공유

Bab 41

작가: Piemar
last update 최신 업데이트: 2024-10-09 18:29:14
“Kemana Tuan Danar?” tanya Mita saat pria yang datang menyerahkan berkas penting milik perusahaan ialah Gilang—bukan suaminya. Ia memindai Gilang dari atas hingga ke bawah. Gilang jadi salah tingkah ditatap seperti itu oleh atasannya. Apalagi tatapan yang dilayangkan Mita terkesan intimidatif. Aura wanita mandiri dan berkarakter memang beda.

“Nyonya Mita, Tuan Danar langsung pergi ke kantor. Beliau hanya menitipkan berkas ini.”

Gilang menjawab dengan tenang. Sebetulnya ia keberatan jika harus berdusta namun bagaimana lagi, Danar memintanya untuk merahasiakan soal Embun Ganita. Mita pasti marah besar jika tahu suaminya pergi mengantar ibu susu Sagara pulang. Sepasang suami istri itu memang pencemburu.

Mita hanya mengerutkan alisnya kemudian menurunkan pandangannya pada berkas yang berada di atas meja. Mengabaikan Gilang, ia langsung memeriksa berkas itu dengan sorot mata yang tajam. Mita sosok yang perfeksionis. Ia tidak akan membiarkan secuil pun kesalahan terlewat.

“Permisi, Nyonya! S
Piemar

Siapa yang mengirim foto Danar & Embun?

| 8
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

관련 챕터

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 42

    Sepulang dari kantor, Mita menatap mobil suaminya—yang terparkir di area carport dengan tatapan yang kesal. Namun ia mencoba menahan diri. Jika ia bertindak gegabah, maka pasti akan menimbulkan pertengkaran yang tak berarti. Dalam benak wanita berambut panjang itu, sekalipun suaminya selingkuh, ia tidak akan begitu mudah melepaskan suaminya. Suaminya seorang pengusaha dan konglomerat. Jika dibandingkan usaha keluarganya sebetulnya perusahaan suaminya bernilai lebih besar saat ini. Oleh karena itu ia tidak akan membiarkan pelakor merebut suaminya.Perusahaan yang dipimpin oleh Mita sebetulnya sedang mengalami kendala. Namun Mita pandai menyembunyikan kesulitan perusahaan di depan publik. Ia tidak ingin dipandang rendah oleh orang lain karena tidak mampu mengelola perusahaan dengan sebaik mungkin.Pukul tujuh malam, Mita pulang ke rumah lalu pergi ke lantai dua di mana kamarnya berada. Saat ia tiba kamar utama—yang ditempati oleh dirinya dan suaminya, Danar tidak terlihat di sana. Biasa

    최신 업데이트 : 2024-10-10
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 43

    Setiap fajar menyingsing, Embun sudah bangun menyambut pagi dengan penuh syukur. Ia begitu bersemangat setiap kali akan pergi melihat putranya. Namun kali ini ia terlihat waspada mengingat Mita ternyata menghabiskan waktu di rumah lebih lama tak seperti biasanya. Hari itu ia akan mulai memakai cadar kendati ia merasa berat hati sebab seharusnya memakai cadar itu berasal dari hati bukan untuk bersandiwara. Namun ia terpaksa melakukannya demi anaknya. Semalam Gilang mengantarkannya beberapa pakaian yang indah dan berharga mahal sesuai perintah Danar. Embun tersenyum tipis saat melihat di antara tumpukan pakaian itu ada secarik surat yang ditulis langsung oleh Gilang.‘Dear, calon ibu dari bayi anak-anakku, semoga suka dengan pilihanku,’Seketika Embun tersenyum tipis sembari menggelengkan kepalanya pelan. Gerak-geriknya membuat Linda yang baru saja masuk ke dalam kamar itu penasaran.“Mbak Embun sedang lihat apa? Kok senyum-senyum deh,” Linda memanjangkan lehernya demi mengintip kerta

    최신 업데이트 : 2024-10-10
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 44

    “Tidak semudah itu, J*lang!” Mita yang tengah dikuasai amarah dan kesal semakin mempererat cekalan tangannya pada leher Embun. Embun tidak tinggal diam. Ia berusaha menepis cekalan tangan wanita bermanik hitam bagai malam itu.Nafas Embun pendek-pendek. Namun Mita sama sekali tidak memiliki rasa simpati. Rasa cemburu telah mengendalikan dirinya–menghilangkan setengah kewarasannya.Namun Embun tidak ingin menyerah. Dalam bayangannya ada Sagara yang tengah tersenyum dan berceloteh tak jelas. Ia harus bertahan demi putra semata wayangnya.Dengan sisa kekuatannya, Embun meraih benda apapun yang ada di sampingnya. Satu tangannya akhirnya bisa menggapai parfum yang berada di atas meja rias. Ia pun menyemprotkan parfum itu ke segala arah, terutama pada wajah Mita hingga mengenai matanya.“Oh shit! Dasar Lont*!” umpat Mita dengan kesal.Sontak, karena matanya terasa perih, ia pun melepas ke dua tangannya dan berusaha mengucek matanya. Sementara itu Embun langsung buru-buru berlari menuju pint

    최신 업데이트 : 2024-10-10
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 45

    Mita meluangkan waktu datang ke kantor suaminya. Ia berjalan dengan wajah dingin. Bahkan ia tidak membalas sapaan para karyawan yang bekerja di sana. Wanita bertubuh jangkung itu tampak bengis dan galak. Beberapa orang karyawan terlihat bergidik ngeri melihat sosok istri Bos mereka yang tak biasanya tampak anggun.Blam!Suara pintu terbuka dengan begitu kerasnya. Beberapa orang yang berada di dalam ruangan CEO sampai terperanjat melihat kedatangan wanita cantik yang terlihat masam.Tatapan Danar bergulir dari layar laptop tertuju pada istrinya. Padahal mereka sedang melaksanakan meeting internal dengan karyawan. Pria dingin itu hanya mendesah pelan melihat kedatangan istrinya. Beruntung meeting baru saja selesai. “Baiklah, meeting selesai. Terima kasih.”Danar menerima laporan notulen dari sekretarisnya. Kemudian ia mengangkat tangannya—memberikan isyarat kepada bawahannya agar keluar dari ruangannya.Danar langsung menyematkan senyuman tipis pada istrinya. “S-Sayang tumben datang

    최신 업데이트 : 2024-10-11
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 46

    Embun bahkan tak berani mengangkat kepalanya. Ia menunduk dalam, berusaha menyimak perkataan mantan suaminya. Sungguh ia merasa sudah seperti terdakwa yang hendak diadili. Aura sepasang suami istri itu kentara terasa gelap. Ia sudah mempersiapkan diri untuk diadili. Ia siap menerima muntahan amarah dari Danar—yang mungkin marah karena keberadaannya diketahui oleh Mita, padahal ia sudah menyuruhnya mengenakan cadar agar bisa menutupi wajahnya.Pun, Embun sudah siap menghadapi Mita untuk ke dua kalinya. Mungkin, ia akan dipecat dan diusir dari sana. Harapan untuk merawat putra kesayangannya pupus sudah pada akhirnya. Membayangkan semua hal itu terjadi, dada Embun terasa sesak sekali. Ia merasa frustrasi.Suara Danar mengalihkan pikiran Embun yang malang. “Baiklah, Sayang, maafkan Mas yang telah membuatmu salah paham.”Danar membuka suara. Ia memandang istrinya dengan tatapan sayang dan berbicara padanya dengan lembut. Embun hanya menelan salivanya yang mendadak terasa pahit sesaat men

    최신 업데이트 : 2024-10-12
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 47

    “Dengar! Aku tak sudi menyentuhmu! Aku hanya tak ingin Sagara kelaparan jika ibu susunya sakit! Paham?” ucap Danar dengan nada dingin. Ia selalu pandai mempertahankan raut wajahnya agar terlihat datar. Ia menutupi rasa simpatinya pada wanita cantik di depannya.Kembali, hati Embun tertohok mendengar perkataan pedas mantan suaminya. Memang ia ingin disentuh oleh pria itu? Jawabannya big no! Mereka tidak memiliki hubungan apapun lagi. Embun sudah menduga jawaban yang keluar dari bibirnya.Embun kembali ke kamarnya dengan perasaan pedih. Kata-kata Danar bagaikan ribuan jarum yang menusuk dadanya. Di balik pintu kamar itu, wanita satu anak itu menumpahkan segala kesedihan. Ia menangis dengan lirih. Saat ini ia tengah terluka dan merasa sendirian. Ia merasa terjebak dalam pusaran yang ia ciptakan.“Allah, ini pilihanku. Aku harus bertahan demi Sagara,” gumam Embun dengan menahan sesak di dada. Ia meremat jilbabnya dengan begitu kuat. Ia pun menangis hingga ketiduran di balik pintu. Ia terb

    최신 업데이트 : 2024-10-12
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 48

    “Bagaimana Mbak?”Embun tergesa-gesa menghampiri Mbak Nuri yang baru saja pulang. Sebuah kesempatan bagi Embun untuk meminta tolong padanya. Ia menitip perhiasan miliknya untuk dijual ke toko perhiasan sebab ia memang tidak bisa keluar rumah. Sore itu kebetulan Mbak Nuri dan Bu Neli pergi keluar untuk belanja kebutuhan bulanan.“Sabar loh, Neng. Mbak baru tiba,” jawab Mbak Nuri sembari membawa barang-barang belanjaan yang begitu banyak. Art lain juga ada yang ikut membantu. Embun pun tersenyum padanya lalu membantunya, membawakan sebagian barang bawaannya.“Maaf, aku tak sabar. Soalnya Aku pengen tahu berapa harga perhiasanku setelah dijual,” ucap Embun dengan antusias. Matanya berbinar-binar penuh harap. Ia yakin perhiasan miliknya berharga lumayan dan bisa membantu membayar hutang ayahnya.Mbak Nuri seketika terdiam kemudian menatap Embun dengan tatapan penuh telisik. “Kita bicara di dalam,” ucap Mbak Nuri membuat Embun mengerutkan keningnya heran. Namun ia hanya mengangguk.Tak lam

    최신 업데이트 : 2024-10-12
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 49

    Di dalam sebuah kamar mewah bernuansa warna abu-abu dan hitam, seorang pemuda tengah tidur sembari mengigau. Keringat dingin sudah membasahi sekujur tubuhnya. Ia meracau dalam tidurnya.“Pasha, bangun!” Seorang wanita dewasa berusaha membangunkan pemuda itu dengan lembut seraya mengusap kepalanya. Namun seketika ia terperanjat saat menyentuh kulit wajahnya yang terasa panas. “Kau demam, Honey!”“Mami,” seru pemuda itu seraya memegang tangan ibunya dengan erat. Ia tampak mengalami mimpi buruk—yang seringkali muncul. Nafasnya terengah-engah dan matanya berkaca-kaca.“Kenapa Nak?”Sang ibu membantu putranya untuk bangun dan bersandar pada headboard ranjang. Kemudian satu tangannya mengambil air minum. “Minumlah!” Pemuda tampan itu lantas menerima segelas air putih dari ibunya. Ia meneguknya perlahan.“Tenanglah, Nak! Kau hanya bermimpi,” ucap sang ibu kemudian menaruh gelas itu kembali di atas nakas.“Mami, aku bermimpi lagi,” ucapnya dengan suara serak. “Aku pikir dia masih hidup Mam.

    최신 업데이트 : 2024-10-12

최신 챕터

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 421

    “Udah kenyang?” tanya Alby sambil menyandarkan punggung ke kursi mobil, menatap Levina yang sedang menatap layar ponselnya. Levina mengangguk pelan, enggan membalas tatapan lelaki itu. “Iya.”“Tadi kamu makan banyak juga ternyata,” gumam Alby, menggodanya setengah serius. “Aku kira kamu tipe sarapan angin,”Levina menyipitkan mata, menahan senyum. “Saya masih manusia, By,” “Sayang, kamu belum ketemu dengan Daddy,” ujar Alby tiba-tiba, masih menatap Levina dari samping, mengamati gerak-geriknya yang membuatnya penasaran.“Memang Daddymu kemana?” tanya Levina memasukan ponselnya ke balik saku jaketnya.“Daddy lagi di rumah Nena Hanum. Biasa, Nena udah tua jadi sering sakit-sakitan,” jawab Alby kemudian memanaskan mesin mobilnya.Hari itu Alby ingin menghabiskan waktu berdua dengan Levina setelah mengajaknya sarapan pagi dengan keluarganya.“Eh, aku mau ajak kamu ke suatu tempat, boleh?” pinta Alby mencoba-coba. Karena ia tahu jika Levina susah sekali diajak pergi berduaan.“Ke mana?” t

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 420

    Pagi itu, aroma ayam kecap menyeruak dari dapur hingga ke ruang makan. Meja sudah ditata rapi dengan piring-piring putih dan nasi hangat mengepul. Di sudut ruang, suara bayi kecil terdengar pelan, Mariyam sedang mengoceh di pelukan neneknya, Mommy Sulis. Levina duduk di meja dengan punggung sedikit kaku. Matanya melirik Alby yang sibuk menuangkan teh ke gelas-gelas.“Jangan duduk kayak kamu lagi disidang, Lev,” bisik Alby sambil menyenggol pelan sikunya.Levina menoleh cepat. “Aku gak terbiasa... sarapan keluarga kayak gini.”Mungkin lebih tepatnya. Ia selalu sarapan seorang diri.“Berarti kamu harus mulai biasain. Soalnya ini... bakal jadi rutinitas kamu nanti,” balas Alby setengah menggoda, setengah serius.Levina hanya mendengus pelan, tapi sudut bibirnya terangkat sedikit.Sisi lain, Beryl dan Laila sudah duduk lebih dulu di ruang makan.Beryl menatap istrinya yang terlihat pucat. “Bisa makan ayam kecap?”Laila diam namun dengan sedikit meringis. “Aku coba, Kak. Moga aja gak mual,

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 419

    Parkiran itu masih basah sisa hujan semalam. Lampu-lampu jalan menerangi aspal dengan cahaya kuning pucat. Alby sedang duduk di atas motornya, memainkan nada-nada pelan dengan jemari di pahanya, seolah ada piano tak kasat mata di sana.Levina berdiri di depannya. Dingin, seperti biasa. Jaket hitamnya masih basah di pundak, tapi wajahnya tak menunjukkan rasa dingin sedikit pun.Levina menatap Alby dengan tatapan rumit. “Menikahlah denganku.”Hening.Lalu Alby menjatuhkan jaket yang tadi disampirkan di bahunya. “Aku mimpi, kan?”“Tidak.”Levina mengeluarkan map cokelat dari tasnya. “Ini kontrak pernikahan. Setahun. Aku butuh ini untuk memenuhi syarat warisan. Ayah ngotot aku harus menikah dulu sebelum bisa dapat akses ke sebagian aset dan warisan almarhum Kakek.”Alby menatap map itu seolah sedang menatap alat musik rusak. “Jadi... bukan karena kamu nerima cintaku?”“Tidak,” jawab Levina cepat. Lalu menambahkan, “Tapi karena kamu bisa diandalkan.”Alby mengerjapkan mata. “Itu pujian ata

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 418

    “Gue punya Mariyam sekarang,” ucap Beryl pelan. “Anak perempuan mungil yang matanya selalu nyariin bapaknya kalau bangun. Lo tahu perasaan itu? Lo gak bisa bayangin jadi seorang papa,”Alby tidak menjawab. Ia juga ingin merasakan menjadi seorang ayah. Namun, naasnya, ia belum mendapat jodohnya.“Laila pasti kecewa banget kalau tahu gue balik ke jalanan, meskipun cuman jadi penonton. Buat Laila, gue udah selesai sama kegiatan unfaedah. Gak ada balapan, minum dan nongkrong yang gak jelas. Gue … udah tobat.”Alby menunduk, menyembunyikan ekspresi kecewa yang mulai muncul. Tapi ia tidak marah. Ia mengerti. Hanya saja, hatinya terasa hampa malam itu, dan ia berharap kebersamaan mereka bisa mengisi ruang kosong itu meski sebentar.“Aku bukan ayah. Bukan suami. Dan satu-satunya hal yang kurasa aku bisa lakukan dengan benar adalah menaklukkan aspal dan tikungan,” gumam Alby.“Lo lebih dari itu,” potong Beryl lembut. “Lo adalah saudara kembar gue. Dan gue lebih kenal lo daripada lo sendiri, By,

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 417

    Pukul satu dini hari. Salah satu kamar di kediaman Sulis yang sunyi kini terdengar berisik karena suara cucunya. Laila melahirkan seorang bayi perempuan untuk keluarga Basalamah. Kini bayi cantik yang mirip sekali sang ayah sudah berusia lima bulan.Malam itu buah hati hasil pernikahan Laila dan Beryl sedang sakit setelah menempuh perjalanan udara dari Malaysia, menemui kakeknya.Beryl membuka mata dengan satu kelopak, pelan-pelan, berharap itu cuma mimpi. Tapi tangisan itu nyata dan makin keras. Tangisan Mariyam memantul di dinding kamar.“Sayang… giliran kamu…” gumamnya sambil menepuk sisi ranjang yang kosong.Sayang, Laila tidak ada di sisinya.Beryl langsung terduduk, panik. “Laila?”Dari kamar mandi terdengar suara orang muntah. Beryl menghela napas. “Lagi?”Beryl pun berinisiatif langsung memangku bayi cantiknya yang berada di dalam box bayi ke dalam pelukannya. “Sayang, mau minum susu ya? Tunggu Ummi ya,”Naasnya, Mariyam tidak mau diam. Ia terus menangis dan meronta hingga memb

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 416

    Suara sendok dan garpu beradu pelan di ruang makan besar yang dingin. Levina menatap kosong piring di depannya, sementara Mahesa, mantan jenderal yang kini lebih banyak menghabiskan waktu di ruang kerjanya, duduk tegak seperti sedang memimpin rapat penting. Agatha, ibu tiri Levina, menyajikan sup dengan senyum dipaksakan, seakan tak ingin suasana makan malam itu berubah menjadi perang dingin seperti sebelumnya.Setelah sekian lama, akhirnya Levina bersedia datang ke rumah sang ayah malam itu. Ia berusaha berdamai dengan keadaan. Ia pulang ke rumah Mahesa.“Bagaimana pekerjaanmu sekarang, Levina?” tanya Agatha, berusaha mencairkan suasana.Levina hanya mengangguk. “Baik.”Mahesa menaruh garpunya. “Kamu kerja sebagai pengawal di keluarga Basalamah!”Deg,Dari mana ayahnya tahu soal pekerjaan yang dilakukannya? Oh, Levina lupa jika ayahnya masih punya kekuasan. Dengan mudah ia menyuruh seseorang untuk membuntutinya.Levina diam tidak berkomentar. Ia sàdar, jika ia salah ucap, bisa terjadi

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 415

    “Wah, topimu keren banget, Levina. Tapi sepertinya... terlalu besar buat kamu.” Dengan cepat, Alby meraih topi itu dan menaruhnya di kepalanya dengan senyum tengilnya.Bisa-bisanya pemuda berhidung mancung itu menggoda Levina di depan ayah Levina. Bahkan mereka masih berada di lingkungan kantor polisi.Levina sontak terkejut, mencoba meraih topi itu. “By, itu topiku! Apaan sih kamu,” protes Levina dengan wajah serius seperti biasa. Naasnya, topi itu sudah ada di kepala Alby yang tersenyum lebar. Alby memasang wajah sok serius, “Hmm, topi ini lebih cocok di aku, Levina. Coba lihat, kan aku terlihat keren!” Dia mulai berjalan beberapa langkah menjauh, pura-pura seperti seorang model.Sulis yang sedang mengobrol dengan Mahesa hanya mendengus pelan melihat kelakuan mereka. Levina menyipitkan mata dan bersiap-siap mengejar. “Kamu pikir topi itu cocok di kamu? Kalau begitu, aku harus ambil kembali!” Dengan cepat, Levina berlari ke arah Alby.Mereka sudah berada di tempat parkir kantor po

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 414

    Di kediaman Sulis, suasana menjadi tegang. Sulis hampir saja menjatuhkan gelas tehnya saat seorang polisi mengetuk pintu rumahnya. Dengan wajah cemas, ia buru-buru membuka pintu dan mendapati dua petugas kepolisian berdiri tegap.“Bu Sulis? Kami dari kepolisian ingin berbicara dengan putra Anda, Alby. Ada laporan insiden perkelahian yang melibatkan dirinya.”Sulis merasakan jantungnya hampir berhenti. “Perkelahian? Alby? Tidak mungkin. Dia pianis, bukan petarung jalanan!”Salah satu polisi menunjukkan dokumen laporan. “Kami hanya menjalankan tugas, Bu. Menurut laporan, putra Anda terlibat dalam baku hantam dengan seorang pria bernama Roger, di sebuah pantai di Bali.”Sulis memijit pelipisnya, mencoba memahami situasi yang tiba-tiba meledak ini. “Ini pasti ada kesalahpahaman. Alby tidak mungkin mencari gara-gara.”Semalam Alby baru pulang namun ia langsung masuk ke dalam kamarnya dan tidak menceritakan apapun soal kejadian di Bali.“Kami akan tetap membutuhkan keterangannya. Bisa kami t

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 413

    Setelah konser selesai, Levina berpikir mereka akan langsung pulang. Namun, Alby malah berbelok ke arah pantai. Tentu saja, pemuda itu tidak akan menyia-nyiakan waktu bersamanya. Ia tahu, sangat sulit mengajak Levina pergi berdua. Dan, ini adalah kesempatan emas baginya. “Aku mau pulang ke hotel,” kata Levina dengan ekspresi datarnya.Alby menoleh sambil tersenyum. “Kau serius? Setelah menghabiskan tiga jam mendengarkan konser tanpa ekspresi, aku yakin kau butuh udara segar.”Levina mendengus. “Konsernya bagus, hanya saja terlalu lama.”Alby terkekeh. “Oh? Lalu kenapa kau ketiduran?”Levina mendelik. “Aku tidak ketiduran.”“Aku harus menyenggolmu supaya kau tidak jatuh dari kursi,” balas Alby sambil menggoda.Levina mendecak, malas berdebat. Mereka berjalan menyusuri pasir pantai yang dingin, diterangi cahaya bulan yang memantul di permukaan laut. Suara deburan ombak menemani langkah mereka.Dari kejauhan, mereka seperti sepasang kekasih yang sedang menghabiskan waktu berduaan.Alby

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status