Pulau terpencil? Untuk sesaat, Audrey kesulitan untuk mencerna kata ini. Mengapa dia bisa dibawa ke tempat seperti ini?Audrey berlari ke depan jendela dengan sempoyongan. Saat ini, dia baru melihat lautan tak berujung yang mengelilingi daratan. Biasanya, dia akan merasa tempat seperti ini indah. Namun, sekarang yang dirasakannya hanya ketakutan."Kenapa membawaku kemari? Atas dasar apa kalian mengurungku di tempat ini!" teriak Audrey seraya menatap Erick dengan murka. Kini, dia telah memahami situasinya. Ketika dirinya tidak sadarkan diri, Keluarga Moore memanfaatkan kesempatan dengan mengurungnya di sini."Kenapa? Nona Audrey seharusnya tahu alasannya," sahut Erick dengan acuh tak acuh. Sejak kecil, dia telah kehilangan orang tuanya. Dia dipungut dan dibesarkan oleh Keluarga Moore. Jadi, bisa dikatakan bahwa Keluarga Moore adalah rumahnya. Dia tentu tidak bisa bersikap baik dengan wanita yang telah mengacaukan keluarganya."Nona Audrey, jelas-jelas kamu mengandung anak pria lain, tap
"Sshh ...." Entah berapa lama telah berlalu, rasa sakit di tangan Audrey membuatnya tersadar seketika. Kini dia baru menyadari bahwa tangannya terluka karena cengkeramannya yang terlalu keras. Rasa sakit itu membuat pikirannya menjadi lebih tenang dalam sesaat.Tangan Audrey mengelus bagian bawah perutnya. Dia baru menyadari bahwa dirinya tidak berdaya lagi menghadapi masalah anak dalam kandungannya ini. Timothy mengurungnya di tempat seperti ini, menunjukkan seberapa bencinya dia terhadap Audrey. Kalaupun Audrey bisa membuktikan anak yang dikandungnya itu adalah milik Zayden, tetap saja Timothy tidak akan menyukainya.Pilihannya hanya ada dua. Antara Audrey akan dipaksa untuk menggugurkan kandungannya, atau mereka hanya akan menerima anaknya, tetapi mengusir Audrey. Mereka akan merenggut anaknya ini dan tidak memperbolehkan Audrey bertemu dengan darah dagingnya seumur hidup.Jika anak ini direbut oleh Keluarga Moore, mereka juga tetap tidak akan memperlakukan anak ini dengan baik kare
Melihat temperamen Christian yang begitu keras kepala, Vivi kesal bukan main. Yang lebih disayangkan lagi adalah, karena dia dan Zachary mencoba untuk mencelakai Zayden sebelumnya, Timothy jadi waspada terhadap kedua orang ini. Mereka sama sekali tidak diperbolehkan untuk mendekati Zayden dan hanya bisa melihatnya dari kejauhan.Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan yang rumit, Christian akhirnya menemukan kejanggalan pada hasil tes darah."Sepertinya ada kejanggalan di tes darahnya ini, apakah dia keracunan?" Christian langsung memberi tahu dokter mengenai penemuannya ini. Setelah dokter memeriksanya sekilas, dia akhirnya berkata, "Sepertinya begitu. Mungkin ada luka kecil yang terbuka di bagian tubuhnya."Seketika, semua orang langsung mulai mncari dengan saksama. Pada akhirnya, mereka menemukan luka yang tampak samar-samar di bagian betis Christian. Tidak lama kemudian, dokter yang menanganinya menyimpulkan bahwa luka ini adalah bekas sengatan ubur-ubur.Ubur-ubur jenis ini tida
Di atas piring itu terdapat seekor ikan. Entah karena apinya kurang terkendali atau alasan lainnya, separuh ikan itu terlihat gosong, sedangkan separuh lainnya masih mentah. Begitu mendekati makanan tersebut, Audrey langsung mencium bau menyengat yang membuatnya mual.Audrey menutup hidung dan mulutnya dengan tangan, lalu mundur dua langkah. Setelah menarik napas dalam-dalam, dia baru berhasil menekan rasa mual tersebut. Melihat Audrey yang menderita, pelayan di sampingnya malah terlihat senang.Ketika mendongak, Audrey melihat pelayan itu sedang tertawa. Dia langsung mengerti bahwa pelayan itu bukan kurang mahir dalam memasak, melainkan sengaja menyiksanya."Apa maksudmu ini?" tanya Audrey sambil memegang dadanya. Dia tidak ingat pernah melakukan hal apa pun yang bisa membuat pelayan ini begitu membencinya."Pembawa sial sepertimu seharusnya sudah bersyukur diberi makanan begini. Semua gara-gara kamu, Tuan Zayden masih tergeletak di ranjang pasien. Nasibnya masih belum diketahui sampa
Christian tidak punya pilihan lain. Dia membuka sebuah kotak obat, di dalamnya terdapat sebuah obat yang baru-baru ini dikembangkan oleh perusahaan farmasi asing. Obat ini memiliki efek yang sangat baik, tetapi belum melewati uji klinis untuk yang ketiga kalinya.Namun, dengan kondisi Zayden saat ini, dia tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi jika terus dibiarkan seperti ini. Christian terpaksa mengambil risiko untuk mencoba efek obat ini. Jika berhasil, tentu saja ini akan menjadi akhir yang bahagia bagi semua orang. Namun, jika sampai percobaan ini gagal, bukan hanya nyawa Zayden yang berada dalam bahaya, Christian juga mungkin tidak akan bisa lagi menjadi dokter seumur hidup.Christian memejamkan matanya sejenak. Ketika teringat dengan Audrey yang kini masih menderita di suatu tempat, Christian akhirnya memutuskan untuk menyuntikkan obat itu kepada Zayden. Christian terus berdiri di sampingnya dan memeriksa kondisi detak jantung Zayden setiap saat. Jika terjadi reaksi yang buruk,
Timothy membelalakkan matanya karena tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Anak dalam kandungan Audrey itu adalah keturunan Keluarga Moore?Di sisi lain, Vivi langsung menjadi panik saat mendengar hal ini. Dia menarik Christian dan hendak membungkam mulut pria itu. "Christian, omong kosong apa kamu? Wanita itu bersusah payah menikah di Keluarga Moore untuk menikmati kekayaan. Mana mungkin dia akan pergi ke luar negeri untuk mencarimu? Kamu sudah gila ya berbohong seperti itu demi dia?"Sorot mata Christian tampak dingin. Dia menepis tangan Vivi, lalu berkata, "Sudah kubilang berulang kali, Audrey bukan orang seperti yang kalian kira. Bahkan saat aku berada di titik terendah dalam hidupku pun, dia nggak pernah mencampakkanku. Dia bahkan menemaniku bekerja untuk mengumpulkan biaya pendidikan dan biaya hidup. Dia nggak mungkin menikah ke Keluarga Moore demi uang."Christian mengalihkan pandangannya kepada Timothy, lalu berkata, "Sekarang ibu Audrey bahkan dibawa pergi oleh
Meski merasa tidak terlalu memungkinkan, Audrey masih tetap menyimpan secercah harapan. Bagaimana kalau seandainya benar-benar ada kapal yang datang untuk menjemputnya? Audrey benar-benar tidak ingin lagi menahan perasaan yang terkekang seperti saat ini.Kapal bergerak perlahan-lahan ke arah pulau tersebut. Jantung Audrey berdebar kencang saat memikirkan apakah Zayden sudah pulih dan kini datang untuk menjemputnya. Untuk pertama kalinya dalam beberapa hari ini, wajah Audrey menyunggingkan senyuman tipis.Audrey buru-buru berlari ke arah kapal itu. Christian melompat turun dari kapal dan menghampiri Audrey. Dia memegang tangan Audrey dengan erat dan melihat penampilan wanita itu dengan saksama.Wajah Audrey terlihat kurusan, di bawah matanya juga terlihat lingkaran hitam yang semakin jelas. Semua ini membuat penampilan Audrey terlihat kasihan. Tubuh Audrey sangat dingin, entah sudah berapa lama gadis ini menunggu di luar sana.Hati Christian terasa perih. Dia bertanya-tanya, apakah Audr
Christian tidak langsung membongkar kebohongan Audrey. Dia hanya menyampaikan bahwa dia telah mengetahui posisi Lara saat ini kepada Audrey dengan tenang.Audrey tertegun sejenak, lalu bertanya, "Apa kamu benar-benar sudah menemukan keberadaan ibuku?""Aku yang mencari cara untuk mengobati penyakit Paman. Sebagai gantinya, aku meminta Kakek untuk membiarkanku membawamu pergi dan mencari keberadaan Bibi. Audrey, sekarang ini semua tergantung keputusanmu."Audrey terdiam sejenak. Di satu sisi, dia mengkhawatirkan keadaan Zayden yang mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkannya. Di sisi lain, dia juga mencemaskan ibunya yang telah dibawa pergi oleh Keluarga Conner dan tidak diketahui nasibnya saat ini.Namun, setelah berpikir sejenak, Audrey berkata, "Kita cari ibuku dulu."Berhubung nyawa Zayden sudah tidak dalam bahaya lagi, dia juga tidak memerlukan orang untuk merawatnya. Namun, ibunya sedang berjuang sendirian saat ini. Audrey tidak boleh membiarkan Lara ditindas di tangan Keluarga Con