Share

95. Talak Dia!

last update Last Updated: 2025-01-26 23:59:15
"Kamu jangan mesum mulu, Mas! Ini masih di kantor, ya Tuhan ...," keluh Aryesta yang sudah sangat kesal pada tingkat kemesuman suaminya ini.

Aleandra pura-pura bodoh, dengan mengangkat satu alisnya, "Tidak akan ada orang yang berani cari masalah dengan CEO perusahaan, Ar." Menatap wajah memerah istrinya yang terlihat sangat menggemaskan itu. "Jadi tidak usah cari alasan hanya untuk menghindari melayaniku di sini."

Suara Aleandra semakin membuat bulu kuduk Aryesta meremang seketika. Namun, sebelum perempuan itu melakukan perlawanan, tangannya sudah ditarik Aleandra, untuk mengikuti langkahnya.

"Mas lepasin! Kamu jangan coba-coba sama aku, yah!" ancam Aryesta yang berusaha melepaskan cekalan suaminya.

Melihat istrinya yang terus memberontak, Aleandra tak memiliki pilihan lain, selain mengangkat tubuh Aryesta layaknya karung beras. Yang tentu saja langsung mendapat tabokan di punggungnya.

"Mas, lepasin aku!" teriak Aryesta yang tak menghentikan tabokannya, "Aku bisa teriak ya, Mas! Jadi,
๐Ÿ˜ˆBM Novita OTW๐ŸŠ

Si gelo nih Al, masa gak mau nalak Tisya, sih? Apa Al punya rencana yang belum Ar ketahui?๐Ÿค”

| 2
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Floya
aku si yakin, Al pasti punya rencana lain, yang mungkin bisa berguna buat nanti. soalnya Al ga suka sama Tisya. Al tuh laki-laki yang gak mau ribet, dia terpaksa nikahin Tisya karena udah kepalang basah aja dan males denger Ranti yang nyuruh dia nikah. jdi ya udah milih nikah siri ma Tisya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   96. Aku Tetap Ingin

    "Jadi maksudmu, Mas enggak akan pernah talak Tisya?" tanya Aryesta lagi untuk lebih memastikan. "Kalau kamu enggak mau talak dia, kenapa kamu masih nahan aku di sini, Mas?" Sungguh Aryesta kesal pada Aleandra yang terlihat tak peduli.Dengan mantap Aleandra menganggukan kepalanya, "Iyalah. Lagipula ngapain aku talak dia? Selama dia patuh dan enggak pernah bikin kesalahan. Tentu saja aku enggak punya hak menalaknya, Ar."Menatap mata sendu Aryesta saat mengatakannya, kemudian Aleandra kembali melanjutkan, "Aku bukan laki-laki berengsek yang akan mempermainkan sebuah pernikahan." Berhenti sejenak untuk mengambil napas, "Aku laki-laki yang bertanggung jawab, dan pernikahan kedua aku pun atas izin kamu, kan? Jadi harusnya kamu yang mikir sebelum akhirnya mengizinkan aku menikahinya dulu.""Aku hanya takut kalau Tisya hamil, Mas. Kamu juga takut akan hal itu, kan? Tapi setelah akad, aku baru tahu kalau kalian enggak pernah saling nyentuh," tukas Aryesta yang merasa telah ditipu mentah-menta

    Last Updated : 2025-01-29
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   97. Jangan-Jangan ....

    Lagi dan lagi, permintaan Aryesta pada waktu itu tak digubris oleh suaminya. Membuat perempuan yang sedang melamunkan nasibnya itu mulai lelah dengan sikap egois Aleandra padanya."Padahal ini sudah tiga bulan lewat. Tapi aku belum nemuin apa pun tentang rahasia Mama Ranti," gumam Aryesta dengan punggung bersandar di ruangan kerja miliknya. "Aku sudah cari di setiap sudut perusahaan yang memungkinkan dia menyembunyikan dokumen penting atau apalah. Tapi, tetap saja belum ketemu sampai sekarang."Jika seperti ini terus, mungkin Aryesta akan menyerah pada misi yang Kakak sepupunya amanatkan padanya. Karena selama tiga bulan terakhir mencari bukti, belum juga dia dapatkan jejak apa pun.Lama-lama Aryesta bisa mati kebosanan kalau begini terus. Ditambah lagi madunya yang tak pernah absen mengganggu ketenangan di kala dia bekerja. Membuat kepala Aryesta seolah hendak meledak saja.Seperti halnya saat ini, Tisya sudah tiba di perusahaan dengan menenteng tempat makanan dua susun untuk dia beri

    Last Updated : 2025-01-30
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   98. Apakah Mungkin ...?

    Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, akhirnya tiba juga di rumah sakit. Aleandra langsung ditangani oleh dokter, tetapi kondisinya semakin memburuk, untuk itulah Tisya mendorong punggung Aryesta ke depan, yang membuatnya mendelik."Enggak usah marah, Ar. Kamu kan sudah tahu, Mas Al bakal baikan kalu sudah diinfus dan kamu temani. Jadi sana masuk. Abis itu kita periksa ke dokter kandungan," suruh Tisya yang tangannya terus mendorong punggung Aryesta."Kenapa bukan kamu saja sih, yang masuk temani Mas Al di dalam? Aku kan, mau cuti siang ini," gerutu Aryesta yang merasa sangat keberatan. "Lagian ya, kenapa dia manja banget, sih? Bukannya tiap hari manja-manja juga sama kamu? Banyak drama kalian tuh!" Heran sekali Aryesta pada suami dan madunya ini, yang terlalu lebay."Bukannya banyak drama. Tapi nanti aku kasih tahu suatu rahasia, deh. Cuman sebaiknya kamu masuk saja dulu. Ajak ngobrol dan tanyain mau dia apa," saran Tisya yang sedikit membuat dirinya goyah. Melihat raut khawatir

    Last Updated : 2025-01-31
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   99. Kebimbangan Aryesta

    "Dasar laki-laki aneh," gumam Aryesta setelah berhasil keluar dari kungkungan suaminya. Kini dia sudah berada di luar ruang perawatan Aleandra, dan menutup pintu itu.Terlihat ada Tisya yang sudah menunggu dirinya. Aryesta pun akhirnya berjalan mendekati dan ikut madunya menuju ruangan dokter kandungan. Yang entah kenapa tangannya terasa berkeringat dingin, saat membayangkan pemeriksaan di dalam sana.Tisya menoleh lalu berkata, "Kamu tidak usah gugup gitu, Ar."Aryesta hanya mendelik sinis, lalu bertemu dokter perempuan paruh baya yang menyambut kehadiran keduanya dengan hangat.Pemeriksaan pun berjalan hingga tiga puluh menit lamanya, mengingat yang diperiksa adalah dua orang, dengan USG dan serangkaian pertanyaan lain. Hingga hasilnya benar-benar keluar."Dari hasil pemeriksaan kalian berdua, jika yang sedang mengandung adalah Nyonya Aryesta dengan usia kandungan empat belas minggu, atau 4 bulan, terhitung dari hari pertama haid terakhir. "Bagaikan tersambar petir di siang bolong,

    Last Updated : 2025-02-01
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   100. Pilihan Sulit

    "Lama banget sih! Ke mana lagi tuh, orang," gerutu Dinda yang jengkel duduk di salah satu kursi restaurant, yang tak jauh dari tempat keluarga Aleandra.Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, di sebuah restaurant yang cukup ramai pengunjung ini, Dinda sedang menunggu seseorang. Namun, sudah beberapa kali dia menoleh pada pintu masuk, berharap saudara tirinya tiba, tak kunjung memunculkan batang hidungnya juga.Saking kesalnya menunggu, Dinda pun meraih ponsel dan menelepon Aryesta, yang deringnya langsung terdengar dari arah belakang.Tanpa menunggu respon dan mendengar jawaban, Dinda langsung bangkit hendak memaki, tetapi justru yang datang adalah seseorang yang tak dia kenali, sedang memegang ponsel Aryesta."Siapa kamu? Dan di mana Kakak tiriku?" tanya Dinda yang matanya menatap tajam ke arah laki-laki muda tampan di depannya.Laki-laki itu tersenyum kecil lalu mengangguk sebagai sapaan. Kemudian dia putuskan untuk duduk, meski tak dipersilakan oleh Dinda. Ah masa bodo. Dirinya suda

    Last Updated : 2025-02-02
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   101. Aryesta Ketahuan?

    Di sepanjang perjalanan pulang, Dinda tak banyak bicara, membuat Adam sesekali menoleh ke arahnya, tetapi hanya sejenak, karena laki-laki itu kembali fokus pada jalanan.Hah!Terdengar hela napas berat Dinda yang mengalihkan atensi Adam kembali, hingga dirinya yang sudah tak tahan pun bertanya, "Apakah Anda masih tidak percaya pada ucapan istrinya?"Dinda tak langsung menjawab, dan kembali mengingat ucapan dari perempuan yang mengaku sebagai istri sah Dion. Ditambah seorang anak perempuan yang mereka miliki, yang sudah berusia 5 tahun."Aku tidak menyangka saja ... kalau selama ini dia berbohong mengenai statusnya, bahkan dia sampai memanipulasi kami semua." Lagi, Dinda mengembuskan napas panjangnya. "Tapi aku benar-benar tak menyangka, dia tega melakukan ini semua hanya karena sebuah dendam."Ya, dendam. Dendam di masa lalu yang mengakibatkan dirinya dipecat dari pekerjaannya yang saat itu menjadi clining servise di sebuah perusahaan, akibat mencopet tas kerja milik Randy, yang merupa

    Last Updated : 2025-02-02
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   102. Sepertinya Ketahuan Lagi

    "Iโ€“itu ...."Aryesta tak bisa melanjutkan alasannya, karena jantungnya berdebar-debar tak menentu, saat mendengar seseorang memanggil, dan menanyakan perihal ucapan pelannya tadi."Aku menyesal, kenapa aku harus mengeluarkan suaraku tadi, sih. Harusnya aku ngomong dalam hati saja. Kalau begini kan, repot urusannya. Apalagi sampai ketahuan gini." Aryesta menggerutu di dalam hatinya, atas semua kebodohan dan kecerobohannya beberapa detik lalu, ketika dirinya menutup pintu kamar.Masih memunggungi seseorang, Aryesta pun meremat jari-jarinya dengan perasaan gugup. Kemudian dia memberanikan diri membalikan tubuhnya secara perlahan. Bahkan dia sudah siap jika mendapat banyak pertanyaan atau tuduhan lain dari orang itu.Bukan amarah orang itu yang Aryesta pikirkan saat ini. Namun, bagaimana dengan misinya, dan tak ada misi yang berhasil dia laksanakan. Ya Tuhan. Dirinya akan sangat malu di hadapan Derren Rynegan. Pasti Kakak sepupunya itu akan meledeknya terus-menerus.Hah! Mungkin inilah akh

    Last Updated : 2025-02-03
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   103. Butuh Kejelasan

    "Apa kamu pikir, kamu bisa bebas begitu saja, setelah apa yang kamu lakukan?""Ingat, aku tidak akan tinggal diam jika kamu tidak membantunya, Ranti!" Itulah bunyi dua pesan suara yang dikirimkan oleh nomor tak dikenal padanya.Dengan tangan meremat ponsel, Ranti mengeraskan rahangnya, lalu membanting benda pipih itu ke dinding hingga menimbulkan suara keras, yang membuat Aryesta terkejut di balik gorden."Berengsek! Aku tidak bersalah! Aku tidak melakukannya! Semua ini salahnya! Tapi kenapa aku yang dapat getahnya, sialan!" desis Ranti, dengan mata penuh kebencian menatap bingkai keluarga kecilnya bersama Randy, Aleandra, juga Tisya. Sebuah foto pernikahannya bersama Randy beberapa tahun silam.Matanya semakin tajam melihat Aleandra yang terlihat malas difoto, "Gara-gara kamu melindunginya. Aku yang jadi buronan mereka, sialan! Dasar anak tiri tidak tahu diri!" pekik Ranti yang tatapannya dipenuhi dendam juga kebencian pada anak tirinya.Matanya terpejam, dan menumpukan telapak tangan

    Last Updated : 2025-02-03

Latest chapter

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   118. Sebuah Rencana

    Derren pun tersenyum manis, lalu berkata, "Aku akan menuruti saranmu, Ar."Mendengar jika Kakak sepupunya setuju dengan idenya, tentu saja membuat Aryesta tersenyum lebar. Kemudian memeluk erat tubuh kokoh itu."Aku sangat yakin kalau Kakak enggak akan menyesal menikah dengannya. Tapi sebelum itu, aku ingin menemuinya dan bicara dari hati ke hati. Boleh, kan? Mungkin malam ini?" tanya Aryesta pada Derren yang diam saja.Karena Derren terdiam, akhirnya Aryesta melepas pelukannya dan menatap wajah rupawan laki-laki itu yang terlihat seperti tengah berpikir.Karena terlalu ingin tahu, akhirnya Aryesta pun kembali bertanya, "Apakah ada sesuatu yang mengganjal, hm?"Tatapan penuh perhatian Aryesta membuat kesadaran Derren kembali, lalu membuang napas sejenak, "Apakah kamu tidak bisa bercerai dari suamimu, dan kita tetap menikah besok?"Entah kenapa, di dalam hati Derren masih sangat berharap jika Aryesta bisa benar-benar menikah dengannya. Dan pertanyaan Derren membuat Aryesta menghela napa

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   117. Fakta & Traumatik

    "Awalnya aku takut dijual sama Mas Al untuk menukarmu denganku. Tapi maaf, Ar. Aku tidak mungkin sudi menjadi alat tukarmu demi laki-laki sialan itu. Dan perlu kamu tahu, kalau kamu memang belum resmi bercerai dengan Mas Al. Kalau punya kuasa tuh, dipake buat usut masalah. Jangan terlalu bego jadi orang," bisik Tisya tepat di telinga Aryesta yang masih berdiri mematung.Aryesta menoleh, "Aku dapat dari Papa Randy, kok. Dia yang ngasih buktinya. Dan di dokumen gugatan cerai itu ada tanda tangan Mas Al juga."Kening Aryesta mengencang setelah mengucapkan kalimat tersebut. Sementara, Tisya hanya menggelengkan kepalanya tak habis pikir."Aku enggak tahu ada masalah apa kamu sama Papa Randy, sampai-sampai dia malsuin tanda tangan Mas Aleandra. Tapi yang jelas, kami tidak mendapatkan berita apa pun tentang gugatan cerai kamu, Ar. Mungkin kamu bisa konfirmasi lagi sama Mas Al ataupun Papa Randy. Aku hanya mau bilang, kalau sampai detik ini kalian masih sah suami istri secara agama maupun nega

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   116. Bertengkar

    "Apa? Aryesta akan menikah dengan kakak sepupunya?" Aleandra menggelengkan kepalanya yang semakin terasa sakit. "Kamu enggak mungkin nikah sama laki-laki lain, Ar. Kita masih suami istri sah secara agama dan juga negara!"Ucapan Aleandra sangat lemah, saking lemahnya tubuh itu hampir ambruk, tetapi ada Adam juga Tisya yang langsung merangkul agar tak jatuh di atas jalan raya, yang kebetulan masih berada di area bandara.Mimpi apa Aleandra selama di pesawat tadi? Hingga dirinya mendapat kabar mengerikan seperti ini?Sungguh demi apa pun, jantungnya nyaris tak berdetak dalam beberapa detik saking syoknya. Bahkan wajah kuyu laki-laki itu terlihat sangat menyedihkan di hadapan perempuan yang sangat dia cintai ini.Bagaimana bisa Aryesta mengatakan dirinya akan menikah lagi, di saat kedatangan Aleandra yang penuh perjuangan.Bahkan selama 5 bulan usia kandungan Aryesta, Aleandra tak hentinya diterpa rasa sakit di sekujur tubuhnya, dan terus-menerus masuk ke rumah sakit setiap minggunya.Ale

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   115. Bertemu

    "Kalau saja aku belum terlanjur membuat janji dengannya, ogah banget nikah sama Kak Derren," gerutu Aryesta yang baru saja mengantar kepergian Kakek, adik tiri juga ibu tirinya ke Indonesia.Perempuan itu masih di bandara dan tak ingin langsung pulang, meskipun sudah mendapatkan telepon dari Derren berulang kali, tetapi dering itu Aryesta matikan, hingga tersisa keheningan, hanya kedipan layar, ketika dia melihatnya.Hah!Aryesta mengembuskan napasnya ke udara, lalu meregangkan otot-ototnya, merasa kaku, karena selama di London dirinya hanya makan dan tidur. Meski terkadang bercengkrama dengan sang Papa.Ah, ya laki-laki paruh baya itu menetap di London untuk sementara, mengingat kehadirannya dibutuhkan untuk menjadi wali nikahnya bersama Derren nanti.Derren Rynegan, Kakak sepupu Aryesta yang begitu terobsesi padanya, bahkan sampai nekat memeluk agama Islam dan bersunat. Hanya agar bisa menikahi Aryesta Ribela.Kini Aryesta duduk di bangku yang masih berada di bandara. Tepatnya di kaw

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   114. Aryesta!

    "Sialan! Awas saja kalau aku sudah sampai di sana. Aku tidak akan membiarkanmu kabur lagi, Ar," geram Aleandra dengan suara berdesis saking kesalnya.Sementara itu, perempuan yang tak kalah kesal di seberang tempatnya duduk berceletuk, "Kamu sekarang percaya kan, kalau karma atau hukum tabur tuai itu ada?"Suara ejekan dari seseorang membuat Aleandra mendelik sinis ke arah Tisya, yang tengah bersantai di kursi sebelah."Tunggu saja pembalasanku, Tisya! Kamu bahkan tidak tahu siapa itu Derren Rynegan, kan? Ah, aku tidak sabar mendengar kabar buruk yang akan kamu alami nanti ketika berada di dalam genggamannya." Kali ini Aleandra yang meledek, meski penampilannya sangat kacau, karena lagi-lagi tubuhnya drop.Dan entah kenapa Tisya merasa sangat ketakutan dengan ancaman yang Aleandra ucapkan barusan. Apakah itu benar-benar akan terjadi pada dirinya? Mungkinkah Derren semengerikan itu?Spontan Tisya menggelengkan kepalanya tak percaya, lalu menjawab, "Kamu jangan coba menakut-nakutiku, Mas

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   113. Alat Tukar

    "Aku tidak mau, Mas! Aku bahkan tidak kenal laki-laki yang kamu maksud itu!" tolak Tisya yang menentang permintaan suaminya ini.Mendengar penolakan itu, tentu saja membuat Aleandra mendengkus kesal lalu menjawab, "Ya, terserah akulah. Aku juga tidak mungkin menikah denganmu selamanya. Pokoknya malam ini kita ke London. Setuju atau enggak, ya bodo amat. Aku tidak peduli!""Dasar suami sialan!" umpat Tisya di dalam hatinya, ketika laki-laki itu mengucapakan kalimat tersebut dengan entengnya.Aleandra benar-benar kurang ajar. Setidaknya itulah yang ada dalam pikiran Tisya. Dia tak pernah bermimpi akan mengalami kejadian pahit seperti ini. Padahal dia hanya mencintai laki-laki itu dengan tulus, tetapi balasan dari cintanya berkahir menyedihkan.Apa katanya tadi? Aleandra akan menjual dirinya pada Derren? Laki-laki yang Tisya ketahui merupakan Kakak sepupu dari madunya. Walau tak pernah bertemu langsung dengannya, dan tak tahu apakah dia tampan atau tidak. Namun, Tisya jelas tak mau meneri

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   112. Dijual Saja

    Aryesta menunggu dengan sabar. Dilihatnya Derren sedang menghela napas, kala mendengar permintaan adik sepupu yang akan dia nikahi lusa itu. Bahkan Derren sama sekali tak mengindahkan aturan pernikahan yang seharusnya. Ya, Derren tahu jika pun Aryesta telah sah bercerai dengan Aleandra, tetapi ada massa idah, sekiranya hingga bayi yang ada di dalam kandungan Aryesta lahir, dan Derren dengan egoisnya menabrak aturan itu. Lagipula perceraian saat hamil tetap sah, itu yang paling penting untuk Derren. Karena yang harus dia tunggu hanya massa idah saja.Tak ada kata menunggu di kamusnya. Entahlah, Derren takut kehilangan kesempatan untuk memiliki Aryesta jika terlalu lama ditunda. Apalagi melihat Aleandra yang hanya diam entah melakukan apa di Indonesia, sehingga sampai detik ini belum juga menjemput atau mencari Aryesta ke London.Derren menatap wajah muram Aryesta pun akhirnya menganggukkan kepala, dan memberikan izin padanya untuk menghubungi Aleandra.Aryesta senang bukan main pun lan

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   111. Meminta Izin

    Kembali ke masa kini, Aryesta sedang meremas gaun pengantinnya. Dia menatap pantulan dirinya di depan cermin, lalu satu tetes air mata jatuh ke pipi, hingga membuat sosok di sebelahnya menoleh, menatap calon istrinya ini.Ya, calon istri karena saat ini keduanya akan melakukan foto prewedding di tempat-tempat yang menjadi destinasi wisata di London.Ada kerutan tak suka pada dahi laki-laki yang sudah memakai tuxedo navy, selaras dengan gaun yang dikenakan oleh Aryesta pada petang ini."Kenapa kamu menangis? Apakah kamu mau berubah pikiran? Atau kamu mau kabur dari pesta pernikahan kita lusa, Ar?" Pertanyaan itu membuat Aryesta semakin mengeratkan remasan pada gaunnya, lalu menggelengkan kepalanya lemah, pertanda jika dirinya merasa tak berdaya saat ini.Aryesta membalikan tubuhnya, kini mereka berdua saling berhadapan dengan tatapan mata yang saling bertolakbelakang.Jika Aryesta memandang melas penuh permohonan, maka laki-laki di hadapannya justru memandang penuh ambisi juga obsesi ya

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   110. Flashback

    Dua bulan yang lalu, tepatnya saat Aryesta mendapatkan telepon dari Derren yang mengatakan jika papanya telah sadar dari komanya, membuat Aryesta panik bukan main.Bahkan Aryesta meninggalkan ponsel dan dompetnya, saat terdengar klakson mobil dari luar rumah keluarga suaminya itu.Tanpa banyak berpikir, Aryesta langsung berlarian dan tiba di depan gerbang, melihat Denia yang turun dari mobil menyambut kedatangannya."Ayo cepat, Ar. Kita sudah tidak punya banyak waktu lagi," saran Denia yang membuat Aryesta bergerak cepat masuk ke dalam mobil.Sementara itu di dalam rumah ada seseorang yang melihat setiap gerak-gerik Aryesta yang memasuki sebuah mobil. Sosok itu tak lain dan tak bukan adalah Ranti, yang langsung menghubungi ajudan Dion untuk mengantarkan info terbaru tersebut."Sepertinya mereka akan pergi dengan pesawat yang sudah kita siapkan. Jadi, cepat ikuti mobil mereka. Dan pastikan jika mereka benar-benar masuk ke dalam pesawat yang sudah kita sabotase sebelumnya," titah Ranti y

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status