Share

Bab 194

Penulis: Piemar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-23 20:41:07
“Dion, maaf aku tidak tahu kamu berhenti kuliah,” imbuh Jeena saat merasa simpatik pada pemuda berambut pirang yang dulu pertama kali ia temui pada saat awal kuliah. Mereka tidak dekat namun Jeena pernah melihat performa Dion saat menyambut mahasiswa baru. Dion adalah salah satu anak mahasiswa seni tingkat dua.

“Tidak apa-apa, Jeena,” jawab pria itu dengan tersenyum tipis. Meskipun ia tersenyum namun siapapun akan menangkap kesedihan yang tersirat dari wajahnya.

“Maaf, kenapa kamu tidak melanjutkan studymu? Kamu masih bisa bermain piano,” ujar Jeena terlihat mulai santai. “Sorry, I mean, kamu masih bisa ikut kelas.”

Dion terlihat murung saat mendengar komentar Jeena. Jeena menjadi merasa bersalah karena telah salah kata. Jeena hanya berpikir jika seorang difabel sekalipun bisa melakukan aktifitas normal pada umumnya.

“Dion, maafkan aku! Aku tidak bermaksud bagaimana. Aku hanya–” imbuh Jeena merasa bersalah.

“It’s okay, Jeena,” jawab Dion tidak mempermasalahkannya. Namun, sungguh, ia
Piemar

Have a great day gaess..

| 9
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 195

    Laila merasa risih melihat Serina menggelendot manja pada lengan Beryl. Gadis itu menempel padanya mirip perangko. Ia pun buru-buru memalingkan wajahnya saat mendapat tatapan tak sengaja dari atasannya. Kini mereka sedang berada di dalam kabin pesawat yang membawa mereka menuju Amerika dalam rangka perjalanan bisnis. Mereka akan menghabiskan waktu selama dua minggu di sana.“Mas, maaf ya! Aku pusing. Biasanya aku naik pesawat gak pusing. Tapi sekarang lama banget soalnya jadi pusing,” imbuh Serina merengek pada pria di sampingnya.“Sabar ya! Nanti kita akan istirahat di hotel,” jawab Beryl menahan diri untuk sabar menghadapi Serina yang terlihat manja padanya. Jika tidak mengingat kebaikan Serina yang telah menolong nenek kesayangannya, mungkin Beryl sudah menjauh dari gadis itu. Gadis itu hanya cantik dan berhati besar. Itulah yang membuat Beryl bertahan padanya.“Laila, kamu liatin siapa? Bos ya? Kamu pasti ngiri pada Mbak Serina ya?” Tak ada angin dan tak ada hujan, pria yang tenga

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 196

    Laila merasa canggung saat ia berada berdua dengan Beryl di resto tempat di mana mereka melakukan dinner.“Ada apa Pak Beryl?” tanya Laila hati-hati. Bahkan ia tidak berani memandang wajahnya. Beryl menarik nafas pelan kemudian mengembuskannya perlahan. “Rabu, kita akan pergi mengunjungi Jeena.”“Serius?”Laila mendongak dengan mata yang berbinar terang. Bulu matanya yang lebat bergerak-gerak dan terlihat sangat indah.Beryl tertegun beberapa detik melihat reaksi Laila.“Kamu boleh pergi,” katanya dengan sedikit tergeragap.Laila menganggukkan kepalanya pelan kemudian pergi meninggalkan Beryl.Keesokan harinya rombongan Beryl menghadiri acara meeting dengan Mr Bernard dengan lancar. Pada malam hari, Beryl dikejutkan oleh kedatangan Pasha dan Manggala yang datang ke hotel di mana ia menginap.“Gue kira lo gak bakalan datang sekarang!” kata Beryl menyambut pelukan Pasha dan Manggala padanya. “Kalian tau? Gue mau kasih kejutan sama Jeena. Rencana pulang event gue mau datang ke apartemen

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 197

    “Serina, tolong jaga kata-katamu! Kata-katamu bisa bikin orang salah paham,” tegur Laila pada Serina. Sedari tadi Laila merasa geram dan kesal melihat sikap Serina. Mereka berdua tengah berdiri tak jauh dari area taman sembari menunggu Manggala—yang tengah menyusul Jeena.Serina menatap tajam Laila. “Laila, apa maksudmu? Aku hanya bicara spontan. Lagian emang bener kan Mbak Jeena lagi ngobrol dengan pemuda itu? Kita kan gak tahu, selama di sini mungkin dia punya kekasih,” jawab Serina dengan asumsinya. Ia mengusap dagunya lalu melanjutkan kalimatnya. “Kamu tahu, saat ini, tidak ada yang tidak mungkin! Bisa jadi pemuda itu selingkuhan Mbak Jeena. Wajar aja sih, Mbak Jeena itu kan janda! Hum, kamu tau janda seperti apa?”Laila mendesah pelan melihat sifat asli Serina. Selama ini ia salah menilai gadis itu. Ternyata gadis itu manipulatif. Saat ia berada di depan Beryl dan yang lain, ia hanya menampakkan sisi baiknya. Namun di luar dugaan, ternyata di depannya gadis itu terlihat aslinya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 198

    Laila tertegun menatap Beryl yang tiba-tiba menghampirinya. Saat itu ia baru sàdar, mengapa Serina menangis. Ternyata Beryl berada di belakangnya. Tentu saja, telah terjadi kesalahpahaman sebab Beryl hanya mendengar percakapan terakhir di antara Laila dan Serina.Serina tersenyum samar menatap Laila yang terlihat diam dan kaget karena Beryl baru saja bicara dengan nada yang menyentaknya.“Dengar, Laila, kamu juga jangan terlalu percaya diri. Kamu bekerja masih dalam tahap probation. Jadi, jaga sikapmu!” peringat Beryl dengan nada tegas. Ia menatap Laila dengan tajam lalu menoleh ke arah Serina dengan tatapan lembut.“Sudah, kamu juga jangan cengeng! Kamu memang bukan lulusan sarjana. Tapi kamu baik hati. Aku gak lihat siapa kamu. Kamu udah rela ngorbanin diri kamu buat nyelamatin Nena. Bagiku, kamu wanita hebat!”Beryl berkata dengan nada lembut di telinga Serina. Ke dua ibu jarinya menyeka air mata gadis itu dengan perhatian. Seketika ia terperangah saat menyentuh keningnya yang panas

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 199

    Manggala menyusul Jeena dengan mobil sewaan yang dikemudikan olehnya bersama Beryl, Serina dan Laila. Mereka berkumpul di apartemen Jeena sore itu. Terpaksa Jeena menepis segala kegundahgulanaan dirinya karena ada tamu yang mengunjunginya.Manggala, Pasha, Beryl, Serina dan Laila ikut duduk di ruang tamu. Rosa membawakan beberapa kaleng soda dan air minum dingin dari lemari pendingin. “Silahkan minum seadanya!” ucap Jeena menatap Laila lalu Serina yang terlihat bermata sembab. “Maaf ya aku gak punya apa-apa buat nyambut kalian,”“It's okay Mbak Jeena. Aku juga datang ke sini tiba-tiba, gak ngabarin dulu,” jawab Laila tersenyum di balik cadarnya.“Betul apa kata Laila, Mbak Jeena. Kami memang sedang ikut perjalanan bisnis sekalian jenguk Mbak Jeena. Benar kan Laila?” Imbuh Serina menyematkan senyuman manisnya pada Laila.Laila mengabaikan Serina. Alih-alih menjawab pertanyaan Serina, Laila bertanya hal lain pada Jeena. “Mbak Jeena betah gak tinggal di sini?” “Betah gak betah! Masalah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 200

    Sepanjang perjalanan terasa hening. Beryl memilih mengunci bibirnya tidak menanggapi perkataan Serina yang berisik. Sementara itu Laila pun memilih diam karena marah pada mereka. Setiba di hotel, mereka segera berganti pakaian dengan pakaian semi resmi karena akan menghadiri undangan dari salah satu pengusaha ternama di sana. Kalingga dan Zuned pun ikut serta merta. Saat petang mereka pergi menuju tempat acara event tahunan tersebut hingga larut malam. Sekitar pukul sebelas malam barulah mereka kembali ke hotel di mana mereka menginap. Mereka pulang ke kamar masing-masing.Laila benar-benar malas jika harus sekamar dengan Serina. Melihat sikapnya yang menyebalkan membuatnya tak nyaman.Di dalam kamar hotel itu ada dua bed yang terpisah. Meskipun Laila dan Serina tidur sekamar namun mereka seperti orang asing. Serina sudah berganti pakaian dengan piyama satin berlengan pendek dan sedang mengaplikasikan skincare pada wajahnya. Sementara itu Laila sudah mengenakan gamis yang tertutup ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 201

    Jeena tercengang saat melihat pemandangan di salah satu taman kota terbesar di Manhattan. Ia belum pernah datang ke sana sebelumnya. Bagaimana bisa Manggala tahu tempat yang indah di sana.“Mas, kamu kok bisa tau sih ada spot indah di sini?”Jeena turun dari mobil dengan mengedarkan pandangannya ke segala arah. Senyumannya melengkung indah mirip bulan sabit.Meskipun landskap di sekitarnya terlihat sangat indah, namun Manggala lebih memilih keindahan dari wajah wanita yang dicintainya. Tak ada yang lebih indah dari kekasih hatinya. Ia mengambil kamera dan langsung memotret Jeena secara candid. Sungguh, baginya Jeena adalah gadis tercantik yang pernah ia lihat. Mungkin cara pandangnya dipengaruhi oleh hatinya. Ia menganggap wanita paling cantik di dunia selain ibunya ialah calon istrinya. “Mas!”Jeena melambaikan tangannya ke arahnya. Manggala seketika tertawa pelan. “Apa Sweetie?”Mendengar panggilan manis, Jeena buru-buru menormalkan suasana hatinya yang seringkali cepat terhipnoti

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 202

    “Bagaimana? Indah gak?” Pasha turun dari dalam mobil setengah meloncat. “Ini pilihan Gala,”“Indah, Tuan muda,” jawab Rosa kemudian ia pun ikut turun menyusul Pasha yang sudah lebih dulu tiba di salah satu taman kota di sana. Rosa pernah pergi ke sana hanya saja tidak sampai menjelajahi bagian dalamnya.“Ros, belum pernah ke sini?”Pasha memperhatikan wanita bertubuh tinggi di depannya yang terlihat mematung tidak semangat.Rosa mendengus pelan. “Mau ngepod ya?” tanya Pasha dengan kekehan pelan. “Emang bisa ngepod di depan Jeena?” (Ngepod: ngevape)Rosa mendengus kesal kemudian menampilkan wajah yang seperti orang menderita. “Gak lah,”“Berhentilah Rosa! Dulu, Tante Sulis juga perokok berat saat muda. Dia kena sakit paru-paru apa gitu. Saat dia sudah nikah berhenti soalnya Om Ali ngelarang,” jelas Pasha memperingati Rosa. “Iya, Pak Dokter. Enggak janji,” jawab Rosa dengan menendang batu kerikil ke sembarang arah. “Ini! Ganti permen,” seru Pasha mengeluarkan beberapa permen coklat d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26

Bab terbaru

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 355

    Rosa menarik napas dalam-dalam, lalu membuka pintu perlahan. Saat wajahnya muncul di balik pintu, suara-suara langsung berhenti sejenak. Namun, tatapan penuh kebencian dan curiga segera menghujaninya. Arum melangkah maju dengan senyum penuh kemenangan di wajahnya.“Akhirnya kau berani keluar,” katanya dengan nada mengejek. “Sekarang, beri kami jawaban. Apa yang sebenarnya kau sembunyikan?”Malam itu, Rosa sadar bahwa hidupnya di tempat ini mungkin tak akan pernah sama lagi.“Aku tidak menyembunyikan apapun,” jawab Rosa dengan tegas.Rosa berdiri di tengah kerumunan warga yang berteriak penuh amarah. Mata mereka menyala dalam kebencian, jari-jari mereka menunjuk tajam ke arahnya. Hujan turun rintik-rintik, membasahi wajahnya yang telah lebih dulu dibasahi air mata.“Kamu wanita murahan! Pergi dari sini!” seru seorang lelaki tua, wajahnya memerah karena emosi. Ia juga terprovokasi oleh para wanita di sana.Seorang wanita lain, yang pernah bersikap baik pada Rosa sebelumnya, kini ikut be

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 354

    “Sayang, mau mandi? Ayo Kakak bantu,” ujar Beryl berniat membantu istrinya. “Jangan mikir macam-macam! Kamu pasti lengket badannya,”Beryl sudah berjanji pada dirinya sendiri, akan merawat istrinya sebaik mungkin.Laila terperangah. Beryl memang serius ingin merawatnya. Namun, ia menahan diri. Sebetulnya ia sudah bisa berjalan meskipun belum bisa seperti orang normal. Hanya saja, ia ingin memberikan kejutan padanya. “Bantu aku aja ke kamar mandi,” imbuh Laila dengan tersenyum lembut.Beryl berjongkok lalu mengangkat tubuh Laila ke kamar mandi. Bahkan membawakan pakaian untuknya. Seharian di pelaminan membuat mereka merasa gerah dan berkeringat. Mereka mandi bergantian. Laila keluar dari kamar mandi sudah berganti pakaian dengan piyama lengan panjang. Beryl menyambutnya dengan senyuman yang hangat. Saat Laila mendekat, Beryl menatapnya sejenak. Selain Laila, Beryl juga belum terbiasa melihat penampilannya tanpa hijabnya. Laila tampak seperti seorang gadis muda berusia tujuh belas ta

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 353

    Langit Jakarta bertabur cahaya keemasan ketika malam mulai merayap perlahan. Gedung hotel mewah bintang lima itu berdiri megah di antara gedung-gedung pencakar langit lainnya, menjadi saksi sebuah pernikahan yang begitu dinanti. Di dalam aula yang luas, dekorasi bernuansa putih dan emas menyelimuti setiap sudut. Lampu kristal bergemerlapan di atas, sementara lantunan ayat suci Al-Qur’an mengalun syahdu, mengiringi kebahagiaan dua insan yang kini telah sah menjadi suami istri.Laila, dalam balutan gaun syar’i berwarna putih gading, tampak begitu anggun. Wajahnya yang selalu teduh kini berseri lebih dari biasanya. Sementara Beryl, dalam setelan khas pria Timur Tengah, tak bisa menyembunyikan binar bahagianya. Lelaki itu menatap istrinya dengan mata penuh takjub, seolah masih tak percaya bahwa gadis kecil yang dulu pernah ditolongnya kini telah menjadi pendamping hidupnya.Saat itu, keduanya duduk bersisian di pelaminan, menerima tamu yang datang silih berganti. Laila tersenyum lembut,

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 352

    Laila duduk di ruang tamu rumahnya yang luas. Seorang perancang kondang dari Paris, Madam Coett, tengah sibuk menata beberapa gaun pengantin mewah di hadapannya. Meski masih duduk di kursi roda, Laila kini sudah bisa berjalan meskipun beberapa langkah. Itulah sebabnya, ia sangat bersemangat mencoba satu per satu gaun yang akan dikenakannya saat pesta pernikahannya di Indonesia.“Mademoiselle Laila, saya rasa yang ini akan sangat cocok untuk Anda!” kata Madame Coett sambil mengangkat gaun berlapis renda dengan ekor panjang.Laila tersenyum dan menyentuh lembut kain sutra itu. “Sus, bantu aku berjalan,” perawat Febi, pintanya pada pengasuh setianya. Ia harus berjalan sedikit untuk menatap cermin di depannya. Perawat Febi dengan sigap membantu Laila berdiri. Meski masih harus berpegangan pada kursinya, ia merasa lebih kuat dari sebelumnya. Gaun itu segera dikenakan, dan begitu ia melihat bayangannya di cermin, matanya berbinar.“Cantik sekali,” gumam Laila penuh kagum. Ia memang bukan g

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 351

    Rosa menatap dua garis merah di test pack dan foto USG yang digenggamnya. Tangannya gemetar. Jantungnya berdetak begitu kencang hingga ia merasa bisa mendengarnya sendiri. “Tidak mungkin,” bisiknya, suaranya bergetar. Tapi kenyataan sudah terpampang jelas di hadapannya. Dua garis itu nyata. Ia hamil. Rosa merosot ke lantai kamar mandi, punggungnya bersandar pada dinding dingin. Air matanya mengalir tanpa bisa ditahan. Ia menggigit bibir, menahan isakan yang hendak pecah. Ini semua gara-gara malam itu. Malam yang seharusnya tidak pernah terjadi. Rosa merutuki kebodohannya sendiri. Tapi yang sudah terjadi tak bisa diubah. Ia berpikir semuanya akan berlalu begitu saja. Rosa wanita yang cerdas. Ia bahkan meminum obat kontrasepsi setelah melakukan hubungan terlarang itu. Ia juga tidak mau hamil di luar nikah. Namun ternyata takdir berkata lain. Sekalipun, ia berusaha menolak, takdir memiliki cara sendiri untuk datang.Rosa menutup matanya rapat-rapat. Napasnya tersengal. “Apa

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 350

    Senyum Rahes perlahan muncul. Ia mengangguk dan kembali menatap Ali. “Jika ini yang terbaik untuk Laila, aku merestui.”Sulis yang sejak tadi menunggu momen ini, segera membuka kotak beludru yang dibawanya. Di dalamnya, terdapat cincin emas putih bertatahkan berlian kecil yang berkilau di bawah cahaya lampu. Dengan penuh kelembutan, Sulis mengambil cincin itu dan berlutut di depan Laila.“Laila, izinkan aku mewakili Beryl untuk menyematkan cincin ini di jarimu sebagai tanda bahwa kau telah menjadi calon menantuku,” kata Sulis dengan suara bergetar penuh haru.Laila menatap cincin itu dengan mata berbinar, lalu perlahan mengulurkan tangannya. Dengan hati-hati, Sulis menyematkan cincin itu di jari manisnya. Suasana dipenuhi rasa haru, terutama bagi Yuda yang tanpa sadar menitikkan air mata bahagia.Yuda merasa bermimpi jika gadis kecil yang dibesarkan olehnya ternyata sudah ada yang melamar. Namun ia merasa senang sekali. Ia berpikir jika Laila menikah dengan Beryl maka ia juga akan mud

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 349

    Rosa menghela nafas, lalu melangkah mundur, membiarkan Pasha masuk ke dalam kamar sempitnya. Begitu pintu tertutup, keheningan menyelimuti mereka berdua. Pasha berdiri canggung di tengah ruangan, sementara Rosa berjalan ke meja kecil di sudut kamar, mengambil segelas air, lalu meneguknya tanpa tergesa-gesa.Kemudian ia pun membawakan air minum untuk Pasha.“Ada yang mau kamu omongin?” tanya Rosa akhirnya setelah menaruh nampan berisi segelas air minum.Pasha mengembuskan napas panjang menatap Rosa yang duduk di sebelahnya. “Rosa, aku... aku ingin minta maaf.”Rosa menoleh padanya, mata gelapnya menelisik. “Untuk apa?”Pasha mengatupkan rahangnya, merasa semakin bersalah. “Untuk tadi malam. Aku seharusnya... aku seharusnya lebih kuat menahan diri. Aku merasa bersalah. Aku ingin bertanggung jawab.”Rosa tersenyum kecil, tapi senyumnya tidak sampai ke matanya. Ia meletakkan gelasnya kembali ke meja, lalu berjalan mendekat. “Kenapa kamu merasa bersalah?” tanyanya pelan. “Karena kamu pikir

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 348

    Pasha terbangun dengan kepala berat. Pandangannya masih kabur, tubuhnya terasa lelah. Ia mengerjapkan mata beberapa kali, berusaha mengingat apa yang terjadi semalam. Tapi ingatannya seperti kepingan puzzle yang tidak bisa tersusun dengan benar. Ia menoleh ke samping. Kosong.Pasha mengangkat tubuhnya perlahan, menyandarkan kepala ke sandaran tempat tidur. Kamar ini bukan kamarnya. Ia menatap langit-langit, mencoba mengingat sesuatu. Samar-samar, ia mengingat seseorang bersamanya tadi malam. Sosok seorang wanita. Tapi siapa?Tangannya meraba ke meja di samping tempat tidur, mengambil ponselnya. Saat ia membuka layar, sebuah pesan masuk dari salah satu temannya.[Pasha, lo aman? Semalam gue lihat Rosa yang anter lo ke hotel. Lo mabuk berat.]Jantungnya berdetak lebih cepat. Rosa? Pasha buru-buru membuka riwayat panggilannya. Ada beberapa panggilan tidak terjawab dan satu panggilan dari Rosa sekitar tengah malam. Ia menelan ludah.“Tidak mungkin…” gumamnya dengan perasaan yang gelisah.

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 347

    Beryl duduk dengan gelisah di ruang tamu, menggenggam cangkir kopi yang sudah dingin sejak tadi. Berhadapan dengannya, Rahes duduk dengan sikap yang sedikit terlalu santai untuk seorang pria yang sedang diuji kesabarannya. Rahes baru saja tiba di rumah. Ia langsung menemani pemuda itu di sana. Sementara itu, Laila duduk di sebelah sang ayah dengan perasaan yang tak kalah gugup. “Pak Rahes, aku ingin melamar Laila,” imbuh Beryl akhirnya, dengan nada penuh keyakinan dan percaya diri. Ia sangat yakin jika Laila akan menerima cintanya. Jika tidak, ia akan sedikit memaksa. Lama kelamaan Laila akan jatuh cinta padanya. Begitulah isi kepala pria berhidung bangir itu.Rahes menaikkan sebelah alis, menatap Beryl dengan ekspresi setengah geli, setengah skeptis. “Oh? Langsung ke inti, ya? Aku suka anak muda yang to the point. Sayangnya, aku gak suka anak muda yang gak bisa membaca situasi.”Beryl mengerutkan dahi. “Maksudnya?”Rahes meletakkan cangkirnya dengan bunyi kecil di meja. “Aku baru s

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status