Share

Bab 257

Author: Piemar
last update Last Updated: 2025-01-21 21:07:11
“Siang, Pak Beryl!”

“Siang, Pak!”

Beberapa karyawan perempuan menyapa Beryl yang baru saja menginjakan kakinya di depan kantor Basalamah.

Mereka terheran-heran sebab tak biasanya, atasan mereka tidak menjawab sapaan mereka. Setidaknya Beryl– tersenyum tipis atau mengangguk saat berhadapan dengan mereka.

Namun siapa sangka siang itu, bertepatan makan siang, para karyawan yang hendak istirahat dan mencari tempat makan terlihat heran melihat aura atasan mereka yang gelap dan menakutkan.

Mereka pun mulai bergosip dan beprasangka buruk. Pasti ada masalah berkaitan dengan pekerjaan. Melihat raut muka Beryl yang menakutkan setiap karyawan mulai berpikir keras. Apakah mereka telah berbuat kesalahan? Jika iya, mereka harus menyiapkan mental mereka sebab Beryl akan mudah menyingkirkan mereka.

Beryl menaiki pintu lift diikuti oleh Dito di belakangnya. Dito berada di kantor saat Beryl tidak berada di sana. Ia mendapat tugas dari Beryl saat dirinya tidak berada di sana.

“Panggil Serina!” titah Bery
Piemar

Happy reading🍂 makasih supportnya, jangan lupa vote ya🤍

| 13
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 258

    Di luar gedung, Serina berteriak dan menangis saat ke dua orang petugas keamanan mengusirnya.“Lepas! Kalian sudah kurang ajar tau! Aku ini calon istrinya Pak Beryl. Kalau kalian kurang ajar padaku, kalian akan dipecat.”Serina menjadi tontonan bagi karyawan Basalamah. Untuk pertama kalinya, sejak kepemimpinan Beryl, ada seorang karyawan yang diusir secara paksa oleh Beryl. Serina berteriak histeris, rambutnya berantakan, mata merah karena air mata. "LEPAS! KALIAN GAK BISA LAKUKIN INI! AKU CALON ISTRI PAK BERYL!"Dua petugas keamanan, berwajah serius dan tak tergoyahkan, memegang lengannya dengan kuat. Mereka menyeretnya keluar dari gedung, melewati karyawan Basalamah yang terkejut."Kalian akan dipecat! Kalian gak tahu siapa aku! Aku sudah dijodohkan oleh Nyonya Hanum dengan Mas Beryl. Nanti aku laporkan kalian pada Nyonya Hanum." Serina melotot, mencoba melepaskan diri.Petugas keamanan tetap tenang, tidak terpengaruh oleh ancamannya. Sudah jelas Beryl yang memerintah mereka untuk m

    Last Updated : 2025-01-21
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 259

    Hari ini Manggala menghadiri undangan makan malam oleh pengusaha bernama Dahlan Sanjaya. Kali ini Manggala mewakili Perusahaan PT Yudistira Group. Dahlan adalah salah satu pengusaha yang terkenal di kalangan pengusaha. Ia juga terkenal pemurah karena sering memberikan bonus pada karyawannya dan banyak mendapatkan tender dari luar negeri.Sisi lain, Dahlan pun sudah mengenal baik sosok Manggala dan seluruh keluarga Waluyo. Ia tidak menyangka jika Manggala juga membeli perusahaan milik keluarga Yudistira yang kini jatuh miskin.Pria dengan kepala plontos itu ingin bekerja sama dalam proyek property dengan Manggala.Dahlan bangkit, menjabat tangan Manggala. "Selamat datang, Pak Manggala. Saya sangat mengagumi Anda. Meskipun Anda berusia jauh dari saya. Tapi kemampuan Anda dalam berbisnis tidak bisa diabaikan. Anda sudah meraih kesuksesan saat masih muda.”Manggala tersenyum tipis. Ia tidak suka dipuji secara berlebihan. Apalagi jika pujian itu terdengar tidak tulus namun justru terkesan m

    Last Updated : 2025-01-21
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 260

    Rosa panik saat mendengar Jeena berteriak di dalam kamarnya.“Nona Jeena, ada apa?”Rosa menggoyangkan lengan Jeena. Jeena berteriak dalam tidurnya. Matanya terpejam dengan keringat dingin mengucur deras di tubuhnya.“Sepertinya mimpi buruk,” gumam Rosa kemudian berusaha kembali membangunkan Jeena untuk ke dua kalinya.“Non, bangun!”Rosa yang tak sabaran pun langsung memercikan air ke wajah Jeena. Berhasil, Jeena bangun pada akhirnya.Jeena terlihat panik kemudian mengedarkan pandangannya ke segala arah.“Tadi … aku cuma mimpi ya?”Jeena menatap Rosa dengan sorot mata yang hidup.Rosa mengangguk. “Nona, sekarang bukankah punya jadwal kuliah?”Rosa sudah mencatat agenda Jeena dalam goo*le calendar. Jeena pun melirik ke arah jam weker dan beranjak dari ranjangnya.Wanita bermanik almond itu pun bersiap-siap akan pergi ke kampus.Satu jam kemudian Jeena sudah tiba di kampus diantar Rosa. Ia lantas merapikan jilbabnya sambil melirik jam tangan. Kuliah pagi ini cukup membuatnya terburu-bu

    Last Updated : 2025-01-21
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 261

    Keesokan paginya, Manggala sedang berada di kantornya ketika sebuah panggilan telepon penting masuk. Dari seberang, suara asistennya terdengar panik. "Pak Manggala, saya baru saja menerima laporan dari tim hukum. Ada dokumen-dokumen yang sangat mencurigakan ditemukan dalam folder proyek Anda. Mereka mengklaim dokumen itu berisi informasi ilegal yang bisa mencoreng nama perusahaan." Manggala terkejut. "Dokumen apa? Saya tidak pernah memasukkan hal semacam itu ke dalam folder proyek." "Saya tidak tahu, Pak, tapi dokumen-dokumen ini sudah mulai menyebar di lingkaran investor. Mereka mengatakan bahwa Anda terlibat dalam manipulasi data proyek." Wajah Manggala berubah serius. Ia langsung memerintahkan asistennya untuk membawa dokumen itu ke ruangannya. Saat dokumen sampai di tangannya, ia memeriksa isinya dengan teliti. Ada sesuatu yang tidak beres—data-data ini jelas palsu, dan jelas dimasukkan untuk menjebaknya. Saat itulah Manggala teringat malam sebelumnya, saat Dahlan dan Lun

    Last Updated : 2025-01-21
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 262

    “Ayah!”Laila terpekik kaget karena seorang pria yang menarik lengannya adalah sang ayah.Bagaimanapun, Yuda menyayangi Laila seperti anak kandung sendiri. Ia pun mengikuti Laila hingga ke Bandung. Sudah Yuda kira jika pasti ada seseorang yang berniat jahat pada putrinya.Laila tidak banyak protes karena Yuda menarik tangannya dan membawanya masuk ke dalam mobilnya. Pria dewasa itu terlihat sangat marah saat tahu jika Laila pergi sendiri ke Bandung. Padahal sebelumnya Laila berkata padanya ia akan pergi bersama temannya.Di dalam mobil suasana cukup hening.Laila hanya diam dengan memainkan bibirnya. Ia tahu, Yuda mengkhawatirkannya. Tapi … Yuda bukan ayah kandungnya. Yuda memanaskan mesin mobil lalu melirik ke arah Laila yang diam membisu.“Ayah antar ke rumah Ibu,” imbuh Yuda dengan helaan nafas lega. Ia sangat bersyukur putrinya selamat dari penguntit tadi. Yuda merasa lega karena dulu ia meminta ke dua putrinya untuk berlatih bela diri dengan tujuan untuk tindakan defensif. Me

    Last Updated : 2025-01-22
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 263

    “Neng Laila, ada apa?” Mendengar suara ponsel yang jatuh, Bik Nur langsung tergopoh-gopoh menghampiri Laila.Laila panik saat baru sàdar ponsel kesayangannya jatuh.“Ya … ponselku rusak,” gerutu Laila, membungkukkan tubuhnya dan merogoh ponselnya. Kaca ponsel pintar itu sudah pecah dan terlihat gelap.Beberapa kali Laila mencoba menyalakannya namun berakhir sia-sia. “Neng Laila, ada apa?”Bik Nur bertanya kembali dengan lembut. Ia menatap Laila dengan tatapan yang hangat. Melihat Laila mengingatkannya pada almarhum ibunya.Di dalam rumah Laila tidak menggunakan cadarnya. Oleh karena itu wajahnya terlihat oleh Bik Nur.Laila menatap Bik Nur dan mendesah pelan. “Gak ada apa-apa, Bik. Tadi ada orang gila iseng telepon.”Laila mendengus pelan saat mengingat siapa yang menelponnya. Seseorang mencoba menerornya. Sial, sebelumnya Laila sudah sering mendapat telepon dari nomor yang tak dikenal.Gadis bermanik hitam itu tidak mengira jika Serina bisa melakukan hal senekad itu. Gadis itu benar

    Last Updated : 2025-01-22
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 264

    Laila mendesah pelan mendengar perkataan Dania. Sesuai dugaannya kakaknya tidak berniat berbagi barang miliknya. Laila memilih kembali masuk ke dalam rumah dan menyendiri di kamarnya. Mungkin ia akan menghabiskan waktunya dengan membaca buku. Ia tidak berani jika harus datang ke kantor Basalamah langsung. Ia masih menunggu kabar dari Alby.Meskipun waktu itu Beryl mengatakan padanya soal bahwa dirinya masih bisa bekerja di sana. Namun ia merasa khawatir setelah mengingat pengusiran yang dilakukan oleh Beryl pada Serina.Tak bisa dipungkiri jika Laila merasa ketakutan. Andai ia berbuat kesalahan sedikit saja, ia juga pasti akan mengalami kejadian yang serupa. Entahlah, pikiran Laila menjadi carut marut. Ia pun dengan sabar akan menunggu ayahnya pulang. Yuda berjanji akan membelikannya ponsel baru. Setelah mendapatkan ponsel baru, Laila akan menghubungi Alby. Ia percaya pada pemuda itu karena ia sudah berjanji akan mengurus soal kesalahpahaman waktu itu.“Laila,” seru Yuda membuka pint

    Last Updated : 2025-01-23
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 265

    Sepanjang hari Jeena berwajah masam. Rosa menjadi bingung sebenarnya apa yang terjadi pada majikannya.Jeena diam dan tidak melakukan apapun sepulang kuliah. Biasanya ia akan berada di ruang musik atau di dapur memasak.Menaruh ponselnya, Rosa menghampiri Jeena yang diam dengan menatap ponselnya.“Lagi apa Non?” Jeena mengembuskan nafas perlahan, menoleh ke arah Rosa dan tanpa sàdar memperhatikan penampilannya yang terlihat berbeda.Rosa merias wajahnya namun terlihat aneh di mata Jeena.Menyadari tatapan mata Jeena yang intens, Rosa menggerakan bibirnya. “Ada apa Non?”Jeena yang sedang bad mood menjadi tertawa seketika melihat penampilan Rosa.“Kamu make up?” Jeena bertanya tanpa ragu. Melihat penampilannya seperti itu, Jeena pikir mungkin Rosa akan pergi keluar.Rosa tersenyum menahan malu. Rona wajahnya tidak bisa berdusta. Rosa seringkali berpenampilan tomboi dan kasual. Biasanya ia akan mengenakan setelan kemeja dan celana bahan atau rok span selutut saat menemani Ana. Namun i

    Last Updated : 2025-01-24

Latest chapter

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 289

    Danar melangkah memasuki ruang besuk dengan hati yang berat. Di balik jeruji besi, Diajeng duduk dengan wajah pucat, matanya menyiratkan kelelahan dan penyesalan. Ia menegakkan tubuhnya saat Ia menoleh dan menatap putranya dengan lirih, seolah mencari sedikit pengertian. Namun, Danar hanya berdiri di tempatnya, ekspresi wajahnya campuran antara sedih, kesal sekaligus marah.“Apa maksud semua ini, Bu?”suara Danar bergetar menahan kesal. Meskipun ia marah besar pada ibunya, namun ia tidak bisa menunjukan amarahnya secara langsung. “Aku tidak pernah membayangkan Ibu bisa melakukan hal seperti ini. Pencemaran nama baik? Apa Ibu tidak berpikir dulu sebelum bertindak?”Diajeng menundukkan kepala, menggigit bibirnya seakan menahan tangis. “Ibu melakukan ini untukmu, Danar. Manggala dan Embun sudah terlalu jauh mempermainkan hidup kita. Mentang-mentang mereka punya uang dan kuasa.”Uang dan kuasa? Dua buah kata yang tentunya pernah keluarga Yudistira lakukan. Danar menghela nafas panjang. “

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 288

    Siang itu, langit mendung seakan menggambarkan suasana yang akan terjadi. Sebuah mobil polisi berwarna hitam berhenti di depan rumah megah bergaya kontemporer milik kediaman Yudistira. Beberapa petugas turun dengan langkah tegas, mata mereka penuh kewaspadaan. Diajeng, wanita tua dengan rambut keperakan yang selalu tertata rapi, sedang duduk di ruang tamu dengan secangkir teh hangat di tangannya. Wajahnya yang anggun tidak menunjukkan sedikit pun tanda ketakutan. Namun, ketenangannya buyar ketika suara ketukan keras menggema di seluruh ruangan. “Bik! Coba bukan pintu siapa sih yang datang?”Diajeng menyuruh ART untuk membukakan pintu. Ia sedang bermalas-malasan dan tidak ingin diganggu.Wanita tua itu menengok arloji di tangannya dan mendesah pelan. “Kemana sih Mas Danar belum pulang?”“Bu Diajeng, kami dari kepolisian. Kami memiliki surat perintah penangkapan terhadap Anda atas tuduhan pencemaran nama baik dan fitnah terhadap Pak Manggala Putra Aldino.”Suara tegas seorang petuga

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 287

    Sejak keluar dari rumah sakit, Rosa merasa lebih baik tinggal di indekos ketimbang kembali ke rumah Ana, keluarga Basalamah. Entahlah, mungkin Rosa terlalu percaya diri. Ia merasa jika Pasha terang-terangan menunjukkan ketertarikan padanya. Sial, ia pun memiliki perasaan yang sama terhadapnya. Dan, ia tidak bisa menghindarinya. Malam itu, Rosa sudah sembuh dan menghubungi Ana, meminta ijin padanya untuk tinggal di indekos sebelum ia kembali mengawal Jeena.Meskipun suhu tubuhnya sudah turun, namun tubuh Rosa masih terasa letih. Ia pun memilih menghabiskan waktu dengan merebahkan tubuhnya di atas sofa ruang tamu. Suara ketukan pintu terdengar samar-samar. Rosa mengerutkan keningnya. Ia merasa tidak memesan makanan. Ia lebih baik memasak agar bisa menghemat pengeluaran.Namun suara ketukan itu terus menggema. Mau tak mau, Rosa pun menegakkan tubuhnya dan berjalan ke arah pintu. Tangannya langsung terulur menarik knop pintu.Saat ia membuka pintu, wajah tampan langsung menyambutnya.

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 286

    Pagi itu, sinar matahari menembus tirai vitrase kamar Jeena, menyapanya dengan hangat. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan debaran jantungnya. Setelah percakapan semalam ia menjadi kesulitan tidur dan gelisah.Hari ini, Jeena akan pergi ke butik bersama ibunya untuk memesan gaun pengantin—sebuah langkah nyata menuju pernikahannya yang akan dihelat saat libur kuliah. Sagara tinggal di rumah bersama Babysitter Linda dan Pasha—yang mengambil cuti dari rumah sakit dengan alasan sakit. Padahal ia ingin berada dekat dengan Rosa sebelum Rosa kembali ikut adiknya keluar negeri.Pasha mengira jika Rosa akan pulang ke rumahnya dan menginap di sana lagi. Setelah pulang dari rumah sakit, Rosa justru tinggal di indekos miliknya. Ia sudah menjual apartemen miliknya demi membantu biaya pengobatan ayahnya yang terus menerus. Pihak keluarga akhirnya sepakat akan mengadakan pernikahan Jeena dan Manggala saat Jeena libur kuliah di akhir semester genap. Meskipun masih beberapa bulan lagi

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 285

    Di dalam ruang rapat besar yang elegan, para pemegang saham dan anggota dewan direksi Basalamah Group duduk mengelilingi meja kaca panjang. Cahaya lampu gantung kristal yang megah menerangi ruangan, menciptakan suasana formal dan penuh ketegangan. Beberapa eksekutif berbisik pelan satu sama lain, sementara yang lain duduk dengan tangan terlipat, menunggu hasil pemungutan suara. Nama Beryl muncul sebagai kandidat terkuat, tetapi perdebatan masih berlangsung. Beberapa anggota dewan mengajukan pertanyaan tajam mengenai visinya, strategi bisnisnya, dan bagaimana ia akan menghadapi tantangan industri yang semakin kompetitif. Beryl, dengan ekspresi tenang dan percaya diri, menjawab setiap pertanyaan dengan lugas dan penuh keyakinan. Di sampingnya Laila sebagai notulen ikut berdebar-debar menunggu hasil voting.Laila mulai merasa nyaman bekerja dengan Beryl. Pria itu kini tidak menindasnya lagi. Mungkin karena Laila berjasa dalam menyelamatkan neneknya. Begitulah isi kepala Laila yang sed

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 284

    Beryl menoleh ke arah ibunya lalu mengerutkan keningnya. “Mom, tanya apa barusan?”Sulis mendesah pelan. “Kamu dari tadi lihatin siapa?”Seolah dipergoki ibunya, Beryl berusaha tenang lalu menjawab dengan santai. “Sagara sepertinya suka sama Laila. Dari tadi dia nempel terus sama dia,”Sulis mendecak pelan lalu berkemam.“Besok acara meeting perusahaan. Sebaiknya kamu bersiap-siap! Kita pulang saja gak usah nginap di sini.”Sulis mengambil piring berisi potongan salad buah lalu memasukan satu per satu ke dalam mulutnya.“Terserah, Mommy.”Beryl menjawab acuh tak acuh.“Sagara, suka ya sama Aunty Laila? Apa? Sagara mau Aunty Laila nginap? Hum, coba tanyain sama Aunty-nya langsung,” Suara Jeena mengusik percakapan Sulis dan Beryl.Mata Beryl– mengerjap saat mendengar jika Laila akan menginap di rumah Jeena.“Mom, aku mau nginap aja,” cicit Beryl berkata pada ibunya.“Katanya terserah, Mommy,”“Aku mau Aunty Laila nginap di sini,” imbuh Sagara terlihat lucu di depan semua orang.Karena m

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 283

    Perlahan, napas Laila mulai lebih teratur, meskipun tubuhnya masih gemetar. Dengan suara lirih, ia berbisik, “Aku… aku takut. Ibu …” “Aku tahu,” jawab Beryl, matanya melembut. “Tapi kamu gak sendirian. Aku akan menjagamu.” Rasanya jantung Beryl seperti ditusuk ribuan jarum mendengar pengakuan Laila. Apalagi saat mendengar Laila menggumamkan nama ibunya.Hening sejenak. Laila menutup matanya, mencoba menenangkan diri. Ia tahu butuh waktu untuk benar-benar tenang, tapi ada satu hal yang ia sadari—Beryl ada di sampingnya, dan itu memberinya sedikit keberanian untuk menghadapi ketakutannya.“Minum dulu!”Beryl memberikan air minum pada Laila yang sudah terlihat tenang. Baru pertama kalinya melihat seorang yang mengalami trauma luar biasa. Dito hanya diam melihat Laila. Ia juga tak kalah terkejut melihat ada orang yang mengalami trauma luar biasa. Ia merasa menyesal karena ia tadi mengantuk sehingga membiarkan bosnya menyetir. Mungkin kejadian itu tidak akan terjadi jika dirinya yang m

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 282

    Laila melangkah masuk ke dalam butik dengan sedikit ragu. Begitu pintu kaca otomatis terbuka, udara dingin dari pendingin ruangan langsung menyapa, bercampur dengan aroma lembut parfum mewah yang menyelimuti seluruh ruangan. Matanya langsung berpendar saat melihat sekelilingnya. Cahaya lampu kristal menggantung di langit-langit tinggi, memantulkan kilauan halus ke lantai marmer putih yang berkilau sempurna. Sontak, pemandangan itu membuat ia tersenyum di balik cadarnya. Di sekelilingnya, rak-rak pakaian tersusun rapi, menampilkan gaun-gaun elegan, blazer berpotongan sempurna, dan blouse berbahan sutra yang menggantung anggun. Warna-warna pastel berpadu dengan hitam klasik dan emas berkilau, menciptakan kesan mewah namun tetap hangat. Dari sudut ruangan, terdengar alunan musik instrumental lembut yang mengisi keheningan. Di area fitting room, beberapa wanita sosialita berbincang sambil mencoba pakaian, sesekali melirik ke cermin besar yang dihiasi bingkai emas. Seorang karyawan bu

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 281

    Flashback onMalam itu, hujan turun deras, menciptakan genangan di sepanjang jalanan sempit yang dipenuhi bayangan kelam. Lampu jalan berkelip samar, memantulkan cahaya pada trotoar yang basah. Nafas seorang pemuda berambut gondrong tersengal, dadanya naik turun cepat saat ia terus berlari tanpa menoleh ke belakang. Dari kejauhan, suara sirine polisi meraung, mendekat dengan cepat. Kilatan lampu merah dan biru menerangi kegelapan, menciptakan bayangan yang bergerak liar di tembok bangunan tua yang ia lewati. Sepatunya yang basah menjejak aspal dengan suara kecipak, nyaris terpeleset saat ia berbelok ke gang sempit. “Jangan biarkan dia kabur! Cepat kepung gang itu!” suara seorang polisi terdengar lantang dari belakangnya. Pria itu menggigit bibirnya, jantungnya berdegup begitu kencang hingga hampir menyakitkan. Ia tahu jika tertangkap, semuanya akan berakhir. Dengan nafas tersengal, ia mendorong tubuhnya untuk berlari lebih cepat, meski kakinya mulai melemah. Sial, karena kecero

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status