SALAH SATU MEMBER WANITA BERINISIAL F KEDAPATAN BERKENCAN DENGAN PUTRA SALAH SATU PEMILIK H&D GROUP
“Wah...siapa ini yang berani buat masalah sama kita?” suara Tania dengan nada kesalnya membuat semua terdiam “Pi, udah cari tahu siapa?”“Rifat sama timnya yang cari tahu.” Wijaya menjawab singkat dan berusaha santai.“Kasihan Fransiska kalau gini,” ucap Tania dengan nada sedihnya. “Mereka kan perlu privacy.”“Kalau mau privacy ya jangan ciuman disembarang tempat,” sahut Jimmy yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Leo.“Pi, selesaikan sampai tuntas.” Tania mengatakan dengan nada penuh emosi “Untung aja foto mereka ciuman nggak kesebar.”“Bukan masalah itu sih, Mi. Group mereka itu sudah dianggap sebagai kumpulan cewek penggoda karena pernah kerjasama dengan group pria yang terkenal itu.” Jimmy membuka suaranya “Mereka pasti mikir Fransiska sengaja menggoda Leo untuk kehidupannya dan image cewek penggoda akan semaMengikuti perkataan Rifat, bersiap bertemu dengan agency Fransiska. Leo mengira akan bertemu di tempat agency itu yang nyatanya tidak benar. Mereka bertemu di salah satu restoran milik keluarga yang letaknya tidak jauh dari hotel, memilih datang terlebih dahulu daripada Rifat.“Cepat juga kamu datang.” Rifat memberikan tatapan menggoda.Leo memutar bola matanya malas “Kesininya sama Fransiska?”Rifat mengangkat bahu “Resiko kayaknya bawa Fransiska.” Leo membenarkan perkataan Rifat “Kita di tempat private kan?”“Udah disiapkan.” Leo menjawab sambil mengarahkan ke tempat pertemuan mereka.Langkah mereka akhirnya sampai, memasuki ruangan terlebih dahulu. Rifat memberikan beberapa arahan apa yang harus dilakukan nanti saat pertemuan, mendengarkan semuanya dengan baik tanpa mengeluarkan suara untuk bertanya.“Om mau aku membantah tentang hubungan depan mereka?” tanya Leo tidak percaya “Kami sudah bertemu di acara pemakaman
Perasaan Leo tidak tenang setelah pertemuan terakhir mereka, Fransiska tidak membalas pesannya sama sekali seakan nomernya telah di blokir. Bukan hanya Fransiska tapi juga kelima teman-temannya mereka seakan hilang di telan bumi, ingin rasanya Leo mendatangi rumah Fransiska hanya saja mengingat perkataan Rifan yang harus menjaga banyak pihak. Leo memutuskan menghubungi tunangan Chika, semua berakhir dengan ketidaktahuan dengan keadaan Fransiska saat ini.“Mereka lagi konser di luar negeri,” ucap Jimmy memasuki kamarnya yang membuat Leo memicingkan matanya “Nggak lupa kalau aku sama Tere ini fansnya?”Merutuki kebodohannya tidak bertanya pada adiknya satu ini, Jimmy memang selalu bisa diandalkan dalam hal-hal tertentu. Dulu dirinya yang menjadi pegangan Lucas dan Zee, sekarang Jimmy yang menggantikan posisinya. Leo baru menyadari jatuh cinta bisa membuat orang benar-benar gila dan tidak bisa berpikir dengan jernih.“Gue denger lo nggak fokus di kerjaa
Perasaan bersalah menghampiri Leo setelah apa yang dilakukannya dengan Putik, menatap fotonya bersama Fransiska yang ada di ponsel dengan penyesalan terbesar. Menarik dan menghembuskan nafas membuat Leo memilih ke ruangannya dan mendapati Agus menatapnya penuh tanda tanya, tidak peduli dengan tatapan yang Agus berikan Leo memilih fokus pada berkas yang ada di mejanya, tidak tahu berapa lama dirinya berada di ruangan jika saja ponselnya tidak berbunyi dan nama maminya terlihat sangat jelas.“Pak, Bu Tania menghubungi untuk memastikan keadaan bapak.” Agus mengatakan dengan suara pelan seakan takut Leo marah.“Bilang sama mami kalau aku baik-baik saja, tolong sekalian bilang sama dapur aku minta diantarkan makanan apapun.” Leo menjawab tanpa menatap Agus sama sekali.Tidak tahu apa Agus telah keluar dari ruangannya atau tidak, tapi pastinya sudah keluar karena harus melakukan apa yang Leo katakan. Hembusan nafas panjang dikeluarkannya saat dirinya benar
Menatap mereka semua yang masuk kedalam kamarnya dengan tatapan tidak percaya, bukan hanya keluarga tapi juga Agus dan Irwan ditambah teman-teman Fransiska. Leo mengalihkan pandangannya kearah Fransiska yang tersenyum, mengucapkan selamat ulang tahun tanpa mengeluarkan suara.Tania mendatangi Leo untuk meniup lilin, melihat ini semua membuatnya malu dan terpaksa melakukannya. Suara tepuk tangan terdengar keras, pelukan dan ucapan dari mereka yang datang menghampiri Leo dengan Fransiska yang masih duduk di sofa mengabadikan momen.“Jadi bagaimana rasanya?” tanya Tania membuka suara setelah mereka semua keluar dari ruangan.Mereka yang datang langsung menuju restoran menikmati hidangan yang telah disiapkan, meninggalkan kedua orang tua Leo dan mamanya Fransiska serta Fransiska tentunya. Leo mendengar pertanyaan sang mami hanya memutar bola matanya malas, menatap curiga jika semua ini adalah rencana sang mami.“Mami yang keluarin berita itu?”
Hal paling sulit adalah menahan godaan, Leo mencoba untuk tidak berhubungan atau dekat dengan wanita lain. Putik yang paling sulit dihindari, membuat Leo harus mempertahankan dirinya dengan memasang wajah dingin setiap kali mereka bertemu. Leo tahu kesalahannya adalah melamar Putik dulu tanpa berpikir panjang, hanya saja masalah Risa masih dalam perhatian Leo. Tidak bisa melepaskan Risa begitu saja, perasaan kemanusiaan membuat Leo melakukannya karena tidak ingin anaknseusia dia memiliki cita-cita yang aneh.Kencan mereka berdua hanya dilakukan di tiga tempat yaitu, rumah orang tua mereka berdua, apartemen tempat Fransiska tinggal bersama dengan membernya dan terakhir adalah hotel. Hotel mereka akan datang ramai-ramai, teman-temannya akan berada di restoran sedangkan Fransiska akan menghabiskan waktu dengan Leo di kamarnya. Mereka menjalani itu selama hubungan berlangsung sampai sekarang yang sudah berjalan beberapa bulan, pertengkaran terjadi karena kesalahpahaman dari L
Leo sudah merencanakan sesuatu di kepalanya ketika pertemuan nanti, memberikan suasana nyaman dan tertutup pada agency baru Fransiska. Meminta Irwan membuatkan makanan yang sangat enak dan andalan dari restoran ini, senyum lebar terpancar di bibirnya saat membayangkan apa yang terjadi nanti.“Kamu nggak lagi merencanakan sesuatu kan, Mas?” Fransiska menatap penuh selidik.“Kamu selalu curiga sama aku.” Leo menatap malas pada Fransiska “Riri tuh coba tanya memang aku merencanakan apa.”“Kalian berdua sama aja.” Fransiska memutar bola matanya malas.“Agency minta aku kesana setelah ini.” Riri menghentika perdebatan mereka.“Kak Riri mau kerja disana lagi?” tanya Fransiska hati-hati.Riri menggelengkan kepalanya “Aku malas sama mereka.” “Kenapa nggak sama Fransiska atau member yang lain?” tanya Leo menatap mereka berdua.“Aku hanya bertugas sampai mereka mendapatkan agency baru, setelahnya harus k
Senyum bangga terlihat dari wajah Leo saat membaca berita mengenai Fransiska, masih teringat jelas bagaimana belajar akting sebelum akhirnya melakukan shooting, belum lagi teman-teman di membernya memberikan kejutan saat dirinya shooting. Fransiska menangis dalam pelukan Leo ketika menceritakan kejutan yang mereka buat, tidak hanya itu Leo juga menemani Fransiska mendatangi pernikahan salah satu staf yang pernah menangani mereka.Beberapa tamu undangan untungnya tidak terlalu mengenal Leo, jika dibandingkan Lucas dan Devan jelas Leo bukan apa-apa. Hal itu justru membuat Leo bernafas lega, bisa menemani Fransiska datang ke acara teman-temannya. Hubungan mereka sejauh ini baik-baik saja, tidak banyak masalah. “Pak, rapat akan segera dimulai.” Agus menatap Leo dengan tatapan hormat.“Mereka sudah siap semua?” tanya Leo yang diangguki Agus.Leo berdiri untuk memulai rapat yang biasanya mereka lakukan, kali ini tidak terlalu berat pasalnya Leo
Leo menatap dengan tanda tanya apa yang Putik lakukan di ruangannya. Alarm berbahaya keluar di kepalanya saat mengingat apa yang Putik katakan tadi, memilih diam dan menatap tindakan Putik selanjutnya. Putik membuka pakaiannya secara pelan, seakan kejadian lalu akan terjadi kembali jika Leo hanya diam.“Kamu mau melakukan apa?” tanya Leo yang tidak dipedulikan Putik sama sekali. “Kamu melakukan hal yang sama kaya dulu, aku akan benar-benar memecatmu.”Putik tidak menghiraukan perkataan Leo, membuka pakaiannya dan akhirnya benar-benar tanpa busana saat berada dihadapan Leo. Menelan saliva kasar, sudah lama Leo tidak melakukan hal-hal gila seperti ini dan sekarang ada dihadapannya.“Bagaimana masih menarik?” Putik duduk di pangkuan Leo yang membuat bukit kembarnya tepat berada dihadapannya “Rasakanlah.” Putik mendekatkan bukit kembarnya pada Leo, mengambil tangannya untuk berada di bukit kembarnya. Leo secara otomati meremasnya, Putik memej