Sebenarnya, Rania juga merasa begitu kebingungan. Tomi memberinya 4 milyar untuk digunakan sebagai persiapan kebutuhan di masa depan. Dia benar-benar tidak menduga kalau dengan tiba-tiba membuang 8 milyar yang sudah ditabungnya sejak dulu hanya karena perasaan marahnya pada Lirea. Terdapat perasaan tidak nyaman di dalam hatinya karena bagaimanapun juga dia harus memperjuangkan pertarungan ini. Dan dia, bagaimanapun juga menginginkan gadis itu untuk kalah.Rania telah membayarkan uangnya, kemudian mengambil barang tersebut dan membawanya ke sebelah Lirea, lalu menaikkan alisnya dan berkata, "Giliranmu.""Oh..." Lirea merespons dengan suara yang pelan. Dia kelihatan lemas dan tidak bersemangat. 8 milyar..? Ini beneran 8 milyar? Sekujur tubuhnya terasa linu dan hatinya pun juga ngilu. Dia dengan berat hati menarik keluar sebuah kartu dari dalam sakunya. Gambar kartu itu sedikit aneh karena benda itu merupakan sebuah kartu game. Lebih tepatnya, kartu itu adalah kartu bank yang memiliki se
Di sisi lain, Shaka tengah berada di dalam kantor milik Rio dan duduk di sofa yang terbuat dari kulit asli. Satu kakinya disilangkan di atas kakinya yang lain sambil menggeser-geser layar ponsel edisi terbatas miliknya yang berada di tangannya dengan kecepatan tinggi untuk bermain game. Dia sangat menikmati permainan itu.Sementara Rio duduk di kursi kantor dan menatap Shaka yang tengah terbius dengan permainan game. Suara game tersebut benar-benar mengusik pekerjaannya. Dia pun mengerutkan alisnya dan berkata, "Shaka, kecilkan suaranya sedikit."Namun, Shaka tidak mengangkat kepalanya dan hanya mengeluarkan suara gumaman, "Bermain game itu tidak terasa menggairahkan kalau suaranya kecil. Bermain game memang harus diiringi oleh musik agar seru.""Tapi kalau seperti ini, kamu menggangguku," ujar Rio yang hanya bisa tersenyum pasrah."Tunggulah sampai aku menyelesaikan ronde satu ini." Shaka masih tersedot dalam permainan game itu tanpa kenal lelah, bahkan hingga terlupa dengan dirinya
Menatap kelakuan adik sepupunya yang kekanakan ini, Rio jadi ingin tertawa. Shaka adalah orang yang kelihatan arogan dan nakal; karakternya itu begitu berani dan terang-terangan. Ditambah lagi, ketika melakukan sesuatu, pria itu begitu taktis dan memiliki pandangan ke depan. Dia juga memiliki sifat tenang dan stabil yang tidak dimiliki oleh orang pada usianya ini. Kalau tidak, mana mungkin perusahaannya akan bisa meraup omzet yang mencapai 1000 miliar setiap tahunnya. Dan tentu saja pria yang ada di dalam keluarganya, keluarga Brahmana memang benar-benar memiliki kemampuan.Rio juga tidak menduga, kalau adiknya yang sekarang sedang dilanda jatuh cinta ini, terlihat begitu imut. Karakternya itu benar-benar imut hingga membuatnya sampai merasa kalau dirinya memiliki seorang adik perempuan kecil yang menggemaskan. Pria itu mengatakan kalau Lirea canggung dan kaku, namun faktanya, orang yang jelas-jelas paling canggung dan kaku lebih tepatnya adalah dia.Rio lalu berkata sambil tersenyum,
Saat mendengar perkataan Lirea, muncul sebuah pikiran di kepala Dani yang berada di lantai atas, yang tidak bisa dideskripsikan. Dia mengetahui dengan jelas kalau Rania telah terperangkap ke dalam jebakan Lirea. Uang yang dihabiskan olehnya itu adalah uang milik Shaka, tapi bagaimana bisa dia tidak merasa tidak enak hati sedikitpun?Di sisi lain, sejujurnya Rania merasa sangat syok saat dia menggesek keluar batu mulia senilai 18 milyar tadi. Bagaimanapun juga, pemasukan perusahaan keluarga Juwanda tiap tahunnya telah dimasukkan ke dalam kartu itu untuk memberikan beberapa milyar padanya. Dipikir-pikir seperti apa pun, hal itu begitu fantastis.Sistem kredit? Jangan berharap! batin Rania. Dia tahu berapa jumlah batas minimum uang yang ada di dalam kartu Lirea, yaitu sejumlah yang kira-kira cukup untuk membuat dirinya terus menggesek uang yang ada di dalam kartunya hingga keluarganya pun jatuh bangkrut. Menggesek uang sebanyak itu tentunya akan membuat keluarganya heran dan mempertanyak
Rania telah pergi, maka kehadiran Runi dan Indri yang masih berdiri di tempat ini pun sudah tidak menarik lagi. Mereka juga bergiliran memelototi Lirea, kemudian pergi mengejar teman mereka ke luar. Jadi, kini sudah sangat jelas kalau pertarungan ini dimenangkan oleh Lirea. Rania kalah total. Dan kira-kira, bahkan seluruh aset keluarganya pun juga telah dikalahkan.Menghabiskan semua uang di dalam kartunya dalam satu waktu seperti itu, dan juga limit kreditnya dalam jumlah besar, pasti akan membuat Tomi Juwanda jadi... uh... Sepertinya bagaimanapun juga, Rania tidak akan luput dari omelan sepulangnya ke rumah, kan?Di dalam hatinya, Lirea begitu puas dengan dirinya sendiri. Sampai-sampai dia sulit menutupi gelagat dan sikap kemenangannya itu; dia terlihat seperti seekor merak yang arogan dan bangga berlebihan.Dani dan Rendra sudah menonton dari lantai atas. Mereka mematri seluruh reaksi Lirea ke dalam mata mereka. Faktanya, seluruh area lantai atas adalah ruangan privat yang diperunt
Mungkin Shaka adalah pria pertama dalam sejarah yang merasa kalau semakin wanitanya menghabiskan banyak uang, maka dia akan merasa semakin bahagia. Setelah itu, muncul lagi sebuah pesan masuk yang memberitahukan bahwa kartu bank miliknya melakukan transaksi uang dalam jumlah besar, yakni lebih dari 30 milyaran. Dia sangat antusias karena seperti yang diduga, wanitanya memang sanggup menghabiskan uang! Namun, saat mendapati saldo di dalam kartu bank miliknya tidak berkurang dan malah bertambah, rona wajahnya langsung menghijau. Reaksi pertama yang dikeluarkannya adalah berpikiran kalau Lirea mendapatkan masalah.Shaka lantas menggunakan ponselnya sendiri untuk menyelidiki jejak rekaman gesekan kartunya dengan cepat. Ternyata semua limit saldonya dibelanjakan di dalam toko perhiasan milik Dani, maka dia langsung menelepon sahabatnya itu."Dani, tolong kamu memeriksa apa anak manisku sekarang sedang berada di dalam tokomu itu atau tidak? Periksa juga situasi apa yang terjadi padanya di d
Lirea menciutkan lehernya dengan takut. Meskipun Shaka tidak pernah melukai dan membahayakannya selama ini, dia juga tidak pernah berpikiran kalau pria itu adalah orang baik. Bisa membuat orang untuk memblokirnya di atas jalan tol dan membuat seluruh komunikasi di ibu kota jadi lumpuh. Orang biasa tentu tidak akan bisa melakukannya. Meskipun pria itu tidak pernah melakukan sesuatu yang melukainya, tetapi tidak ada jaminan atas hal tersebut.Lirea menyipitkan matanya dan menatap Shaka tanpa semangat. "Kalau aku mengakui kesalahanku, bisakah kamu nggak memukulku? Kamu bisa lihat tubuhku sangat kurus dan rapuh, kamu juga tahu aku nggak bisa menahan pukulanmu."Dulu, Lirea sudah menyaksikan kemampuan Shaka saat menghajar dua orang juara tinju seorang diri dengan santainya. Dia juga percaya kalau dirinya sanggup melakukan bela diri meski dengan kemampuan setengah-setengah. Tapi di hadapan pria itu, dia benar-benar akan digilas dengan kemampuannya yang tidak main-main.Kalau pria ini memuku
Bahkan, di ujung kalimatnya, Lirea masih sempat menambahkan suara tawa yang dipaksakan. Dan bagaimanapun juga, suara tawa ini sedikit lebih tidak enak didengar dibandingkan dengan suara tangisan."Lirea!" Shaka mengeluarkan suara teriakan yang membahana. Wajahnya yang rupawan itu langsung menjadi pucat dalam waktu yang singkat. Dia membentak dengan suara yang keras persis ke wajah Lirea, "Kamu itu tunangan Shaka,' wanitaku menghabiskan uang untuk membeli barang tapi ternyata malah mengembalikannya. Mau ditaruh dimana mukaku ini? Bagaimana menurutmu, kalau misal hari ini kamu tidak bisa mengatakan dan menjelaskan semuanya dengan urut dan runtut, lihatlah saja bagaimana aku akan memotong-motong dirimu!""Apa?!" Lirea menciutkan tubuhnya. Dari ledakan teriakan Shaka, akhirnya dia memahami keseluruhan persoalan dan penyebabnya. Ternyata poin yang ditangkapnya dengan yang ditangkap pria itu berbeda.Mulanya, Lirea berpikiran kalau Shaka marah karena dia menghabiskan begitu banyak uang. Dia
Saat itu juga Shaka menatap Lirea dengan sedikit terpana. Inilah saatnya untuk mengekspos dirinya. Wajah bahagianya kali ini benar-benar tidak bisa disembunyikan. Saat dia akan mengumumkan dengan lantang, tangan kecil Lirea dengan cepat menutupi mulutnya sembari menggelengkan kepala.Mendapat perlakuan itu, Shaka hanya bisa menatapnya, menatapnya dengan tajam, seolah tatapan itu bisa menembus tulang kerangka milik Lirea.Setelah Shaka cukup tenang, Lirea menutupi ponselnya dan berkata dengan suara rendah, "Bersabarlah."Sementara Tomi Juwanda yang mendengar Lirea bertanya tentang biaya sekolah pada Shaka, seketika itu juga amarahnya kembali meledak, "Apa kamu sekarang bersama Shaka? Kamu benar-benar tidak tahu malu, dia tunangan adikmu! Bagaimana kamu bisa melakukan hal yang tidak tahu malu seperti itu?"Lirea sangat puas dengan kemarahan Tomi Juwanda saat ini!Tentu saja, dia sama sekali tidak tertarik pada omelannya.Itulah dia, tidak peduli apa yang akan Tomi Juwanda katakan, tidak
Wajah Tomi Juwanda tampak begitu dingin, "Apa yang sebenarnya terjadi?""Sebenarnya... waktu itu Shaka membantuku, dan kemudian segalanya menjadi sedikit besar. Pada saat itu, banyak orang melihatnya, bahkan ribuan orang! Lirea mengancam Shaka dan ingin dekat dengan Shaka. Ibu, Ayah, otak Lirea ini terlalu jahat. Aku tidak percaya kalau dia tidak tahu jika Shaka dan aku akan menikah. Aku rasa dia sengaja merayu tunanganku! Ayah, Ibu, kalian akan memberinya pelajaran untukku kan? Hatiku masih sangat sakit!"Rania menambahkan sedikit bumbu tentang apa yang terjadi hari ini, dan kemudian menceritakan semua dugaan di benaknya, yang menjadi fakta yang tidak bisa diubah.Lirea merayu Shaka, itu yang tidak bisa diubah.Adegan di ruang medis itu sengaja dijadikan Lirea ajang untuk pamer.–Karena sepanjang sore sudah tidur, akhirnya Lirea sama sekali tidak merasa mengantuk di malam harinya, dan dia memutuskan untuk bermain game di tablet. Menolak untuk memperhatikan Shaka, dia bahkan tidak be
Ternyata Shaka sedang menenangkan Lirea, dan ketika dia menenangkan Lirea, dia melihatnya saat ini yang rupanya melanggar perbuatan baiknya, dan bahkan hampir membuat segalanya menjadi besar karena kecemburuannya!Tentu saja, bagaimana mungkin Shaka tidak marah jika begitu?Dan ada dokter militer di sini, dan mereka...Akhirnya, Rania bangkit berdiri dari lantai, menatap Shaka dengan perasaan bersalah dan berkata dengan suara rendah, "Maaf, aku pergi dulu..."Tadi, tamparannya tidak berhasil. Jika dia memukul Lirea, gadis itu pasti akan keluar dengan wajah yang terluka.Padahal balas dendam pribadi Shaka sudah membuat gadis itu lelah karena sengatan panas, lalu dia masih akan menamparnya lagi. Jika begitu, akan menjadi apa dia dan Shaka nanti?Bukankah semua orang akan berkesimpulan mereka telah menindas Lirea?Selalu tidak ada kabar negatif bagi Keluarga Shaka. Jika kejadian ini mencuat ke publik maka tidak akan baik bagi Keluarga Shaka.Shaka mengerutkan kening, bahkan terlihat mala
Tetapi setelah dipikir-pikir, Lirea telah pingsan di depan begitu banyak orang. Jika Shaka tidak bertanggung jawab dengan tidak membawanya ke rumah sakit, bukankah itu justru akan menjadi skandal?Namun, Rania juga berpikir dengan hati-hati dan cermat. Semakin dia memikirkannya, semakin dia merasa ada sesuatu yang salah. Bagaimana bisa Lirea pingsan?Pasti dia hanya berpura-pura, dan sengaja memanfaatkan kesempatan untuk mendekati Shaka!Dia tahu jika Shaka adalah tunangannya, jadi mungkin dia mencoba merayunya dengan tipu muslihat!Begitu pemikiran itu terlintas, Rania tidak bisa tinggal diam di lapangan. Lirea memiliki banyak cara dan terlihat cantik. Siapa yang tahu jika dia akan bermain trik di depan Shaka?Shaka adalah tunangannya!Dia sama sekali tidak mengizinkan Lirea bersinggungan dengan Shaka!Ketika Shaka melihat Rania datang, wajahnya tenggelam, dan dia mengerucutkan bibirnya, seolah ingin mengatakan sesuatu.Namun, Lirea meraih lengan bajunya, dan kemudian terlihat lemah.
Tetapi setelah dipikir-pikir, Lirea telah pingsan di depan begitu banyak orang. Jika Shaka tidak bertanggung jawab dengan tidak membawanya ke rumah sakit, bukankah itu justru akan menjadi skandal?Namun, Rania juga berpikir dengan hati-hati dan cermat. Semakin dia memikirkannya, semakin dia merasa ada sesuatu yang salah. Bagaimana bisa Lirea pingsan?Pasti dia hanya berpura-pura, dan sengaja memanfaatkan kesempatan untuk mendekati Shaka!Dia tahu jika Shaka adalah tunangannya, jadi mungkin dia mencoba merayunya dengan tipu muslihat!Begitu pemikiran itu terlintas, Rania tidak bisa tinggal diam di lapangan. Lirea memiliki banyak cara dan terlihat cantik. Siapa yang tahu jika dia akan bermain trik di depan Shaka?Shaka adalah tunangannya!Dia sama sekali tidak mengizinkan Lirea bersinggungan dengan Shaka!Ketika Shaka melihat Rania datang, wajahnya tenggelam, dan dia mengerucutkan bibirnya, seolah ingin mengatakan sesuatu.Namun, Lirea meraih lengan bajunya, dan kemudian terlihat lemah.
Saat ini, tangannya bersedekap di depan dada, sembari mengetukkan kakinya di ranjang dari waktu ke waktu. Sudut matanya penuh dengan senyuman jahat yang tertuju pada Lirea seperti racun."Katakan sekali lagi!" tantang Shaka.Mendengar itu, Lirea hanya bisa mengumpat dalam hati, 'Shaka, brengsek!' Tapi di luar, tak satu pun kata diucapkannya.Tidak ada, tak satu pun!Di depan Shaka, dia tidak bisa berpura-pura kejam!Tanpa pikir panjang, dia memiringkan tubuhnya, menutup matanya, berbalik dan mengarahkan punggungnya ke arah Shaka.Tidak berbicara dan sepenuhnya mengabaikannya.Ketika Shaka melihat Lirea mengabaikannya, wajahnya menjadi lebih suram, dan kakinya menendang papan tempat tidur dengan lebih kasar. Semua itu membuat Lirea tidak bisa istirahat sama sekali.Detik itu juga, Lirea terbakar amarah. Dia melompat dari tempat tidur dan berteriak marah, "Di mana dokternya? Apa tidak ada dokter di sini? Seseorang mengganggu pasien untuk beristirahat, jadi segera keluarkan dia dari kama
Rania yang mendengarnya merasa sangat tidak senang. Memangnya kenapa Shaka harus tidak senang kalau Lirea minum cola?Apa karena tunangannya? Siapa yang membiarkan Lirea menyinggung calon tunangan Shaka? Tampaknya sudah waktunya bagi Shaka untuk membalas dendam dengan kekuatannya sendiri!Sejujurnya, di musim panas yang begitu menyiksa ini, Rania merasa sudah tidak tahan, tetapi melihat Lirea berlari dengan keringat membanjiri tubuhnya, dia merasakan ledakan kegembiraan.Dia berdiri dengan begitu menderita di sini, tapi Lirea sepertinya lebih dari sekadar menderita.Entah sudah berapa lama dia berlari tiba-tiba terdengar teriakan, "Dia pingsan!”Begitu suara teriakan itu terdengar, secepat kilat Shaka berlari layaknya hembusan angin, kecepatannya mampu membuat semua orang tercengang.Lirea benar-benar tidak bisa menahannya, meski kesehatannya sangat baik saat itu.Siapa yang bisa tahan berdiri di bawah terik matahari yang begitu menyengat selama satu jam. Belum lagi, Lirea tidak hanya
Dia menyimpulkan bahwa terakhir kali dia berurusan dengan Lirea adalah saat di tempat perhiasan. Saat itu Dani memberitahu Shaka yang membuat Shaka mengubah caranya untuk menghukum Lirea.Selain itu, dia juga mendengar jika mobil Maybach tercinta milik Shaka, tergantung hadiah emerald darinya sebagai hadiah ulang tahun...Dua puluh menit kemudian, Lirea sudah tidak berdaya. Sementara gadis-gadis lain hanya melakukannya secara asal-asalan, tapi Shaka masih terus bergumul dengan Lirea dan hanya Lirea, menghitung dengan cermat satu per satu, dan telapak tangannya yang besar masih menekan kakinya.Benar-benar kejam!"96, 97, 98, 99, 100."Setelah selesai menghitung, Shaka segera berdiri dan berkata pada Leo, "Bawakan sebotol air."Dengan patuh, Leo memberi Shaka sebotol air, lalu Shaka menyerahkannya pada Lirea.Lirea menggigit bibir bawahnya, terengah-engah, memutar tutup botolnya, dan meminumnya sekaligus."100 sit-up dalam 25 menit dan kamu tahu apa yang telah kamu buktikan? Kamu hanya
Dia segera memikirkan sebuah kata di otaknya, godaan seragam! Dalam bayangan yang menawan dan mempesona, pikirannya masih melayang entah ke mana, dan tiba-tiba dia mendengar raungan Shaka yang mengejutkan! Segera, tangannya bergetar, yang membuat setengah botol cola yang tersisa tiba-tiba jatuh ke tanah, membuat suara benda tumpul berdentang, terdengar nyaring di bawah sinar matahari bulan September. Ketika Lirea bereaksi, secara naluriah dia merasa ingin menemukan lubang di tanah. Dia benar-benar bingung sekarang, terlebih dengan Shaka di hadapannya saat ini. Dia lupa jika dia masih memiliki cola yang paling Shaka benci. Jika dia tidak kehilangan akal sehatnya, Lirea pasti akan menghancurkan botol itu tanpa jejak sebelum Shaka menemukannya. Sekarang, dia sudah tertangkap! Benar-benar sial! Ada 6000 mahasiswa baru di lapangan, di mana ada sekitar 2000 anak perempuan, dan banyak dari mereka suka minum cola. Dalam waktu singkat, ada sekitar satu atau dua ratus gadis di lapa