranya, Dash segera membuat keputusan. Lara yang sudah selesai mengobrol pun kembali, lalu melihat Dash melamun di atas ranjangnya.Dash berinisiatif untuk berkata, "Nenek, aku sudah mengerti maksudmu. Mulai hari ini, aku akan jaga jarak dengan Paman Zayden. Mama sudah memilih untuk pergi, jadi aku nggak boleh menyusahkannya. Aku ingin Mama bahagia."Ketika melihat cucunya begitu pengertian, Lara mengecup pipinya dan membalas, "Kalau begitu, kamu harus membantu Papa Chris saat dia melamar mamamu nanti. Oke?""Oke," sahut Dash sambil memberi isyarat tangan. Setelah mendapatkan jawaban dari Dash, Lara pun mengabari Christian tentang hal ini. Christian sangat terharu saat mengetahui Dash lebih memilihnya daripada ayah kandungnya sendiri.Christian segera pergi ke toko perhiasan untuk mengambil cincin berlian yang telah lama disiapkannya. Sebenarnya dia sudah lama ingin melamar Audrey, tetapi tidak menemukan momen yang pas. Dia pun khawatir Audrey akan menjauhi
Sesudah Zayden pergi, Lara memasuki bangsal. Dia tak kuasa menghela napas saat melihat cucunya memegang mainan Transformers baru yang dibawakan oleh Zayden. Bagaimanapun, Dash masih kecil. Dia pasti senang dengan orang yang memberinya mainan baru."Dash, jangan main lagi, Nenek mau bicara," ujar Lara.Begitu mendengar suara Lara, Dash meletakkan mainannya. Sejak dulu, dia memang selalu menuruti perkataan neneknya. "Nenek mau bilang apa?""Dash, Nenek mau tanya. Kamu sangat menyukai Paman Zayden, ya?" tanya Lara langsung.Dash ragu-ragu sejenak sebelum mengangguk. Beberapa hari ini, Zayden selalu datang menemaninya. Selain menemaninya bermain game dan catur, Zayden juga membeli banyak mainan, bahkan memasak untuknya.Dash bukanlah anak yang keras kepala. Dengan berbagai perlakuan ini, dia tentu mulai memiliki kesan baik terhadap Zayden."Kalau harus memilih di antara Papa Chris dan Paman Zayden, kamu lebih suka siapa?" tanya Lara lagi.Dash tertegun sejenak, tidak menduga dirinya akan d
Ketika melihat putranya meraba-raba kepala sendiri, Audrey mengira Dash sakit kepala. Dia segera menghampiri, lalu bertanya, "Dash, kenapa? Sakit kepala, ya? Atau bagian mana yang sakit?""Mama, aku nggak apa-apa," jawab Dash sembari menggeleng. Kemudian, dia teringat pada sesuatu sehingga bertanya lagi, "Bibi tadi teman Mama, ya?""Bukan, anaknya juga sakit. Dia hanya mengobrol denganku tadi," timpal Audrey dengan jujur.Dash pun tampak bingung, merasa ada yang tidak beres. Akan tetapi, dia tidak terlalu memikirkannya karena mereka mungkin tidak akan bertemu lagi.....Sementara itu, wanita yang mengobrol dengan Audrey barusan buru-buru mencari tempat yang tidak diperhatikan siapa pun. Dia memasukkan beberapa helai rambut Dash ke sebuah kantong kecil dengan hati-hati.Kemudian, wanita itu mengamati sekelilingnya. Setelah memastikan tidak ada siapa pun, dia bergegas keluar dari rumah sakit dan mendekati sebuah mobil yang terparkir di sana.Begitu jendela mobil diturunkan, si wanita men
Apakah hubungannya dengan Zayden akan retak karena wanita itu? Felya duduk sendirian di ruang kantor, merasa sangat kesepian.Beberapa saat kemudian, Felya bangkit dan menyuruh orang memesan tiket ke luar negeri. Dia harus memastikan bahwa anak itu memang darah daging Zayden. Mengingat obsesi Zayden terhadap wanita itu, putranya mungkin saja tertipu.Kalau Dash memang cucunya, Felya pun harus mencari cara untuk membawanya pulang. Dia tidak bisa membiarkan cucunya tinggal di luar negeri bersama orang lain. Setelah bertekad, Felya berkemas dan menaiki penerbangan terdekat untuk ke luar negeri.....Selesai memasak beberapa lauk, Audrey ingin membawanya ke rumah sakit. Sejak tadi, Zayden terus menunggunya di ruang tamu. Dia tahu Audrey tidak akan mengajaknya pergi, jadi hanya bisa duduk di sini karena takut ditinggal.Ketika melihat Audrey hendak keluar, Zayden segera bangkit dan berucap, "Aku ikut." Dengan begitu, keduanya sama-sama menuruni tangga dan berangkat ke rumah sakit.Di dalam
Setelah Zayden membalut lukanya, dia mencari tisu untuk menyeka noda darah di lantai. Dia tahu Audrey adalah wanita berhati lembut. Kalau bukan karena membenci seseorang, Audrey pasti selalu bertanya untuk sekadar memberi perhatian.Kini, Zayden pun mengerti. Begitu seorang wanita berhati lembut membulatkan tekadnya, tidak akan ada yang bisa membuatnya goyah.Namun, Zayden tidak berhak untuk mengeluh karena semua ini terjadi gara-gara dirinya. Kebodohan dan kesombongannya yang membuat hubungan mereka menjadi begitu buruk.Tidak peduli secuek apa Audrey padanya, Zayden harus bisa menerima dan bertahan. Dia yakin, suatu hari nanti dirinya akan memiliki posisi lagi di hati Audrey.Sesudah memikirkan semua ini, Zayden tidak terlihat murung lagi. Dia membereskan semua barang, lalu berdiri di depan dapur sambil menatap Audrey yang sibuk memasak. Kali ini, dia tidak masuk dan mengganggu lagi, melainkan hanya memperhatikan Audrey.Sementara itu, Audrey merasa sangat tidak nyaman ditatap oleh Z
Zayden tidak memperhatikan keraguan Audrey. Dia meletakkan barang-barangnya di samping, lalu membawa bahan makanan ke dapur.Audrey mengira Zayden ingin memasukkan bahan makanan ke kulkas, tetapi pria ini malah memakai celemek seperti ingin masak.Audrey tidak pernah melihat Zayden masak sehingga menghampiri untuk bertanya, "Kamu ngapain?"Zayden menoleh meliriknya sekilas, lalu menjawab, "Dash bilang ingin makan beberapa masakan, jadi aku mau masak untuknya."Audrey mengernyit dengan makin kuat mendengarnya. Dia melirik sekilas resep yang ditulis khusus oleh Zayden, lalu mendapati semua itu memang makanan favorit Dash. Namun, sejak kapan keduanya menjadi begitu akrab?Audrey seketika menjadi berwaspada. Dash tidak tahu motif Zayden, tetapi Audrey tahu jelas. Pria ini hanya ingin menggunakan trik kecil untuk membuat Dash menyukainya. Dengan begitu, dia mungkin bisa balikan dengan Audrey. Huh! Jangan mimpi!"Tuan Zayden yang terhormat, kamu sudah terbiasa hidup bergelimang harta sejak k
Audrey melihat senyuman di wajah Zayden, lalu berkata dengan agak jengkel, "Biar kuperjelas dulu, aku membiarkanmu tinggal di sini hanya untuk memastikan transplantasi sumsum tulang berlangsung dengan lancar. Jangan pikir macam-macam atau aku akan mengusirmu dengan sapu!"Zayden tidak mengatakan apa pun, hanya mengangguk dengan tenang. Sikapnya yang tampak pasrah ini pun membuat Audrey sangat kesal karena amarahnya tidak dapat terlampiaskan.Audrey berusaha untuk menahan emosinya dan kembali ke kamar. Untuk menunjukkan kekesalannya, dia sengaja membanting pintu dengan kuat.Zayden pun tidak bisa apa-apa saat melihat tingkah Audrey. Setelah berpikir sesaat, dia mengeluarkan ponsel untuk mengirim pesan kepada Dash. Pagi ini, Zayden bermain dengan Dash, lalu mendapatkan WhatsApp-nya karena menang.[ Mau makan apa sore ini? Aku akan membawakannya untukmu. ][ Aku nggak boleh makan makanan di luar. ][ Aku akan memasaknya untukmu. ]Dash terkejut membacanya. Zayden bisa memasak? Apakah pria
"Masalah ini nggak bisa dicegah hanya karena kamu nggak mau," ujar Lara dengan tenang. Demi kebahagiaan putrinya, Lara memutuskan untuk bersikap kejam. Dia tidak akan membiarkan siapa pun punya kesempatan untuk melukai putri dan cucunya."Kalaupun kamu mau bersama Audrey, aku nggak percaya ibumu itu akan setuju. Jangan bilang kamu nggak tahu apa saja yang diperbuatnya. Kalau kamu berada di posisiku, apa kamu akan merelakan putrimu disiksa oleh mertua seperti itu?""Aku ...." Zayden terdiam. Perbuatan ibunya memang sangat keterlaluan, Zayden tidak berani mengelak untuk hal ini.Melihat Zayden yang terdiam mendengar perkataannya, Lara berdiri sambil berkata, "Aku sudah bicara sampai seperti ini, aku harap kamu bisa pertimbangkan hubunganmu dengan Audrey. Kalau kamu tetap bersikeras, aku akan mempertaruhkan nyawaku untuk melindungi keluargaku."Usai bicara, Lara langsung bangkit dan berdiri. Sebelum meninggalkan restoran, dia sudah membayar semua tagihannya terlebih dahulu. Zayden menatap
"Nggak kok! Kalau kamu nggak percaya, kita janji jari kelingking saja," ujar Zayden seraya mengulurkan jari kelingkingnya. Dash langsung menyambut dengan gembira, "Nggak boleh ingkar janji."Setelah itu, Dash baru melepaskan tangannya dengan gembira. Melihat Dash yang begitu senang, Audrey mengernyit dan merasa gusar dalam hatinya. Saat dia sedang berusaha memikirkan bagaimana caranya untuk mengusir Zayden, Lara telah masuk ke ruangan sambil membawa sarapan.Begitu masuk, Lara melihat Zayden yang sedang duduk di samping Dash dan Audrey yang berdiri diam. Dia langsung memahami situasi saat ini, tetapi tidak mengungkapkannya secara langsung."Nenek datang!" sambut Dash dengan gembira saat melihat Lara. Dia tahu bahwa ini adalah saatnya sarapan, sehingga dia langsung berlari ke arah Lara dengan gembira.Berhubung Dash harus selalu rutin suntik dan minum obat beberapa hari ini, selera makannya jadi berkurang. Maka dari itu, Lara harus turun tangan sendiri untuk memasakkan hidangan yang dis