Namun, Christian juga tidak bodoh. Dia tidak akan mengucapkan kata-kata yang tidak seharusnya dikatakan di hadapan begitu banyak orang dan memberi Zayden kesempatan untuk mencelakainya. Christian hanya bisa diam-diam mengepalkan tinjunya dengan erat. Dia harus bersabar hingga mendapat kekuasaan dan mencari cara untuk menemukan ibu Audrey.Timothy yang berdiri di samping tidak mengerti maksud sindiran dalam percakapan mereka. Melihat kedua orang itu sepertinya sedang asyik mengobrol, dia juga merasa lega.Melihat suasana hati Timothy sedang baik, Shania juga segera mengangkat gaunnya dan mendekat. Sikap Zayden terhadapnya masih sangat dingin beberapa hari ini. Hal ini membuat Shania mulai berencana untuk mencari dukungan Timothy. Dengan adanya dukungan Timothy, kesempatannya untuk muncul di hadapan Zayden tentu juga akan lebih banyak.Melihat Shania datang, Timothy juga langsung melambaikan tangannya ke arah Zayden. "Zayden, acara dansa akan segera dimulai, bagaimana kalau kamu menari b
Ucapan Shania membuat Timothy tenang. Timothy menarik napas dalam-dalam, lalu menepuk-nepuk punggung tangan Shania. Dia merasa sangat bersalah dengan kejadian hari ini.Timothy berkata, "Apa yang kamu bilang memang benar, jangan sampai ada masalah yang muncul malam ini. Zayden yang berutang padamu."Shania merasa lebih tenang setelah mendengar perkataan Timothy. Namun, Shania tidak menunjukkannya, dia menggeleng dan berucap, "Aku yang kurang baik sehingga Zayden nggak suka denganku. Aku nggak menyalahkan dia."Timothy mendesah saat melihat Shania yang pengertian. Dia cukup menyukai Shania. Timothy berjanji, "Kamu tenang saja. Bagaimanapun, Keluarga Moore pasti akan bertanggung jawab agar kamu nggak merasa dirugikan."....Setelah pergi, Zayden juga tidak tertarik lagi untuk mengikuti acara perjamuan. Jadi, dia tidak berbincang dengan siapa pun dan langsung meninggalkan lokasi perjamuan. Hanya saja, Zayden yang baru meninggalkan kerumunan dihalangi oleh seorang pria.Pria itu berujar, "
Setelah kehilangan kendali untuk beberapa saat, Shania segera menenangkan dirinya, lalu kembali ke acara perjamuan. Sementara itu, Vivi sedang memperhatikan Christian yang berdansa bersama seorang wanita yang disukainya. Melihat putranya yang keras kepala akhirnya berubah pikiran, Vivi merasa gembira.Saat hendak mengambil makanan, Vivi diadang oleh Shania. Vivi mengernyit dan bertanya, "Nona Shania, ada apa?"Sejak terakhir kali Vivi yang berniat jahat malah dijebak oleh Audrey, dia tidak berani sembarangan mendekati orang-orang yang berhubungan dengan Zayden. Jadi, dia juga tidak ingin bersikap ramah kepada Shania.Shania tidak memedulikan sikap Vivi kepadanya, dia mengamati sekeliling untuk memastikan tidak ada yang memperhatikan mereka berdua. Kemudian, Shania berbisik, "Tadi aku melihat Audrey di lantai 2, sepertinya dia juga datang. Apa Keluarga Moore yang mengundangnya atau ...."Awalnya, Vivi tidak berniat untuk berbincang dengan Shania. Namun, begitu mendengar nama Audrey, rau
Sebelum Audrey sempat merespons, pintu kamar telah ditutup. Audrey menutup hidungnya saat mencium bau alkohol yang tajam. Audrey hendak memapah Zayden, tetapi dia baru menyadari bahwa pria ini bukan Zayden.Audrey mengernyit, ada apa ini? Jangan-jangan, pelayan itu salah melihat kamar. Tadi, Audrey mendengar pelayan menyebut "Tuan Moore", jadi dia mengira orang yang mabuk adalah Zayden. Tidak disangka, orang ini hanya memiliki marga yang sama dengan Zayden.Audrey yang merasa tidak berdaya pun mendorong bahu pria itu dan berujar, "Tuan, bangun. Kamu salah masuk kamar."Rowen membuka mata. Saat melihat wanita di hadapannya, hasrat Rowen terbangkitkan. Dia mengulurkan tangan dan hendak merangkul pinggang Audrey, lalu berujar, "Cewek cantik, kamu sudah nggak sabar, ya?"Audrey terkejut begitu mendengar ucapan Rowen. Tampaknya, pria ini berniat jahat. Audrey membentak, "Aku nggak kenal denganmu, cepat keluar! Kalau nggak, aku akan teriak!"Audrey berusaha menahan ketakutannya. Meskipun tid
Audrey yang jatuh ke laut sama sekali tidak menyangka Rowen langsung mendorongnya. Untung saja, Audrey bisa berenang. Audrey berusaha menenangkan dirinya dan perlahan mencari keseimbangan di dalam laut. Namun, air laut di malam hari sangat dingin.Audrey merasa tubuhnya menegang. Kalau terus begini, Audrey tidak mungkin bisa bertahan lama. Jadi, Audrey hanya bisa berteriak, "Tolong! Aku jatuh ke laut!"Rowen sendiri juga tidak menyangka dirinya bisa mendorong Audrey ke laut. Melihat Audrey yang berteriak minta tolong, Rowen yang sangat ketakutan langsung kabur.Audrey merasa putus asa saat melihat Rowen pergi. Di sini sangat sepi. Kalau orang di kapal tidak menemukannya, mungkin Audrey akan mati kedinginan.Sementara itu, Vivi sedang menunggu Audrey ditiduri. Dengan demikian, dia bisa menangkap basah Audrey dan membuat reputasinya hancur. Akan tetapi, Vivi terkejut saat melihat apa yang terjadi saat ini.Tidak disangka, Rowen sangat tidak berguna. Vivi hanya ingin citra Audrey di depan
Raut wajah Zayden menjadi masam. Namun, sekarang Zayden tidak sempat memberi pelajaran kepada Rowen. Dia langsung meninggalkan Rowen dan bergegas menuju ke geladak. Sambil berlari, Zayden menelepon tim penyelamat untuk membantu mencari Audrey.Zayden tidak pernah merasakan kepanikan seperti ini sebelumnya. Bahkan, dia tidak berani memikirkan bagaimana caranya dia menghadapi kenyataan jika benar-benar terjadi sesuatu kepada Audrey.....Audrey yang berada di dalam air merasa makin kedinginan. Tubuhnya mulai terasa berat, suaranya menjadi serak sehingga dia tidak bisa bersuara lagi.Audrey berpikir, apa mungkin dia akan mati? Jika dirinya mati, bagaimana dengan ibunya? Apa Keluarga Conner akan mencelakai ibunya? Selain itu, apa bayi dalam kandungannya akan mati bersamanya sebelum lahir?Audrey merasa dia hampir kehilangan kesadaran dan tubuhnya mulai tenggelam. Saat detik-detik terakhir, wajah Zayden muncul di benak Audrey. Jika dia mati, bagaimana ekspresi Zayden saat melihat jasadnya?
Audrey membuka mulutnya. Sayangnya, suaranya sudah serak karena meminta tolong untuk waktu lama. Dia tidak bisa berkata-kata.Zayden tidak mengetahui pemikiran Audrey. Dia hanya merasakan wanita di pelukannya terus menarik pakaiannya, seolah-olah merasa sangat tidak aman. Dia hanya bisa menggenggam tangan Audrey yang dingin, lalu berkata, "Maaf, aku terlambat."Audrey menggeleng dengan kuat sambil memberi isyarat tangan, tetapi Zayden tidak memahaminya. Dia mengira wanita ini terlalu takut sehingga hanya memeluknya dengan makin kuat.Audrey masih ingin melakukan sesuatu, tetapi kepalanya terasa makin berat. Pada akhirnya, dia tidak tahan lagi sehingga jatuh pingsan.Tatapan Zayden tampak suram saat melihat Audrey kehilangan kesadaran. Begitu sekoci tiba di tepian, dia langsung menggendong Audrey dan berjalan ke tempat parkir.Setelah menurunkan Audrey ke mobil dengan hati-hati, Zayden bergegas mengemudikan mobilnya ke rumah sakit.Mobil melaju dengan kecepatan tinggi hingga akhirnya be
Begitu nama Audrey disebutkan, ekspresi semua orang sontak berubah. Di sisi lain, tubuh Christian bahkan sempoyongan mendengarnya. Demi menyingkirkan kecurigaan orang tuanya dan memperoleh kekuasaan, dia sengaja berhubungan dekat dengan para gadis di pesta ini. Namun, Audrey melihatnya!Christian tidak berani membayangkan seburuk apa dirinya di hati Audrey. Apalagi, Audrey masih hamil. Apakah tubuhnya bisa tahan jika terjatuh ke air laut yang begitu dingin?Dalam sekejap, seluruh rencana Christian hancur lebur. Tanpa berpikir sedetik pun, dia segera berbalik dan pergi. Jika terjadi sesuatu pada Audrey, apa gunanya kekuasaan yang dia peroleh?Tindakan Christian ini terlalu mendadak sehingga tidak ada yang sempat memperhatikannya. Namun, Vivi yang melihatnya hanya bisa terduduk lemas di lantai."Dosa apa yang telah kuperbuat? Kenapa putraku nggak bisa melupakan wanita penggoda itu?" ucap Timothy dengan ekspresi yang sangat masam. Dia tidak menduga Audrey akan sampai datang kemari. Apakah