Jelas-jelas Keluarga Jaspal bisa menjaga jarak dengan Lillia. Kenapa malah mengganggunya lagi?“Louis, apa kamu lupa kamu pernah menyelamatkan neneknya? Sekarang aku tanya kamu, apa kamu bisa membantu Kelly untuk mewujudkan keinginannya?” Terlihat ketidakgembiraan di atas wajah Imelda.Louis juga terlihat kesal. “Aku nggak bisa membantunya. Terserah Lillia ingin mendesain kepada siapa saja. Kita nggak bisa gunain alasan itu untuk memaksanya melakukan hal yang nggak ingin dia lakukan.”“Aku tahu Lillia masih keberatan karena masalah Harvey. Tapi coba kamu bawa Kelly ke Pinang, lalu jelaskan semuanya kepadanya. Kelly sangat suka dengan desain Lillia. Lagi pula masalah itu hanyalah salah paham. Bisa jadi mereka akan menjadi teman baik,” lanjut Imelda.Kening Louis tampak berkerut. Dia tidak langsung menyangkal omongan ibunya. Seandainya Lillia bisa berhubungan baik dengan Kelly, tentu saja Louis akan merasa gembira.“Coba kamu telepon dulu. Kita bicarakan lagi kalau dia nggak bersedia.” N
Keesokan paginya, begitu Lillia tiba di perusahaan, dia segera mengatur pekerjaan selanjutnya. Dia berencana untuk membuat gaun di ruang kerjanya sendiri.“Ada tamu yang ingin bertemu denganmu.” Tetiba asisten membuka pintu ruangan, lalu berkata.Lillia mengangkat kepalanya. Tampak Kelly berdiri di depan ruang kerja. Dia mengenakan terusan bermerek yang sangat mahal. Rambut panjangnya kelihatan halus. Penampilannya kelihatan sangat patuh.Meskipun tidak pernah bertemu dengan Kelly, dalam sekilas pandang Lillia dapat mengetahui wanita itu adalah Kelly. Sebab, senyumannya sungguh tidak nyaman di hati.“Bu Lorraine, namaku Kelly, adiknya Kak Louis.” Kelly berjalan ke dalam ruangan, lalu berbicara dengan tersenyum lembut.Lillia berdiri tegak, lalu menunjukkan wajah dingin. “Halo, apa kamu datang untuk membuat gaun?”Kelly memasuki ruangan, lalu mengamati isi ruangan. Kemudian, dia baru melihat ke sisi Lillia. “Aku datang untuk minta maaf. Masalah itu bukan ulahku, tapi aku tetap merasa be
Kelly melihat ke sisi Claude. Dia menggigit bibirnya, berusaha menekan rasa gembira di hatinya, hanya menunjukkan wajah lugunya.Louis langsung mengadang di depan Kelly, lalu menatap Claude. “Masalah hari ini salah keluarga kami. Kelly hanya bermaksud untuk menghapus salah paham dengan Lillia, makanya dia bisa kemari.”“Hans!” Claude tidak ingin omong kosong dengan Louis lagi. Dia langsung menjerit ke belakang.Hans berjalan ke dalam ruangan. Dia mengepal erat kedua tangannya hingga terdengar suara derakan di dalam ruangan. Dia melangkah ke sisi Louis dan juga Kelly.“Claude, kamu harus tahu, kalau kamu menyentuh kami, malah akan mendatangkan masalah baru untuk Lillia.” Louis tidak takut dengan Hans. Dia menatap Claude dengan datar.Claude meliriknya. Tidak terlihat ekspresi apa pun di dalam tatapannya. “Aku akan melindunginya. Hanya saja, saat di ibu kota, aku sudah pernah peringati kalian. Kalau kalian menyinggungnya lagi, kalian tanggung sendiri akibatnya!”“Claude, aku benar-benar
Berhubung Kelly sudah datang, dia pasti tidak bersedia untuk pergi lagi. Selain itu, ingin dibuatkan gaun oleh Lillia hanyalah alasan belaka. Tujuan utamanya adalah untuk mendekati Claude.“Aku nggak suruh dia bikin gaun lagi. Aku hanya ingin berteman saja sama dia, boleh, ‘kan?” Kelly menatap Louis dengan sedikit takut.Louis mendengus, lalu bertanya, “Kenapa?”“Bukannya Kakak peduli banget sama dia? Kali ini masalahku telah merusak hubunganmu dengan Lillia. Aku bisa membuatnya menghilangkan salah paham di antara kami. Aku nggak akan sembarangan bicara dan buat dia marah lagi.” Kelly menunjukkan ekspresi patuhnya.Louis memang sangat memedulikan Lillia. Dia sendiri juga tidak mengetahui alasannya. Dia hanya tahu ucapan Lillia hari ini membuat hatinya terasa agak penat.“Sudahlah, aku memang nggak begitu paham dengan karakternya, tapi setahuku, saat dia nggak suka sama seseorang, nggak ada yang bisa mengubah pola pikirnya.” Louis takut Kelly akan memancing emosi Lillia lagi. Dengan beg
Sejak Lillia memasuki ruang kerjanya, dia tidak menerima tamu sama sekali. Beberapa kali Louis datang bertamu, tapi kedatangannya berakhir sia-sia.Setelah satu minggu fokus dalam bekerja, saat Lillia pulang kerja, akhirnya dia bertemu dengan Louis.“Lillia, aku traktir kamu makan, ya?” tanya Louis.“Nenekku sudah menungguku di rumah.” Lillia menolak dengan dingin.“Lillia …. Jangan-jangan kita bahkan nggak bisa jadi teman lagi?” tanya Louis dengan nada kecewa.“Sesuai dengan karaktermu, seharusnya kamu akan pulang setelah mendengar kata-kataku. Alasan kamu masih bisa tinggal di Kota Pinang juga karena adikmu masih nggak ingin pulang, ‘kan? Kamu ingin berteman sama aku juga karena adikmu, ‘kan? Nanti kita bakal berantem lagi sepertinya juga karena adikmu, ‘kan?” ucap Lillia dengan dingin.Louis pun tidak bisa berkata-kata.“Jangan buang-buang tenaga lagi. Aku dan adikmu hanya bisa jadi orang asing saja. Aku nggak peduli dia punya maksud apa. Aku juga bukan Tuhan, yang bisa mengabulkan
“Tentu saja aku nggak ada masalah. Masih ada waktu 3 hari sebelum sidang dimulai. Kita mesti membuat Lillia setuju untuk mediasi.”Terlukis tatapan sinis di mata Nikita. Dia berkata dengan suara ringan, “Tentu saja. Beri tahu aku setelah kamu menyusun rencanamu. Aku akan jadi mata-matamu.”Setelah panggilan diakhiri, Nikita baru berlari ke sisi Priya.“Kenapa banyak sekali panggilanmu dalam 2 hari ini?” tanya Priya.“Nek, bukannya kamu suruh aku cari tahu kabar Claude? Sini aku beri tahu, kemungkinan Claude akan nikah lagi sama Lillia.” Nikita merangkul lengan Priya, lalu berkata dengan suara pelan.Setelah Priya mendengar, emosinya langsung meledak. “Apa katamu? Apa yang terjadi?”Nikita segera menepuk-nepuk dada Ohara. “Belakangan ini dia sering ke tempat Lillia. Dia bahkan meninggalkan asisten tepercayanya di sisi Lillia. Pokoknya hubungan mereka semakin membaik. Waktu itu, neneknya Lillia bahkan ajak Claude untuk makan di rumah. Siapa juga yang tahu ide buruk apa yang lagi direncan
Lillia menggenggam ponselnya. Hatinya seketika terasa penat. Dia sendiri juga tidak tahu kenapa suasana hatinya terasa penat.Jangan-jangan karena Claude dan Nikita memiliki masa lalu yang indah. Jadi, Lillia merasa tidak nyaman?Lillia menggaruk-garuk kepalanya. Dia merasa lebih baik Claude tidak meneleponnya. Awalnya hanya ada 1 hal saja, sekarang hal yang mengganggu hati malah menjadi 2.Sebenarnya Lillia merasa dia tidak seharusnya merasa penat, tetapi dia sendiri juga tidak bisa mengendalikan perasaannya.Detik demi detik berlalu. Lillia masih tidak bisa memejamkan matanya. Dia mengambil ponsel, lalu mengirim pesan kepada Hans.[ Kemari. ]Hans pun terkejut ketika membaca pesan tersebut. [ A … Apa? ]Hans melihat jam. Sekarang sudah jam setengah empat dini hari …. Untuk apa Lillia memanggilnya di waktu seperti ini?[ Datang ke rumahku. Ada yang ingin aku tanyakan. ]Lillia segera mengirim pesan baru lagi. Hans meneruskan pesan kepada Claude, lalu mengganti pakaiannya dengan bengo
Masih ada dua hari lagi sebelum persidangan Nixon dimulai.Tetiba Jeff menerima video penculikan Priya. Dia kelihatan sangat menderita. Terus terdengar suara tangisan di dalam video. “Pak Jeff, kamu teruskan video ini kepada Lillia. Suruh dia setuju untuk mediasi dengan Nixon. Dengan begitu, pasanganmu akan baik-baik saja. Kalau nggak, kamu akan menerima sesosok jasad. Selain itu, jangan beri tahu masalah ini kepada Claude. Kalau nggak, aku akan langsung membunuhnya!”Terdengar suara robot yang mengerikan dari dalam video.Jeff juga pernah melewati banyak rintangan sebelumnya. Meski sekarang dia sudah hidup santai, dia juga cukup berpengalaman dalam hal seperti ini.Ketika melihat ekspresi takut di wajah Priya, sepertinya dia tidak sedang bersandiwara. Jeff berusaha menganalisis masalah dengan kepala dingin. Tetiba dia kepikiran belakangan ini Nikita terus mendekati Priya. Sepertinya masalah ini pasti ada kaitannya dengan Nikita.Tujuan dari sekelompok orang ini tak lain adalah berhar