Share

96. Aku Tetap Ingin

last update Last Updated: 2025-01-29 23:59:16
"Jadi maksudmu, Mas enggak akan pernah talak Tisya?" tanya Aryesta lagi untuk lebih memastikan. "Kalau kamu enggak mau talak dia, kenapa kamu masih nahan aku di sini, Mas?" Sungguh Aryesta kesal pada Aleandra yang terlihat tak peduli.

Dengan mantap Aleandra menganggukan kepalanya, "Iyalah. Lagipula ngapain aku talak dia? Selama dia patuh dan enggak pernah bikin kesalahan. Tentu saja aku enggak punya hak menalaknya, Ar."

Menatap mata sendu Aryesta saat mengatakannya, kemudian Aleandra kembali melanjutkan, "Aku bukan laki-laki berengsek yang akan mempermainkan sebuah pernikahan." Berhenti sejenak untuk mengambil napas, "Aku laki-laki yang bertanggung jawab, dan pernikahan kedua aku pun atas izin kamu, kan? Jadi harusnya kamu yang mikir sebelum akhirnya mengizinkan aku menikahinya dulu."

"Aku hanya takut kalau Tisya hamil, Mas. Kamu juga takut akan hal itu, kan? Tapi setelah akad, aku baru tahu kalau kalian enggak pernah saling nyentuh," tukas Aryesta yang merasa telah ditipu mentah-menta
😈BM Novita OTW🐊

Nah tuh Ar pengen cerai tetep tuh Al gimana nih😌

| Like
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rna 1122
udah cerai in aja ngapain sama laki" brengsek
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   97. Jangan-Jangan ....

    Lagi dan lagi, permintaan Aryesta pada waktu itu tak digubris oleh suaminya. Membuat perempuan yang sedang melamunkan nasibnya itu mulai lelah dengan sikap egois Aleandra padanya."Padahal ini sudah tiga bulan lewat. Tapi aku belum nemuin apa pun tentang rahasia Mama Ranti," gumam Aryesta dengan punggung bersandar di ruangan kerja miliknya. "Aku sudah cari di setiap sudut perusahaan yang memungkinkan dia menyembunyikan dokumen penting atau apalah. Tapi, tetap saja belum ketemu sampai sekarang."Jika seperti ini terus, mungkin Aryesta akan menyerah pada misi yang Kakak sepupunya amanatkan padanya. Karena selama tiga bulan terakhir mencari bukti, belum juga dia dapatkan jejak apa pun.Lama-lama Aryesta bisa mati kebosanan kalau begini terus. Ditambah lagi madunya yang tak pernah absen mengganggu ketenangan di kala dia bekerja. Membuat kepala Aryesta seolah hendak meledak saja.Seperti halnya saat ini, Tisya sudah tiba di perusahaan dengan menenteng tempat makanan dua susun untuk dia beri

    Last Updated : 2025-01-30
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   98. Apakah Mungkin ...?

    Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, akhirnya tiba juga di rumah sakit. Aleandra langsung ditangani oleh dokter, tetapi kondisinya semakin memburuk, untuk itulah Tisya mendorong punggung Aryesta ke depan, yang membuatnya mendelik."Enggak usah marah, Ar. Kamu kan sudah tahu, Mas Al bakal baikan kalu sudah diinfus dan kamu temani. Jadi sana masuk. Abis itu kita periksa ke dokter kandungan," suruh Tisya yang tangannya terus mendorong punggung Aryesta."Kenapa bukan kamu saja sih, yang masuk temani Mas Al di dalam? Aku kan, mau cuti siang ini," gerutu Aryesta yang merasa sangat keberatan. "Lagian ya, kenapa dia manja banget, sih? Bukannya tiap hari manja-manja juga sama kamu? Banyak drama kalian tuh!" Heran sekali Aryesta pada suami dan madunya ini, yang terlalu lebay."Bukannya banyak drama. Tapi nanti aku kasih tahu suatu rahasia, deh. Cuman sebaiknya kamu masuk saja dulu. Ajak ngobrol dan tanyain mau dia apa," saran Tisya yang sedikit membuat dirinya goyah. Melihat raut khawatir

    Last Updated : 2025-01-31
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   99. Kebimbangan Aryesta

    "Dasar laki-laki aneh," gumam Aryesta setelah berhasil keluar dari kungkungan suaminya. Kini dia sudah berada di luar ruang perawatan Aleandra, dan menutup pintu itu.Terlihat ada Tisya yang sudah menunggu dirinya. Aryesta pun akhirnya berjalan mendekati dan ikut madunya menuju ruangan dokter kandungan. Yang entah kenapa tangannya terasa berkeringat dingin, saat membayangkan pemeriksaan di dalam sana.Tisya menoleh lalu berkata, "Kamu tidak usah gugup gitu, Ar."Aryesta hanya mendelik sinis, lalu bertemu dokter perempuan paruh baya yang menyambut kehadiran keduanya dengan hangat.Pemeriksaan pun berjalan hingga tiga puluh menit lamanya, mengingat yang diperiksa adalah dua orang, dengan USG dan serangkaian pertanyaan lain. Hingga hasilnya benar-benar keluar."Dari hasil pemeriksaan kalian berdua, jika yang sedang mengandung adalah Nyonya Aryesta dengan usia kandungan empat belas minggu, atau 4 bulan, terhitung dari hari pertama haid terakhir. "Bagaikan tersambar petir di siang bolong,

    Last Updated : 2025-02-01
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   100. Pilihan Sulit

    "Lama banget sih! Ke mana lagi tuh, orang," gerutu Dinda yang jengkel duduk di salah satu kursi restaurant, yang tak jauh dari tempat keluarga Aleandra.Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, di sebuah restaurant yang cukup ramai pengunjung ini, Dinda sedang menunggu seseorang. Namun, sudah beberapa kali dia menoleh pada pintu masuk, berharap saudara tirinya tiba, tak kunjung memunculkan batang hidungnya juga.Saking kesalnya menunggu, Dinda pun meraih ponsel dan menelepon Aryesta, yang deringnya langsung terdengar dari arah belakang.Tanpa menunggu respon dan mendengar jawaban, Dinda langsung bangkit hendak memaki, tetapi justru yang datang adalah seseorang yang tak dia kenali, sedang memegang ponsel Aryesta."Siapa kamu? Dan di mana Kakak tiriku?" tanya Dinda yang matanya menatap tajam ke arah laki-laki muda tampan di depannya.Laki-laki itu tersenyum kecil lalu mengangguk sebagai sapaan. Kemudian dia putuskan untuk duduk, meski tak dipersilakan oleh Dinda. Ah masa bodo. Dirinya suda

    Last Updated : 2025-02-02
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   101. Aryesta Ketahuan?

    Di sepanjang perjalanan pulang, Dinda tak banyak bicara, membuat Adam sesekali menoleh ke arahnya, tetapi hanya sejenak, karena laki-laki itu kembali fokus pada jalanan.Hah!Terdengar hela napas berat Dinda yang mengalihkan atensi Adam kembali, hingga dirinya yang sudah tak tahan pun bertanya, "Apakah Anda masih tidak percaya pada ucapan istrinya?"Dinda tak langsung menjawab, dan kembali mengingat ucapan dari perempuan yang mengaku sebagai istri sah Dion. Ditambah seorang anak perempuan yang mereka miliki, yang sudah berusia 5 tahun."Aku tidak menyangka saja ... kalau selama ini dia berbohong mengenai statusnya, bahkan dia sampai memanipulasi kami semua." Lagi, Dinda mengembuskan napas panjangnya. "Tapi aku benar-benar tak menyangka, dia tega melakukan ini semua hanya karena sebuah dendam."Ya, dendam. Dendam di masa lalu yang mengakibatkan dirinya dipecat dari pekerjaannya yang saat itu menjadi clining servise di sebuah perusahaan, akibat mencopet tas kerja milik Randy, yang merupa

    Last Updated : 2025-02-02
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   102. Sepertinya Ketahuan Lagi

    "I–itu ...."Aryesta tak bisa melanjutkan alasannya, karena jantungnya berdebar-debar tak menentu, saat mendengar seseorang memanggil, dan menanyakan perihal ucapan pelannya tadi."Aku menyesal, kenapa aku harus mengeluarkan suaraku tadi, sih. Harusnya aku ngomong dalam hati saja. Kalau begini kan, repot urusannya. Apalagi sampai ketahuan gini." Aryesta menggerutu di dalam hatinya, atas semua kebodohan dan kecerobohannya beberapa detik lalu, ketika dirinya menutup pintu kamar.Masih memunggungi seseorang, Aryesta pun meremat jari-jarinya dengan perasaan gugup. Kemudian dia memberanikan diri membalikan tubuhnya secara perlahan. Bahkan dia sudah siap jika mendapat banyak pertanyaan atau tuduhan lain dari orang itu.Bukan amarah orang itu yang Aryesta pikirkan saat ini. Namun, bagaimana dengan misinya, dan tak ada misi yang berhasil dia laksanakan. Ya Tuhan. Dirinya akan sangat malu di hadapan Derren Rynegan. Pasti Kakak sepupunya itu akan meledeknya terus-menerus.Hah! Mungkin inilah akh

    Last Updated : 2025-02-03
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   103. Butuh Kejelasan

    "Apa kamu pikir, kamu bisa bebas begitu saja, setelah apa yang kamu lakukan?""Ingat, aku tidak akan tinggal diam jika kamu tidak membantunya, Ranti!" Itulah bunyi dua pesan suara yang dikirimkan oleh nomor tak dikenal padanya.Dengan tangan meremat ponsel, Ranti mengeraskan rahangnya, lalu membanting benda pipih itu ke dinding hingga menimbulkan suara keras, yang membuat Aryesta terkejut di balik gorden."Berengsek! Aku tidak bersalah! Aku tidak melakukannya! Semua ini salahnya! Tapi kenapa aku yang dapat getahnya, sialan!" desis Ranti, dengan mata penuh kebencian menatap bingkai keluarga kecilnya bersama Randy, Aleandra, juga Tisya. Sebuah foto pernikahannya bersama Randy beberapa tahun silam.Matanya semakin tajam melihat Aleandra yang terlihat malas difoto, "Gara-gara kamu melindunginya. Aku yang jadi buronan mereka, sialan! Dasar anak tiri tidak tahu diri!" pekik Ranti yang tatapannya dipenuhi dendam juga kebencian pada anak tirinya.Matanya terpejam, dan menumpukan telapak tangan

    Last Updated : 2025-02-03
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   104. Keputusan Aryesta

    "Sekarang pergi ke kamar, dan jelaskan padaku, Ar!" perintah Aleandra dengan suara tegas, tetapi pelannya. Karena dia tak ingin keluarganya tahu, jika pernikahan dirinya bersama Aryesta layaknya tengah berada di ujung tanduk.Aryesta hanya mengangguk. Kemudian meminta izin pada Papa dan Mama mertuanya, tak lupa dia juga pamit dengan Tisya sang madu. Beralasan jika Aleandra meminta dipijat lagi. Ya, hanya itulah yang bisa dia gunakan sebagai alasan saat ini. Terlebih waktu sudah menunjukkan jam satu dini hari.Setelah mendapat persetujuan dari mereka, Aryesta berbalik badan. Menarik napasnya sangat dalam, lalu melangkah mengikuti jejak suaminya menuju kamar mereka.Ketika langkahnya mencapai pintu kamar, Aryesta tak lantas membukanya, dia justru terdiam sejenak, dan mencari-cari alasan yang sekiranya dapat dia berikan pada suaminya itu.Ditambah lagi, dia bingung dari mana Aleandra mengetahui jika dirinya masuk ke dalam ruang kerja Mama Ranti? Mungkinkah dirinya berada dalam pengawasan

    Last Updated : 2025-02-04

Latest chapter

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   126. Sudah Nasib

    Suara bel terdengar, membuat Aleandra menoleh ke arah Adam, yang sedari tadi hanya menyimak di pojok sofa. Mengerti tatapan bertanya bos-nya, Adam pun langsung paham dan bangkit, membuka pintu. "Kalian berdua?"Pertanyaan tersebut membuat Aleandra bangkit, melihat siapa gerangan yang berada di pintu masuk unit-nya. Setelah melihat siapa gerangan tamu yang baru saja datang, Aleandra langsung bergegas dan menarik salah satu lengan perempuan itu. "Kami sudah sepakat, pokoknya besok setelah acara pernikahan mereka, kita akan langsung pulang ke Indonesia, bareng papamu juga, Ar," ucap Aleandra dengan binar bahagia di matanya. "Tapi, Mas. Kamu enggak bercanda, kan?" Aryesta bertanya, perihal keputusan laki-laki itu tadi di telepon. Tentu saja, Aleandra menganggukkan kepalanya dan langsung membawa Aryesta ke dalam kamarnya. Meninggalkan tiga orang lainnya yang berada di dalam ruang tamu itu. Melihat bos-nya sudah memasuki kamar, Adam pun ikut beranjak. Bukan ke kamar, tetapi ke dapur,

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   125. Tak Berdaya

    "Halo, Mas? Kenapa?"Pertanyaan Tisya dibalut rasa takut. Takut jika laki-laki itu akan membuangnya. Takut jika semua kekhawatirannya benar-benar terjadi.Sama halnya dengan Aryesta, yang saat ini dadanya berdebar kencang, menunggu apalagi yang akan suaminya putuskan.Entah kenapa, Aryesta cemas. Mencemaskan pilihan Aleandra, yang sering tak terduga seperti sebelumnya.Bahkan Aryesta tak pernah berpikir sebelumnya, jika dia akan dimadu oleh Aleandra dengan Tisya. Untuk itulah, ada ketakukan tersendiri yang dia rasakan.Kedua tangan Aryesta meremat gaun hamilnya di atas paha. Duduk dengan tegang, menunggu kelanjutan informasi dari suaminya.Tak berbeda jauh dengan Tisya, kini dia menelan ludahnya susah payah. Menanti keputusan.Sementara itu, di seberang telepon sana Aleandra menarik napasnya sangat dalam, kemudian mengeluarkannya secara perlahan."Dengan kesadaran penuh, aku Aleandra menjatuhkan talak 3 padamu Tisya Rhani binti Denrik, tanpa amarah dan tanpa paksaan!"Deg!Kedua jantun

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   124. Kemungkinan Terburuk

    "Tolong jelaskan apa maksud kamu, Aryesta, " pinta Tisya yang masih merasa kebingungan itu.Aryesta pun menarik napas panjang, lalu menyandarkan punggung pada kursi. Menatap sekitar sejenak."Aku tahu, Kak Derren tidak akan melepaskanmu. Dan mungkin saja Kak Derren mengabaikan dirimu nantinya," kata Aryesta dengan helaan napas berat."Tapi jika Kak Derren main tangan atau berbuat yang tidak-tidak padamu, kamu bisa mengadukannya padaku nanti.""Apa yang akan aku dapatkan, jika nanti aku mengadukan apa yang dia perbuat padaku?" tanya Tisya cepat, "dan keuntungan apa yang aku miliki, jika suatu saat nanti kakak sepupumu itu melakukan KDRT padaku?"Tepat sekali. Aryesta sudah menunggu pertanyaan ini, kemudian perempuan hamil itu pun perlahan menjelaskan semuanya. "Yang pertama aku akan menegurnya.""Aku rasa, menegur laki-laki seperti dia tidak akan ada gunanya, Aryesta, " sela Tisya, yang merasa poin pertama tidak menguntungkannya sama sekali.Aryesta yang mendengar itu, hanya tersenyum

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   123. Gundah

    Masih teringat jelas apa yang baru saja Aryesta katakan padanya di sambungan telepon, yang diputus sepihak oleh istrinya itu."Sialan! Apa yang harus aku lakukan sekarang," geram Aleandra di tengah kondisi tubuhnya yang selalu saja lemah.Ya Tuhan, Aleandra rindu pelukan hangat sang istri, dan dia juga rindu pada kondisi fisiknya yang selalu prima jika di dekat perempuan tercintanya itu.Namun, kali ini dirinya berada di sebuah pilihan paling sulit. Membuatnya mengeraskan rahang, saking kesalnya pada kesepakatan yang Aryesta berikan tadi.Kegelisahan Aleandra tentu saja membuat Adam sang sekretaris pribadi menggelengkan kepalanya, tak habis pikir."Ini yang membuatku malas menikah, Al."Ucapan Adam membuat Aleandra mendengkus dan menatap tajam ke arah sahabatnya itu."Melihat kehidupan rumah tanggamu yang seperti ini, membuatku semakin yakin untuk tidak menikah," cetus Adam dengan pandangan kosong, yang sialnya, matanya tiba-tiba menyipit, saat bayangan wajah cantik Dinda terbayang di

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   122. Kesepakatan ....

    "Sebenernya aku itu sakit hati karena ditalak sama Mas Al tadi pagi di bandara. Tapi melihat kamu yang tidak peduli pada suamimu, kayakanya aku ada harapan untuk kembali bersamanya lagi."Entah kenapa, tiba-tiba dada Aryesta seolah terbakar, hanya karena mendengar kalimat menantang dari Tisya barusan.Matanya menatap tajam ke arah Tisya yang masih santai, meski Aryesta tahu ada kepedihan besar di dalam tatapan sendu Tisya.Mengingat semua hal yang menimpa Tisya, tentu saja Aryesta merasa prihatin dan tak bisa sepenuhnya membenci perempuan itu, karena ternyata semua yang menimpa ibunya adalah andil darinya juga, yang terlalu pembangkang kala itu.Membuat papa dari Tisya mengalami tekanan berat dalam hidupnya, sampai berujung mengakhiri hidupnya. Yang dilanjutkan dengan dendam kesumat ibunya Tisya.Namun, satu yang harus Aryesta garis bawahi, jika saja keluarganya bisa lebih peka terhadap keadaan ibunya yang sakit waktu itu, dan menyadari meminum obat yang salah, tentunya sang ibu tak mu

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   121. Fakta ....

    "Tidak mungkin," lirih Aryesta, yang bahunya langsung melemas saat mendengar pengakuan tak terduga dari mantan madunya ini.Sementara itu, Tiysa yang tak bisa berbohong pun hanya mampu menghela napasnya saja, karena sungguh demi apa pun, Tisya sangat bingung harus bagaimana sekarang.Terlebih Tisya tahu jika Aryesta pasti akan membencinya atau bahkan melaporkannya ke pihak berwajib, karena selama ini dia diam saja setelah tahu kebenarannya.Akan tetapi, Tisya tak punya pilihan selain diam. Dan sekarang Tisya tak mau lagi menutupinya. Karena itulah Tisya memutuskan untuk menceritakan semuanya sekarang.Satu tarikan napas Tisya ambil, lalu dia keluarkan, seblum akhirnya berkata, "Aku akan menjelaskan semuanya. Dan mengenai keputusanmu, aku tidak peduli lagi, meskipun nantinya kamu akan melaporkanku pada polisi."Sejenak dibalut rasa syok, Aryesta akhirnya mengalihkan perhatian dari keterkejutannya ke arah Tisya.Melihat jika lawan bicaranya sudah mulai menyimak penjelasan, Tisya pun akhi

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   120. Pengakuan

    "Aku tidak setuju kamu menikah dengan laki-laki sialan itu!" putus Aleandra pada Tisya yang terlihat sedikit ketakutan.Apalagi, Tisya mengingat jika laki-laki bernama Derren Rynegan itu sangat misterius, dan belum tahu sifat-sifatnya.Padahal, Tisya sudah sangat senang ketika dirinya hendak dijual kepada Derren saat di dalam pesawat. Tetapi sekarang, entah kenapa tiba-tiba hatinya menolak.Lebih tepatnya, saat Tisya melihat Derren yang memukuli Aleandra, dan tatapan tajam laki-laki itu padanya, yang membuat bulu kuduknya berdiri.Entah perasaan apa, tetapi yang jelas Tisya merasakan hawa negatif ketika berinteraksi bersama Derren tadi. Ya, meksipun Tisya hanya menampar dan membentaknya. Namun, dapat Tisya rasakan, jika Derren terlihat sangat berbahaya.Dengan gugup Tisya menggelengkan kepalanya, "Aku tidak mau ditukar dengan laki-laki itu, Mas!"Sungguh, demi apa pun, Tisya sangat ketakutan. Akan tetapi, Aleandra hanya mengangkat kedua bahunya lalu menjawab, "Aku juga tidak akan menuk

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   119. Pengantin Pengganti

    "Oh iya, Ar. Bukannya kamu harus ketemu sama calon kakak iparmu malam ini, ya?" Derren justru mengalihkan pembicaraan, karena tak berani mengatakan yang sebenarnya pada mereka.Aryesta tentu saja menatapnya dengan perasaan bingung pun bertanya, "Tapi kan aku janjiannya malam, Kak. Jadi enggak usah sekarang bangetlah.""Kalau malam takutnya kemalaman pulangnya. Lagi pula kamu sedang hamil, tidak baik pergi malam-malam, Ar," saran Derren yang terkesan perhatian, tetapi sesungguhnya Aryesta tahu bahwa kakak sepupunya itu hanya berusaha mengusir dirinya dari sana.Aryesta menggelengkan kepala, lalu bangkit dari sofa, "Aku juga perginya bareng 4 bodyguard, Kak. Jadi enggak usah terlalu berlebihan, oke? Aku juga capek mau istirahat dulu, Kak."Ya, tubuh Aryesta terasa sangat lemah sekarang, apalagi setelah kehamilannya, lelah itu mudah sekali datang padanya. Dan hal tersebut membuatnya jengkel bukan main.Padahal Aryesta sangat ingin menikmati kota London, tetapi karena kehamilannya, Aryesta

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   118. Sebuah Rencana

    Derren pun tersenyum manis, lalu berkata, "Aku akan menuruti saranmu, Ar."Mendengar jika Kakak sepupunya setuju dengan idenya, tentu saja membuat Aryesta tersenyum lebar. Kemudian memeluk erat tubuh kokoh itu."Aku sangat yakin kalau Kakak enggak akan menyesal menikah dengannya. Tapi sebelum itu, aku ingin menemuinya dan bicara dari hati ke hati. Boleh, kan? Mungkin malam ini?" tanya Aryesta pada Derren yang diam saja.Karena Derren terdiam, akhirnya Aryesta melepas pelukannya dan menatap wajah rupawan laki-laki itu yang terlihat seperti tengah berpikir.Karena terlalu ingin tahu, akhirnya Aryesta pun kembali bertanya, "Apakah ada sesuatu yang mengganjal, hm?"Tatapan penuh perhatian Aryesta membuat kesadaran Derren kembali, lalu membuang napas sejenak, "Apakah kamu tidak bisa bercerai dari suamimu, dan kita tetap menikah besok?"Entah kenapa, di dalam hati Derren masih sangat berharap jika Aryesta bisa benar-benar menikah dengannya. Dan pertanyaan Derren membuat Aryesta menghela napa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status