Share

Bab 42

Penulis: Emka 1979
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-22 20:34:40

“Kamu hanis nelepon siapa, Mas?” tanya Hana dengan suara rendah tetapi penuh curiga. Wanita itu berdiri di ambang pintu dengan tangan bersedekap.

Arya terkejut. Ia menoleh cepat, berusaha menyembunyikan rasa gugupnya di balik senyuman canggung. “Bukan siapa-siapa kok, Sayang. Teman kantor, nanya soal pekerjaan.”

Hana mengangkat alis, tidak sepenuhnya percaya. “Jam segini? Apa nggak bisa dibahas besok aja?”

“Ya, urgent,” jawab Arya cepat sambil meletakkan ponsel di meja. Ia berdiri, mendekati Hana. “Yuk tidur. Udah malam.”

Hana masih memandangi suaminya dengan curiga, tetapi ia tidak berkata apa-apa lagi. Arya menarik tangannya lembut, mencoba mengalihkan perhatian istrinya.

Namun, saat mereka beranjak ke kamar, pikiran Hana tak berhenti memikirkan percakapan tadi. Dia tahu Arya sering terlihat melamun belakangan ini, tetapi malam ia merasa, ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh suaminya.

Setelah Arya tertidur, Hana yang masih terjaga memandang ponsel suaminya di atas meja.
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   43

    Rina berjalan pelan menuju kamar mandi. Kepalanya terasa sedikit berat, tetapi ia mencoba mengabaikannya. Beberapa hari ini, kepalanya sering pusing. Apalagi, dia harus menghindari Arya mulai saat ini, sementara lelaki itu, terus saja datang dan mengganggunya. Saat Rina membuka pintu kamar mandi, bumi terasa berguncang. Rina sampai harus berpegangan erat pada pintu. Namun, karena lemahnya kondisi Rina membuat wanita itu akhirnya terjatuh. "Auww...," gumam Rina lemah sebelum tubuhnya limbung. Brugh ... Tubuhnya terjatuh di lantai. Bunyi orang terjatuh mengagetkan Rian yang sedari tadi duduk di sofa sambil menyelesaikan laporannya. Rian pun gegas menuju ke kamar mandi. "Rina! Kamu kenapa?" teriak Rian panik sambil mencoba membuka pintu kamar mandi yang setengah tertutup. Saat pintu terbuka, pemandangan di depannya membuat Rian membeku sejenak. Rina tergeletak di lantai dengan darah mengalir dari kakinya. "Astaga Rina!" seru Rian sambil langsung berlutut. Ia mencoba membangunk

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   44

    Rina terbangun dari tidur siangnya di ruang tamu. Rumah terasa sepi karena Rian sudah pergi ke kantor. Rina pun melangkahkan kakinya menuju ke dapur. Perutnya terasa lapar. Sayangnya, tak ada makanan apapun di meja. "Kenapa Bibi hari ini tidak masak?" Gumam Rina.Rina tidak tahu, jika Bibi seang izin libur karena ada keluarganya yang meninggal.Wanita itu pun mengambil handphone-nya untuk memesan makanan secara online. Beberapa saat kemudian, bel pintu berbunyi. Rina pikir, itu adalah kurir makanan yang datang. Dengan langkah pelan, Rina menuju pintu. Begitu pintu dibuka, sosok yang tak terduga berdiri di depannya—Hana. "Rina," kata Hana sambil melipat tangannya di dada. "Bolehkah aku masuk?" Rina tertegun. Seingatnya, dia tidak pernah memberitahu siapapun tempat tinggalnya saat ini. Bahkan Arya pun tak tahu. "Bagaimana kamu tahu aku tinggal di sini?" tanyanya sinis. Hana tersenyum kecil, tapi matanya dingin. "Aku punya banyak cara untuk mendapatkan alamatmu," ujarnya sambil mela

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   45

    Pagi itu, Rian duduk di balik meja kerjanya, tenggelam dalam tumpukan dokumen. Tangannya bergerak cekatan memeriksa laporan, tetapi pikirannya terpecah. Antara pekerjaan, Arya, dan juga kehamilan Rina. Suara ketukan pelan di pintu kantornya menyadarkannya. Ia menegakkan punggungnya dan berkata tanpa menoleh, "Masuk." Pintu terbuka perlahan, seorang wanita cantik dengan perut buncit-Hana melangkah masuk dengan senyum tipis di wajahnya. "Selamat pagi, Pak Rian. Maaf mengganggu. Tapi saya pikir, Anda perlu melihat ini." Rian mendongak, sedikit terkejut. "Hana? Apa yang membawamu ke sini?" tanyanya, menutup laptop di depannya. Hana berjalan mendekat dan meletakkan map cokelat di meja. "Ini soal Rina," ujarnya dengan nada serius. Alis Rian mengernyit. Ia membuka map itu tanpa berkata-kata. Matanya melebar saat melihat isinya—foto-foto Rina bersama Arya. Beberapa di kafe, di taman, bahkan di depan rumah Arya. Foto-foto itu diambil dari sudut berbeda, tampak jelas seperti hasil penginta

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   46

    "Jelaskan ini," ujarnya dingin. Rina membuka map tersebut. Matanya membesar saat melihat foto-foto itu. Ia terkejut, tetapi bukan karena merasa bersalah—melainkan karena tidak menyangka pertemuannya dengan Arya direkam secara diam-diam. "Mas, ini tidak seperti yang kamu pikirkan," kata Rina dengan tegas "Kalau begitu, jelaskan kenapa kamu bertemu Arya. Apa maksud dari semua ini?" desak Rian. Rina menghela napas panjang. "Arya adalah mitra kerja sama dalam proyek terbaru perusahaanku. Kami bertemu beberapa kali untuk membahas kontrak. Tidak lebih dari itu. Bukankah kemarin aku sudah bilang kalau aku ada kerja sama dengan Arya?" Rian mengangkat salah satu foto, menunjukkannya pada Rina. "Dan ini? Posisi kalian terlihat terlalu dekat untuk urusan bisnis." Rina memandang foto itu dengan cermat. Ia mengenali tempatnya—kafe tempat mereka membahas detail kontrak. Tapi sudut pengambilan foto itu memang membuat mereka terlihat lebih intim. "Mas, foto ini diambil dari sudut yang disengaj

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   47

    Sejak kehamilan Rina, sifat manja istrinya semakin menjadi-jadi. Awalnya, Rian merasa lucu dan menikmati perubahan itu. Namun, seiring berjalannya waktu, permintaan Rina yang kadang tak masuk akal mulai membuatnya kewalahan. Terlebih ketika permintaan itu datang di tengah malam. --- "Mas, aku lapar," gumam Rina dengan suara manja sambil menyentuh perutnya. Rian yang sedang sibuk di depan laptop menoleh, menutup laptopnya, dan mendekati Rina. "Mau makan apa, Sayang? Mas buatin, ya?" Rina menggeleng lemah. "Aku pengen martabak keju cokelat, Mas." Rian melirik jam dinding. "Ini sudah jam sebelas malam, Sayang. Nanti Mas cari besok pagi, ya?" Rina cemberut, matanya mulai berkaca-kaca. "Tapi aku mau sekarang, Mas. Dedek bayi pengen martabak," rengeknya. Rian menghela napas panjang. Ia tahu menolak permintaan istrinya yang sedang hamil bisa berujung drama panjang. "Oke, tunggu sebentar. Mas cari." --- Setengah jam kemudian, Rian berdiri di antrian sebuah kios martabak yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   48

    Sejak percakapannya dengan Rian malam itu, Rina menjadi lebih pendiam. Dia lebih memilih membeli secara online, atau membelinya sendiri jika dia menginginkan sesuatu."Sayang, kamu nggak pengen nitip apa-apa gitu? Biar nanti Mas belikan pas pulang kantor," tanya Rian pagi itu.Rina hanya menjawabnya dengan gelengan kepala. Ingatannya tentang ucaoan Rian yang mengatakan dia merepotkan masih ternging-ngiang di telinganya.Pagi itu, Rina duduk di meja makan sambil menyeruput teh hangatnya. Tatapannya kosong, pikirannya melayang pada momen beberapa minggu lalu ketika Rian mengeluh soal permintaannya."Sayang, kamu nggak mau sarapan?" suara Rian memecah lamunannya.Rina tersentak, berusaha tersenyum. "Nanti saja, aku nggak lapar."Rian memerhatikan istrinya dengan tatapan penuh tanya. "Kamu yakin? Akhir-akhir ini kamu sering banget nggak nafsu makan.""Aku baik-baik saja, Mas," jawab Rina singkat, lalu bangkit dari kursinya.Rian menghela napas panjang. Ia tahu ada yang salah dengan istrin

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   49

    "Kenapa aku tiba-tiba ingin minum es teler yang ada di mall X itu ya?" gumam Rina sambil membayangkan segarnya minum es itu.Rina pun membuat status di media sosialnya. "Kayaknya, siang-siang begini, minum es teler seger nih."Arya yang kebetulan berada di mall X langsung membelikannya untuk Rina. Dia pun mengirimkannya melalui kurir ke rumah Rina.Tak butuh waktu lama, es teler yang diinginkannya sudah tiba. Rina membuka pintu dan mendapati seorang kurir berdiri sambil memegang tas berisi es teler. "Pesanan untuk Ibu Rina," kata kurir itu ramah. "Iya, terima kasih," jawab Rina sambil menerima pesanan tersebut. Rina membawanya ke meja makan, menyiapkan sendok, lalu mulai menikmati es teler itu. Suapan demi suapan terasa seperti mengobati rasa lelahnya. Untuk sesaat, ia merasa tenang. Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Rian baru saja pulang dari kantor. Pria itu masuk ke dalam rumah sambil membawa tas kerjanya. Ia berhenti di ambang pintu ruang tamu, menatap istrinya y

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   50

    "Mas, perutku sakit, sepertinya, aku akan melahirkan," kata Hana sambil memegangi perutnya. Arya yang kala itu tengah sibuk berbalas pesan langsung menaruh handphone-nya. "Kamu kenapa, Hana? Mana yang sakit?" Arya bertanya sambil mengusap-usap perutnya. "Mas, aku ini mau melahirkan, bukan sakit perut, kenapa malah dielus-elus," geram Hana melihat tingkah suaminya. Arya pun akhirnya membawa Hana ke rumah sakit, Farida menemani Hana di belakang. Sementara Arya fokus menyetidr. Begitu mereka tiba di rumah sakit, dokter kandungan sudah menunggunya. Hana langsung dibawa ke ruang operasi. Karena Hana menginginkan melahirkan secara cesar. Suara tangis bayi pun terdengar, Arya dan Farida saling pandang, tak percaya bayinya telah lahir. Kelahiran bayi itu membawa kebahagiaan besar bagi Arya, dan juga Farida. "Ma, anakku sudah lahir, Ma. Suaranya kencang sekali sampai terdengar dari sini," pekik Arya girang. "Iya, Arya, kamu sudah menjadi seorang Ayah," sahut Farida sambil menepuk pun

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29

Bab terbaru

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   128

    Arfan terbangun, tangannya mencari sang istri yang biasanya tidur di sampingnya. Semalam, dia sedikit mabuk hingga tak peduli apapun saat pulang. "Kemana Nadin? Apa dia sudah bangun?" Arfan pun keluar kamar dan mendapati rumahnya begitu hening. "Kemana semua orang? Apa Nadin sudah pergi?" "Bibi!" panggilnya. Namun, yang datang bukan Bibi melainkan sang asisten yang datang dengan wajah panik. "Ada apa?" “Pak Arfan, maaf mengganggu, tapi… ini penting,” suara lelaki terdengar tegang. “Katakan saja!” kata Arfan santai. Lelaki itu tidak memiliki firasat apapun. Padahal, hal buruk telah terjadi. “Saya baru saja mendapat kabar dari pihak kepolisian. Istri Anda, Bu Nadin… dia mengalami kecelakaan bersama Bu Karina tadi malam. Dan… mereka tidak selamat.” Dunia Arfan seakan berhenti berputar. “Apa?” Suaranya bergetar. “Kau pasti bercanda, kan?” “Maaf, Pak… ini kenyataan.” Sendok makan yang dia pegang tiba-tiba terjatuh. Tangan dan kakinya melemas, dan dadanya terasa sesak. Dia tidak

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   127

    "Mama," panggil Nadin saat melihat ibunya baru saja duduk di hadapannya. “Apa yang ingin kau bicarakan sampai memintaku bertemu di sini?” Karina bertanya sambil menyesap kopi yang telah dipesankan putrinya. Tatapannya tajam meneliti ekspresi Nadin. Nadin menarik napas panjang, menekan rasa frustasi yang sudah menumpuk sejak dirinya dan Arfan dipindahkan dari rumah utama keluarga Mahendra. “Aku butuh bantuan Mama,” katanya akhirnya. Karina menyeringai, meletakkan cangkirnya dengan perlahan. “Akhirnya, kau sadar juga kalau kamu butuh Mama.” Nadin mengepalkan tangannya di bawah meja. “Keisha menghancurkan semua rencana kita. Aku sudah hampir membuat Arfan menjadi CEO, tapi dia malah menunjuk suaminya sendiri untuk menggantikannya. Lalu, dia menyingkirkanku dan Arfan dari rumah utama. Ini jelas penghinaan.” Karina tertawa kecil, nada suaranya penuh ejekan. “Kau terlalu lambat, Nadin. Seharusnya kau sudah mengantisipasi langkahnya sejak awal. Keisha itu licik. Tapi kau masih punya kes

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   126

    "Ma, Pa, menurut kalian gimana kalau Arfan dan Nadin tinggal di rumah sendiri," kata Keisha dengan suara tenang, tetapi tegas.Arfan mengernyit, jelas terkejut. "Apa maksudmu, Kak?"Keisha menyilangkan tangan di dadanya. "Aku sudah menyiapkan rumah untuk kalian. Rumah yang lebih besar, lebih nyaman, disana, kalian bisa bebas karena hanya tinggal berdua."Nadin langsung menegang di samping suaminya. Matanya menyipit, mencoba membaca maksud di balik keputusan Keisha. "Kenapa tiba-tiba ingin kami pindah?" tanyanya dengan senyum manis yang dipaksakan.Keisha menatapnya dingin. "Kau hamil, Nadine. Aku ingin kau lebih fokus merawat kandunganmu tanpa terlalu banyak gangguan. Rumah ini terlalu besar untukmu. Dan lagi, kamar kamu kan ada di lantai 2. Bahaya buat ibu hamil tua naik turun tangga."Arfan menghela napas. "Keisha, kalau ini karena masalah jabatan di perusahaan, aku—""Ini tidak ada hubungannya dengan perusahaan," potong Keisha cepat. "Aku hanya ingin memastikan kamu dan istri kamu

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   125

    "Siapkan ruang meeting, beritahu semua petinggi perusahaan, kita akan mengadakan meeting dadakan satu jam kemudian," perintah Keisha pada aang sekretaris.Satu jam kemudian, semua sudah berkumpul di ruang meeting. Keisha baru saja masuk diikuti oleh Arfan, Rendy dan juga Nadin. Setelah memastikan semua duduk dengan tenang, Keisha pun mulai angkat bicara.“Maaf, jika saya mengadakan rapat secara mendadak. Hal ini berkaitan dengan peralihan sementara kursi kepemimpinan selama saya mengajukan cuti hamil."Arfan tersenyum tipis, sudah yakin bahwa Keisha akan mengumumkan namanya. Bahkan Nadin sudah bersiap untuk menampilkan ekspresi bangga, karena rencana mereka hampir berhasil.Namun, senyum mereka seketika memudar saat Keisha melanjutkan, “Mulai hari ini, suami saya, Rendy, yang akan menggantikan posisi saya sebagai CEO hingga saya kembali.”Ruangan langsung riuh dengan bisikan kaget. Arfan membeku di tempatnya, sementara Nadin mengepalkan tangannya di bawah meja.“Apa?” bisik Nadin deng

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   124

    Di ruang makan keluarga, suasana penuh kebahagiaan. Rina dan Arya duduk di kursi mereka, menanti kabar penting dari Keisha dan Rendy yang baru saja tiba. Arfan duduk di sebelahnya, sementara Nadin berada di samping suaminya, memasang wajah penasaran. Keisha mengambil napas dalam, lalu menatap semua orang dengan senyum bahagia. “Ma, Pa, aku hamil,” ucapnya pelan, tapi cukup jelas untuk semua mendengar. Rina langsung menutup mulutnya, matanya membesar karena terkejut. “Benarkah, sayang?” Ia segera berdiri dan memeluk putrinya erat. Arya ikut tersenyum lebar. “Ini kabar yang luar biasa, Keisha!” katanya dengan bangga. Arfan, yang duduk di samping Nadin, langsung mengalihkan pandangan ke saudara perempuannya. “Selamat, Keisha. Aku ikut bahagia untukmu dan Rendy.” Di sebelahnya, Nadin juga tersenyum. Sementara semua orang sibuk mengucapkan selamat, Nadin mencengkeram gelasnya erat. Ini dia saatnya. Aku hanya perlu sedikit memainkan peran agar semua berjalan seperti yang kuinginkan.

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   123

    "Sayang, Mama dan Papa senang kalian mau tinggal disini," kata Rina sambil memeluk putrinya."Aku juga senang, Kak. Dan jika Kakak langsung hamil, aku nggak bisa bayangin, gimana repotnya aku dan Kak Rendy memenuhi ngidamnya dua ibu hamil," Arfan bicara sambil mengedipkan sebelah matanya pada sang kakak.Namun, ada satu orang yang tidak peduli dengan keberadaan Keisha disini, yaitu NadineWanita itu menatap sinis kedatangan kakak iparnya beserta suaminya. Tawa mereka semakin membuat hati Nadin sakit hati. Nadin mengepalkan tangannya. Keisha sekarang berada di rumah ini, lebih dekat dengan Arfan dan keluarganya. Itu berarti rencananya bisa saja berantakan. Jika Keisha menemukan sesuatu tentangnya, maka semuanya bisa hancur.Dia tidak boleh membiarkan hal itu terjadi.---Malam itu, seluruh anggota keluarga berkumpul di ruang makan. Keisha duduk di sebelah Rendy, sementara Arfan duduk berhadapan dengan mereka. Nadin duduk di samping Arfan, tapi perasaannya tidak tenang sama sekali.Ary

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   122

    Malam itu, di rumah Rendy"Jadi, bagaimana?" ulang Rendy sekali lagi. Namun, bukannya menjawab, Keisha justru memeluk erat Rendy seolah tak ingin berpisah. Rendy bisa merasakan detak jantung Keisha yang berdetak kencang. Senyum pun terbit di bibir Rendy. Lelaki itu pun membalas pelukan wanita yang sangat dia cintai itu.Setelah cukup lama berpelukan, Rendy melepaskan pelukannya. Lelaki itu menatap Keisha dalam, memberi ruang agar wanita itu bisa berpikir. “Aku tidak akan memaksa, Keisha. Aku hanya ingin kau jujur pada dirimu sendiri,” ucapnya lembut.Keisha mengangkat wajahnya, menatap mata Rendy dengan sorot ragu. “Aku takut.”Rendy tersenyum tipis. “Takut apa?”Keisha menggigit bibirnya, suaranya bergetar saat berbicara, “Takut kehilanganmu.”Rendy menghela napas, lalu meraih tangan Keisha dan menggenggamnya erat. “Kau tidak akan kehilangan aku, Keisha.”Keisha menggeleng, air mata mulai menggenang di matanya. “Dulu, aku pernah jatuh cinta. Entah apa alasannya, dia tiba-tiba pergi

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   121

    "Kurang ajar! Rupanya, dia ingin main-main denganku. Jangan sebut aku Rendy jika tak bisa membuatku jatuh dalam pelukanku!" batin Rendy. Saat Dante meninggalkan mereka berdua, Rendy merasa, ini adalah kesempatan bagus untuknya. Dia bisa menghukum Keisha. Rendy pun menggendong tubuh Keisha layaknya karung beras. Lelaki itu kemudian mendudukkannya di mobil kemudian menguncinya. “Rendy! Apa-apaan ini? Buka pintunya!” Keisha berteriak. Memukul-mukul kaca mobil Rendy san berusaha membuka pintunya. Namun sayang, pintu itu telah terkunci. Rendy pun masuk dan duduk di sisi kemudi. Melihat Keisha yang terus memberontak membuat Rendy pun kesal. "Diam Keisha, kamu harus ikut denganku! Atau kalau tidak, jangan salahkan aku kalau mobil ini bergoyang!" "Rendy kamu nggak bis kayak gini sama aku! Buka pintunya Rendy! Buat apa kamu mengunci aku disini? Bukankah kamu sudah memiliki yang lain?" Rendy menggelengkan kepalanya. "Diana bukan kekasihku. Saat ini, aku memang sedang bekerja dengannya me

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   120

    Keisha menatap nanar foto-foto kebersamaan Rendy dengan wanita yang enrah siapa namanya. Dia pun tak ingin peduli. Yang dia pedulikan hanyalah, sebegitu cepatkah Rendy melupakannya?Jari-jarinya mengetuk-ngetuk meja memikirkan langkah apa yang akan dia ambil. "Apa dia hanya ingin membuatku cemburu? Kalau tidak, untuk apa dia mengirimi aku foto beginian? Berani sekali dia memperlakukanku seperti ini," gumamnya geram. Tak ingin kalah, Keisha segera merencanakan langkah balasan. Jika Rendy bisa bersama wanita lain tanpa peduli padanya, maka dia juga akan melakukan hal yang sama. Wanita itu pun memikirkan cara agar bisa dalam sekejap mencari lelaki tampan, kaya, yang mau dia ajak kerja sama. "Aha! Aku tahu!"Keisha pun mengambil ponselnya kemudian menekan nomor yang dia tuju."Halo, apa tawaranmu masih berlaku?" tanya Keisha pada lelaki di seberang sana.Setelah menutup teleponnya, senyum licik pun terbit di bibir Keisha. "Lihat saja Rendy! Kamu jual, aku beli!" --- Keesokan harinya, d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status