Share

Bab 112 Tutup Mata

Author: Myafa
last update Last Updated: 2024-06-07 15:06:34

Menyelesaikan makannya, mereka melanjutkan perjalanannya. Kali ini Sean harus sabar dengan Stela yang berada dalam satu mobil dengan Finn. Sean hanya bisa mengikuti mobil Finn dari belakang.

Selama perjalanan, Stela memilih diam dan melihat ke arah jalanan. Namun, lambat laun matanya terasa berat dan membuatnya memejamkan mata.

Finn tersenyum melihat Stela tertidur. Wajah cantik Stela begitu menenangkan saat dilihat, dan itu membuatnya begitu senang.

'Aku tidak tahu kenapa rasa cinta ini begitu menggebu-gebu, tetapi aku akan menunggumu menyelesaikan kisah masa lalumu,' batin Finn.

Mobil sampai di depan kos Stela. Namun, Finn yang melihat Stela masih tertidur, membiarkan wanita yang dicintainya itu melanjutkan tidur.

Mobil Sean yang sampai pun terparkir di samping mobil Finn. Dari kejauhan Sean melihat Stela yang tertidur. Dia benar-benar takut Finn akan menyentuh istrinya, karena dia tahu sekali jika saat tidur Stela seperti orang pingsan.

Dengan gerakan cepat, Sean menghampiri mobil
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 113 Jangan Dekat-Dekat!

    "Sebentar," ucap Sean. Dia menarik tangan Stela menuntunnya untuk berjalan. Saat sudah sampai ditujuan, dia menghentikan langkah. "Sudah siap?" tanya Sean. Dia bersiap-siap untuk membuka penutup mata pada Stela."Iya," jawab Stela kesal.Mendengar jawaban istrinya. Sean melepas penutup mata.Stela mengerjap-ngerjapkan matanya. Perlahan dia melihat cahaya yang masuk ke dalam matanya. Hingga akhirnya matanya melihat dengan jelas benda yang berada di depannya."Motorku." Stela melihat motornya berada di depannya. Dilihatnya dengan seksama, dan mendapati jika motornya sudah kembali seperti semula. "Se," panggil Stela melihat Sean. Dia tahu jika Sean yang sudah membuat motornya kembali seperti semula. Satu dekapan Stela berikan pada Sean. Perasaan begitu senang mendapati barang kesayangannya sudah kembali seperti semula.Sean tidak menduga jika Stela akan mendekap erat tubuhnya. Menyalurkan rasa bahagianya. "Apa kamu senang?" tanyanya."Senang, Se. Aku benar-benar senang," jawab Stela ser

    Last Updated : 2024-06-07
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 114 Harusnya Kita

    "Baiklah, aku pergi dulu.""Baiklah, hati-hati," ucap Stela.Di balik helm full face yang dipakai Sean, senyum terpancar di wajahnya. Dia mengangguk. Tangannya menarik tuas gas dan melajukan motornya menuju kantornya.Stela yang melihat Sean yang sudah pergi dan sudah hilang dari jangkauan, berbalik dan masuk ke dalam kantor.Saat membalikkan tubuhnya, dia dikejutkan dengan kehadiran Finn yang berada di depannya. "Finn," ucapnya."Pagi," sapa Finn."Pagi." Stela menjawab sapaan Finn. "Sejak kapan kamu di sini?" tanyanya."Sejak kamu mengatakan iya untuk menjauh dariku," jawab Finn.Stela tersenyum kecut. Dia tidak menyangka jika Finn ada sejak Sean memberikan pertanyaan itu. 'Atau Sean memang sengaja menanyakan akan hal itu, karena ada Finn?' tanya Stela dalam hati."Sebaiknya kita masuk, jam kerja hampir mulai." Stela pun mengalihkan pembicaraan. Dia masuk ke dalam kantor menuju ke ruangannya.Finn memutar tubuhnya dan mengikuti Stela masuk ke dalam kantor. Walaupun kesempatannya ke

    Last Updated : 2024-06-09
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 115 Dengan Siapa?

    Stela terdiam. Pernikahan yang baru diadakan ijab kabul saja membuat tidak adanya pesta. Namun, saat kini di hadapkan dengan perceraian, semua harapan untuk pesta pun sirna.Melihat Stela terdiam, Sean tahu jika istrinya itu tidak bisa menerimanya.Entah sampai kapan Sean harus berjuang, karena waktu terus bergulir dan menyisakan waktu sedikit sebelum perceraian.Sampai di kost, mereka langsung menuju ke kamar masing-masing. Akan tetapi, sebelum masuk ke kamarnya, Sean berbicara kembali."Aku ada undangan pesta akhir pekan ini, bisakah kamu menemani?" tanya Sean.Stela menimbang. Apa yang dilakukan Sean untuk Ana sangatlah membantu temannya, dan rasanya menolak adalah tindakan tidak adil. "Baiklah, aku mau." Dia pun menerima tawaran Sean."Terima kasih," ucap Sean tersenyum. "Selamat malam," imbuhnya sebelum dia masuk ke dalam kamar."Selamat malam, Se," ucap Stela. Dia pun masuk ke dalam kamarnya. Mengistirahatkan tubuhnya yang lelah berkerja.***Akhir pekan ini sesuai dengan yang d

    Last Updated : 2024-06-09
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 116 Ada Hubungan Apa?

    Stela jelas hapal suara siapa itu, dia pun menoleh dan melihat Sean yang berada di dalam mobil.Olivia ikut memiringkan tubuhnya untuk melihat siapa yang memanggil Stela. Namun, dia dikejutkan dengan sosok orang yang berada di dalam mobil. "Se … an," ucapnya. Matanya beralih pada Stela, seolah bertanya ada hubungan apa Sean dengan Stela.Sean yang berada di dalam mobil tak kalah terkejut saat melihat Olivia bersama dengan Stela. Karena merasa Olivia sudah melihatnya, akhirnya Sean memutuskan untuk menghampiri mereka.Turun dari mobil, Sean melangkah menghampiri Stela dan Olivia. "Hai, Oliv," sapa Sean.Olivia masih terkesiap. Dia masih mencerna apa yang terjadi di hadapannya. "Kalian ada hubungan apa?" tanyanya.Tangan Sean melingkar di pinggang Stela dan membuat tubuh istrinya itu merapat dengannya. "Stela istriku," jelasnya.Satu penjelasan dari Stela membuat Oliva Ternganga. Rasanya dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ingatannya kembali pada pertemuannya di villa. Dia mel

    Last Updated : 2024-06-09
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 117 Pindah

    "Baiklah," jawab Stela.Senyum tertarik di sudut bibir Sean. Dia merasa senang Stela memberikan kesempatan. "Tinggallah bersamaku. Menjalani pernikahan semestinya. Mewujudkan semua mimpi yang sudah kita rencanakan."Stela terkesiap mendengar ucapan Sean."Kali ini saja, setelah itu keputusan tetap ada padamu."Stela menimbang-nimbang permintaan Sean. "Iya." Satu pikirkan Stela, dia ingin mendalami perasaannya sendiri. Meresapi kembali keputusannya, karena dia tidak mau menyesal di kemudian hari."Baiklah. Besok kita akan pindah ke apartemen. Tinggal bersama sebagai suami dan istri.""Baiklah.""Terima kasih." Sean mendaratkan kecupan di pipi Stela, dan beralih memakai seatbelt. Dia melajukan kembali mobilnya menuju ke kost.Stela tersipu malu merasakan kecupan Sean. 'Aku harap aku akan menemukan jawaban atas semua yang akan aku putuskan di masa depan nanti.'***Suasana ibu kota pagi ini begitu cerah. Stela dan Ana sedang menikmati olahraga pagi dengan joging. Sinar matahari yang begi

    Last Updated : 2024-06-09
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 118 Adaptasi

    Stela keluar bersama Ana. Dia menutup pintu sebelum pergi. Walaupun belum tahu sampai kapan dia akan meninggalkan kost, dia menitipkan pesan pada Ana. "Aku titip kos ya," ucapnya."Tenang saja, aku akan menjaganya," jawab Ana tersenyum. Dia pun mendekap tubuh Stela. "Aku pasti akan merindukanmu.""Aku juga pasti akan merindukan kamu," jawab Stela.Ana melepas pelukannya dan mengantarkan Stela ke mobil Sean. Melihat Sean yang membukakan pintu untuk Stela, rasanya Ana sangat senang. Dia berharap rumah tangga temannya itu bisa bertahan."Aku titip Stela," ucap Ana pada Sean."Aku akan menjaganya," jawab Sean tersenyum. Dia melangkah ke sisi kemudi, tetapi dia menghentikan langkahnya sejenak. "Ana, terima kasih," ucap Sean tulus tanpa paksaan. Menyadari jika tanpa Ana, dirinya tidak akan berada di sini untuk berjuang membuat Stela kembali padanya."Sama-sama." Ana tahu terima kasih untuk apa yang Sean berikan untuknya.Stela yang di dalam mobil mendengar percakapan Sean dan Ana. Dia pun m

    Last Updated : 2024-06-10
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 119 Urai Pelan-Pelan

    "Aku," jawab Sean, "karena aku yang menyebabkan semua, jadi kita mulai dari aku," lanjutnya."Baiklah, sekarang ungkapkan semua yang kamu rasakan." Stela mempersilahkan Sean untuk berbicara.Sean menghela napasnya. Memutar kembali memorinya di hari di mana semua itu dimulai. "Saat malam pertama kita, aku benar-benar kecewa, ketika aku tidak mendapati darah di atas seprei. Pikiranku kalut, karena yang aku tahu setelah seorang wanita melakukan hubungan suami-istri, dia akan mengalami hal itu." Dia menjelaskan apa yang selama ini dirasanya.Raut wajah Stela seketika berubah. Dia memutar ingatannya di mana awal semua masalah di dalam hubungannya dengan Sean."Apa kamu baik-baik saja, Stel?" tanya Sean. Dia yang melihat raut wajah Stela berubah mencoba memastikannya."Aku baik-baik saja." Stela mencoba kuat. Dia ingin semua jelas. "Lanjutkan," ucapnya.Mendengar jika Stela baik-baik saja, akhirnya Sean melanjutkan. "Emosiku memuncak saat itu. Rasa tidak terima begitu melingkupi perasaanku

    Last Updated : 2024-06-10
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 120 Seperti Kita?

    Stela dan Sean sampai di salah satu mal di ibu kota. Mereka langsung menuju ke bioskop untuk melanjutkan rencana kita."Mau nonton apa kita?" tanya Stela."Action," jawab Sean."Tidak mau!" jawab Stela tegas.Dahi Sean berkerut mendapati jawab Stela. "Lalu?""Film romantis," jawab Stela tersenyum tipis."Kalau kamu sudah tahu jawabannya, untuk apa kamu bertanya." Sean mencubit pipi Stela karena gemas.Stela terdiam melihat Sean mencubitnya. Dia masih terlalu canggung.Sean menyadari jika Stela masih begitu canggung. "Lupakan masalah kita, anggap kita adalah suami-istri yang semestinya." Sean menarik tangan Stela dan menggenggamnya. Dia membawa istrinya untuk memesan tiket.Stela tidak menolak ajakan Sean. Dia mengikuti Sean dan memesan tiket bioskop. Sesuai dengan keinginan Stela, akhirnya mereka memesan tiket untuk menonton film romantis. Mendapatkan tiket mereka beralih membeli cemilan."Satu popcorn large dan dua soda," ucap Sean pada pelayan seraya membayar.Pelayan menyiapkan pes

    Last Updated : 2024-06-10

Latest chapter

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 188 TAMAT

    "Sabar ya, rasa sakitnya nanti akan hilang jika anak kita sudah lahir." Sean mencoba menenangkan Stela. Namun, rasanya ucapannya tidak berarti apa-apa, karena Stela semakin mencengkeram erat tangannya.Sean hanya bisa pasrah saat kuku-kuku Stela menancap sempurna di tangannya. Dia merelakan itu asal bisa mengurangi rasa sakit yang dirasakan istrinya.Setelah semua peralatan siap. Dokter mulai memberi instruksi pada Stela untuk mengejan. "Kita mulai persalinannya, Bu, tarik napas dan buang seperti yang sudah diajarkan di kelas ibu hamil," ucap Dokter pada Stela.Stela hanya bisa mengangguk. Dia berusaha kuat dan melakukan instruksi yang diberikan oleh Dokter. Dia menarik napas dan membuangnya sambil mengejan.Mungkin ini adalah yang membuat surga di telapak kaki ibu. Sakitnya saat melahirkan benar-benar tak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Tulangnya serasa remuk saat berusaha untuk mengejan. Otot-ototnya tertarik semua saat tubuh berusaha keras untuk mendorong bayi untuk keluar."

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 187 Tanda-Tanda Melahirkan

    "Mungkin aku kekenyangan." Stela tidak ingin membuat panik Sean. "Kita pulang saja," ajak Stela.Usai makan mereka akhirnya memilih pulang. Di mobil Stela merasakan kembali perutnya mulas."Kamu benar tidak apa-apa?" tanya Sean khawatir."Sepertinya aku sudah mulai ada tanda-tanda melahirkan."Mendengar ucapan Stela, Sean panik. Dia bingung harus berbuat apa. Padahal di kelas ibu hamil berkali-kali dijelaskan jika dia tidak boleh panik."Kita ke rumah sakit," ucapnya pada Stela."Tapi, masih berjarak sangat jauh rasa mulasnya, jadi aku rasa kita tunggu saja di rumah."Sebenarnya Sean merasa tidak tenang. Namun, dia menuruti keinginan istrinya, kembali ke rumah sambil menyiapkan semuanya.Di rumah Sean meminta Stela untuk duduk manis. Dia juga sudah memberitahu sang mama jika Stela sudah menunjukan tanda-tanda melahirkan. Adel yang sedang ada pertemuan dengan teman-temannya langsung meninggalkan tempat acara dan menuju ke rumah anaknya.Sean merapikan beberapa barang untuk keperluan a

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 186 Di Rumah Saja

    Di depan cermin Stela menatap dirinya. Jika kemarin acara pesta pernikahannya bertema universal, kini acara tujuh bulanan diadakan dengan adat jawa sesuai dengan permintaan mertuanya.Rambut panjang Stela disanggul seperti tradisi jawa. Stela tersenyum melihat tampilan di pantulan cermin. Terakhir kali dia semacam ini adalah saat SD di hari kartini. Semenjak remaja hingga kuliah, dia lebih memilih memakai kebaya dengan rambut yang digerai.Penata rias, terus memoles wajah Stela dengan make up tipis sesuai permintaan Stela."Apa sudah siap?" tanya Sean seraya menyembulkan kepalanya dari balik pintu."Sudah, Pak," jawab penata rias. Penata rias keluar dan bergantian dengan Sean yang masuk ke dalam kamar. Sean mengambil baju dengan motif yang sama dengan Stela yang di letakan di atas tempat tidur.Sean langsung mengganti bajunya untuk acara yang sebentar lagi akan dimulai. Sepanjang memakai bajunya, Sean menggerutu karena harus memakai jarik dan itu membuat dirinya kesulitan. Namun, dem

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 185 Selalu Hamil

    Tentu saja Stela mau. Dia mengangguk mendapati tawaran dari mama mertuanya. Dia ingin membayangkan kelak akan seperti apa anaknya.Adel langsung mengambil foto yang ditemukannya kemarin. Kemudian dia menunjukan pada Stela. Lembar demi lembar Adel tunjukan pada Stela dan membuat Stela benar-benar senang.Sean kecil begitu mengemaskan. Dengan pipi gembulnya Sean begitu lucu. Stela memerhatikan dengan baik semua foto. "Ini umur berapa, Ma?" Saat melihat-lihat Stela justru menemukan selipan foto Sean yang besar."Itu umur sepuluh tahun."Mendengar jawaban mertuanya, Stela mengingat jika wajah Sean yang dilihatnya pertama kali di kampus tidak berubah. Entah kenapa, Stela merasakan jika Sean masih awet muda saja."Anak kalian nanti pasti anak lebih tampan dan cantik." Adel sudah membayangkan bagaimana cucunya nanti. Perpaduan antara Stela yang cantik dan Sean yang tampan."Yang penting sehat, Ma. Mau dia mirip Stela atau Sean sama saja." Stela tidak berharap banyak. Dia hanya ingin semua s

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 184 Detak Jantung

    Sean meletakan keranjang ke lantai dan menegakkan tubuhnya. Dia memijat pinggangnya yang begitu terasa sakit. "Aku membelinya karena penjualnya adalah seorang nenek tua." Dia menjelaskan pada Sean alasan membeli semua buah manggis.Stela merasa terharu mendengar jawaban Sean. Dia langsung memeluk tubuh Sean karena merasakan senang melihat suaminya membantu nenek-nenek dengan membeli banyak buah. Padahal mungkin yang akan dimakannya tidak akan banyak.Mendapati dekapan Stela, Sean merasa heran. Dia hanya tahu jika istrinya begitu melow, gampang menangis dan gampang terharu. "Ayo makan buahnya, aku tidak mau nanti anak kita mengeluarkan air liur karena tidak buru-buru diberikan."Stela melepas dekapan Sean dan tersenyum. Sean mengambil beberapa buah dan mengajak Stela untuk duduk menikmati buah yang dibuka oleh Sean.Rasa manis dari buah manggis membuat Stela begitu senang. Dia merasa lidahnya dimanjakan dengan rasa yang sudah dia bayangkan sedari tadi.Sean merasa sangat senang karena i

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 183 Manggis

    Stela mencebikkan bibirnya karena tidak menemukan perubahan itu, dan membuat Sean yang gemas mendaratkan kecupan di pipi Stela. "Tunggulah beberapa bulan lagi, pasti kamu akan melihat perut buncitmu, dan tidak hanya itu, kamu akan mendapati pipi kamu yang juga akan gembung." Sean menjelaskan seraya menggembungkan pipinya.Melihat Sean yang menggodanya, Stela terlihat kesal. "Apa jika aku gendut kamu tidak akan suka?" Dia langsung melepas dekapan tangan Sean dan meninggalkan Sean ke tempat tidur. Dia merebahkan tubuhnya di tempat tidur dan menarik selimut.Dahi Sean berkerut diiringi dengan matanya yang membulat. Niatnya tidaklah meledek istrinya. Akan tetapi istrinya itu justru merajuk. 'Tenyata bukan hanya wanita yang datang bulan yang sensitif, tetapi ibu hamil juga sensitif,' batin Sean.Melangkah menuju ke tempat tidur, dia merangkak naik dan kembali mendekap tubuh Stela. "Sayang, bukan maksud aku begitu," bujuknya."Kamu tadi bilang begitu." Stela masih saja dengan pendiriannya. D

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 182 Pelajaran Hidup

    Stela tersenyum tipis. "Mama tetap ingat anaknya, mana mungkin dia tidak menyisihkan makanannya." Stela menambahkan lauk di piring Sean."Iya, tetapi nanti tempat aku akan di isi dengan cucunya, jadi pasti aku akan di tendang." Seraya memasukan makanan ke dalam mulut, dia menggerutu. "Mana ada orang tua akan menendang anaknya," ucap Stela tersenyum.Sean hanya tersenyum saat kalimatnya dicela istrinya sendiri. Kemudian dia melanjutkan makannya.Menyelesaikan makannya, mereka menuju ke kamar. Mengistirahatkan tubuh yang sudah seharian bekerja keras.Di atas tempat tidur, Sean meletakan kepalanya di kaki Stela, membelai perut Stela yang belum tampak besar. "Apa kamu tahu, terkadang aku tidak menyangka kita bisa sampai di sini."Mendengar ucapan Sean, Stela hanya bisa tersenyum. Dia juga memikirkan hal itu."Dulu saat kita berpacaran, semua berjalan datar. Hanya Kebahagiaan yang ada. Hingga mimpi-mimpi indah terangkai. Namun, seketika semua berubah saat kita menikah. Egoku mengalahkan ra

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 181 Hasil

    "Aku juga kurang tahu." Stela menduga jika mungkin dokter ingin melihat jika dirinya hamil atau tidak. Namun, dia tidak mau terlalu berharap, mengingat terakhir kali dia mengecek hasilnya adalah negatif.Menunggu sejenak akhirnya petugas laboratorium memberikan hasil pada Sean dan Stela. Mereka membawa hasil laboratorium pada dokter yang menanganinya.Dokter mengecek hasil laboratorium dan tersenyum. Dia mengulurkan tangan dan mengucapkan selamat pada Sean."Selamat, Pak, istri Bapak sedang hamil."Sean dan Stela saling pandang. Mereka terkejut mendengar ucapan selamat dari dokter. Karena tidak mau dokter menunggu, Sean menerima uluran tangan dokter, walaupun dengan kebingungan."Tapi, waktu itu saya sudah cek hasilnya negatif, Dok." Stela masih belum percaya dengan ucapan dokter."Kalau boleh tahu kapan waktu mengecekknya?""Dua hari setelah terlambat datang bulan, Dok." Dia mengingat jelas bagaimana dulu dia mendapati satu garis."Kandungan HCG bisa saja belum terdeteksi, jadi saat

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 180 Tes

    Melihat suaminya yang membuka pintu. Stela merasakan hal aneh. Dia bangun dari tidurnya dan langsung menghampiri Sean. Dia mendekap tubuh Sean dari belakang."Kamu kenapa tiba-tiba di belakang aku?" tanya Sean yang terkejut mendapati dekapan istrinya."Sejak kapan kamu seksi seperti ini," jawab Stela. Bibir Stela menyusuri bahu Sean yang polos. Menyusuri ke leher dan membuat Sean yang tadinya tenang menjadi gelisah."Sayang, aku masih bau keringat." Sean yang merasa tidak enak pada Stela mencoba menghindar."Tapi aku suka." Stela masih terus mendaratkan kecupan di bahu dan punggung Sean dan membuat Sean semakin tidak keruan.Sean yang tidak tahan langsung berbalik. "Jangan menggodaku, karena aku tidak tega melihatmu kelelahan lagi." Mata Sean menatap dalam mata Stela memberikan isyarat tanda bahaya pada istrinya."Kalau aku bilang aku tidak lelah untuk hal yang satu ini bagaimana?" Tangan Stela membelai lembut tubuh Sean, membuat suaminya itu semakin tidak menentu."Kamu yang memulai."

DMCA.com Protection Status