Share

DUA PULUH

"Rima Jang ... Anak bapak sekarat," lirih Pak Hamid sembari menyeka air matanya. 

"Innalillahi, kok bisa Pak?" Malik mengusap wajah kasar. Tak menyangka Elrima benar-benar celaka seperti dalam pikirannya. 

"Dia mau dilecehkan, Jang. Pas Rima kabur, mereka gak terima dan menikam anak bapak dari belakang," cicit Pak Hamid tersendat-sendat di sela tangis. 

"Allahu Rabbi. Sekarang Rima di mana Pak?" 

"Ini lagi di mobil mau dirujuk ke rumah sakit sayang. Soalnya pihak puskesmas gak kuat menangani si Neng yang terluka parah."

Hati Malik semakin ketar-ketir mendengar kondisi sang istri. Jantungnya berdegup dua kali lebih kencang dari biasanya. 

"Malik juga masih di rumah sakit, Pak. Kabari lagi kalau udah nyampe ya. Bapak gak usah khawatir. Rima nanti di rawat di ruangan kelas I, semua biaya biar Malik yang tanggung," jelas Malik panjang leb

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status