Claude melihat ke arah Lillia, lalu terdiam sejenak sebelum berkata, "Tadi aku melihat ada dua selimut di ranjang Nenek. Mungkin dia kedinginan. Bagaimana kalau kamu pergi mengambilnya?"Lillia berpikir sejenak, lalu menjawab, "Lupakan saja." Kalau neneknya benar-benar kedinginan, Lillia tentu tidak boleh mengambil selimut itu. Kalau sampai ketahuan oleh neneknya, bukankah mereka akan sulit menjelaskannya nanti?Saat Lillia masih sedang bingung bagaimana dia harus tidur malam ini, Claude menggeser posisinya untuk memberikan ruang pada Lillia. Kemudian, dia berkata dengan ekspresi santai, "Tidurlah."Lillia hanya terdiam. Setelah berpikir keras sejenak, Lillia berjalan ke sisi tempat tidur dengan ekspresi datar. Dia menarik sudut selimut, lalu berbaring di tempat tidur itu dan menutup lampu tidur di sampingnya. Dalam hatinya terus meyakinkan dirinya bahwa tidak akan terjadi apa-apa. Lagi pula, ini juga bukan pertama kalinya mereka tidur di ranjang yang sama. Claude saja tidak takut, jad
"Justru aku yang mau tanya apa yang sedang kamu lakukan?" Lillia tiba-tiba tersadar dan merasa kesal sekaligus malu. Dia berusaha sekuat tenaga menyingkirkan tangan Claude. "Kenapa kamu tidur sambil memelukku?"Yang membuat Lillia semakin merasa jijik adalah, apakah Claude memang terbiasa memeluk seseorang sambil tidur? Orang yang selalu dipeluknya itu sudah pasti bukan Lillia.Claude menatapnya, lalu bertanya, "Bukankah ini yang kamu mau?"Lillia tertegun sejenak. Dia bahkan mengira dirinya belum tersadar dari mimpi. "Kenapa ini jadi mauku?"Claude menjawab, "Kamu memajang banyak sekali perlengkapan anak-anak di rumah dan bahkan menggantungkan lukisan di kamarmu. Lalu, lemarimu juga ada banyak pakaianku dan ada sandal pria di depan pintu rumah. Jangan katakan kamu mempersiapkan semua ini demi Cedron?"Jelas sekali Lillia tidak ingin bercerai. Dia hanya mencari cara lain untuk memaksa Claude kembali padanya. Claude dulu sangat membenci trik-trik rendahan seperti ini, tetapi kini sepert
"Baiklah, kalau begitu sudah sepakat ya. Aku akan menyuruh orang untuk mengurus kontrak denganmu." Cedron tertawa, lalu berkata, "Selamat bergabung di acara Top Designer, acara ini nggak akan membuat ka ... lian kecewa.""Tapi aku punya sebuah permintaan," celetuk Lillia yang tiba-tiba teringat akan sesuatu sebelum Cedron mengakhiri panggilan."Katakan saja." Suara di sekitarnya sangat berisik. Karena takut tidak bisa mendengar permintaan Lillia dengan jelas, Cedron mengatur volume ponselnya hingga maksimal."Masalah ini ...." Setelah berhenti sejenak, Lillia menambahkan, "Aku nggak ingin Claude tahu."Jika hubungannya dan Claude sampai memengaruhi pekerjaan di studio dan acara TV, Lillia pasti akan rugi besar. Dari ujung telepon, Cedron terdiam untuk sesaat. Kemudian, dia menjawab, "Baiklah ...."Selama Cedron tidak berinisiatif mengungkitnya, bisa dianggap dia tidak tahu apa-apa, bukan? Setelah mengakhiri telepon itu, Cedron menyambut Claude yang tiba di depan pintu. "Lho, Kak Claude
"Kamu urus sendiri saja hal seperti ini, kelak juga nggak usah lapor kepadaku. Kalau butuh uang, kamu langsung hubungi Hans saja. Pastikan dia tetap aman saja." Claude menanggapi Kimberly dengan singkat dan jelas.Setelah meresponsnya, Kimberly menutup teleponnya. Dia memandang Nikita yang setengah bersandar di kursi sambil memainkan gelang di tangannya dengan ekspresi yang rumit.Nikita tersenyum dengan ekspresi penuh harapan. "Apa katanya?""Dia sudah setuju, aku langsung pergi mencari Queen Entertainment saja." Kimberly berpikir Cedron adalah teman baik Claude, tentu saja pasti akan membantunya. Namun, dia terus merasa nada bicara Claude di telepon terdengar agak cuek, tidak tahu apakah ini hanya perasaannya saja. Jika Claude ingin dia sendiri yang memutuskannya, dia akan melakukan semuanya sesuai peraturannya."Aku sudah bilang dia pasti akan setuju! Jadi, mohon bantuannya kelak, Kak Kimberly," kata Nikita sambil tersenyum. Dia kembali duduk di kursinya, mengambil secangkir teh yan
Melihat Kimberly meletakkan kotak jam tangan itu ke tasnya, meski ekspresi Nikita terlihat tenang, sebenarnya hatinya merasa agak tidak rela. Bagaimanapun, itu adalah jam tangan yang baru dibelinya. Karena harganya yang terlalu mahal, Nikita bahkan sempat ragu-ragu cukup lama. Namun saat mengingat dirinya mungkin akan terkenal, pengorbanan ini tampaknya cukup pantas."Oh ya, aku punya beberapa foto, coba kamu lihat apakah bisa dipakai atau tidak." Nikita mengeluarkan beberapa lembar foto dari album. Kimberly mendekat untuk melihatnya sekilas. Ternyata itu adalah foto Nikita bersama Claude, tetapi Claude selalu hanya terlihat dari samping."Kirimkan saja padaku," ucap Kimberly yang merasa puas pada Nikita. Kimberly mengambil ponselnya untuk mengedit foto itu, lalu berkata, "Kamu nggak usah peduli lagi masalah selanjutnya. Serahkan saja masalah sosial media padaku. Aku akan mempekerjakan tim profesional untuk membantumu mengurusnya.""Baik," jawab Nikita.....Saat mendekati jam pulang k
Keesokan hari, ketika Lillia bangun, dia mendapati pria yang tidur di sampingnya sudah pergi."Lillia, kamu sudah bangun?" Ohara yang mendengar pintu kamar terbuka pun bergegas bangkit dari sofa, lalu pergi ke dapur untuk menghangatkan sarapan cucu kesayangannya itu."Mana Claude?" tanya Lillia sambil menyisir rambutnya yang berantakan. Dia tidak melihat sepatu kulit pria itu lagi."Claude bangun pagi-pagi untuk beli sarapan. Setelah itu, dia langsung pergi. Sebelum pergi, dia titip pesan bahwa kamu harus sarapan," sahut Ohara sambil menyajikan sandwich. Setelah mengambilkan segelas susu hangat, dia menatap Lillia dengan penuh penantian sambil bertanya, "Gimana hubungan kalian berdua?"'Wow! Sejak kapan pria ini menjadi begitu perhatian?' batin Lillia. Melihat cucunya diam saja, Ohara pun mengulangi pertanyaannya lagi. Lillia yang tersadar kembali pun menggigit sandwich di tangannya sebelum menjawab, "Ya ... begitulah.""Claude perhatian sekali padamu. Kalian sudah menikah 3 tahun, kap
Makin ramai kolom komentar, pengikut akun Nikita pun menjadi makin banyak. Mereka mengira bahwa Nikita adalah calon istri Claude. Bahkan, beberapa model Queen yang kurang populer turut menyanjung. Pesan mereka tidak terlalu eksplisit, tetapi jelas mendoakan hubungan Nikita dengan Claude.Di foto bersama itu, Lillia mendapati bahwa kemeja yang dikenakan Claude adalah kemeja yang kancingnya dibuat rusak olehnya semalam. Sementara itu, Moonela bisa melihat wajah Lillia menjadi makin murung. Dia merebut ponselnya, lalu menelusuri akun Nikita. Dalam sekejap, amarah pun berkecamuk dalam hatinya."Cedron dan Claude bekerja sama untuk membuat kita marah, ya? Mereka kira kita bodoh? Mereka ingin membuat siapa cemburu sih? Acara ini nggak seharusnya dinamai Top Designer, lebih cocok disebut Sanjungan Wanita Simpanan!" maki Moonela.Melihat ini, Lillia buru-buru merebut ponselnya kembali karena khawatir dilempar oleh Moonela. Bagaimanapun, ini ponselnya."Kenapa semarah ini? Aku saja nggak marah,
Selesai mandi, Lillia berjalan keluar sambil menyeka rambutnya dengan handuk. Ketika hendak mengeringkan rambutnya, tiba-tiba terdengar suara Ohara dari ruang tamu. "Lillia, ini sudah malam, kenapa Claude belum pulang? Apa dia minum terlalu banyak di pertemuan bisnis, jadi nggak bisa pulang?"Lillia terkesiap mendengarnya. Dia segera meletakkan kembali pengering rambut, lalu menjulurkan kepala untuk melihat jam di dinding ruang tamu. Ternyata, sekarang sudah pukul 22.40. Dia pun tidak menduga Ohara akan begitu mengkhawatirkan Claude."Nenek, kenapa belum tidur? Sudah kubilang, Claude sangat sibuk belakangan ini. Dia mungkin tidur di kantornya," sahut Lillia yang memegang dahinya dengan pusing. Biasanya, Ohara selalu tidur cepat. Dia sengaja berlama-lamaan di kamar mandi supaya tidak diganggu oleh neneknya ini."Cepat telepon Claude, tanya dia perlu dijemput nggak?" instruksi Ohara sambil mengambil ponsel Lillia yang ada di meja dengan tangan gemetaran, lalu menyerahkannya. Nada bicaran