Audrey pun merasa lega saat mengetahui bahwa ibunya tidak terganggu oleh masalah yang kacau itu. Namun, begitu mendengar bahwa ibunya dijaga oleh Christian, perasaannya perlahan menjadi memberat. Dari awal, ibunya sudah mengakui Christian sebagai menantunya. Lantaran takut akan memengaruhi perasaan ibunya, Audrey terus menutupi dan tidak memberi tahu ibunya masalah dia sudah berpisah dengan Christian. Sekarang, Audrey khawatir apakah ibunya akan merasa sedih jika tiba-tiba mengetahui hal ini.Audrey berpikir bahwa bukan waktunya untuk memikirkan semua itu saat ini. Dia pun berkata, "Emilia, aku meneleponmu kali ini karena mau memberitahumu, aku berencana untuk tinggal di kota lain bersama ibu."Saat mendengarnya, Emilia sontak terkejut. Namun, dia juga bisa memahami hal itu setelah memikirkannya kembali. Bagaimanapun juga, Audrey mengalami masalah sebesar itu dan kedua anggota dari Keluarga Moore juga terus memberikan masalah untuknya. Jika Audrey tetap tinggal di sini, itu mungkin ak
Saat mendengar bahwa Michael yang membawa pergi ibunya, raut wajah Audrey berubah menjadi semakin pucat. Michael dan ibunya sudah bercerai selama bertahun-tahun, bahkan Michael juga tidak pernah peduli dengan kondisi penyakit ibunya. Sekarang, Michael malah membawa pergi ibunya. Dia pasti memiliki niat buruk!"Baiklah, terima kasih," sahut Audrey.Audrey tahu bahwa tidak ada gunanya jika dia terus bertengkar dengan dokter di sana. Setelah berterima kasih, Audrey meninggalkan rumah sakit dengan cepat. Dia pun berjalan sambil bergegas menelepon nomor Michael. Akan tetapi, Michael sama sekali tidak mengangkat panggilannya sehingga membuat Audrey menjadi semakin gelisah. Dia lalu menarik napas dalam-dalam untuk memaksa dirinya tenang dan mengalihkan panggilannya kepada Yasmin.Panggilan itu diangkat setelah tersambung untuk sesaat. Kemudian, Audrey menahan amarah dalam hatinya dan berkata, "Yasmin, ke mana kalian membawa ibuku?"Saat mendengar suara Audrey yang panik bercampur emosi, Yasmi
Menjijikkan?Saat melihat ekspresi menyindir di sorot mata Michael, Audrey pun melepaskan tangannya dan mendorong Yasmin. Kemudian, dia menjawab, "Kalau merasa jijik padaku, suruh putri kesayanganmu ini untuk jangan melakukan trik-trik rendahan seperti ini."Setelah itu, Audrey pun mencibir dan kembali berkata, "Tapi, mungkin ini yang namanya buah jatuh nggak jauh dari pohonnya."Seorang ayah yang tidak tahu balas budi dan hanya tahu mempermainkan wanita tentu bisa memiliki putri yang tidak tahu malu seperti Yasmin. Saat mendengar perkataan Audrey, Michael menyipitkan matanya dan berkata, "Audrey, kamu tetap nggak punya sopan santun. Tapi, sekarang Keluarga Moore sudah kacau karena dirimu, kamu sudah nggak pantas melawanku lagi."Audrey mengepalkan tangannya dan menyahut, "Aku nggak tertarik untuk omong kosong denganmu sekarang. Aku tanya satu hal padamu, di mana ibuku sekarang? Kalau aku nggak salah ingat, kalian sudah bercerai selama bertahun-tahun. Kamu seharusnya nggak berhak mengg
Audrey langsung dibawa keluar oleh dua pengawal bertubuh kekar. Meski dia berusaha untuk berjuang, perbedaan kekuatan yang besar membuat segala upayanya menjadi sia-sia. Sementara itu, Yasmin juga ikut di belakang sambil menatap tampilan menyedihkan Audrey. Wajahnya yang memiliki bekas cakaran akibat perkelahian barusan tampak menyunggingkan senyuman yang licik.Setelah habis dipermalukan oleh Zayden di Kediaman Conner terakhir kali itu, Yasmin selalu berniat untuk membunuh orang setiap kali mengingat hal itu. Di dunia ini, dia paling tidak ingin dipermalukan di hadapan Audrey. Bagaimanapun juga, dia selalu lebih unggul dari Audrey sejak kecil hingga dewasa. Dia merupakan putri kesayangan Keluarga Conner, sedangkan Audrey hanyalah putri yang dicampakkan.Sayangnya, Audrey telah merebut kesempatan untuk menikah dengan Zayden dulu. Hal itu pun membuat Audrey bisa berada di atas dirinya dan merasa bangga untuk waktu yang lama. Namun sekarang, Audrey telah ditinggalkan oleh Zayden dan dia
Setelah Zayden menaiki pesawat dan tiba di tempat tujuan, dia langsung menghubungi pimpinan perusahaan yang ingin berdiskusi secara langsung kali ini. Hanya saja, begitu panggilan itu tersambung, pimpinan perusahaan itu sangat terkejut dan berkata, "Tuan Zayden, bukankah kita sudah melanjutkan kontrak? Kenapa? Apa kamu punya pertanyaan dengan kontrak yang sudah ditandatangani?"Zayden mengernyitkan alisnya dengan erat dan sontak memahami situasi yang terjadi. Dia sama sekali tidak perlu datang ke tempat ini. Satu-satunya kemungkinan yang bisa menjelaskan hal ini adalah ada orang yang sengaja mengalihkannya ke tempat lain.Zayden seketika menjadi kehilangan kesabaran dan langsung memutuskan panggilannya tanpa menjelaskan apa pun kepada orang tersebut. Seusai memutuskan telepon, Zayden segera menghubungi beberapa orang yang dia atur untuk menjaga Audrey di apartemen itu. Namun, telepon itu berdering untuk waktu yang lama dan tidak ada yang mengangkatnya.Raut wajah Zayden seketika menjad
Zayden mendorong tangan Timothy, lalu langsung pergi tanpa menoleh. Awalnya, Timothy masih ingin menghentikannya dan mengulurkan tangan, tetapi tangannya hanya berhasil menyentuh ujung pakaian Zayden serta gagal menghentikannya.…Zayden berjalan keluar dari rumah sakit, lalu segera menelepon Caleb, "Pergi selidiki di mana posisi wanita itu sekarang.""Tuan Zayden, tapi …." Caleb ingin membujuk Zayden agar menyerah saja. Bagaimanapun juga, Audrey adalah pujaan hati Christian. Kelak setelah banyak berinteraksi dengannya, situasinya akan menjadi semakin runyam. Mungkin memutuskan hubungan lebih awal adalah hal yang baik untuk mereka bertiga."Jangan katakan hal yang tidak seharusnya kamu katakan. Aku tidak mau dengar alasan," ucap Zayden dengan suara dingin dan tidak memberikan Caleb kesempatan untuk berbicara.Saat mendengar nada bicara Zayden yang begitu tegas, Caleb tidak lagi buang-buang energi dan menyahut, "Aku akan segera cari tahu."Zayden memutuskan panggilannya, lalu membuka pi
Pelayan itu sudah berusia 30 tahun dan masih lajang karena tidak punya sebuah pekerjaan yang layak. Sekarang, kebetulan ada seorang gadis muda dengan pakaian yang basah kuyup di hadapannya sehingga membuat hasrat dalam hatinya langsung muncul. Situasi saat ini sedang sepi, sekalipun ada orang di sekitar, mereka juga tidak akan menggubris Audrey. Jadi, pelayan itu tetap bisa berbuat sesuka hati kepada Audrey.Saat memikirkan hal itu, pelayan itu mendekat dengan ekspresi mesum dan hendak merobek pakaian Audrey."Minggir kamu, pergi sana!" Saat melihat ekspresi mesum di sorot mata pria itu, Audrey tentu saja mengerti hal yang ingin pelayan itu lakukan. Dia pun bergegas menggerakkan tubuhnya dan ingin melepaskan diri. Akan tetapi, seorang wanita lemah seperti dirinya sama sekali tidak bisa melepaskan tali itu dengan mudah. Oleh sebab itu, Audrey hanya bisa melihat sepasang tangan cabul itu diulurkan dan mendekat ke dadanya dengan perlahan.Audrey memejamkan matanya dengan putus asa. Dia t
Meskipun wajah Zayden tidak menunjukkan ekspresi apa pun, Audrey justru merasa semakin ketakutan dengan ekspresi Zayden yang begitu tenang. Sekarang, sikap Zayden membuat Audrey merasa bahwa akan terjadi perubahan situasi yang besar."Tu … Tuan Zayden, aku sangat berterima kasih karena kamu sudah menolongku. Tapi, Pak Timothy seharusnya sudah memberitahumu bahwa surat cerai kita sudah selesai diurus. Kelak, kita adalah orang asing yang nggak punya hubungan apa pun. Aku nggak bisa …," sahut Audrey.Sebelum sempat menyelesaikan ucapannya, Audrey sudah disela oleh Zayden dengan penuh emosi. Audrey terkejut sehingga sontak terdiam dan hatinya menjadi semakin cemas.Audrey bahkan merasakan bahwa dia sepertinya telah masuk ke kandang harimau yang lain. Dengan sifat Zayden, Audrey sama sekali tidak berani membayangkan hal yang akan Zayden lakukan ketika dia tahu bahwa Audrey telah bekerja sama dengan Timothy untuk menipunya.Namun, Zayden sama sekali tidak memedulikan keraguan Audrey dan lang