Share

26. Kesucian yang Terambil?

last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-29 13:50:27
"A–aku mau mandi dulu, ih," cetus Aryesta yang merasa dirinya harus membersihkan diri dulu.

Akan tetapi, apakah Aleandra mengizinkannya?

"Enak aja kamu! Aku udah di ujung tanduk gini, ya kali mau kamu gantung!" tolak Aleandra.

Karena memang benar jika nafsu Aleandra sudah tinggi dan sudah tak bisa menunggu lagi.

Aryesta spontan memundurkan langkah, bahkan kepalanya sesekali menoleh ke samping atau ke mana pun, asal tak bertemu tatap dengan Aleandra.

Aleandra tersenyum miring, dan kian mendekat dengan langkah layaknya sang predator ingin menerkam mangsanya.

"Bukannya kamu udah biasa layanin orang? Kenapa sekarang seolah-seolah baru banget disentuh laki-laki, hmh?" ejek Aleandra lagi.

Tentu saja ejekan itu sedikitnya memancing amarah dalam diri Aryesta.

Aryesta bahkan sudah ingin menyembur segenap rasa kesalnya, hingga dering ponsel membuat mereka menoleh pada ponsel.

"Buruan angkat gih! Sambil nunggu aku mandi dulu kan bisa," tegas Aryesta dengan berpaling dan segera melarikan diri.

"D
😈BM Novita OTW🐊

Nah, kira-kira beneran kemabil nggak, nih? Maaf ya kemarin gak sempet up, padahal udah ada babnya, tapi malah ketiduran heheh.😂🙏🏻dan terima kasih yang sudah membaca hingga bab 26 ini, semoga enggak bosan ya..aamiin🤲🏻

| 8
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
الغازالي مالع٣٢١
smg aleandra sadar bahwa arsyela Masi perawan,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   27. Masih Perawan Atau .... 20+

    Dugh!Dugh!"Sialan! Siapa yang ganggu lagi, sih?" kesal Aleandra yang sedikit lagi hendak masuk ke dalam inti tubuh istrinya kini harus menahan diri sejenak.Dengan sisa tenaga Aryesta mendorong tubuh Aleandra dan langsung menyampingkan tubuhnya, diikuti wajahnya yang sudah sangat memerah."M–mendingan Mas Al buka deh pintunya. Kali aja ada yang penting!" titah Aryesta yang sebenarnya tak ingin digauli oleh suaminya saat ini.Aleandra yang mendengar ucapan istrinya pun menaikan alisnya tinggi."Dahlah biarin aja. Ya kali aku gagal lagi sih mau enak-enak. Mana ini pengalaman pertama lagi," lirih Aleandra yang semakin memelankan suaranya di akhir kalimat.Oh tengsin dong dirinya jika Aryesta tahu dia masih orisinil, dan belum pernah begituan selama ini.Mau ditaruh di mana wajah sangarnya kali ini?Aryesta yang melihat suaminya masih terdiam akhirnya mengembuskan nafas panjang dan sedikit geregetan.Dugh!Dugh!Hanya ada gedoran pintu dari luar, mengingat kamar yang keduanya tempati mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   28. Lanjut Ronde Ketiga? 21++

    "M–maksud kamu, Mas? Emang siapa yang lagi menstruasi?" heran Aryesta yang merasa ini bukan tanggalnya menstruasi.Apalagi dia baru selesai datang bulan tiga hari yang lalu, mana mungkin malam ini datang bulan lagi, kan?Aleandra tentunya mengurut pelipisnya yang sungguh merasa pening.Kepala atas maupun bawah sungguh tengah dilanda rasa pusing yang teramat sangat.Enggak! Aleandra enggak mau menghentikan ini semua sebelum hasratnya tersalurkan dengan benar.Karena itulah Aleandra pandang kembali netra indah Aryesta yang perlahan berhenti menangis."Kalau kamu enggak menstruasi, enggak mungkin juga kamu masih perawan, Ar!""Aku emang masih perawan, Mas!" potong Aryesta dengan cepat, karena sungguh sudah merasa muak dengan tuduhan tak berdasar suaminya itu.Mendengar Aryesta yang berbicara demikian, tentu Aleandra semakin bingung."Tapi aku enggak mungkin salah lihat waktu itu kamu masukin aki aki ke apartemen sewaan kamu pas di London, Ar!" tuduh Aleandra yang tetap bersikukuh jika asu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   29. Enggak Suka Diganggu

    "Ayo dong! Masa enggak mau kasih? Kamu enggak lupa kan, siapa aku dan siapa kamu?" sahut Aleandra dengan galak saat mendapatkan penolakan dari istrinya.Aryesta yang sudah sangat lelah pun hanya menggelengkan kepalanya tak habis pikir.Dengan susah payah Aryesta berjalan pelan, karena takut cara berjalannya terlihat aneh."Kamu yakin mau turun sekarang? Enggak nunggu nanti aja gitu? Atau kamu tunggu di sini deh. Daripada nahan malu, kan?" Aleandra berceloteh ringan dan sedikit meringis melihat cara istrinya berjalan layaknya orang ngesot."Ini semua karena kamu, ya! Jadi enggak usah banyak protes, deh!" Sungguh kesal Aryesta pada suaminya.Aleandra pun menarik nafasnya dan berjalan mendekat, kemudian dia gendong Aryesta ke dalam dekapan, lalu ditaruhlah tubuh itu di atas tempat tidur."Kamu istirahat aja, deh. Biar aku yang ke bawah!" putus Aleandra karena tak tega melihat Aryesta yang sibuk menahan nyeri.Aryesta sedikit memicingkan matanya curiga, saat Aleandra yang seolah-olah melar

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   30. Butuh Pelampiasan

    "Kenapa kamu maksa pulang ke apartemen?" Aryesta bertanya setelah keduanya tiba di dalam mobil milik Aleandra.Hah!Terdengar helaan nafas laki-laki itu yang kini menyandarkan tubuhnya pada jok di balik kemudi.Lantas Aleandra pun menoleh ke arah Aryesta, masih diam di dalam mobil tanpa menyalakan mesin roda empat itu."Emangnya kamu mau aku nemenin cewek lain di saat kita baru aja nikah?"Kening Aryesta sedikit mengernyit mendengar pertanyaan tersebut, lalu menjawab, "Perlu kamu ingat, Mas. Kita nikah karena terpaksa. So ... enggak usah pura-pura jadi suami yang sayang istri, deh!"Idih!Siapa juga yang lagi cari perhatian padanya!Aleandra tentu saja menggelengkan kepalnya tak habis pikir, dengan semua tuduhan istrinya ini."Kita emang nikah karena paksaan. Dan kita juga punya perjanjian pra nikah. Tapi seenggaknya aku masih punya hati buat enggak bikin malu kamu. Kalau tadi aku dengerin titah Mama Ranti, udah jelas kamu yang bakalan malu, karena mereka anggap kamu dicampakkan lagi p

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   31. Menjamah Saat Tidur? 20+

    "I–itu ... sebenernya kami ...."Aleandra terdiam sejenak, tetapi tangannya tak bisa berhenti melucuti piyama istrinya.Ah, Aleandra sungguh menginginkan penyatuan itu kembali, apalagi setelah dirinya melihat Luna.Entah apa yang ada dalam otaknya, tetapi Aleandra harus menuntaskan hasratnya lagi sekarang.Aryesta yang tubuhnya menyisakan pakaian dalam pun kembali menahan pergelangan tangan suaminya, yang ingin melepas kaitan bra."Jawab dulu, Mas! Aku enggak mau ya layanin nafsu kamu tanpa keuntungan apa pun!" tegas sekali istrinya ini, membuat Aleandra mendengkus.Laki-laki itu menghentikan gerakannya, dan mengalah dengan membaringkan tubuhnya di samping sang istri.Kedua tangannya melipat dan menyangga tengkuknya, dengan tubuh menyandar pada kepala ranjang."Dinda yang bantuin aku ngasih bocoran tentang semua jadwalmu ke aku."Seketika itu juga mata Aryesta melebar sempurna dengan rasa tak percaya.Bagaimana bisa Dinda selancang itu, hah?!Oh, Tuhan!Bisa-bisanya Aryesta begitu bodo

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   32. Nikmatin Aja Dulu 18+

    "Apaan sih, Ar. Berisik banget, deh!" racau Aleandra di dalam tidurnya.Bukannya bangun, Aleandra justru membalikkan tubuh, dan menarik selimut untuk membungkus seluruh badannya."Bangun, hey! Ini udah mau Subuh!" Aryesta masih berusaha membangunkan suami bebalnya ini.Namun, Aleandra tak terusik sedikit pun, dan semakin pulas saja.Terlalu malas membuang banyak waktu lagi, Aryesta pun akhirnya bangkit dan berlari ke arah kamar mandi, mengingat tubuhnya telanjang, serta malas mencari sesuatu untuk menutupi badannya.Hingga mata Aryesta melebar, setelah tiba di dalam kamar mandi, dan menatap berang pada cermin, menampilkan tubuhnya yang sudah tak semulus sebelumnya."Bisa-bisanya aku punya suami kayak drakula gini," keluh Aryesta yang tak bisa berbuat banyak hal lagi.Sebelum adzan subuh berkumandang, Aryesta segera membersihkan badannya diiringi niat mandi wajib.Dirinya melihat ada varian sabun cair dan juga shampoo yang biasa dia pakai sudah tersedia, sedikit bingung, tetapi Aryesta

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   33. Merayu Mantan?

    Mata Aryesta melebar sempurna ketika suaminya menyuruh dirinya untuk melakukan hal itu.Ya Tuhan, apakah di dalam otak Aleandra hanya ada seputaran hubungan nganu saja, sampai-sampai permintaannya pun tak akan jauh-jauh dari hal berbau adegan panas di atas ranjang.Menyuruhnya untuk melepas bra selama seminggu, tentu saja agar Aleandra mudah meremasnya, kan?Hah!Dasar laki-laki mesum!Aryesta terus saja menggerundal di dalam hatinya, dan memicingkan matanya hingga menyipit ke arah Aleandra, yang justru terlihat sangat santai."Aku enggak mau lakuin hal gila itu, yah!" Tentu saja Aryesta menolaknya.Idih!Bagaimana pula rasanya seharian tanpa pakaian dalam, bisa kegelian sendiri dia."Ya udahlah kalau nolak, kayaknya kamu lebih suka enggak pakai baju sekalian deh. Itu malah lebih bagus, kan?" goda Aleandra dengan kedua alis naik turun, yang semakin terlihat menyebalkan di mata istrinya.Bisa-bisanya laki-laki tak tahu diri ini justru meminta hal yang jauh lebih gila lagi.Dasar setan!

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   34. Bertemu Mantan

    "Dasar maniak ranjang!" cibir Aryesta yang baru saja selesai memuaskan hasrat gila suaminya."Bisa-bisanya kami main sampe jam sepuluh pagi gini!""Dia sih enak tinggal tidur sama istirahat, lah aku harus pergi nemuin Mas Dion. Padahal kan, kaki aku juga lemes banget!"Aryesta menggeram gemas dan menatap Aleandra yang sedang tertidur pulas.Sementara dirinya sudah mandi dan siap dengan pakaian santainya untuk pergi.Menoleh sekali lagi pada suaminya, lalu Aryesta melangkah keluar dari apartemen tersebut menuju sebuah cafe yang jaraknya tak jauh dari sana.Sungguh tubuh Aryesta seolah hampir mati rasa, atau lebih tepatnya kecapekan karena terus-terusan dihajar sang suami.Jika bukan karena ingin mengerjai mantan suami bodohnya itu, mana mungkin dirinya mau keluar apartemen dalam kondisi tubuh kurang bertenaga."Kalau dia enggak ngancem, aku juga ogah turun ke bawah. Mana kalau enggak sekarang dia enggak bakalan ngasih izin lain kali," gerutu Aryesta yang kakinya sudah memasuki cafe.Ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06

Bab terbaru

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   125. Tak Berdaya

    "Halo, Mas? Kenapa?"Pertanyaan Tisya dibalut rasa takut. Takut jika laki-laki itu akan membuangnya. Takut jika semua kekhawatirannya benar-benar terjadi.Sama halnya dengan Aryesta, yang saat ini dadanya berdebar kencang, menunggu apalagi yang akan suaminya putuskan.Entah kenapa, Aryesta cemas. Mencemaskan pilihan Aleandra, yang sering tak terduga seperti sebelumnya.Bahkan Aryesta tak pernah berpikir sebelumnya, jika dia akan dimadu oleh Aleandra dengan Tisya. Untuk itulah, ada ketakukan tersendiri yang dia rasakan.Kedua tangan Aryesta meremat gaun hamilnya di atas paha. Duduk dengan tegang, menunggu kelanjutan informasi dari suaminya.Tak berbeda jauh dengan Tisya, kini dia menelan ludahnya susah payah. Menanti keputusan.Sementara itu, di seberang telepon sana Aleandra menarik napasnya sangat dalam, kemudian mengeluarkannya secara perlahan."Dengan kesadaran penuh, aku Aleandra menjatuhkan talak 3 padamu Tisya Rhani binti Denrik, tanpa amarah dan tanpa paksaan!"Deg!Kedua jantun

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   124. Kemungkinan Terburuk

    "Tolong jelaskan apa maksud kamu, Aryesta, " pinta Tisya yang masih merasa kebingungan itu.Aryesta pun menarik napas panjang, lalu menyandarkan punggung pada kursi. Menatap sekitar sejenak."Aku tahu, Kak Derren tidak akan melepaskanmu. Dan mungkin saja Kak Derren mengabaikan dirimu nantinya," kata Aryesta dengan helaan napas berat."Tapi jika Kak Derren main tangan atau berbuat yang tidak-tidak padamu, kamu bisa mengadukannya padaku nanti.""Apa yang akan aku dapatkan, jika nanti aku mengadukan apa yang dia perbuat padaku?" tanya Tisya cepat, "dan keuntungan apa yang aku miliki, jika suatu saat nanti kakak sepupumu itu melakukan KDRT padaku?"Tepat sekali. Aryesta sudah menunggu pertanyaan ini, kemudian perempuan hamil itu pun perlahan menjelaskan semuanya. "Yang pertama aku akan menegurnya.""Aku rasa, menegur laki-laki seperti dia tidak akan ada gunanya, Aryesta, " sela Tisya, yang merasa poin pertama tidak menguntungkannya sama sekali.Aryesta yang mendengar itu, hanya tersenyum

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   123. Gundah

    Masih teringat jelas apa yang baru saja Aryesta katakan padanya di sambungan telepon, yang diputus sepihak oleh istrinya itu."Sialan! Apa yang harus aku lakukan sekarang," geram Aleandra di tengah kondisi tubuhnya yang selalu saja lemah.Ya Tuhan, Aleandra rindu pelukan hangat sang istri, dan dia juga rindu pada kondisi fisiknya yang selalu prima jika di dekat perempuan tercintanya itu.Namun, kali ini dirinya berada di sebuah pilihan paling sulit. Membuatnya mengeraskan rahang, saking kesalnya pada kesepakatan yang Aryesta berikan tadi.Kegelisahan Aleandra tentu saja membuat Adam sang sekretaris pribadi menggelengkan kepalanya, tak habis pikir."Ini yang membuatku malas menikah, Al."Ucapan Adam membuat Aleandra mendengkus dan menatap tajam ke arah sahabatnya itu."Melihat kehidupan rumah tanggamu yang seperti ini, membuatku semakin yakin untuk tidak menikah," cetus Adam dengan pandangan kosong, yang sialnya, matanya tiba-tiba menyipit, saat bayangan wajah cantik Dinda terbayang di

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   122. Kesepakatan ....

    "Sebenernya aku itu sakit hati karena ditalak sama Mas Al tadi pagi di bandara. Tapi melihat kamu yang tidak peduli pada suamimu, kayakanya aku ada harapan untuk kembali bersamanya lagi."Entah kenapa, tiba-tiba dada Aryesta seolah terbakar, hanya karena mendengar kalimat menantang dari Tisya barusan.Matanya menatap tajam ke arah Tisya yang masih santai, meski Aryesta tahu ada kepedihan besar di dalam tatapan sendu Tisya.Mengingat semua hal yang menimpa Tisya, tentu saja Aryesta merasa prihatin dan tak bisa sepenuhnya membenci perempuan itu, karena ternyata semua yang menimpa ibunya adalah andil darinya juga, yang terlalu pembangkang kala itu.Membuat papa dari Tisya mengalami tekanan berat dalam hidupnya, sampai berujung mengakhiri hidupnya. Yang dilanjutkan dengan dendam kesumat ibunya Tisya.Namun, satu yang harus Aryesta garis bawahi, jika saja keluarganya bisa lebih peka terhadap keadaan ibunya yang sakit waktu itu, dan menyadari meminum obat yang salah, tentunya sang ibu tak mu

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   121. Fakta ....

    "Tidak mungkin," lirih Aryesta, yang bahunya langsung melemas saat mendengar pengakuan tak terduga dari mantan madunya ini.Sementara itu, Tiysa yang tak bisa berbohong pun hanya mampu menghela napasnya saja, karena sungguh demi apa pun, Tisya sangat bingung harus bagaimana sekarang.Terlebih Tisya tahu jika Aryesta pasti akan membencinya atau bahkan melaporkannya ke pihak berwajib, karena selama ini dia diam saja setelah tahu kebenarannya.Akan tetapi, Tisya tak punya pilihan selain diam. Dan sekarang Tisya tak mau lagi menutupinya. Karena itulah Tisya memutuskan untuk menceritakan semuanya sekarang.Satu tarikan napas Tisya ambil, lalu dia keluarkan, seblum akhirnya berkata, "Aku akan menjelaskan semuanya. Dan mengenai keputusanmu, aku tidak peduli lagi, meskipun nantinya kamu akan melaporkanku pada polisi."Sejenak dibalut rasa syok, Aryesta akhirnya mengalihkan perhatian dari keterkejutannya ke arah Tisya.Melihat jika lawan bicaranya sudah mulai menyimak penjelasan, Tisya pun akhi

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   120. Pengakuan

    "Aku tidak setuju kamu menikah dengan laki-laki sialan itu!" putus Aleandra pada Tisya yang terlihat sedikit ketakutan.Apalagi, Tisya mengingat jika laki-laki bernama Derren Rynegan itu sangat misterius, dan belum tahu sifat-sifatnya.Padahal, Tisya sudah sangat senang ketika dirinya hendak dijual kepada Derren saat di dalam pesawat. Tetapi sekarang, entah kenapa tiba-tiba hatinya menolak.Lebih tepatnya, saat Tisya melihat Derren yang memukuli Aleandra, dan tatapan tajam laki-laki itu padanya, yang membuat bulu kuduknya berdiri.Entah perasaan apa, tetapi yang jelas Tisya merasakan hawa negatif ketika berinteraksi bersama Derren tadi. Ya, meksipun Tisya hanya menampar dan membentaknya. Namun, dapat Tisya rasakan, jika Derren terlihat sangat berbahaya.Dengan gugup Tisya menggelengkan kepalanya, "Aku tidak mau ditukar dengan laki-laki itu, Mas!"Sungguh, demi apa pun, Tisya sangat ketakutan. Akan tetapi, Aleandra hanya mengangkat kedua bahunya lalu menjawab, "Aku juga tidak akan menuk

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   119. Pengantin Pengganti

    "Oh iya, Ar. Bukannya kamu harus ketemu sama calon kakak iparmu malam ini, ya?" Derren justru mengalihkan pembicaraan, karena tak berani mengatakan yang sebenarnya pada mereka.Aryesta tentu saja menatapnya dengan perasaan bingung pun bertanya, "Tapi kan aku janjiannya malam, Kak. Jadi enggak usah sekarang bangetlah.""Kalau malam takutnya kemalaman pulangnya. Lagi pula kamu sedang hamil, tidak baik pergi malam-malam, Ar," saran Derren yang terkesan perhatian, tetapi sesungguhnya Aryesta tahu bahwa kakak sepupunya itu hanya berusaha mengusir dirinya dari sana.Aryesta menggelengkan kepala, lalu bangkit dari sofa, "Aku juga perginya bareng 4 bodyguard, Kak. Jadi enggak usah terlalu berlebihan, oke? Aku juga capek mau istirahat dulu, Kak."Ya, tubuh Aryesta terasa sangat lemah sekarang, apalagi setelah kehamilannya, lelah itu mudah sekali datang padanya. Dan hal tersebut membuatnya jengkel bukan main.Padahal Aryesta sangat ingin menikmati kota London, tetapi karena kehamilannya, Aryesta

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   118. Sebuah Rencana

    Derren pun tersenyum manis, lalu berkata, "Aku akan menuruti saranmu, Ar."Mendengar jika Kakak sepupunya setuju dengan idenya, tentu saja membuat Aryesta tersenyum lebar. Kemudian memeluk erat tubuh kokoh itu."Aku sangat yakin kalau Kakak enggak akan menyesal menikah dengannya. Tapi sebelum itu, aku ingin menemuinya dan bicara dari hati ke hati. Boleh, kan? Mungkin malam ini?" tanya Aryesta pada Derren yang diam saja.Karena Derren terdiam, akhirnya Aryesta melepas pelukannya dan menatap wajah rupawan laki-laki itu yang terlihat seperti tengah berpikir.Karena terlalu ingin tahu, akhirnya Aryesta pun kembali bertanya, "Apakah ada sesuatu yang mengganjal, hm?"Tatapan penuh perhatian Aryesta membuat kesadaran Derren kembali, lalu membuang napas sejenak, "Apakah kamu tidak bisa bercerai dari suamimu, dan kita tetap menikah besok?"Entah kenapa, di dalam hati Derren masih sangat berharap jika Aryesta bisa benar-benar menikah dengannya. Dan pertanyaan Derren membuat Aryesta menghela napa

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   117. Fakta & Traumatik

    "Awalnya aku takut dijual sama Mas Al untuk menukarmu denganku. Tapi maaf, Ar. Aku tidak mungkin sudi menjadi alat tukarmu demi laki-laki sialan itu. Dan perlu kamu tahu, kalau kamu memang belum resmi bercerai dengan Mas Al. Kalau punya kuasa tuh, dipake buat usut masalah. Jangan terlalu bego jadi orang," bisik Tisya tepat di telinga Aryesta yang masih berdiri mematung.Aryesta menoleh, "Aku dapat dari Papa Randy, kok. Dia yang ngasih buktinya. Dan di dokumen gugatan cerai itu ada tanda tangan Mas Al juga."Kening Aryesta mengencang setelah mengucapkan kalimat tersebut. Sementara, Tisya hanya menggelengkan kepalanya tak habis pikir."Aku enggak tahu ada masalah apa kamu sama Papa Randy, sampai-sampai dia malsuin tanda tangan Mas Aleandra. Tapi yang jelas, kami tidak mendapatkan berita apa pun tentang gugatan cerai kamu, Ar. Mungkin kamu bisa konfirmasi lagi sama Mas Al ataupun Papa Randy. Aku hanya mau bilang, kalau sampai detik ini kalian masih sah suami istri secara agama maupun nega

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status