Perasaan bersalah menghampiri Leo setelah apa yang dilakukannya dengan Putik, menatap fotonya bersama Fransiska yang ada di ponsel dengan penyesalan terbesar. Menarik dan menghembuskan nafas membuat Leo memilih ke ruangannya dan mendapati Agus menatapnya penuh tanda tanya, tidak peduli dengan tatapan yang Agus berikan Leo memilih fokus pada berkas yang ada di mejanya, tidak tahu berapa lama dirinya berada di ruangan jika saja ponselnya tidak berbunyi dan nama maminya terlihat sangat jelas.
“Pak, Bu Tania menghubungi untuk memastikan keadaan bapak.” Agus mengatakan dengan suara pelan seakan takut Leo marah.“Bilang sama mami kalau aku baik-baik saja, tolong sekalian bilang sama dapur aku minta diantarkan makanan apapun.” Leo menjawab tanpa menatap Agus sama sekali.Tidak tahu apa Agus telah keluar dari ruangannya atau tidak, tapi pastinya sudah keluar karena harus melakukan apa yang Leo katakan. Hembusan nafas panjang dikeluarkannya saat dirinya benarMenatap mereka semua yang masuk kedalam kamarnya dengan tatapan tidak percaya, bukan hanya keluarga tapi juga Agus dan Irwan ditambah teman-teman Fransiska. Leo mengalihkan pandangannya kearah Fransiska yang tersenyum, mengucapkan selamat ulang tahun tanpa mengeluarkan suara.Tania mendatangi Leo untuk meniup lilin, melihat ini semua membuatnya malu dan terpaksa melakukannya. Suara tepuk tangan terdengar keras, pelukan dan ucapan dari mereka yang datang menghampiri Leo dengan Fransiska yang masih duduk di sofa mengabadikan momen.“Jadi bagaimana rasanya?” tanya Tania membuka suara setelah mereka semua keluar dari ruangan.Mereka yang datang langsung menuju restoran menikmati hidangan yang telah disiapkan, meninggalkan kedua orang tua Leo dan mamanya Fransiska serta Fransiska tentunya. Leo mendengar pertanyaan sang mami hanya memutar bola matanya malas, menatap curiga jika semua ini adalah rencana sang mami.“Mami yang keluarin berita itu?”
Hal paling sulit adalah menahan godaan, Leo mencoba untuk tidak berhubungan atau dekat dengan wanita lain. Putik yang paling sulit dihindari, membuat Leo harus mempertahankan dirinya dengan memasang wajah dingin setiap kali mereka bertemu. Leo tahu kesalahannya adalah melamar Putik dulu tanpa berpikir panjang, hanya saja masalah Risa masih dalam perhatian Leo. Tidak bisa melepaskan Risa begitu saja, perasaan kemanusiaan membuat Leo melakukannya karena tidak ingin anaknseusia dia memiliki cita-cita yang aneh.Kencan mereka berdua hanya dilakukan di tiga tempat yaitu, rumah orang tua mereka berdua, apartemen tempat Fransiska tinggal bersama dengan membernya dan terakhir adalah hotel. Hotel mereka akan datang ramai-ramai, teman-temannya akan berada di restoran sedangkan Fransiska akan menghabiskan waktu dengan Leo di kamarnya. Mereka menjalani itu selama hubungan berlangsung sampai sekarang yang sudah berjalan beberapa bulan, pertengkaran terjadi karena kesalahpahaman dari L
Leo sudah merencanakan sesuatu di kepalanya ketika pertemuan nanti, memberikan suasana nyaman dan tertutup pada agency baru Fransiska. Meminta Irwan membuatkan makanan yang sangat enak dan andalan dari restoran ini, senyum lebar terpancar di bibirnya saat membayangkan apa yang terjadi nanti.“Kamu nggak lagi merencanakan sesuatu kan, Mas?” Fransiska menatap penuh selidik.“Kamu selalu curiga sama aku.” Leo menatap malas pada Fransiska “Riri tuh coba tanya memang aku merencanakan apa.”“Kalian berdua sama aja.” Fransiska memutar bola matanya malas.“Agency minta aku kesana setelah ini.” Riri menghentika perdebatan mereka.“Kak Riri mau kerja disana lagi?” tanya Fransiska hati-hati.Riri menggelengkan kepalanya “Aku malas sama mereka.” “Kenapa nggak sama Fransiska atau member yang lain?” tanya Leo menatap mereka berdua.“Aku hanya bertugas sampai mereka mendapatkan agency baru, setelahnya harus k
Senyum bangga terlihat dari wajah Leo saat membaca berita mengenai Fransiska, masih teringat jelas bagaimana belajar akting sebelum akhirnya melakukan shooting, belum lagi teman-teman di membernya memberikan kejutan saat dirinya shooting. Fransiska menangis dalam pelukan Leo ketika menceritakan kejutan yang mereka buat, tidak hanya itu Leo juga menemani Fransiska mendatangi pernikahan salah satu staf yang pernah menangani mereka.Beberapa tamu undangan untungnya tidak terlalu mengenal Leo, jika dibandingkan Lucas dan Devan jelas Leo bukan apa-apa. Hal itu justru membuat Leo bernafas lega, bisa menemani Fransiska datang ke acara teman-temannya. Hubungan mereka sejauh ini baik-baik saja, tidak banyak masalah. “Pak, rapat akan segera dimulai.” Agus menatap Leo dengan tatapan hormat.“Mereka sudah siap semua?” tanya Leo yang diangguki Agus.Leo berdiri untuk memulai rapat yang biasanya mereka lakukan, kali ini tidak terlalu berat pasalnya Leo
Leo menatap dengan tanda tanya apa yang Putik lakukan di ruangannya. Alarm berbahaya keluar di kepalanya saat mengingat apa yang Putik katakan tadi, memilih diam dan menatap tindakan Putik selanjutnya. Putik membuka pakaiannya secara pelan, seakan kejadian lalu akan terjadi kembali jika Leo hanya diam.“Kamu mau melakukan apa?” tanya Leo yang tidak dipedulikan Putik sama sekali. “Kamu melakukan hal yang sama kaya dulu, aku akan benar-benar memecatmu.”Putik tidak menghiraukan perkataan Leo, membuka pakaiannya dan akhirnya benar-benar tanpa busana saat berada dihadapan Leo. Menelan saliva kasar, sudah lama Leo tidak melakukan hal-hal gila seperti ini dan sekarang ada dihadapannya.“Bagaimana masih menarik?” Putik duduk di pangkuan Leo yang membuat bukit kembarnya tepat berada dihadapannya “Rasakanlah.” Putik mendekatkan bukit kembarnya pada Leo, mengambil tangannya untuk berada di bukit kembarnya. Leo secara otomati meremasnya, Putik memej
Tidak berbuat apapun sampai Fransiska keluar dari kamarnya, Leo tidak tahu harus bagaimana dan saat ini perasaan bersalah menghampirinya. Leo memang tidak mengejar Fransiska dengan membiarkannya tenang terlebih dahulu, setidaknya Leo akan mencari waktu yang pas untuk berbicara dengan dia.“Mana Fransiska?” suara Tania membuat Leo menatap kearahnya “Tadi katanya disini.”“Pulang.” Leo menjawab singkat membuat Tania menatap penuh selidik “Dia minta waktu dan aku jangan menemui dia sampai dia sendiri yang datang.”Tania membuka mulutnya mendengar penjelasan Leo “Lalu kamu hanya diam?” Leo menganggukkan kepala “Kamu nggak ngejar atau apapun itu?” sekali lagi Leo menggelengkan kepalanya “Haduh....anak siapa toh kamu tu? Kok bodoh banget jadi orang.” Leo menatap tidak percaya maminya berkata seperti itu “Mami menyelesaikan sama cewek itu, sekarang dia malah bego amat.” Tania menepuk keningnya pelan.“Mami mau kemana?” tanya Leo melihat Tania ber
Hubungan dengan Fransiska tidak baik-baik saja, sudah beberapa hari tidak ada kabar dari Fransiska sama sekali. Kelima sahabatnya juga tutup mulut membuat Leo tidak bisa berbuat apapun, maminya juga tidak banyak membantu dirinya. Leo malah dibuat stres dengan sikap maminya yang tidak mau berbicara dengan dirinya, mengenai Putik memang sudah dibereskan oleh sang mami membuat Leo tidak akan melakukan apapun lagi pada wanita itu.“Pi, bilangin ke mami dong bantuin aku.” Leo menatap Wijaya dengan tatapan memohon.“Papi nggak bisa bantu apapun, kamu mau papi nggak dapat jatah dari mami kamu?” Wijaya menjawab sambil lalu.“Pi, ini sudah beberapa hari nggak bicara sama mami belum lagi Fransiska yang nggak bisa dihubungi. Kalau kerjaku nggak maksimal bagaimana? Kalau ada apa-apa sama hotel bagaimana?” Leo sekali lagi merayu dengan menatap penuh dengan permohonan.“Papi nggak bisa bantu, mami kamu yang megang hal begini.” Wijaya mengalihkan pandang
“Kaya orang pertama kali ketemu aja.” Endi memutar bola matanya malas.Leo menatap sinis kearah Endi, “kamu nggak tahu berapa lama kita nggak ketemu, gue kangen sama dia sampai nggak bisa ngomong.”“Bisu.” Endi berkata dengan nada dan ekspresi datarnya.Leo melemparkan bantal kearahnya “Lo ada apa kesini?” mengalihkan pembicaraan.“Laporan bulanan biasa Fabian,” jawab Endi singkat “Lo mau dekat lagi sama dia?”Leo mengangguk antusias membuat Endi memutar bola matanya malas “lo tahu gue cinta sama dia.”“Lo butuh perjuangan.” Leo mengangkat alisnya “Fabian juga suka sama Fransiska, mereka beberapa kali berbicara serius.”“Bicara apaan?” Leo langsung merasakan panas dihatinya, bagaimana bisa Fransiska melanjutkan hidup dan dekat dengan pria lain.“Mana gue tahu,” jawab Endi sambil mengangkat bahu “Lo tahu kalau Fransiska sangat menyayangi adik-adiknya itu, apalagi yang gabung disini kesayangan dia