Share

Bab 48

Author: Piemar
last update Last Updated: 2024-10-12 17:57:08

“Bagaimana Mbak?”

Embun tergesa-gesa menghampiri Mbak Nuri yang baru saja pulang. Sebuah kesempatan bagi Embun untuk meminta tolong padanya. Ia menitip perhiasan miliknya untuk dijual ke toko perhiasan sebab ia memang tidak bisa keluar rumah. Sore itu kebetulan Mbak Nuri dan Bu Neli pergi keluar untuk belanja kebutuhan bulanan.

“Sabar loh, Neng. Mbak baru tiba,” jawab Mbak Nuri sembari membawa barang-barang belanjaan yang begitu banyak. Art lain juga ada yang ikut membantu. Embun pun tersenyum padanya lalu membantunya, membawakan sebagian barang bawaannya.

“Maaf, aku tak sabar. Soalnya Aku pengen tahu berapa harga perhiasanku setelah dijual,” ucap Embun dengan antusias. Matanya berbinar-binar penuh harap. Ia yakin perhiasan miliknya berharga lumayan dan bisa membantu membayar hutang ayahnya.

Mbak Nuri seketika terdiam kemudian menatap Embun dengan tatapan penuh telisik. “Kita bicara di dalam,” ucap Mbak Nuri membuat Embun mengerutkan keningnya heran. Namun ia hanya mengangguk.

Tak lam
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
bibikkn bodoh bodoooh bodooh jaman jahiliyah bukanya oergi jauh embun
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 49

    Di dalam sebuah kamar mewah bernuansa warna abu-abu dan hitam, seorang pemuda tengah tidur sembari mengigau. Keringat dingin sudah membasahi sekujur tubuhnya. Ia meracau dalam tidurnya.“Pasha, bangun!” Seorang wanita dewasa berusaha membangunkan pemuda itu dengan lembut seraya mengusap kepalanya. Namun seketika ia terperanjat saat menyentuh kulit wajahnya yang terasa panas. “Kau demam, Honey!”“Mami,” seru pemuda itu seraya memegang tangan ibunya dengan erat. Ia tampak mengalami mimpi buruk—yang seringkali muncul. Nafasnya terengah-engah dan matanya berkaca-kaca.“Kenapa Nak?”Sang ibu membantu putranya untuk bangun dan bersandar pada headboard ranjang. Kemudian satu tangannya mengambil air minum. “Minumlah!” Pemuda tampan itu lantas menerima segelas air putih dari ibunya. Ia meneguknya perlahan.“Tenanglah, Nak! Kau hanya bermimpi,” ucap sang ibu kemudian menaruh gelas itu kembali di atas nakas.“Mami, aku bermimpi lagi,” ucapnya dengan suara serak. “Aku pikir dia masih hidup Mam.

    Last Updated : 2024-10-12
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 50

    Pagi buta, suasana terasa hening. Para penghuni rumah masih terlelap dalam tidur mereka. Kecuali sepasang suami istri yang sudah bangun sejak dini hari. Mereka tampak bersitegang membahas sesuatu.“Sayang, aku cuma seminggu kok di Paris. Lagipula kita ‘kan bisa video call.”Mita menggelayut tangan suaminya dengan begitu mesra. Saat ini ia tengah memelas—meminta ijin pada suaminya akan pergi ke Boulevard Haussmann di Paris. Sebuah pusat butik desainer dan toko pakaian mewah di Pasir. Ia akan jalan-jalan bersama teman sosialitanya sekalian shopping.Tentu saja, Danar keberatan. Dari dulu ia memang tipikal suami yang tidak suka melihat istrinya keluyuran. Bukan karena berpikiran kolot. Dulu ia selalu memberikan ijin Mita bepergian karena urusan pekerjaan maupun hangout bersama teman-temannya.Kondisinya saat ini berbeda. Ia keberatan membiarkan istrinya bepergian jauh dan meninggalkan putra mereka. Seharusnya Mita lebih banyak meluangkan waktu dengan anak mereka. Mita lupa dengan janjin

    Last Updated : 2024-10-13
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 51

    Embun merasa gugup namun ia tidak bisa menolak. Hari itu Danar mengajaknya pergi ke mall, tepatnya berbelanja ke sebuah babyshop. Danar ingin membelikan putranya pakaian baru. Jika ia membeli sendirian, maka ia pasti kerepotan, karena ia tidak tahu menahu soal keperluan bayinya. Apalagi sebentar lagi akan ada acara keluarga—hari ulang tahun pernikahan ke dua orang tuanya. Ia ingin membelikan pakaian pesta untuk anaknya.Saat ini Mita masih berada di luar negeri—bersenang-senang dengan teman-teman sosialitanya.Akhirnya mereka pun pergi berempat ke mall. Danar dan Embun yang menggendong bayi mereka serta Maya. Embun dan Danar tampak seperti sepasang suami istri yang harmonis. Apalagi baby Sagara yang tampan nan montok sungguh menarik atensi setiap orang yang melihatnya. “Bun, aku mau gendong Gara,” seru Danar dengan wajah datarnya. Embun pun langsung menarik Gara dan menyerahkannya pada Maya. Kemudian ia melepas kain gendongan model kangguru itu dan menyerahkannya pada Danar. Danar p

    Last Updated : 2024-10-13
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 52

    Jika Mita mengusir secara langsung Embun maka suaminya pasti tidak akan menyetujuinya. Oleh karena itu ia memilih cara lain untuk menyingkirkan wanita yang berlagak sok lugu itu.Dadanya semakin terbakar setelah melihat foto-foto kedekatan suaminya bersama wanita itu selama ia pergi ke Paris.“Argh!!”Mita melempar botol concealer pada dinding hingga pecah. Padahal harga satu botol concealer itu jutaan rupiah. Ia tak bisa menahan diri lagi ingin segera melihat sebuah pertunjukan yang akan membuat wanita itu pergi dari kehidupan mereka untuk selamanya.Satu jam kemudian mereka pun tiba di kediaman orang tua Danar.Acara pesta pun dimulai pukul tujuh malam. Acara pesta tersebut dihadiri oleh keluarga besar dan kolega dari kalangan pengusaha. Konsep yang diterapkan pada hari istimewa itu outdoor di halaman rumah dan bersifat private.Diajeng Saraswati dan Adi Yudistira memotong kue ulang tahun bertingkat sepuluh dengan perasaan bahagia. Riuh tepuk tangan dan ucapan selamat membahana. Se

    Last Updated : 2024-10-13
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 53

    Malam itu usai acara pesta ulang tahun, Danar dan Mita dipanggil oleh Adi Yusidtira–ayah Danar dan Diajeng Saraswati—ibunya Danar.Bukan tanpa alasan mereka memanggilnya. Mereka tidak membahas tentang kalung milik Mita namun membahas soal sebuah pernyataan mencengangkan Embun tentang Sagara.Suasana riuh kini berubah menjadi sunyi. Tidak ada yang berani bersuara ketika Adi Yudistira berada di antara mereka. Pria paruh baya itu tampak geram.Eh hem.Adi berdehem untuk menormalkan suasana yang terasa canggung itu.Danar menelan salivanya menyaksikan detik demi detik sang ayah duduk dengan penuh kharismatik dan menatapnya dengan tatapan yang menghunus tajam. Danar seakan dikuliti hidup-hidup.Begitupula dengan Mita tak kalah gugup menghadapi ayah mertuanya.“Danar, apa benar apa yang dikatakan oleh wanita tadi? Dia adalah ibu kandung Sagara? Kau menikahinya secara siri?”Adi bertanya dengan suara yang dingin dan serius. Ia menuntut penjelasan putranya.Danar tergemap mendengar pertanyaan

    Last Updated : 2024-10-14
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 54

    Seorang wanita tengah bermain piano organ dengan teman sesama pengamen jalanan. Begitu banyak pujian dilontarkan padanya. Meskipun tak ayal beberapa di antara mereka merasa iri padanya. Padahal ia belum lama bergabung dengan grup mereka namun ia cepat menguasai panggung.“Hei, jangan belagu lo! Lo anak baru!” Salah satu pemain organ lainnya menghampiri wanita muda dalam balutan hoodie hitam itu. Ia berjalan ke arahnya dan menatapnya dengan tatapan sinis. Wanita itu baru saja selesai memainkan satu lagu.Tanpa tedeng aling-aling, pemain piano organ senior itu menarik kerah hoodie yang dipakainya hingga ia berjengit kaget. “Lo pergi dari sini! Gue gak suka sama lo! Lo udah ngambil posisi gue!”Wanita dalam balutan hoodie itu langsung menyerang balik pemuda yang berusaha kurang ajar padanya. Dalam sekali hentakan, ia mencengkram ke dua lengan pemuda itu lalu menyikut perutnya dengan lututnya.Pemuda itu pun ambruk seketika di tanah.Semua orang panik melihat aksi mereka.“Gak terjadi ap

    Last Updated : 2024-10-14
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 55

    Di kantor CEO Yudistira GroupSeorang wanita dewasa sedang berdiri menghampiri ruang CEO sembari menggendong anak lelaki berusia satu tahun empat bulan. Saat ia hendak mengetuk pintu ruangan Executive tersebut, sekretarisnya keluar menyambutnya dengan senyuman penuh keramah tamahan.“Tuan Danar sedang apa? Sejak kemarin belum pulang ke rumah,” ucap Diajeng dengan bernada khawatir. Semenjak peristiwa Embun diusir, Danar frustrasi. Ia menghabiskan waktunya hanya untuk bekerja dan bekerja. Bahkan ia terkadang menginap di tempat kerja atau menginap di hotel. Bukan tanpa alasan, kepergian Embun meninggalkan luka yang mendalam. Ketika ia pulang ke rumah, siluet wajahnya selalu terbayang di manapun, di sudut rumahnya.Seseorang akan merasa berarti setelah orang itu pergi dari pandangannya.“Maaf Bu, Tuan Danar tidak bisa diganggu. Beliau sedang sibuk. Ada banyak dokumen penting yang harus ditandatangani.”Pria paruh baya itu berterus terang. Begitulah pesan atasannya—Danar. Atasannya tidak in

    Last Updated : 2024-10-14
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 56

    Dua minggu berlalu. Embun menikmati pekerjaannya sebagai seorang housekeeper di hotel Manggala. Sekalipun ia masih terbilang karyawan baru namun ia cepat beradaptasi dengan jobdesk yang dilakukannya.Selama bekerja di sana, Embun memilih untuk menjaga jarak dengan rekan kerja lain seumurannya. Sebagian besar lingkungan mereka kurang baik untuknya; toxic, penyuka ghibah dan boros. Ia lebih senang bergaul dengan Ningrum seorang janda satu anak. Semua orang tidak ada yang tahu jika Embun adalah seorang janda muda yang memiliki anak satu. Embun menyimpan rapat hal itu karena rasa trauma yang dialaminya. Apalagi pernikahannya dengan Danar bersifat siri. Bagi Embun—yang kini sudah mulai membuka diri, menyadari satu hal penting dalam hidup wanita.Jangan pernah menikah siri! Pernikahan Siri merugikan pihak wanita dan status anak di mata negara dan hukum tidak jelas. Kesalahan fatalnya ialah keluguan dirinya. Tidak, ia dibuat lugu dan bodoh oleh Bagas dan Indira.Sebelum berangkat kerja, Emb

    Last Updated : 2024-10-15

Latest chapter

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Extra Part (Ending)

    Sepuluh Tahun KemudianLangit pagi itu cerah di kawasan perbukitan tempat kediaman keluarga Manggala berdiri megah. Rumah bergaya modern tropis dengan sentuhan klasik itu dikelilingi taman bunga dan pepohonan rindang, dibangun oleh Aldino, sang kakek yang visioner. Di halaman belakang, terdengar suara tawa anak-anak dan langkah kaki berlarian.Kini Manggala mengambil alih perusahaan sang ayah, sedangkan Jeena menjadi seorang pianis seperti ibunya. Ia juga bahagia menjadi seorang ibu dari empat orang anak. “Mas Sagara! Tunggu aku dong!” seru Bintang, bocah sepuluh tahun yang berusaha mengejar kakaknya.Sagara menoleh sambil tertawa. “Cepat dong, Bintang! Katanya mau lomba lari?”Dari balik pintu kaca, dua gadis kembar berambut panjang hitam–berusia tujuh tahun, Savana dan Aurora, berseru bersamaan, “Mamaaa! Mas Sagara gak mau ajak kita main!”Jeena, yang tengah menyiram bunga, menoleh sambil tersenyum. “Kalian gak usah ikut main lari-larian. Kalian bisa kan main yang lain,”Savana dan

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 431

    Tiga minggu telah berlalu sejak kecelakaan itu.Alby akhirnya pulang ke Jakarta. Ia masih lemah, tubuhnya belum sepenuhnya pulih, tapi kesadarannya sudah kembali. Dan itu saja sudah cukup membuat seluruh keluarga menghela napas lega.Di kamar yang tenang, Alby perlahan duduk di sisi ranjang. Levina sigap menopangnya.“Kamu yakin udah kuat buat berdiri?” tanyanya pelan, seolah takut suaranya akan membuat Alby goyah.Alby tersenyum tipis. “Aku nggak selemah itu, Lev… Tapi kalau kamu tetap mau di sini, aku nggak keberatan.”Senyum itu begitu lemah, tapi cukup untuk menggetarkan hati Levina. Ia membalas tatapan itu dengan lembut, menyembunyikan guncangan di dadanya. Sejak hari pertama Alby tak sadarkan diri, Levina tidak pernah meninggalkan sisinya.Ia bertahan, bahkan ketika dokter kehilangan harapan. Dan, keluarga Basalamah mengabaikannya. “Lev,” suara Alby pelan.Levina menoleh cepat. “Hmm?”“Makasih ya… sudah rawat aku.”Alby menatap Levina dengan senyum tipis.Levina diam kemudian m

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 430

    RS Bali International Cahaya lampu rumah sakit memantul di lantai keramik yang licin, menciptakan suasana dingin dan sepi. Di balik pintu ICU yang tertutup rapat, Alby tengah berjuang mempertahankan hidupnya. Tubuhnya penuh luka, sebagian tulangnya retak, dan kepalanya mengalami trauma berat akibat benturan keras dalam kecelakaan.Di ruang tunggu ICU, suasana dipenuhi ketegangan.Dokter Bagas, ahli bedah saraf yang menangani Alby, keluar dengan wajah serius langsung mengabari kondisi Alby saat ini pada keluarga; Sulis-Ali, Beryl, Ana-dr Zain, dan Manggala-Jeena yang langsung terbang ke Bali setelah mendapat kabar buruk mengenai kecelakaan yang menimpa Alby.Dokter Bagas berkata. “Kami sudah melakukan tindakan penyelamatan secepat mungkin. Alby mengalami pendarahan hebat di otak serta beberapa patah tulang rusuk yang melukai paru-paru kirinya. Kami telah memasang ventilator dan melakukan dekompresi kranial untuk mengurangi tekanan pada otaknya.”Tak ada yang berbicara. Wajah Ali pucat,

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 429

    “Hari ini mendadak sepi, ya?”Levina menoleh. Alby ada di sampingnya, berjalan santai di antara deretan pohon mahoni yang mulai meranggas. Cahaya senja memantulkan rona keemasan di wajah mereka, menciptakan siluet yang tenang namun menyimpan gelombang perasaan yang tak terucap.Alby menatap tunangannya dengan lembut. Banyak hal ingin ia katakan, tapi belum waktunya. Ia hanya meraih jemari Levina dan menggenggamnya erat. Namun, kali ini Levina tidak menolak. Ia tahu harus berpura-pura menjadi kekasih Alby dengan sebaik mungkin.“Besok kita menikah. Tapi hari ini… izinkan aku jujur.”Alby menatap Levina dari samping. Meskipun Levina selalu menampilkan wajah dengan minim ekspresi, di matanya gadis itu terlihat cantik. Mungkin wanita tercantik yang pernah ia sukai. Ia menyukai segala hal tentang dirinya. Entah sejak kapan, Ia mulai merasakannya. Alih-alih merespon perkataan Alby, Levina menatapnya dalam. “Aku dengar kau sudah melaporkan Bella dan Roger.”Alby mengangguk pelan. “Aku rekam

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 428

    “Lihat nih! Komennya udah tembus sepuluh ribu. Gila, Bella, kamu viral!”Manager Bella, seorang wanita berkacamata bernama Fara, tertawa kecil sambil menyodorkan ponsel ke arah kliennya. Di layar, unggahan Bella sedang dibanjiri komentar dan likes. Foto-foto kontroversial dengan Alby—yang sengaja diposting ulang oleh akun fanbase-nya, membuat namanya melejit dalam semalam.Bella tersenyum tipis, membolak-balik notifikasi dengan santai.“Ya... kalau skandal bisa bikin aku trending, kenapa nggak?” ujarnya ringan.Fara menyikut lengannya. “Kamu jahat juga, ya.”Bella menjawab dengan anggukan percaya diri. “Dunia hiburan bukan tempat buat yang terlalu baik.”Namun sebelum mereka bisa tertawa lagi, pintu studio tempat mereka santai tiba-tiba terbuka keras.BRAK!Keduanya terlonjak kaget. Di ambang pintu, berdiri Alby dengan sorot mata yang tak pernah Bella lihat sebelumnya—dingin, tajam, dan penuh kemarahan yang ditekan.“Untuk apa kamu lakukan ini, Bella?”Nada suaranya rendah, tapi mengge

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 427

    “Astaga, Bella, sialan!” gumam Alby saat melihat layar ponselnya. Foto-foto itu terpampang jelas. Ia dan Bella terlihat terlalu dekat. Mereka seperti sepasang kekasih.Skandal itu tersebar begitu cepat. Akun-akun gosip di X dan I*******m berebut menaikkannya, sementara bot-bot anonim memperkeruh suasana dengan komentar tajam dan spekulasi kejam. Nama Alby mendadak trending, bukan karena prestasi, tapi karena ciuman yang tak pernah benar-benar terjadi.Dengan geram, Alby melemparkan ponselnya ke meja. Ia ingin menyangkal semua ini, tapi bagaimana? Mata kamera tidak pernah peduli pada kebenaran—hanya pada apa yang terlihat.Ponselnya bergetar. Nama “Mommy” tertera di layar.Sulis tidak pernah menelepon tanpa alasan. Dan kali ini, Alby tahu persis apa yang membuat ibunya menelepon di tengah malam, saat hujan mengguyur kota seperti murka langit yang tak tertahan.Sulis duduk anggun di sofa ruang tamu. Ruangan itu sepi, tapi hawa di dalamnya menggigit seperti salju saat musim dingin. Alby

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 426

    Di kediaman Mahesa“Levina…” suara Roger terdengar pelan dan penuh simpati saat ia masuk ke dalam ruang tamu di mana Levina sedang duduk, membaca buku.Levina menatapnya, keningnya berkerut. “Roger? Ada apa?”Hubungannya dengan Roger mulai membaik. Keluarga Roger datang dan meminta maaf pada Mahesa atas apa yang telah Roger lakukan.Roger tersenyum lalu duduk bergabung dengan Levina, seolah menimbang-nimbang kata-kata yang ingin ia ucapkan. “Aku mendengar kabar yang cukup mengejutkan.” Ia mencoba menatap Levina dengan ekspresi prihatin, namun dalam hatinya, ada kepuasan yang terselip. “Aku... aku dengar kalau Alby terlibat hubungan dengan seorang penyanyi pendatang baru. Mereka... kedapatan di beberapa tempat bersama. Selingkuh, mungkin.”Levina hanya mengangkat alis. “Oh,” jawabnya singkat, tanpa ekspresi lebih lanjut. “Kapan kamu mendengarnya?”Roger sedikit terkejut dengan respons Levina yang begitu datar. “Baru beberapa hari yang lalu. Sepertinya mereka terlihat sangat dekat. Aku h

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 425

    Di sebuah lounge hotel mewah, Roger duduk menyilangkan kaki sambil menatap layar ponsel. Di sampingnya, seorang wanita berambut panjang duduk dengan senyum menggoda—Bella, penyanyi pendatang baru yang sedang naik daun.“Jadi... lo cuma mau gue foto bareng dia?” tanya Bella dengan alis terangkat. “That’s it? Gue pikir bakal lebih ekstrem.”Roger tertawa pelan, suaranya tenang namun licik. “Nggak perlu ekstrem. Cukup satu foto. Waktu yang pas, tempat yang pas. Publik akan percaya kalau Alby ternyata sama aja kayak pria lainnya. Dan Levina... perempuan dengan prinsip seperti dia? Dia akan mundur sendiri.”Bella mengangkat bahu. “Easy. Asal bayarannya sepadan.”Roger menyerahkan sebuah cek yang sudah ditandatangani olehnya. “Lihat sendiri.”Bella tersenyum licik. “Deal.”Roger bersandar, lalu menyesap kopinya. Matanya menatap kosong ke depan. “Sorry, Alby... Aku lebih dulu kenal Levina. Dan aku nggak akan biarin kamu ambil Levina,” Roger sudah mendengar kabar tentang Levina yang sudah di

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 424

    Rumah besar keluarga Ana Basalamah sore itu lebih sunyi dari biasanya. Dedaunan bergerak pelan ditiup angin, dan cahaya matahari yang menembus kaca jendela membuat ruangan terlihat hangat—meski hati sebagian penghuninya masih membeku.Di ruang keluarga, Sagara duduk di atas karpet bulu berwarna krem. Bocah empat tahun itu memeluk boneka dinosaurus hijau miliknya. Matanya masih sembab, dan tak ada satu pun senyum terukir di wajah kecilnya.Pasha duduk tak jauh darinya, memangku salah satu putra kembarnya—Rayyan—yang tengah bermain mobil-mobilan sambil tertawa sendiri. Di sisi lain, Rosa menggendong Rafael yang baru saja tertidur di pangkuannya. “Gara,” panggil Pasha dengan suara pelan.Sagara menoleh perlahan. Ia belum sepenuhnya nyaman, belum juga paham sepenuhnya apa yang terjadi dengan ayahnya.Pasha mencoba tersenyum. “Papa Pasha bawa mainan, mau lihat?”Bocah itu hanya mengangguk kecil. Pasha mengeluarkan satu set puzzle binatang dari dalam tasnya.“Coba tebak ini apa?” Ia mengang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status