Menatap mereka semua yang masuk kedalam kamarnya dengan tatapan tidak percaya, bukan hanya keluarga tapi juga Agus dan Irwan ditambah teman-teman Fransiska. Leo mengalihkan pandangannya kearah Fransiska yang tersenyum, mengucapkan selamat ulang tahun tanpa mengeluarkan suara.
Tania mendatangi Leo untuk meniup lilin, melihat ini semua membuatnya malu dan terpaksa melakukannya. Suara tepuk tangan terdengar keras, pelukan dan ucapan dari mereka yang datang menghampiri Leo dengan Fransiska yang masih duduk di sofa mengabadikan momen.“Jadi bagaimana rasanya?” tanya Tania membuka suara setelah mereka semua keluar dari ruangan.Mereka yang datang langsung menuju restoran menikmati hidangan yang telah disiapkan, meninggalkan kedua orang tua Leo dan mamanya Fransiska serta Fransiska tentunya. Leo mendengar pertanyaan sang mami hanya memutar bola matanya malas, menatap curiga jika semua ini adalah rencana sang mami.“Mami yang keluarin berita itu?”Hal paling sulit adalah menahan godaan, Leo mencoba untuk tidak berhubungan atau dekat dengan wanita lain. Putik yang paling sulit dihindari, membuat Leo harus mempertahankan dirinya dengan memasang wajah dingin setiap kali mereka bertemu. Leo tahu kesalahannya adalah melamar Putik dulu tanpa berpikir panjang, hanya saja masalah Risa masih dalam perhatian Leo. Tidak bisa melepaskan Risa begitu saja, perasaan kemanusiaan membuat Leo melakukannya karena tidak ingin anaknseusia dia memiliki cita-cita yang aneh.Kencan mereka berdua hanya dilakukan di tiga tempat yaitu, rumah orang tua mereka berdua, apartemen tempat Fransiska tinggal bersama dengan membernya dan terakhir adalah hotel. Hotel mereka akan datang ramai-ramai, teman-temannya akan berada di restoran sedangkan Fransiska akan menghabiskan waktu dengan Leo di kamarnya. Mereka menjalani itu selama hubungan berlangsung sampai sekarang yang sudah berjalan beberapa bulan, pertengkaran terjadi karena kesalahpahaman dari L
Leo sudah merencanakan sesuatu di kepalanya ketika pertemuan nanti, memberikan suasana nyaman dan tertutup pada agency baru Fransiska. Meminta Irwan membuatkan makanan yang sangat enak dan andalan dari restoran ini, senyum lebar terpancar di bibirnya saat membayangkan apa yang terjadi nanti.“Kamu nggak lagi merencanakan sesuatu kan, Mas?” Fransiska menatap penuh selidik.“Kamu selalu curiga sama aku.” Leo menatap malas pada Fransiska “Riri tuh coba tanya memang aku merencanakan apa.”“Kalian berdua sama aja.” Fransiska memutar bola matanya malas.“Agency minta aku kesana setelah ini.” Riri menghentika perdebatan mereka.“Kak Riri mau kerja disana lagi?” tanya Fransiska hati-hati.Riri menggelengkan kepalanya “Aku malas sama mereka.” “Kenapa nggak sama Fransiska atau member yang lain?” tanya Leo menatap mereka berdua.“Aku hanya bertugas sampai mereka mendapatkan agency baru, setelahnya harus k
Senyum bangga terlihat dari wajah Leo saat membaca berita mengenai Fransiska, masih teringat jelas bagaimana belajar akting sebelum akhirnya melakukan shooting, belum lagi teman-teman di membernya memberikan kejutan saat dirinya shooting. Fransiska menangis dalam pelukan Leo ketika menceritakan kejutan yang mereka buat, tidak hanya itu Leo juga menemani Fransiska mendatangi pernikahan salah satu staf yang pernah menangani mereka.Beberapa tamu undangan untungnya tidak terlalu mengenal Leo, jika dibandingkan Lucas dan Devan jelas Leo bukan apa-apa. Hal itu justru membuat Leo bernafas lega, bisa menemani Fransiska datang ke acara teman-temannya. Hubungan mereka sejauh ini baik-baik saja, tidak banyak masalah. “Pak, rapat akan segera dimulai.” Agus menatap Leo dengan tatapan hormat.“Mereka sudah siap semua?” tanya Leo yang diangguki Agus.Leo berdiri untuk memulai rapat yang biasanya mereka lakukan, kali ini tidak terlalu berat pasalnya Leo
Leo menatap dengan tanda tanya apa yang Putik lakukan di ruangannya. Alarm berbahaya keluar di kepalanya saat mengingat apa yang Putik katakan tadi, memilih diam dan menatap tindakan Putik selanjutnya. Putik membuka pakaiannya secara pelan, seakan kejadian lalu akan terjadi kembali jika Leo hanya diam.“Kamu mau melakukan apa?” tanya Leo yang tidak dipedulikan Putik sama sekali. “Kamu melakukan hal yang sama kaya dulu, aku akan benar-benar memecatmu.”Putik tidak menghiraukan perkataan Leo, membuka pakaiannya dan akhirnya benar-benar tanpa busana saat berada dihadapan Leo. Menelan saliva kasar, sudah lama Leo tidak melakukan hal-hal gila seperti ini dan sekarang ada dihadapannya.“Bagaimana masih menarik?” Putik duduk di pangkuan Leo yang membuat bukit kembarnya tepat berada dihadapannya “Rasakanlah.” Putik mendekatkan bukit kembarnya pada Leo, mengambil tangannya untuk berada di bukit kembarnya. Leo secara otomati meremasnya, Putik memej
Tidak berbuat apapun sampai Fransiska keluar dari kamarnya, Leo tidak tahu harus bagaimana dan saat ini perasaan bersalah menghampirinya. Leo memang tidak mengejar Fransiska dengan membiarkannya tenang terlebih dahulu, setidaknya Leo akan mencari waktu yang pas untuk berbicara dengan dia.“Mana Fransiska?” suara Tania membuat Leo menatap kearahnya “Tadi katanya disini.”“Pulang.” Leo menjawab singkat membuat Tania menatap penuh selidik “Dia minta waktu dan aku jangan menemui dia sampai dia sendiri yang datang.”Tania membuka mulutnya mendengar penjelasan Leo “Lalu kamu hanya diam?” Leo menganggukkan kepala “Kamu nggak ngejar atau apapun itu?” sekali lagi Leo menggelengkan kepalanya “Haduh....anak siapa toh kamu tu? Kok bodoh banget jadi orang.” Leo menatap tidak percaya maminya berkata seperti itu “Mami menyelesaikan sama cewek itu, sekarang dia malah bego amat.” Tania menepuk keningnya pelan.“Mami mau kemana?” tanya Leo melihat Tania ber
Hubungan dengan Fransiska tidak baik-baik saja, sudah beberapa hari tidak ada kabar dari Fransiska sama sekali. Kelima sahabatnya juga tutup mulut membuat Leo tidak bisa berbuat apapun, maminya juga tidak banyak membantu dirinya. Leo malah dibuat stres dengan sikap maminya yang tidak mau berbicara dengan dirinya, mengenai Putik memang sudah dibereskan oleh sang mami membuat Leo tidak akan melakukan apapun lagi pada wanita itu.“Pi, bilangin ke mami dong bantuin aku.” Leo menatap Wijaya dengan tatapan memohon.“Papi nggak bisa bantu apapun, kamu mau papi nggak dapat jatah dari mami kamu?” Wijaya menjawab sambil lalu.“Pi, ini sudah beberapa hari nggak bicara sama mami belum lagi Fransiska yang nggak bisa dihubungi. Kalau kerjaku nggak maksimal bagaimana? Kalau ada apa-apa sama hotel bagaimana?” Leo sekali lagi merayu dengan menatap penuh dengan permohonan.“Papi nggak bisa bantu, mami kamu yang megang hal begini.” Wijaya mengalihkan pandang
“Kaya orang pertama kali ketemu aja.” Endi memutar bola matanya malas.Leo menatap sinis kearah Endi, “kamu nggak tahu berapa lama kita nggak ketemu, gue kangen sama dia sampai nggak bisa ngomong.”“Bisu.” Endi berkata dengan nada dan ekspresi datarnya.Leo melemparkan bantal kearahnya “Lo ada apa kesini?” mengalihkan pembicaraan.“Laporan bulanan biasa Fabian,” jawab Endi singkat “Lo mau dekat lagi sama dia?”Leo mengangguk antusias membuat Endi memutar bola matanya malas “lo tahu gue cinta sama dia.”“Lo butuh perjuangan.” Leo mengangkat alisnya “Fabian juga suka sama Fransiska, mereka beberapa kali berbicara serius.”“Bicara apaan?” Leo langsung merasakan panas dihatinya, bagaimana bisa Fransiska melanjutkan hidup dan dekat dengan pria lain.“Mana gue tahu,” jawab Endi sambil mengangkat bahu “Lo tahu kalau Fransiska sangat menyayangi adik-adiknya itu, apalagi yang gabung disini kesayangan dia
Leo menjadi pria baik-baik demi mendapatkan kepercayaan dari Fransiska, tidak mau melakukan kesalahan yang sama. Tugas Leo setiap harinya saat ini adalah mengantar jemput Fransiska kuliah, berkenalan dengan beberapa teman-teman dekatnya. Pria baik-baik bukan berarti Leo tidak pernah cemburu dengan kedekatan Fransiska bersama teman-teman prianya, Fransiska memang baik sama siapapun membuat orang-orang senang dekat dengan dirinya.Gosip-gosip atau pria yang dijodohkan fans untuk Fransiska sering membuat Leo kesal. Fransiska selalu mengenalkan dengan pria-pria itu, pastinya Leo tahu siapa saja yang memiliki perasaan dengan Fransiska dan tidak. Setiap pria yang memiliki perasaan dengan Fransiska membuat Leo panas jika mereka berdekatan, beberapa kali mereka sering berdebat mengenai kedekatan Fransiska dengan pria-pria itu.“Dia sahabat aku.” Fransiska menatap malas pada Leo, membahas hal yang sama berulang kali.“Setidaknya kamu menghargai perasaanku.” L
Kehidupan Leo banyak berubah setelah menikah, Fransiska melakukan pekerjaannya dengan sangat baik menjadi istri. Kesibukan Fransiska di dunia hiburan tidak membuat dirinya melupakan tanggung jawabnya sebagai istri, Leo sendiri tidak pernah meminta Fransiska melakukan pekerjaan rumah. Beberapa hal masih dilakukan Fransiska untuk dirinya, seperti menyiapkan pakaian ganti dan makan.“Menu baru lagi?” tanya Leo menatap hidangan diatas meja “Naila yang ajarin?”Fransiska menganggukkan kepalanya “Mbak Naila kasih resepnya terus aku coba ini.”Leo menganggukkan kepalanya dan mulai menikmati makanan yang ada dihadapannya, menatap Fransiska yang menunggu komentar darinya setiap kali Leo mencoba merasakan masakan yang dibuatnya.“Nggak pernah mengecewakan dan selalu enak.” Leo mengatakan tepat setelah menelannya. “Kapan kita periksa kehamilanmu itu?”“Minggu depan, bukan?” ta
Kekesalan masih terlihat di wajah Leo setelah keluar dari ruangan tempat wartawan berada, Fransiska menghentikan langkah mereka membuat Leo melakukan hal yang sama. Tangan Fransiska merapikan pakaian Leo dengan pelan dan lembut, menatap apa yang Fransiska lakukan dalam diam sambil mengendalikan dirinya.“Mas kesal?” pertanyaan pertama yang Fransiska berikan pada Leo setelah keluar dari tempat wartawan berada.“Ya.” Leo menjawab singkat.“Jangan pernah menunjukkan ekspresi apapun saat kamera menyala, kita harus menyembunyikan kekesalan pada orang lain dan termasuk dengan pertanyaan wartawan.”Fransiska menjelaskan dengan sangat santai.Leo menghembuskan nafas panjang, “Aku nggak suka kalau mereka memandang sebelah kalian.”Fransiaka tersenyum “Semua sudah menjadi pekerjaan yang aku tekuni.”Fransiska langsung mengambil ponselnya ketika mereka memasuki kamar yang telah dise
Persiapan pernikahan berjalan sangat cepat, Leo dan Fransiska tidak bisa bertemu sejak pertemuan terakhir mereka dengan WO. Semuanya sudah direncanakan dengan sangat baik, membuat mereka berakhir duduk diam dan tidak melakukan kegiatan apapun.Mereka sudah berada di Bali, hotel yang sama hanya saja tidak bertemu. Leo sendiri sudah menyiapkan malam pernikahan mereka di villa yang di bangun beberapa tahun lalu, villa yang berada diluar hotel yang dijalaninya. Villa ini juga masuk kedalam bagian dari H&D group, tempat yang menjadi pembuktian Leo bisa lepas dari nama besar keluarga dan tempat ini pula yang menjadi saksi malam pertama untuk dirinya.“Gaya banget pakai villa itu.” Endi menyindir secara terbuka.“Fransiska tahu?” tanya Lucas dengan tatapan menggoda.“Nggak usah rese’ kalian berdua.” Leo memberikan tatapan tajam pada mereka berdua.“Udah berapa lama nganggur? Terakhir sama Putik, ka
Berita yang keluar di media sosial tidak berhenti, Leo menatap tidak percaya dengan berita-berita yang dibacanya. Menatap Fransiska yang tampak tenang tanpa memberikan reaksi apapun, membuat perasaan Leo menjadi tidak tenang.“Kita memberitahukan pada wartawan?” tanya Riri yang saat ini menemani Fransiska bersama dengan managernya. “Belum saatnya, biarkan mereka melakukan spekulasi siapa orangnya.” Perwakilan agency mengatakan dengan sangat santai “Kamu nggak keberatan?” menatap Fransiska.Fransiska menganggukkan kepala “Lagian kurang beberapa hari lagi pengumuman tentang pernikahan kita.”“Apa kamu nggak takut nama baik kamu menjadi jelek?” tanya Leo membuka suaranya.“Masalah seperti ini adalah hal biasa bagi orang yang bekerja di dunia hiburan, anggap saja ini salah satu cara menaikkan popularitas. Berita heboh akan membuat orang mengenal kita dibandingkan prestasi.” Fransiska menjawab Leo dengan sangat santai. “
Memberikan tatapan datar pada Fransiska, pelaku hanya menundukkan kepalanya tanda bahwa melakukan kesalahan. Melihat reaksi Fransiska membuat Leo tersenyum dalam hati, rasanya ingin mencubit pipinya dan disaat seperti ini jiwa galaknya akan hilang. Leo menggelengkan kepala dalam hati dan membantah Fransiska galak, lebih tepatnya tegas dan hanya galak ke Bella, mereka sudah dikenal sebagai Tom dan Jerry.“Jadi nggak ada pembelaan?” Leo membuka suara terlebih dahulu.“Bastian ngajaknya udah lama cuman aku lupa kasih tahu Mas Leo, masalah kita banyak sampai aku lupa kasih tahu masalah konser ini.” Fransiska menjawab pertanyaan Leo setelah kemarahannya yang tiba-tiba.“Masak aku dapat berita dari media sosial bukan kamu secara langsung.” Leo menggelengkan kepalanya saat mengatakan hal itu.Leo terkejut saat membuka media sosial dan langsung muncul dari fanbase group mereka tentang apa yang dilakukan masing-masing member, ma
Kerjaan Leo daritadi adalah membaca berita-berita tentang Fransiska, berita mengenai film yang sedang tayang. Banyak yang memuji kemampuan Fransiska yang masih pemula dalam berakting, lawan mainnya sendiri sudah sangat lama berakting sebelum memutuskan masuk kedalam group. Leo sudah mengenal lawan main Fransiska, beberapa kali datang ke lokasi membuatnya mengenal mereka yang ada disana.Kemampuan akting Fransiska mendapatkan sambutan baik dari pakar.Fransiska menolak mengisi soundtrack, mengajukan Gracia untuk mengisinya.Penggemar tidak sabar melihat akting Fransiska dan mendengarkan suara merdu Gracia.Perpaduan yang pas antara akting Fransiska dengan suara merdu Gracia.Penggemar merasakan terhubung antara lagu dengan film.Dukungan dari member Jobang terlihat melalui media sosial masing-masing.Dukungan tanpa henti diberi
Duduk berdampingan dengan Fransiska yang berada disampingnya, maminya berada di sebelah dengan duduk seorang diri. Mereka bertiga memandang Putik seakan menunggu apa yang akan dibicarakan pada Leo dan Fransiska.“Apa yang mau kamu bicarakan?” tanya Leo membuka suara terlebih dahulu dengan tatapan datarnya.“Keluarkan pria itu dari penjara.” Putik berbicara langsung pada intinya.Leo mengangkat alisnya mendengar perkataan Putik, “Atas dasar apa kamu meminta kita untuk mengeluarkan dia dari penjara? Memang apa yang aku lakukan sama dia?”“Mbak Putik mau menjebak kita?” tanya Fransiska yang membuat Leo mengalihkan pandangan dengan memberikan tatapan penuh selidik “Mbak lagi merekam pembicaraan ini dan akan disebarkan? Mami tadi sudah bicara apa saja sama Mbak Putik?”“Mami belum bicara karena daritadi dia yang berbicara dan mami tahu kalau dia sedang merekam pembicaraan ini.” Tania menjawab dengan santai yang membuat Leo kembali te
Pemutaran perdana film yang dibintangi Fransiska sudah keluar, melakukan pers conference dihadapan banyak wartawan. Leo berada disana bergabung dengan managernya, menggunakan masker dan topi untuk menutupi wajahnya. Senyum bangga tidak lepas dari bibirnya saat melihat Fransiska didepan menjelaskan mengenai karakternya, air mata keluar saat membicarakan mengenai membernya.Leo tahu perjuangan Fransiska selama ini, berjuang keluar dari kesedihan atas pembubaran groupnya dan sampai mendapatkan peran. Fransiska belajar dengan giat agar bisa mendalami peran yang dimainkan, beberapa kali Leo menemaninya ketika latihan. Terlalu sering menemani Fransiska membuat Leo mengenal beberapa orang yang terlibat dalam film, mereka mengenal Leo sebagai kekasih Fransiska bukan anak pengusaha terkenal.“Luar biasa, kamu.” Leo membuka suaranya saat mereka sudah berduaan didalam mobil agency Fransiska.“Masih banyak kekurangan, Mas.” Fransiska merendahkan dirinya membuat
Suasana menjadi hening, tidak ada yang membuka satu sama lain setelah Endi membacakan beritanya. Leo mengalihkan pandangan pada ketiga wanita yang ada disampingnya, mereka juga terkejut seperti dirinya.“Saya pergi,” ucap Endi berdiri yang diikuti Boy keluar dari keluar ruangan.Tidak ada yang menanggapi perkataan Endi, bahkan sampai keluar dari ruangan suasana ruangannyidak berubah sama sekali. Hening, tidak ada yang membuka pembicaraan sama sekali. Leo menatap Fransiska yang masih menenangkan mamanya dan berbicara pelan dengan suami dari Chika.“Sayang,” bisik Leo di telinga Fransiska membuatnya menatap Leo. “Kamu nggak papa?”Tangan lembut Fransiska memegang tangan Leo, dengan senyumnya yang menguatkan dirinya “Aku baik-baik saja, tenang aja.” “Bagaimana ini seharusnya?” perwakilan agency Fransiska membuka suara terlebih dahulu.Pertanyaan itu membuat semua secara otomatis menatap kearah Leo, tatapan mereka membua