"Justru aku yang mau tanya apa yang sedang kamu lakukan?" Lillia tiba-tiba tersadar dan merasa kesal sekaligus malu. Dia berusaha sekuat tenaga menyingkirkan tangan Claude. "Kenapa kamu tidur sambil memelukku?"Yang membuat Lillia semakin merasa jijik adalah, apakah Claude memang terbiasa memeluk seseorang sambil tidur? Orang yang selalu dipeluknya itu sudah pasti bukan Lillia.Claude menatapnya, lalu bertanya, "Bukankah ini yang kamu mau?"Lillia tertegun sejenak. Dia bahkan mengira dirinya belum tersadar dari mimpi. "Kenapa ini jadi mauku?"Claude menjawab, "Kamu memajang banyak sekali perlengkapan anak-anak di rumah dan bahkan menggantungkan lukisan di kamarmu. Lalu, lemarimu juga ada banyak pakaianku dan ada sandal pria di depan pintu rumah. Jangan katakan kamu mempersiapkan semua ini demi Cedron?"Jelas sekali Lillia tidak ingin bercerai. Dia hanya mencari cara lain untuk memaksa Claude kembali padanya. Claude dulu sangat membenci trik-trik rendahan seperti ini, tetapi kini sepert
"Baiklah, kalau begitu sudah sepakat ya. Aku akan menyuruh orang untuk mengurus kontrak denganmu." Cedron tertawa, lalu berkata, "Selamat bergabung di acara Top Designer, acara ini nggak akan membuat ka ... lian kecewa.""Tapi aku punya sebuah permintaan," celetuk Lillia yang tiba-tiba teringat akan sesuatu sebelum Cedron mengakhiri panggilan."Katakan saja." Suara di sekitarnya sangat berisik. Karena takut tidak bisa mendengar permintaan Lillia dengan jelas, Cedron mengatur volume ponselnya hingga maksimal."Masalah ini ...." Setelah berhenti sejenak, Lillia menambahkan, "Aku nggak ingin Claude tahu."Jika hubungannya dan Claude sampai memengaruhi pekerjaan di studio dan acara TV, Lillia pasti akan rugi besar. Dari ujung telepon, Cedron terdiam untuk sesaat. Kemudian, dia menjawab, "Baiklah ...."Selama Cedron tidak berinisiatif mengungkitnya, bisa dianggap dia tidak tahu apa-apa, bukan? Setelah mengakhiri telepon itu, Cedron menyambut Claude yang tiba di depan pintu. "Lho, Kak Claude
"Kamu urus sendiri saja hal seperti ini, kelak juga nggak usah lapor kepadaku. Kalau butuh uang, kamu langsung hubungi Hans saja. Pastikan dia tetap aman saja." Claude menanggapi Kimberly dengan singkat dan jelas.Setelah meresponsnya, Kimberly menutup teleponnya. Dia memandang Nikita yang setengah bersandar di kursi sambil memainkan gelang di tangannya dengan ekspresi yang rumit.Nikita tersenyum dengan ekspresi penuh harapan. "Apa katanya?""Dia sudah setuju, aku langsung pergi mencari Queen Entertainment saja." Kimberly berpikir Cedron adalah teman baik Claude, tentu saja pasti akan membantunya. Namun, dia terus merasa nada bicara Claude di telepon terdengar agak cuek, tidak tahu apakah ini hanya perasaannya saja. Jika Claude ingin dia sendiri yang memutuskannya, dia akan melakukan semuanya sesuai peraturannya."Aku sudah bilang dia pasti akan setuju! Jadi, mohon bantuannya kelak, Kak Kimberly," kata Nikita sambil tersenyum. Dia kembali duduk di kursinya, mengambil secangkir teh yan
Melihat Kimberly meletakkan kotak jam tangan itu ke tasnya, meski ekspresi Nikita terlihat tenang, sebenarnya hatinya merasa agak tidak rela. Bagaimanapun, itu adalah jam tangan yang baru dibelinya. Karena harganya yang terlalu mahal, Nikita bahkan sempat ragu-ragu cukup lama. Namun saat mengingat dirinya mungkin akan terkenal, pengorbanan ini tampaknya cukup pantas."Oh ya, aku punya beberapa foto, coba kamu lihat apakah bisa dipakai atau tidak." Nikita mengeluarkan beberapa lembar foto dari album. Kimberly mendekat untuk melihatnya sekilas. Ternyata itu adalah foto Nikita bersama Claude, tetapi Claude selalu hanya terlihat dari samping."Kirimkan saja padaku," ucap Kimberly yang merasa puas pada Nikita. Kimberly mengambil ponselnya untuk mengedit foto itu, lalu berkata, "Kamu nggak usah peduli lagi masalah selanjutnya. Serahkan saja masalah sosial media padaku. Aku akan mempekerjakan tim profesional untuk membantumu mengurusnya.""Baik," jawab Nikita.....Saat mendekati jam pulang k
Keesokan hari, ketika Lillia bangun, dia mendapati pria yang tidur di sampingnya sudah pergi."Lillia, kamu sudah bangun?" Ohara yang mendengar pintu kamar terbuka pun bergegas bangkit dari sofa, lalu pergi ke dapur untuk menghangatkan sarapan cucu kesayangannya itu."Mana Claude?" tanya Lillia sambil menyisir rambutnya yang berantakan. Dia tidak melihat sepatu kulit pria itu lagi."Claude bangun pagi-pagi untuk beli sarapan. Setelah itu, dia langsung pergi. Sebelum pergi, dia titip pesan bahwa kamu harus sarapan," sahut Ohara sambil menyajikan sandwich. Setelah mengambilkan segelas susu hangat, dia menatap Lillia dengan penuh penantian sambil bertanya, "Gimana hubungan kalian berdua?"'Wow! Sejak kapan pria ini menjadi begitu perhatian?' batin Lillia. Melihat cucunya diam saja, Ohara pun mengulangi pertanyaannya lagi. Lillia yang tersadar kembali pun menggigit sandwich di tangannya sebelum menjawab, "Ya ... begitulah.""Claude perhatian sekali padamu. Kalian sudah menikah 3 tahun, kap
Makin ramai kolom komentar, pengikut akun Nikita pun menjadi makin banyak. Mereka mengira bahwa Nikita adalah calon istri Claude. Bahkan, beberapa model Queen yang kurang populer turut menyanjung. Pesan mereka tidak terlalu eksplisit, tetapi jelas mendoakan hubungan Nikita dengan Claude.Di foto bersama itu, Lillia mendapati bahwa kemeja yang dikenakan Claude adalah kemeja yang kancingnya dibuat rusak olehnya semalam. Sementara itu, Moonela bisa melihat wajah Lillia menjadi makin murung. Dia merebut ponselnya, lalu menelusuri akun Nikita. Dalam sekejap, amarah pun berkecamuk dalam hatinya."Cedron dan Claude bekerja sama untuk membuat kita marah, ya? Mereka kira kita bodoh? Mereka ingin membuat siapa cemburu sih? Acara ini nggak seharusnya dinamai Top Designer, lebih cocok disebut Sanjungan Wanita Simpanan!" maki Moonela.Melihat ini, Lillia buru-buru merebut ponselnya kembali karena khawatir dilempar oleh Moonela. Bagaimanapun, ini ponselnya."Kenapa semarah ini? Aku saja nggak marah,
Selesai mandi, Lillia berjalan keluar sambil menyeka rambutnya dengan handuk. Ketika hendak mengeringkan rambutnya, tiba-tiba terdengar suara Ohara dari ruang tamu. "Lillia, ini sudah malam, kenapa Claude belum pulang? Apa dia minum terlalu banyak di pertemuan bisnis, jadi nggak bisa pulang?"Lillia terkesiap mendengarnya. Dia segera meletakkan kembali pengering rambut, lalu menjulurkan kepala untuk melihat jam di dinding ruang tamu. Ternyata, sekarang sudah pukul 22.40. Dia pun tidak menduga Ohara akan begitu mengkhawatirkan Claude."Nenek, kenapa belum tidur? Sudah kubilang, Claude sangat sibuk belakangan ini. Dia mungkin tidur di kantornya," sahut Lillia yang memegang dahinya dengan pusing. Biasanya, Ohara selalu tidur cepat. Dia sengaja berlama-lamaan di kamar mandi supaya tidak diganggu oleh neneknya ini."Cepat telepon Claude, tanya dia perlu dijemput nggak?" instruksi Ohara sambil mengambil ponsel Lillia yang ada di meja dengan tangan gemetaran, lalu menyerahkannya. Nada bicaran
Ketika Cedron mengira Claude sudah mengakhiri panggilan, tiba-tiba terdengar suara dingin dari ujung telepon. "Aku akan berinvestasi 400 miliar, cari orang hebat untuk mengelola program ini."Perubahan sikap Claude yang mendadak ini membuat Cedron mengira dirinya sudah mabuk. Begitu mendengar nominal 400 miliar, matanya sontak berbinar-binar. Dia menimpali, "Oke, aku jamin semuanya akan berjalan lancar."Sesudah mengakhiri panggilan, beberapa teman Cedron menariknya dan memaksanya untuk minum. Mereka bersenang-senang sampai pukul 03.00 dini hari.Keesokan harinya, Cedron dibangunkan oleh suara alarm. Dia menjulurkan tangan untuk mengambil ponselnya, lalu menelepon asistennya yang bernama Aluma."Pak Cedron, apa ada yang bisa kubantu?" Terdengar suara merdu seorang wanita dari ujung telepon."Apa kita sudah menerima investasi untuk program acara?" tanya Cedron sambil memijat pelipisnya tanpa membuka mata.Aluma menjawab dengan penuh semangat, "Kita menerima investasi sebesar 400 miliar
Claude menatap Lillia dan berkata, “Kalau mereka datang mencari masalah lagi, teleponlah aku. Untung saja hari ini asistenmu juga sedang lembur dan meneleponku tepat waktu. Kalau nggak, aku nggak tahu akan sekacau apa tempat ini sekarang.”Bagaimanapun juga, Edward benar-benar akan menghancurkan Perusahaan LMOON.Lillia menggigit bibirnya tanpa mengatakan apa-apa. Malam ini, dia memang merasa marah. Namun, dia sebenarnya juga merasakan kesedihan yang tidak dapat dimengerti.“Kamu pulang saja dulu. Aku mau istirahat,” kata Lillia dengan nada yang agak dingin.Claude meliriknya, lalu bertanya, “Kamu sedih?”“Nggak,” jawab Lillia dengan ekspresi cemberut.“Kalau begitu, istirahatlah yang baik. Ingat, kalau mereka datang untuk mempersulitmu lagi, kamu harus meneleponku,” hibur Claude dengan nada lembut.Claude tahu dari mana datangnya kesedihan Lillia. Bagaimanapun juga, Edward dan Imelda adalah orang tua kandung Lillia. Namun, mereka malah datang untuk menindas Lillia. Mana mungkin Lillia
Ohara memegang sapunya erat-erat, lalu memelototi Edward dan Imelda sambil berseru, “Suatu hari nanti, kalian pasti akan menyesal!”Edward hanya mendengus. Dia mengira Ohara sedang berbicara tentang opini publik. Dia pun menjawab dengan tampang mengejek, “Aku nggak akan menyesal. Biarpun Kelly berbuat salah, kami akan tetap mendukungnya!”Imelda menatap Lillia dan berkata, “Kamu memang berbakat, tapi karaktermu malah begitu buruk. Kelly sudah berulang kali menyanjungmu, tapi kamu bukan hanya nggak menanggapinya, malah bekerja sama dengan Claude untuk mempermalukannya. Sebenarnya, kamu sudah tahu dari awal kalau kamu tetap nggak akan kalah meski Claude menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal, ‘kan?”“Kamu tahu Claude menyukaimu, makanya kamu bisa membiarkannya tunangan sama Kelly dengan tenang. Selain bisa menyelesaikan krisis LMOON, kamu juga bisa menertawakan Kelly!”Lillia sama sekali tidak ingin menjelaskan apa-apa. Saat ini, pipinya sudah bengkak. Sangat jelas bahwa
Begitu pulang ke Kediaman Jaspal, Kelly langsung tidak berhenti menangis di ruang tamu.Edward oun buru-buru turun ke lantai bawah. Setelah melihat tampang Kelly yang begitu sedih, dia segera bertanya, “Sayang, ada apa?”“Mantan istrinya Claude itu Lillia. Apa kalian tahu, tapi nggak memberitahuku?” tanya Kelly pada Edward dengan berlinang air mata.Edward duduk di sisi Kelly dan hendak menjawab. Namun, begitu melihat pipi Kelly yang merah dan bengkak, dia segera bertanya, “Siapa yang memukulmu?”Kelly menjawab sambil menangis, “Lillia melihat aku dan Claude makan di restoran, lalu juga sengaja membawa beberapa pria makan di sana dan menggoda mereka untuk membuat Claude marah. Waktu aku berdebat dengan Lillia, Claude menamparku deminya.”Seusai berbicara, Kelly menangis makin kencang.Edward pun berdiri dengan marah, lalu segera mencari ponselnya dan hendak menelepon Claude untuk memakinya. Begitu melihat Kelly yang menangis tersedu-sedu, Imelda yang baru turun juga buru-buru memelukny
Lillia juga melihat Claude dan Kelly meninggalkan restoran. Setelah para bos itu selesai makan, Lillia pun memanggilkan mobil untuk mengantar mereka kembali ke hotel sebelum masuk ke mobilnya sendiri. Hanya saja, sebelum mobilnya sempat keluar dari tempat parkir, mobil Claude pun memblokir jalannya.Claude duduk di dalam mobil dan menatap Lillia dengan ekspresi tidak senang. Sementara itu, Lillia mengerutkan kening, tetapi tidak mengatakan apa-apa.Setelah saling bertatapan dari dalam mobil untuk sesaat, Claude baru turun dari mobil. Pada akhirnya, Lillia mau tak mau turun dari mobil setelah Claude mengetuk kaca jendelanya 3 kali.“Ada apa?” tanya Lillia dengan kening berkerut.“Aku nggak langsung memberitahumu aku sudah kembali ke ibu kota karena Hans bilang kamu sedang rapat. Makanya, aku pergi ke Kediaman Jaspal dulu,” jelas Claude dengan sikap mendominasi. Dia juga memerangkapi Lillia di antara tubuhnya dengan mobil.Lillia menjawab dengan ekspresi datar, “Pak Claude, kenapa kamu h
Edward pun menjawab dengan tidak senang, “Aku tahu kamu sama sekali nggak menyukai Kelly.”Claude hanya tersenyum dan tidak menjawab.Begitu mendengar percakapan mereka, Imelda juga merasa sangat sedih.“Aku pada dasarnya memang nggak bersedia menikahinya, tapi dia sendiri yang memaksa. Aku ini orang yang selalu memegang janjiku. Berhubung kalian sudah melepaskan Perusahaan LMOON, aku akan memenuhi janjiku dengan menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal,” jawab Claude dengan ekspresi acuh tak acuh.Edward tidak lagi berbicara. Dia bangkit dari tempat duduk dan mengisyaratkan Imelda untuk naik ke lantai atas bersamanya.Malam ini, Lillia mengajak beberapa bos besar ke Xennington. Baru saja mereka semua duduk, dia langsung melihat Kelly dan Claude berjalan masuk ke restoran. Dia pun merasa agak terkejut karena tidak tahu bahwa Claude telah kembali ke ibu kota ....Namun, setelah teringat kembali ucapan Claude sebelumnya, Lillia pun tidak memikirkannya lagi. Claude pernah m
“Apa kamu masih marah sama Kelly? Hari ini, aku sudah menegurnya sebelum datang. Pokoknya, aku akan selalu berpihak padamu. Percayalah padaku,” ujar Louis dengan nada yang terdengar sangat memelas.Moonela menjawab, “Aku nggak marah, cuma ingin jalan-jalan sendiri!”“Tapi, tetanggamu bilang kakimu cedera dan dia juga sempat menggantikanmu untuk lapor polisi. Kalau kakimu cedera, kenapa kamu masih bisa berkeluyuran?” tanya Louis dengan sengaja.Kali ini, Moonela tidak bisa menjawab dengan begitu cepat. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, “Cedera kakiku nggak parah, kok .... Kamu pergi ke rumahku?”“Emm, aku rindu banget sama kamu. Aku datang mencarimu, tapi kamu nggak menyahut. Jadi, aku tanya ke tetanggamu,” jawab Louis dengan nada lembut.“Aku lagi nggak ada di rumah. Jangan mencariku lagi! Aku sedang jalan-jalan di luar. Kalau suasana hatiku sudah baikan, aku akan meneleponmu,” jawab Moonela. Intinya, dia menolak untuk bertemu dengan Louis.Louis pun merasa agak marah dan berk
Selama adiknya hilang, Louis selalu berharap dia bisa segera pulang ke rumah. Sekarang, adiknya memang sudah kembali. Selain itu, dia juga merasa dirinya bersikap sangat baik terhadap Kelly dan selalu menuruti permintaannya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Louis merasa Kelly menjadi makin menyebalkan. Dia bukan hanya suka melakukan trik kotor secara diam-diam, juga sering memicu perselisihan di hadapan orang tuanya. Dia juga berkata dirinya menyukai Lillia, tetapi malah selalu berlagak seperti korban dan mengatakan Lillia sering menindasnya.Kelly tidak menyangka Louis akan menggunakan nada bicara seperti ini untuk berbicara dengannya. Dia pun terisak, lalu bertanya dengan suara gemetar, “Kak, apa kamu sudah bosan denganku? Setelah memiliki orang yang disukai, Kakak jadi membenciku?”Louis menjawab dengan dingin, “Aku juga punya urusanku sendiri. Kamu nggak perlu menggunakan alasan Moonela memukulmu untuk mengikatku. Lagian, aku juga sudah bosan harus menemanimu jalan-jalan s
Di hari ketiga Moonela hilang, Claude masih belum menemukan informasi apa-apa. Saat ini, dia sedang duduk di kantor dan memikirkan bagaimana cara bawahan Kelly memindahkan Moonela. Dia sudah menyelidiki semua CCTV, tetapi tidak menemukan ada yang aneh. Dia hampir tidak pernah bertemu kesulitan seperti ini. Setelah berpikir lama, dia tiba-tiba teringat sesuatu dan segera menelepon Nelson.“Coba cari kesempatan untuk pergi ke rumah Moonela lagi, lalu periksalah seluruh rumahnya dengan teliti. Aku curiga dia masih berada di dalam rumah,” perintah Claude dengan nada dingin.“Aku rasa Louis yang paling cocok untuk melakukan hal ini,” jawab Nelson. Untuk mengurangi risiko, hanya Louis seorang yang paling cocok untuk melakukan hal ini. Claude pun terdiam sejenak, lalu memutuskan sambungan telepon. Dia sudah secara tidak langsung menyetujui usul Nelson.Tidak lama kemudian, Lillia menerima telepon dari Claude. Baru saja dia menekan tombol menerima panggilan, terdengar Claude yang bertanya, “A
Melihat Moonela yang membagikan foto avatar virtual yang dibuatnya kepadanya setiap hari, Lillia merasa Moonela juga lumayan suka bermain permainan ini. Namun, begitu teringat cedera kaki Moonela, dia mau tak mau mulai merasa khawatir lagi. Dia sedang mempertimbangkan apakah dirinya harus menelepon Moonela untuk menanyakan keadaannya atau tidak.Tepat pada saat ini, Moonela malah meneleponnya terlebih dahulu. Lillia pun segera menjawabnya.“Lillia, aku lagi di ibu kota, nih! Apa kamu lagi senggang? Aku kangen sama kamu,” tanya Moonela dengan gembira.Lillia melihat jadwalnya, lalu menjawab, “Kamu datang ke perusahaan saja, ya? Akhir-akhir ini, aku sibuk banget dan hanya bisa menemuimu di kantor.”Lillia dan Moonela pada dasarnya selalu bersikap jujur pada satu sama lain. Saat ini, ada setumpuk pesanan yang harus ditangani dan rapat tiada akhir yang harus dihadiri Lillia setiap hari. Jadi, dia tidak bisa meluangkan waktu untuk menemui Moonela di luar.“Ya sudah deh. Kamu harus lebih per