Rendra lalu meletakkan ponsel yang ada di genggaman tangannya, kemudian menatap Shaka dan membahas masalah itu dengan sangat serius. "Shaka, dari kecil, kita tumbuh dewasa bersama-sama sampai-sampai berapa ekor jumlah cacing gelang yang ada di dalam perutmu itu pun aku bisa tahu dengan jelas. Tapi kali ini aku tidak paham. Di mana sisi bagus gadis itu sampai membuatmu ngotot ingin menikah dengannya?"Tanpa status, tanpa posisi dan tanpa wajah. Bukan berarti Lirea tidak cantik, akan tetapi ada banyak sekali wanita yang lebih cantik jika dibandingkan dengannya. Jadi, poin manakah yang bisa membuat Shaka menyukainya? Inilah pemikiran Rendra.Shaka kemudian duduk. Dia menyilangkan kakinya diatas kaki lainnya, lalu ekspresi wajahnya berubah menjadi terlihat bangga. "Kalau aku ingin menikahinya, ya tinggal menikahinya saja.""Ya, aku tahu itu. Tapi bagaimana kamu bisa mengawalinya?" tanya Rendra .Shaka mengingat-ingat pertemuannya dengan Lirea, kemudian tanpa sadar sebuah senyum lembut men
Rendra sebelumnya tidak pernah diacuhkan seperti ini oleh apapun apalagi seorang wanita.Melihat aku membuat suasana hatinya jadi buruk? Tiba-tiba, Rendra memukul meja dan bangkit berdiri dengan wajah yang kecut dan tidak sedap dipandang. Dia menatap Lirea dengan tajam seperti ingin menjepit gadis itu sampai mati.Pada saat itu, Shaka muncul membawa semangkuk mie yang panas dan berasap. Lirea pun segera berlari ke sisi pria itu dan mencengkeram lengan bajunya. "Shaka, temanmu sangar menyeramkan, dia ingin memukul aku..."Rendra yang berada di sebelah mereka begitu depresi, rasanya tertekan dan dongkol di tenggorokannya. Dia bahkan belum melakukan apapun padanya, tapi Lirea sudah berlari ke Shaka dan mengadu. Kalau misalkan dia benar-benar melakukan sesuatu sedikit saja, dia berpikir mungkin saja gadis itu bakal membuat keributan sampai ke langit. Saat ini, kesannya terhadap gadis itu semakin memburuk. Dia langsung meletakkan gadis itu di dalam daftar orang yang tidak akan disukainya
Tentu saja, meskipun menyukainya, Lirea juga bukanlah seorang ahli dalam hal itu. Dia bahkan tidak bisa membedakan dengan jelas keaslian barang tersebut dan juga tidak mengetahui kualitasnya. Secara gampangnya dia hanya menyukai macam batu mulia yang berwarna gelap dan dalam. Lirea memang tidak mengetahui cara membedakan barang yang bagus dan jelek. Namun, sebuah benda yang dipasangkan oleh Shaka di tangannya, rasanya benar-benar tidak sama. Saat baru dipasangkan dia langsung bisa merasakan terdapat udara dan aura dingin di pergelangan tangannya. Dan saat menyentuh kulitnya, perasaan itu berubah, kemudian muncul rasa lembut dan nyaman. Ini adalah sebuah perasaan spiritual.Ditambah lagi, warna emerald ini sangat dalam dan gelap. Saat melihatnya, siapa pun akan mengetahui kalau benda ini adalah barang dengan kualitas tinggi. Emas itu berharga, tapi emerald itu tidak ternilai.Lirea mengayun-ayunkan gelang emerald di tangannya yang dibuatkan khusus untuknya. Gelang itu melingkari tang
Mendengar Lirea sudah membuat keputusan akan apa yang ingin dibelinya, pelayan toko pun memberinya rekomendasi. "Nona, jadi begini. Biasanya hiasan yang digantung di dalam mobil adalah gantungan hewan zodiak, gelang, dan plat emerald. Kalau misalkan itu untuk seseorang yang sangat penting bagi Nona, aku merekomendasikan untuk memberikan yang jenis hewan zodiak."Lirea menjadi agak ragu-ragu. "Kalau begitu, kamu bisa memperlihatkan padaku gelang dan plat emerald.""Kalau plat emerald, kebanyakan adalah gantungan dewa untuk menjaga keselamatan. Kalau gelang, di sini kami memiliki yang berisi 18 manik-manik, 27 manik-manik, 54, dan 108." Pelayan toko menjelaskan kegunaan dan makna di balik beberapa manik-manik tersebut pada Lirea. Gadis itu pun memikirkan dan merenungkannya dengan serius.Akhirnya, Lirea memutuskan untuk memilih dari jenis plat emerald yang ada di sana. Dia memilih sebuah plat batu mulia serupa emerald berwarna putih yang indah dan mulus, yang kelihatannya sangat cocok d
Kedua orang itu, Indri dan Runi, menjelaskan status si sialan itu dengan begitu sempurna. Mereka mungkin merasa, jika berdiri di sisi Rania, maka akan disinari oleh cahaya terang-benderang. Atau mungkin mereka juga merasa sosok gadis itu adalah sebuah kemuliaan yang tidak tertandingi.Tiba-tiba Lirea jadi sangat ingin tertawa. Shaka pernah berkata padanya kalau pria itu tidak ada hubungan apa-apa dengan Rania dan keluarga Juwanda. Dia juga tidak banyak bergaul bersama mereka; bahkan lingkaran sosial mereka pun tidak sama, dan interaksi di antara mereka hampir tidak ada.Jadi entah bagaimana bisa keluarga Juwanda begitu percaya diri dan yakin kalau orang yang diinginkan Shaka untuk dijadikan istri adalah Rania? Apa mungkin mereka benar-benar merasa kalau urusan semacam pertunangan ini tidak membutuhkan interaksi antara pihak pria dan pihak wanita, dan hanya membutuhkan pengumuman berita dari Shaka seorang saja? Ini benar-benar menggelikan dan membuat tertawa sampai mati! Pikir Lirea.S
Rania langsung menjadi sangat marah sampai-sampai wajahnya menghijau. "Lirea, kamu..."Saat itu, Lirea melengkungkan bibirnya, karena pada titik ini, Rania mungkin tidak akan berani melontarkan kata-kata untuk menghadapinya.Dan saat mendengar Rania menyebut nama Lirea, orang-orang di sekitar segera memahami sesuatu dengan jelas kalau barusan gadis itu berpura-pura tidak mengenalnya dengan menyebutnya 'nona ini.' Namun, sekarang dia malah langsung meneriakkan namanya karena emosi. Tidak heran kalau dia datang untuk memulai keributan, karena ternyata mereka adalah kenalan lama.Setelah melontarkan kata-kata seperti barusan, Rania akhirnya tahu kalau dirinya telah masuk ke dalam jebakan Lirea. Mendapati senyuman puas dan bangga gadis itu, dia benar-benar gatal ingin menampar wajahnya beberapa kali. Akan tetapi, dia tidak bisa melakukan hal semacam itu di hadapan begitu banyak orang.Indri dan Runi juga sedikit terkejut. Mereka tumbuh besar dan dewasa bersama-sama dengan Rania, namun bag
Manajer wanita itu dengan cepat datang menghampiri Rania, membungkuk padanya, kemudian tersenyum penuh hormat dan berkata, "Nona Rania, Anda telah datang. Batu emerald yang ingin Anda pesan telah kami persiapkan untuk Anda. Kami meminta maaf dan mohon pengertiannya atas ketidaknyamanan ini."Setelah itu, manajer tersebut memalingkan kepalanya dan berkata pada Lirea, "Nona, mohon maaf sebesar-besarnya. Emerald ini sebenarnya sudah dipesan lebih dulu oleh Nona Rania. Jadi, emerald ini tidak bisa dijual padamu. Mohon maaf dan pengertiannya."Hati Rania merasa gembira. Dia berpikir bahwa manajer ini benar-benar baik dan melakukan hal yang benar.Dan dalam waktu yang begitu cepat, Runi dan Indri pun meninggikan leher mereka dengan bangga. "Emerald ini sudah kami pesan lebih dulu dan kamu yang ingin merebutnya dari kami."Lirea tersenyum tipis dan sekujur tubuhnya dari ujung kepala hingga ujung kaki tetap tenang dan santai. Faktanya, orang yang memiliki mata seharusnya bisa melihat kalau ma
“Benar-benar memiliki kemacanan kharisma yang seperti itu, yang bisa menghadapi sosok Shaka yang seperti patung Es batu. Tidak ada batasan yang pasti akan kemampuan gadis itu. Aku tidak percaya ada batasannya.”Kemudian, Dani juga menyadari kalau karakter Lirea sangatlah menarik dan menyenangkan. Tiba-tiba, dia mulai sedikit memiliki rasa iri terhadap Shaka. Dengan adanya gadis ini, hari-hari sahabatnya itu pasti sangatlah menyenangkan dan berwarna.Tentu saja, di dalam persoalan kecil antara Rendra dan Lirea, Dani juga masih mendengarkan apa yang dikatakan oleh pria dihadapannya ini. Dan sekarang, setelah dia melihat pertunjukan yang dilakukan gadis itu, dia merasakan yang sebaliknya. Merasakan kalau Rendra ternyata tidak mampu menjatuhkan dan mengalahkan gadis itu. Melihat taktik gadis itu yang mundur terlebih dahulu untuk kemudian maju lagi, dengan pertahanan yang begitu pas, lalu juga serangannya yang sangat sempurna itu, maka hari ini Rania telah dikalahkan.Rendra juga telah kal
Di sisi lain, Shaka tengah berada di dalam kantor milik Rio dan duduk di sofa yang terbuat dari kulit asli. Satu kakinya disilangkan di atas kakinya yang lain sambil menggeser-geser layar ponsel edisi terbatas miliknya yang berada di tangannya dengan kecepatan tinggi untuk bermain game. Dia sangat menikmati permainan itu.Sementara Rio duduk di kursi kantor dan menatap Shaka yang tengah terbius dengan permainan game. Suara game tersebut benar-benar mengusik pekerjaannya. Dia pun mengerutkan alisnya dan berkata, "Shaka, kecilkan suaranya sedikit."Namun, Shaka tidak mengangkat kepalanya dan hanya mengeluarkan suara gumaman, "Bermain game itu tidak terasa menggairahkan kalau suaranya kecil. Bermain game memang harus diiringi oleh musik agar seru.""Tapi kalau seperti ini, kamu menggangguku," ujar Rio yang hanya bisa tersenyum pasrah."Tunggulah sampai aku menyelesaikan ronde satu ini." Shaka masih tersedot dalam permainan game itu tanpa kenal lelah, bahkan hingga terlupa dengan dirinya
Sebenarnya, Rania juga merasa begitu kebingungan. Tomi memberinya 4 milyar untuk digunakan sebagai persiapan kebutuhan di masa depan. Dia benar-benar tidak menduga kalau dengan tiba-tiba membuang 8 milyar yang sudah ditabungnya sejak dulu hanya karena perasaan marahnya pada Lirea. Terdapat perasaan tidak nyaman di dalam hatinya karena bagaimanapun juga dia harus memperjuangkan pertarungan ini. Dan dia, bagaimanapun juga menginginkan gadis itu untuk kalah.Rania telah membayarkan uangnya, kemudian mengambil barang tersebut dan membawanya ke sebelah Lirea, lalu menaikkan alisnya dan berkata, "Giliranmu.""Oh..." Lirea merespons dengan suara yang pelan. Dia kelihatan lemas dan tidak bersemangat. 8 milyar..? Ini beneran 8 milyar? Sekujur tubuhnya terasa linu dan hatinya pun juga ngilu. Dia dengan berat hati menarik keluar sebuah kartu dari dalam sakunya. Gambar kartu itu sedikit aneh karena benda itu merupakan sebuah kartu game. Lebih tepatnya, kartu itu adalah kartu bank yang memiliki se
“Benar-benar memiliki kemacanan kharisma yang seperti itu, yang bisa menghadapi sosok Shaka yang seperti patung Es batu. Tidak ada batasan yang pasti akan kemampuan gadis itu. Aku tidak percaya ada batasannya.”Kemudian, Dani juga menyadari kalau karakter Lirea sangatlah menarik dan menyenangkan. Tiba-tiba, dia mulai sedikit memiliki rasa iri terhadap Shaka. Dengan adanya gadis ini, hari-hari sahabatnya itu pasti sangatlah menyenangkan dan berwarna.Tentu saja, di dalam persoalan kecil antara Rendra dan Lirea, Dani juga masih mendengarkan apa yang dikatakan oleh pria dihadapannya ini. Dan sekarang, setelah dia melihat pertunjukan yang dilakukan gadis itu, dia merasakan yang sebaliknya. Merasakan kalau Rendra ternyata tidak mampu menjatuhkan dan mengalahkan gadis itu. Melihat taktik gadis itu yang mundur terlebih dahulu untuk kemudian maju lagi, dengan pertahanan yang begitu pas, lalu juga serangannya yang sangat sempurna itu, maka hari ini Rania telah dikalahkan.Rendra juga telah kal
Manajer wanita itu dengan cepat datang menghampiri Rania, membungkuk padanya, kemudian tersenyum penuh hormat dan berkata, "Nona Rania, Anda telah datang. Batu emerald yang ingin Anda pesan telah kami persiapkan untuk Anda. Kami meminta maaf dan mohon pengertiannya atas ketidaknyamanan ini."Setelah itu, manajer tersebut memalingkan kepalanya dan berkata pada Lirea, "Nona, mohon maaf sebesar-besarnya. Emerald ini sebenarnya sudah dipesan lebih dulu oleh Nona Rania. Jadi, emerald ini tidak bisa dijual padamu. Mohon maaf dan pengertiannya."Hati Rania merasa gembira. Dia berpikir bahwa manajer ini benar-benar baik dan melakukan hal yang benar.Dan dalam waktu yang begitu cepat, Runi dan Indri pun meninggikan leher mereka dengan bangga. "Emerald ini sudah kami pesan lebih dulu dan kamu yang ingin merebutnya dari kami."Lirea tersenyum tipis dan sekujur tubuhnya dari ujung kepala hingga ujung kaki tetap tenang dan santai. Faktanya, orang yang memiliki mata seharusnya bisa melihat kalau ma
Rania langsung menjadi sangat marah sampai-sampai wajahnya menghijau. "Lirea, kamu..."Saat itu, Lirea melengkungkan bibirnya, karena pada titik ini, Rania mungkin tidak akan berani melontarkan kata-kata untuk menghadapinya.Dan saat mendengar Rania menyebut nama Lirea, orang-orang di sekitar segera memahami sesuatu dengan jelas kalau barusan gadis itu berpura-pura tidak mengenalnya dengan menyebutnya 'nona ini.' Namun, sekarang dia malah langsung meneriakkan namanya karena emosi. Tidak heran kalau dia datang untuk memulai keributan, karena ternyata mereka adalah kenalan lama.Setelah melontarkan kata-kata seperti barusan, Rania akhirnya tahu kalau dirinya telah masuk ke dalam jebakan Lirea. Mendapati senyuman puas dan bangga gadis itu, dia benar-benar gatal ingin menampar wajahnya beberapa kali. Akan tetapi, dia tidak bisa melakukan hal semacam itu di hadapan begitu banyak orang.Indri dan Runi juga sedikit terkejut. Mereka tumbuh besar dan dewasa bersama-sama dengan Rania, namun bag
Kedua orang itu, Indri dan Runi, menjelaskan status si sialan itu dengan begitu sempurna. Mereka mungkin merasa, jika berdiri di sisi Rania, maka akan disinari oleh cahaya terang-benderang. Atau mungkin mereka juga merasa sosok gadis itu adalah sebuah kemuliaan yang tidak tertandingi.Tiba-tiba Lirea jadi sangat ingin tertawa. Shaka pernah berkata padanya kalau pria itu tidak ada hubungan apa-apa dengan Rania dan keluarga Juwanda. Dia juga tidak banyak bergaul bersama mereka; bahkan lingkaran sosial mereka pun tidak sama, dan interaksi di antara mereka hampir tidak ada.Jadi entah bagaimana bisa keluarga Juwanda begitu percaya diri dan yakin kalau orang yang diinginkan Shaka untuk dijadikan istri adalah Rania? Apa mungkin mereka benar-benar merasa kalau urusan semacam pertunangan ini tidak membutuhkan interaksi antara pihak pria dan pihak wanita, dan hanya membutuhkan pengumuman berita dari Shaka seorang saja? Ini benar-benar menggelikan dan membuat tertawa sampai mati! Pikir Lirea.S
Mendengar Lirea sudah membuat keputusan akan apa yang ingin dibelinya, pelayan toko pun memberinya rekomendasi. "Nona, jadi begini. Biasanya hiasan yang digantung di dalam mobil adalah gantungan hewan zodiak, gelang, dan plat emerald. Kalau misalkan itu untuk seseorang yang sangat penting bagi Nona, aku merekomendasikan untuk memberikan yang jenis hewan zodiak."Lirea menjadi agak ragu-ragu. "Kalau begitu, kamu bisa memperlihatkan padaku gelang dan plat emerald.""Kalau plat emerald, kebanyakan adalah gantungan dewa untuk menjaga keselamatan. Kalau gelang, di sini kami memiliki yang berisi 18 manik-manik, 27 manik-manik, 54, dan 108." Pelayan toko menjelaskan kegunaan dan makna di balik beberapa manik-manik tersebut pada Lirea. Gadis itu pun memikirkan dan merenungkannya dengan serius.Akhirnya, Lirea memutuskan untuk memilih dari jenis plat emerald yang ada di sana. Dia memilih sebuah plat batu mulia serupa emerald berwarna putih yang indah dan mulus, yang kelihatannya sangat cocok d
Tentu saja, meskipun menyukainya, Lirea juga bukanlah seorang ahli dalam hal itu. Dia bahkan tidak bisa membedakan dengan jelas keaslian barang tersebut dan juga tidak mengetahui kualitasnya. Secara gampangnya dia hanya menyukai macam batu mulia yang berwarna gelap dan dalam. Lirea memang tidak mengetahui cara membedakan barang yang bagus dan jelek. Namun, sebuah benda yang dipasangkan oleh Shaka di tangannya, rasanya benar-benar tidak sama. Saat baru dipasangkan dia langsung bisa merasakan terdapat udara dan aura dingin di pergelangan tangannya. Dan saat menyentuh kulitnya, perasaan itu berubah, kemudian muncul rasa lembut dan nyaman. Ini adalah sebuah perasaan spiritual.Ditambah lagi, warna emerald ini sangat dalam dan gelap. Saat melihatnya, siapa pun akan mengetahui kalau benda ini adalah barang dengan kualitas tinggi. Emas itu berharga, tapi emerald itu tidak ternilai.Lirea mengayun-ayunkan gelang emerald di tangannya yang dibuatkan khusus untuknya. Gelang itu melingkari tang
Rendra sebelumnya tidak pernah diacuhkan seperti ini oleh apapun apalagi seorang wanita.Melihat aku membuat suasana hatinya jadi buruk? Tiba-tiba, Rendra memukul meja dan bangkit berdiri dengan wajah yang kecut dan tidak sedap dipandang. Dia menatap Lirea dengan tajam seperti ingin menjepit gadis itu sampai mati.Pada saat itu, Shaka muncul membawa semangkuk mie yang panas dan berasap. Lirea pun segera berlari ke sisi pria itu dan mencengkeram lengan bajunya. "Shaka, temanmu sangar menyeramkan, dia ingin memukul aku..."Rendra yang berada di sebelah mereka begitu depresi, rasanya tertekan dan dongkol di tenggorokannya. Dia bahkan belum melakukan apapun padanya, tapi Lirea sudah berlari ke Shaka dan mengadu. Kalau misalkan dia benar-benar melakukan sesuatu sedikit saja, dia berpikir mungkin saja gadis itu bakal membuat keributan sampai ke langit. Saat ini, kesannya terhadap gadis itu semakin memburuk. Dia langsung meletakkan gadis itu di dalam daftar orang yang tidak akan disukainya