Share

Lorenza Minta Maaf

Penulis: NihayatuZain
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-18 17:41:25

Lorenza duduk termenung di dalam kamar. Sejak tadi dia menunggu kedatangan anak-anaknya untuk menyelesaikan semua kekacauan yang terjadi. Lorenza tidak ingin menjadi orang tua yang egois lagi. Sudah terlalu banyak dosa dan kesalahan yang dia lakukan pada kedua anaknya itu.

"Kemana mereka pergi? Aku harap mereka mau memaafkan semua kesalahan aku pada mereka," gumam Lorenza.

Tak berapa lama, Michael dan Eleanor pun tiba di rumah mereka. Sang Papi mengantarkan mereka sampai rumah. Namun sebelum benar-benar pulang, mereka menyempatkan diri untuk belanja di supermarket. Tentu saja Papi mereka yang mengajak. Eleanor membeli stok makanan untuk beberapa hari ke depan. Dia juga membelikan makanan kesukaan Maminya.

"Papi, mau mampir dulu?" tanya Eleanor.

"Nggak, sayang. Papi langsung pulang aja ya. Bunda sudah menunggu di rumah," jawab sang Papi dengan lembut.

"Kapan-kapan kenalkan kami padanya," timpal Michael.

"Itu pasti. Besok kita bertemu lagi. Banyak kegiatan yang belum kita selesaik
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Saran Ibu

    “Pisang goreng cokelat keju kesukaan putri Ibu sudah siap!” seru Marlinda dengan ekspresi bahagia dan ceria. Rasa sayang dari seorang Ibu terhadap anaknya, begitu terpancar dari raut wajah Marlinda. Sandrina tersenyum senang dan kini menyambar langsung pisang goreng cokelat keju kesukaannya. Sejak kecil, Ibunya sering membuatkan pisang goreng cokelat seperti ini, maka Sandrina begitu sangat menyukai hingga sampai saat ini. “Waw, ini pasti enak banget.” Ia bersorak gembira. “Tentunya. Silakan dimakan sayang,” ucap Marlinda dengan hangat. Sandrina mengangguk singkat. Dia masih diperlakukan sepeti gadis abg saja oleh Ibunya. Tanpa buang waktu lagi, Sandrina pun sekatang mulai memasukan sepotong pisang itu ke dalam mulutnya. “Tadi pergi ke mana, sayang?” tanya Marlinda sembari meletakan secangkir kopi di meja. “Makan sate di pinggir jalan, ke danau dan keliling aja Bu pakai motor,” jawab Sandrina. “Tumben banget pake motor,” tukas sang Ibu. “Iya Bu. San juga kaget. Tapi kata Hurrai

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-19
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Pristilla Ke Perusahaan

    "Selamat pagi Paaaak!" sapa para staf ketika Hurraim tiba dan berjalan ke ruangannya. Hurraim mengangguk singkat tanpa senyuman di wajahnya. Itu sudah hal biasa bagi segenap pekerja di perusahaan miliknya. Meski jarang diberi senyuman, tapi mereka selalu bersikap ramah tamah dan sopan pada sang CEO. "Bu San!" panggil Juna sembari bangkit dari duduknya. Sandrina baru saja tiba. "Ya? Kabar baik apa yang akan kamu sampaikan?" tembak Sandrina sembari meletakkan tas di mejanya. "Kamu sudah tahu ya? Oh iya, pasti Kiah cerita nih sama Bos nya," tebak Juna. "Belum. Kiah cuma cerita kalau kamu akan datang ke rumah orang tuanya," cakap Sandrina yang kemudian bangkit dari duduknya. Seperti biasa dia harus membuatkan secangkir kopi hangat untuk CEO sekaligus kekasihnya. "Anu, aku disambut dengan baik dan kedua orang tua Kiah bersikap hangat padaku. Mereka sepertinya memberikan lampu hijau pada kami," terang Juna sembari mengikuti Sandrina. Sandrina tersenyum senang. "Syukurlah kalau begitu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Membuat Kekacauan

    Pristilla membuka pintu ruangan putranya. Saat dia masuk, Hurraim tampak terlihat kaget dan langsung menatap heran. Tentu saja Hurraim tidak tahu sebelumnya jika sang bunda akan datang. “Hallo Hurraim. Apakah kamu sedang sibuk Nak?” sapa Pristilla. Hurraim membuang napasnya kasar. “Bunda, ngapain ke sini? Astaga.” Pria tampan itu terlihat kesal. Hurraim takut Pristilla akan membuat keributan di sana. “Kenapa memangnya? Bunda nggak boleh datang ke perusahaan putra bunda sendiri? Apakah itu haram untuk bunda?” desak Pristilla yang kemudian duduk di sofa. “Bukan begitu. Tapi kenapa datang secara mendadak begini?” seloroh Hurraim. Dia berharap Bundanya tidak bertemu dengan Sandrina. “Kebetulan banget bunda ada acara di dekat sini. Jadi nggak ada salahnya kalau Bunda sekalian mampir ke sini. Lagipula Bunda belum sempat menyapa para pekerja di sini,” tutur Pristilla. “Oke. Dan apakah sudah selesai? Kalau sudah, lebih baik pulang sekarang. Aku masih banyak kerjaan,” sosor Hurraim meng

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Yang terbaik

    Sandrina menghempaskan bobot tubuhnya pada kasur miliknya. Hari ini dia pulang tanpa diantar oleh Hurraim. Meski sang kekasih memaksa untuk mengantar, tapi Sandrina menolak dengan alasan takut ada yang memantau. Mengingat hari ini Pristilla datang ke perusahaan untuk mencari tahu kekasih Hurraim, tentu saja Sandrina harus lebih waspada. "San!" panggil Marlinda dengan suara yang lembut. "Iya, Bu," sahut Sandrina sembari membangunkan tubuhnya. "Tumben langsung rebahan. Biasanya mandi dulu," singgung Marlinda. "Penat banget hari ini, Bu. Tadi di kantor ada sesuatu yang menegangkan," terang Sandrina. "Ada apa?" tanya Marlinda penasaran. Dia pun duduk di samping putrinya. "Bundanya Hurraim tiba-tiba datang ke kantor. Dia nyari tahu siapa pacar putranya. Lucunya lagi, dia nanya sama San sendiri," terang Sandrina diiringi tawa kecilnya. Marlinda melongo kaget dan merasa lucu. "Ya ampun sampai segitunya. Belum tahu aja pacar putranya ini punya kepribadian yang baik luar biasa."Sandrin

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Lupakan Masa Lalu

    Lorenza duduk dengan wajah menunduk. Sejujurnya dia merasa malu dan gengsi pada mantan suaminya. Namun, karena ingin menyelesaikan masalah yang ada dalam hidupnya, Lorenza pun berusaha mengikis ego dan menenggelamkan gengsinya. "Bagaimana, apa yang akan kalian lakukan sekarang?" tanya sang Papi. "Begini, Mami mau bicara pada Papi," jawab Eleanor mewakili Maminya. "Mau bicara apa?" tanya Sang Papi. "Mam, sebaiknya bicarakan sekarang." Michael menimpali. Lorenza membuang napasnya kasar. "Sebenarnya aku sangat malu dan merasa sudah tidak pantas mengatakan ini."Sang Papi masih diam sembari menunggu apa yang sebenarnya ingin Lorenza katakan. Sebenarnya dia juga sudah tidak ingin terhubung lagi dengan kehidupan mantan istrinya itu, tapi karena sekarang kedua anaknya sedang membutuhkan bantuannya, maka mau tidak mau dia pun harus sering berhadapan dengan Lorenza. Beruntungnya istrinya adalah sosok istri yang mengerti dan tidak curigaan. Selagi tidak ada bukti perselingkuhan, maka istri

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-23
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Permintaan Maaf Michael

    Sandrina memutar tubuhnya saat melihat Michael datang hendak menemuinya. Wanita cantik itu merasa tidak siap bertemu dengan mantan suaminya itu. Jujur saja, Sandrina kaget dan sedikit kecewa karena Mami Lorenza tidak mengatakan jika akan datang bersama Michael. Saat Sandrina hendak melangkah masuk, tiba-tiba Michael berkati mengejarnya. Pria yang kepalanya terbalut perban itu menghentikan sang mantan istri. "Sandrina, tunggu!" cegah Michael. Pokoknya dia harus bisa berbicara dengan Sandrina. Lagipula, niatnya datang ke sana bukan untuk mengikut campuri urusan Sandrina lagi. Dia hanya ingin meminta maaf dengan tulus. Sandrina menghentikan langkahnya. Namun tubuhnya masih membelakangi mantan suaminya itu. Marlinda melihat kejadian ini, dia juga sama sekali tidak tahu kalau Michael pun akan datang. "Maaf karena aku tidak memberi tahu kamu kalau mau datang bersama Mami. Kamu pasti enggan bertemu denganku. Tapi aku mohon sekali ini saja, Sandrina. Aku datang bukan untuk mencari masalah

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Gaun Untuk Malam

    Pagi ini cuaca begitu cerah. Sandrina menyapa rekan kerjanya dengan ramah dan ceria. Hurraim tampak belum tiba. Pria tampan itu biasanya hanya berbeda lima sampai sepuluh menit dengan Sandrina. Jika Hurraim belum tiba, Sandrina biasanya menyiapkan kopi kesukaan kekasihnya di atas meja. Tak lupa dia juga sediakan makanan untuk pengganjal perut. Padahal Hurraim bukan tipe lelaki yang doyan makan, tapi semenjak kenal dengan Sandrina, dia jadi sering jajan dan menikmati makanan yang bahkan belum pernah dia makan sejak kecil. "Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba hatiku berdebar kencang," gumam Sandrina sembari menyentuh dadanya. Masih teringat jelas bagaimana raut wajah Michael yang dipenuhi dengan penyesalan. Sandrina memang tidak akan mudah melupakan semua pengkhianatan Michael, juga kejahatan yang dilakukan oleh Lorenza dan Eleanor selama ini. Akan tetapi dia berusaha ikhlas dan memilih untuk memaafkan mereka semua. Tidak ada gunanya menyimpan dendam di dalam hati. Jika sudah ikhlas atas ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Dunia Begitu Sempit

    Malam pun tiba, Hurraim menjemput Sandrina ke kediamannya. Mereka akan bertemu dengan kedua orang tua Hurraim di sebuah restoran. Tentu saja Hurraim sudah memesan tempat untuk mereka berempat. "Kamu cantik banget sayang," puji Hurraim yang tampak terpukau melihat Sandrina. Sandrina tersenyum manis. Dia berpakaian sungguh anggun dan berhias seperti akan melaksanakan acara lamaran. "Aamiin. Makasih sayang.""Aku nggak akan rugi dapatin kamu," bisik Hurraim. Sandrina tersenyum simpul dan tampak salah tingkah. "Jangan bikin aku terbang ke angkasa. Aku bahkan belum siapin parasut.""Aku nggak bercanda. Oke, sekarang kita langsung on the way. Apakah kamu sudah siap?" tanya Hurraim. "Yes!" jawab Sandrina. Hurraim pun tersenyum senang. Kemudian dia membukakan pintu untuk kekasihnya itu. Malam ini Hurraim mengendarai mobilnya sendiri tanpa ditemani oleh Bastian. Tidak butuh waktu lama untuk sampai di restoran. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua puluh menit, mereka pun sudah samp

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26

Bab terbaru

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Happy Ending

    Kabar kehamilan Sandrina sudah sampai ke telinga kedua orang tuanya. Mendengar kabar itu, mereka berdua sangat bahagia dan bersyukur. Sejak putri mereka menikah dengan Michael, sejujurnya keduanya sangat menantikan sosok seorang cucu, tapi mereka tidak berani mendesak atau memaksa putri mereka untuk segera memberikan cucu pada mereka. Sekarang, tanpa diminta pun Sandrina sudah dipercayai oleh Tuhan untuk mengandung anaknya. "Alhamdulillah, anak kita benar-benar sehat dan subur, Yah. Berarti memang rezeki dia bersama Hurraim. Tuhan memang tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya," ucap Marlinda penuh syukur. Sang suami mengangguk pelan diiringi senyuman kemenangan. Mereka juga sudah tahu kalau nanti malam di kediaman Pristilla akan mengadakan acara syukuran atas kehamilan Sandrina. Jadi, keduanya akan hadir untuk ikut mendoakan, serta memberikan ucapan selamat dan support terhadap Sandrina juga Hurraim. "Semoga Tuhan selalu menjaga mereka. Menjaga Sandrina dari hal buruk. Menjaga calon

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Hurraim Pingsan

    Hurraim berlari ke loteng. Mendengar hal yang mengkhawatirkan tentang istrinya, dia langsung menemui Sandrina di sana. Jantungnya berdetak kencang. Hurraim takut Sandrina kenapa-kenapa. Saat ini, Sandrina tengah duduk sembari memegangi perutnya. Ekspresinya membuat Hurraim semakin panik. Tentu saja Sandrina mulai berakting. Perempuan cantik itu seolah sedang merasakan sakit di bagian perutnya. "Arrgggh!!" pekik Sandrina."Sayang, apa yang terjadi padamu?" tanya Hurraim dengan kekhawatiran yang semakin mendalam. Ditangkapnya tubuh sang istri. Kemudian dia mengelus perut rata Sandrina yang tanpa disadari tengah mengandung sang buah hati. Sandrina meringis seperti kesakitan. Pristilla dan Fery hanya menonton saja. Begitu juga dengan Eleanor. Mereka diam-diam sedang menunggu waktu untuk memberikan surprise pada Hurraim."Perutku, sayang...." Sandrina mengeluh. "Ayo kita ke rumah sakit! Ini tidak bisa dibiarkan," ucap Hurraim tampak panik. Hampir saja dia menggendong tubuh Sandrina, ta

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Suprise

    "Awas, hati-hati. Jangan sampai jatuh," ucap Pristilla dengan sangat antusias. Begitu tahu bahwa menantunya sedang mengandung, Pristilla sangat menjaga ketat Sandrina. Tentu saja dia takut Sandrina dan juga calon bayi dalam perutnya kenapa-kenapa. Sandrina digandeng oleh dua asisten rumah tangga. Ini terlalu berlebihan, tapi Sandrina tidak bisa menolak. Sebenarnya dia juga bisa berjalan sendiri sampai kamarnya. Namun, kekhawatiran sang mertua telah membuatnya seperti seorang ratu. "Kita akan mempunyai cucu!" seru Pristilla pada Fery. Sontak hal itu membuat Fery melebarkan kedua mata dan menatap setengah tidak percaya. "Hah, yang benar? Maksudnya Sandrina hamil?" Fery bertanya dengan raut wajah kaget serta penasaran. Pristilla mengangguk cepat. "Iya! Kita harus merayakan ini. Secepatnya kita atur acara perayaan kehamilan Sandrina.""Bun, itu terlalu berlebihan," protes Sandrina sedikit tidak setuju. "Apanya yang berlebihan? Kita akan mengadakan syukuran atas kehamilan kamu, Sandri

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Sandrina Sakit

    Hari demi hari terus berlalu. Sandrina dan Hurraim sudah menjalani rumah tangga selama satu bulan. Hari demi hari mereka lalui dengan penuh kebahagiaan. Tidak ada satu pun orang yang berani mengganggu kebahagiaan mereka. Dalam satu bulan ini, Sandrina masih tinggal bersama mertuanya. Hal itu dikarenakan keinginan Pristilla yang merasa masih belum siap berpisah jauh dengan Hurraim. Hurraim sendiri sudah ingin pindah rumah. Bahkan sebelum menikah pun, Hurraim sudah membeli rumah untuk dihuni dengan istrinya. Namun, saat ini dia belum bisa meninggalkan rumah orang tuanya itu. Padahal Hurraim sudah membujuk Pristilla berulang kali. Namun, Pristilla tetap kekeuh belum siap dan tidak mengizinkan Hurraim untuk pindah rumah. Pagi ini, Sandrina terbangun dalam keadaan lemas. Dia yang sudah tidak menjadi sekretaris Hurraim, hanya melakukan tugasnya sebagai seorang istri sekaligus owner San Kitchen. Selain itu, Sandrina juga mulai menekuni bisnis perhiasan media online. Hal ini sengaja dia lak

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Tidak Ingin Memberatkan

    Hurraim mengelus lembut perut rata Sandrina. Perasaannya senang tak menentu. Telah terpikirkan olehnya bagaimana jika di dalam perut rata itu ada janin sang buah hati mereka. Tentu saja Hurraim sangat tidak sabar. Dia menikah, tujuan menikah memang tidak melulu tentang anak. Akan tetapi, memiliki anak setelah menikah adalah suatu kebahagiaan. Hurraim sendiri tidak pernah berniat untuk menunda-nunda punya anak. Jika Tuhan berkehendak, maka dia berharap Sandrina segera diberi momongan. "Semoga secepatnya kamu mengandung anak kita, sayang," ucap Hurraim dengan suara lembut. Sandrina tersenyum tipis. Waktu itu dia dengan Michael pun mengharapkan hal yang sama. Setiap saat menanti kehadiran sang buah hati mereka. Namun, takdir tidak sampai membuat mereka memiliki anak. Bahkan Sandrina sempat dituding wanita mandul oleh mertuanya sendiri. Semoga saja kali ini tidak. Sandrina sebenarnya sedikit trauma jika seandainya Tuhan sedikit lama memberikan anak padanya. Khawatir mertuanya mengira di

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Aku Milikmu

    Selesai pesta pernikahan, Hurraim membawa kabur Sandrina ke sebuah hotel mewah yang sudah dipesannya. Segenap keluarga melepas dengan penuh kebahagiaan. Senyuman mengembang di sudut bibir kedua mempelai pengantin pria dan wanita. Taburan bunga mengiringi kepergian mereka. Sorak sorai keceriaan menambah kesan bahagia di sana. "Kamu milikku sayang!" ucap Hurraim. Pria tampan itu membopong tubuh ramping Sandrina dari luar hingga ke dalam hotel. Nuansa honeymoon terasa kental di sana. Taburan bunga dan gemerlapan lampu menyambut mereka. Belum lagi aroma harum dari berbagai sudut pun tercium menyengat indera penciuman mereka. "Malam ini aku tidak akan menahan diri lagi," ucap Hurraim lagi. Pria tampan itu nampak perkasa. Dia bahkan tergesa-gesa dan tidak sabaran. Maklum, Hurraim adalah sosok pria dewasa yang tidak pernah melakukan hubungan intim dengan wanita mana pun. Maka saat dia telah menikahi wanita pujaan hatinya, jangan heran jika Hurraim begitu semangat dan tidak sabar. Sekaran

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Sah

    Sang pengantin pria telah selesai berjabat tangan dengan Ayah Sandrina. Ijab dan kabul baru saja selesai diucapkan. Segenap saksi, mengatakan 'sah'. Saat itu juga sorak sorai dan ucapan syukur terdengar riuh di telinga. Detik ini juga, Sandrina telah resmi menjadi istri bagi Hurraim. Mereka telah disatukan dalam ikatan yang suci. Murni karena cinta dan jodoh dari ilahi. "Alhamdulillah, sah!" ucap Pristilla sembari menatap haru pada putranya yang tampan nan gagah. Senyuman kebahagiaan mengembang di bibir Hurraim. Tak sabar rasanya ingin melihat sang wanita pujaan. Selesai dengan ritual ijab kabul, penuntun acara memanggil sang mempelai pengantin wanita agar segera keluar. Para tamu nampak antusias. Di antara mereka ada yang sudah pernah hadir di acara pernikahan Sandrina dengan Michael. Namun, tetap saja mereka sangat penasaran pada Sandrina kali ini. Dari segi pesta, dekorasi dan gaya pernikahan Sandrina kali ini jauh berbeda dengan pernikahannya waktu lalu. Tentu ini sengaja Sandri

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Hari Yang Ditunggu

    “Bunda walaupun belum pernah jadi mertua, tapi bunda pastikan bakal jadi mertua yang baik. Kamu jangan asal kalau bicara, Hurraim! Jangan bikin Sandrina takut dan berasumsi buruk tentang Bunda!” Pristilla mengomeli dengan kekesalan yang mendalam. Bagaimana tidak kesal, putranya sendiri membicarakan hal buruk tentangnya di hadapan calon menantu. Hurraim tersenyum simpul. Sebenarnya dia hanya bercanda. Hurraim juga tentu berharap Bundanya akan menjadi mertua yang baik untuk Sandrina. Akan tetapi seperti biasa sang Bunda menanggapi dengan serius. “Yang benar saja? Aku hanya ngomong sesuai fakta. Tapi, tetaplah aku percaya kalau Bunda bisa jadi mertua yang baik untuk istri aku nanti,” ucap Hurraim sembari memeluk Sandrina. Pristilla memencengkan bibirnya. “Ada juga kamu! Jangan sampai jari suami zalim terhadap istri. Dan jangan jadi anak durhaka terhadap Bunda! Awas aja kalau sampai itu terjadi,” ancam Pristilla. Sedikit memberikan nasihat pada putranya. “Tenang aja, Bun. Nanti bakala

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Harus Waspada

    Clara tersenyum miring. Kini dia bersedekap dan menatap remeh. Gundukan kesal seakan terlihat di atas kepalanya saat ini. Mengingat Michael sempat drop, dia seperti tidak percaya jika Michael bisa menjebloskan Clara ke dalam penjara. “Kamu tidak punya kuasa atau kekuatan sedikit pun, Michael sayang. Sekarang aku ingin bertanya, dari mana kamu dapatkan modal untuk membuka usaha seperti ini? Kamu pasti meminjam bank, ya? Haha. Jangan sombong dulu! Kalau bisnis kamu berkembang dan sukses, kamu mungkin akan mendapatkan kekuatan dan kekuasaan lagi seperti dulu. Tapi kalau bisnismu mangkrak dan bangkrut, maka apa yang akan kamu dapat? Pastinya sebuah kerugian dan keterpurukan seperti beberapa waktu lalu. Haha!” Clara tertawa terbahak-bahak. Suaranya nyaring dan dia benar-benar menghina Michael. Michael mengepalkan tangan. Mustahil dia tidak marah. Semenjak kejadian itu, kebencian mulai merambat dalam pekarangan hati Michael. Kendati demikian, Michael tidak ingin menjadi arogan lagi. Dia h

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status