Share

Bab 199

Author: Piemar
last update Huling Na-update: 2024-12-25 21:36:09
Manggala menyusul Jeena dengan mobil sewaan yang dikemudikan olehnya bersama Beryl, Serina dan Laila.

Mereka berkumpul di apartemen Jeena sore itu. Terpaksa Jeena menepis segala kegundahgulanaan dirinya karena ada tamu yang mengunjunginya.

Manggala, Pasha, Beryl, Serina dan Laila ikut duduk di ruang tamu. Rosa membawakan beberapa kaleng soda dan air minum dingin dari lemari pendingin.

“Silahkan minum seadanya!” ucap Jeena menatap Laila lalu Serina yang terlihat bermata sembab. “Maaf ya aku gak punya apa-apa buat nyambut kalian,”

“It's okay Mbak Jeena. Aku juga datang ke sini tiba-tiba, gak ngabarin dulu,” jawab Laila tersenyum di balik cadarnya.

“Betul apa kata Laila, Mbak Jeena. Kami memang sedang ikut perjalanan bisnis sekalian jenguk Mbak Jeena. Benar kan Laila?” Imbuh Serina menyematkan senyuman manisnya pada Laila.

Laila mengabaikan Serina. Alih-alih menjawab pertanyaan Serina, Laila bertanya hal lain pada Jeena. “Mbak Jeena betah gak tinggal di sini?”

“Betah gak betah! Masalah
Piemar

Happy reading and thanks for the support

| 10
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Haya
wanita serba salah
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 200

    Sepanjang perjalanan terasa hening. Beryl memilih mengunci bibirnya tidak menanggapi perkataan Serina yang berisik. Sementara itu Laila pun memilih diam karena marah pada mereka. Setiba di hotel, mereka segera berganti pakaian dengan pakaian semi resmi karena akan menghadiri undangan dari salah satu pengusaha ternama di sana. Kalingga dan Zuned pun ikut serta merta. Saat petang mereka pergi menuju tempat acara event tahunan tersebut hingga larut malam. Sekitar pukul sebelas malam barulah mereka kembali ke hotel di mana mereka menginap. Mereka pulang ke kamar masing-masing.Laila benar-benar malas jika harus sekamar dengan Serina. Melihat sikapnya yang menyebalkan membuatnya tak nyaman.Di dalam kamar hotel itu ada dua bed yang terpisah. Meskipun Laila dan Serina tidur sekamar namun mereka seperti orang asing. Serina sudah berganti pakaian dengan piyama satin berlengan pendek dan sedang mengaplikasikan skincare pada wajahnya. Sementara itu Laila sudah mengenakan gamis yang tertutup ba

    Huling Na-update : 2024-12-25
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 201

    Jeena tercengang saat melihat pemandangan di salah satu taman kota terbesar di Manhattan. Ia belum pernah datang ke sana sebelumnya. Bagaimana bisa Manggala tahu tempat yang indah di sana.“Mas, kamu kok bisa tau sih ada spot indah di sini?”Jeena turun dari mobil dengan mengedarkan pandangannya ke segala arah. Senyumannya melengkung indah mirip bulan sabit.Meskipun landskap di sekitarnya terlihat sangat indah, namun Manggala lebih memilih keindahan dari wajah wanita yang dicintainya. Tak ada yang lebih indah dari kekasih hatinya. Ia mengambil kamera dan langsung memotret Jeena secara candid. Sungguh, baginya Jeena adalah gadis tercantik yang pernah ia lihat. Mungkin cara pandangnya dipengaruhi oleh hatinya. Ia menganggap wanita paling cantik di dunia selain ibunya ialah calon istrinya. “Mas!”Jeena melambaikan tangannya ke arahnya. Manggala seketika tertawa pelan. “Apa Sweetie?”Mendengar panggilan manis, Jeena buru-buru menormalkan suasana hatinya yang seringkali cepat terhipnoti

    Huling Na-update : 2024-12-26
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 202

    “Bagaimana? Indah gak?” Pasha turun dari dalam mobil setengah meloncat. “Ini pilihan Gala,”“Indah, Tuan muda,” jawab Rosa kemudian ia pun ikut turun menyusul Pasha yang sudah lebih dulu tiba di salah satu taman kota di sana. Rosa pernah pergi ke sana hanya saja tidak sampai menjelajahi bagian dalamnya.“Ros, belum pernah ke sini?”Pasha memperhatikan wanita bertubuh tinggi di depannya yang terlihat mematung tidak semangat.Rosa mendengus pelan. “Mau ngepod ya?” tanya Pasha dengan kekehan pelan. “Emang bisa ngepod di depan Jeena?” (Ngepod: ngevape)Rosa mendengus kesal kemudian menampilkan wajah yang seperti orang menderita. “Gak lah,”“Berhentilah Rosa! Dulu, Tante Sulis juga perokok berat saat muda. Dia kena sakit paru-paru apa gitu. Saat dia sudah nikah berhenti soalnya Om Ali ngelarang,” jelas Pasha memperingati Rosa. “Iya, Pak Dokter. Enggak janji,” jawab Rosa dengan menendang batu kerikil ke sembarang arah. “Ini! Ganti permen,” seru Pasha mengeluarkan beberapa permen coklat d

    Huling Na-update : 2024-12-26
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 203

    Manggala yang mendengar ucapan Sagara langsung merenggut kesal. Ia tahu pasti Danar akan memanfaatkan Sagara agar bisa mendekati Jeena kembali. Ia mendengus kesal lalu berdehem pelan.[Gara, kamu sehat Nak? Kamu jaga kesehatan ya!]Jeena menatap putranya dengan mata yang berembun. Ia sangat merindukan putranya. Sudah sebulan ia tidak bertemu dengannya.Sagara lantas tersenyum dan melambaikan tangannya pada Jeena. [Dah, Mama! Aku main dulu sama Papa,]Jeena memberikan kecupan jarak jauh pada putranya. Saat Jeena hendak berpamitan pada putranya, Manggala menggeser duduknya hingga ia menatap Sagara di balik layar ponsel Jeena.[Halo, Gara!]Manggala menyapa Sagara dengan santai. Sementara itu Jeena hanya mengerutkan keningnya melihat sikap Manggala. Jeena akhirnya menggeser ponselnya agar Manggala juga bisa bertatap muka dengan putranya.[Papa Gala! Papa gak ajak Gara?] Suara anak lelaki tampan itu terdengar jernih. Ia senang bisa melihat Manggala namun merasa kesal karena Manggala tid

    Huling Na-update : 2024-12-26
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 204

    “Bagaimana Nona? Apakah hari ini menyenangkan?”Rosa bertanya pada Jeena yang terlihat sumringah setelah melakukan piknik bersama orang-orang tersayang. Kini mereka sudah tiba di apartemen dan bersiap-siap akan makan malam bersama. Jeena mengangkat mata dan menggerakan ke dua sudut bibirnya. “Aku happy banget hari ini. Meskipun awalnya aku kesal sama Mas Gala. Dia pria pencemburu ternyata,” Mendengar curhatan Jeena tentang calon suaminya, Rosa terkekeh pelan. Begitulah drama yang terjadi dalam hubungan sepasang kekasih.“Ada yang lucu?” tanya Jeena dengan dahi yang berkerut. Ia memperhatikan Rosa yang tertawa mendengar curhatannya.Wanita tomboy itu mengusai rambutnya yang bergaya bob beberapa kali lalu berkomentar.“Enggak, dia itu cemburuan. Berarti dia itu sayang banget dong sama Nona,” jelas Rosa dengan asumsinya. “Cemburunya juga masih tahap wajar kok,”“Aku tau kok. Tapi dia kelihatan berlebihan aja. Aku kan malu di depan Dion. Kesannya aku dan Dion selingkuh gitu,” jelas Jeena

    Huling Na-update : 2024-12-27
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 205

    Malam itu Jeena tidak bisa tidur. Ia juga tidak bisa mengobrol dengan putranya seperti biasanya. Sagara sedang menginap di rumah Danar. Danar meminta ijin pada Jeena agar Sagara menginap di rumahnya sehari. Karena tak ingin mengecewakan putranya, ia pun mengijinkan. Sesungguhnya, Jeena masih menaruh rasa benci pada pria itu. Namun dalam sudut hatinya, ia merasa simpatik padanya melihat kondisinya saat ini.Jeena sedang asik memainkan piano di dalam ruang musik yang kedap udara. Kemampuan pianonya semakin terasah. Selain itu, Jeena kini mulai menciptakan lagu-lagu sendiri dengan pianonya. Kemampuannya dalam membuat lagu dan bernyanyi semakin membuatnya lebih bersemangat dalam bermusik. Ia ingin seperti ibunya menjadi pianis terkenal dari ASIA.Pada acara Amal yang diadakan oleh pihak kampus, ia akan melakukan debut pertamanya bersama Dion. Itulah alasan mengapa ia marah pada Manggala karena perihal cemburu itu. Kapan lagi untuk seorang mahasiswa baru mendapat kesempatan pihak kampus un

    Huling Na-update : 2024-12-28
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 206

    “Benar apa kata Mas Beryl, Mas Pasha gak boleh buka cadar sembarangan. Bukan mahram.”Serina ikut angkat suara menimpali ucapan Beryl. Gadis bermata biru itu melirik ke arah Laila dan mendecak sebal.‘Dasar caper!’Laila terbatuk pelan. “Gak apa-apa, Mas. Aku baik-baik aja. Aku udah biasa kok kalo kecapekan mimisan. Nothing serious.”Meskipun Laila merasa tubuhnya sudah tak bisa diajak kompromi, ia tetap berusaha kuat dan tak ingin merepotkan orang. Apalagi sampai membuka cadar. No way! Ia hanya akan membuka cadar di depan calon suaminya selain keluarganya.Pasha menjadi bingung ingin menolongnya. Ia pun berinisiatif mengeluarkan kotak obat dan kompres berisi es batu. Sementara itu Beryl langsung menelpon seseorang.“Laila, kamu pake ini kompres dulu! Kamu taruh kompres di belakang kepalamu. Ini kasa buat bersihin darahnya.”Karena Laila merasa dirinya baik-baik saja, Pasha juga tidak bisa berbuat banyak. Ia khawatir takut terjadi apa-apa pada gadis itu. Ia mendengar obrolan Zuned dan

    Huling Na-update : 2024-12-28
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 207

    “Bagaimana kabarmu sekarang?” tanya Pasha perhatian pada Laila. Pagi itu mereka sedang sarapan bersama di resto hotel.Setelah mendapatkan pengobatan dari seorang dokter, demam Laila langsung turun. Ia sudah berangsur pulih.“Alhamdulillah, baik,” jawab Laila bahkan tak berani menatap Pasha yang berada di depannya. Laila memilih menjatuhkan tatapannya pada spaghetti.Beryl menatap Laila dengan raut wajah dingin. Laila menjadi ketakutan melihat tatapan Beryl terhadapnya. Mungkin pria itu marah karena Laila tidak bisa bekerja dengan baik akibat sakit.Eh hem,Beryl berdehem pelan kemudian berkata. “Tentu saja, dia sudah sembuh. Aku panggilkan dokter untuk mengobatinya. Kalau tidak segera diobati nanti merepotkan,”Mendengar perkataan Beryl, Laila menelan salivanya yang terasa kecut. Ia menjadi kehilangan selera makan. Bukan keinginan dirinya sakit. Ia hanya kelelahan. Biasanya ia cukup tangguh dan tak cepat sakit.Sisi lain, Serina tersenyum mendengar perkataan Beryl. Ia sempat tantrum d

    Huling Na-update : 2024-12-29

Pinakabagong kabanata

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 387

    Sulis datang diikuti oleh ke dua anak kembar identiknya, Beryl dan Alby. “Kenapa gak nunggu Omnya sih? Omnya juga pengen ngasih nama,” imbuh Beryl sembari menggamit tangan mungil istrinya.“Bayinya kembar identik juga ya,” Laila berkomentar dengan tersenyum manis menatap Rosa.Rosa menangguk. “Mereka kembar identik. Tapi … yang satu ada tanda lahir di dadanya. Yang satu enggak,”“Nah, ada juga bedanya,” gumam Ana hampir kebingungan. Dulu ia juga tidak bisa membedakan mana Alby atau Beryl.“Kalau masih bayi agak sulit emang. Kecuali udah gede,” tukas Sulis memandang ke dua putranya bergantian dengan mata yang memicing penuh arti.“Apa Mi?” Baik Beryl maupun Alby mendengus pelan.“Kalau udah gede, sikapnya kan beda. Jadi gak bakalan bingung,” imbuh Laila berkomentar. Pasha seketika terkekeh pelan. “Laila, sikap Beryl masih nyebelin gak udah nikah? Dia kan rada-rada sin—”“Sa, kenapa kamu jadi kasar begitu?” tegur dr Zain mengerutkan keningnya. “Tanya aja sama istri gue.”Beryl menj

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 386

    Senja itu, langit terlihat indah dan cerah seakan menambah nuansa bahagia sepasang kekasih yang baru saja memulai hidup baru. Mobil yang dikendarai Pasha melaju pelan memasuki halaman kediaman sang ibu yang luas dan megah. Namun, di dalam mobil, dada Rosa terasa sesak. Jari-jarinya menggenggam erat selimut bayi yang membungkus salah satu anak kembarnya. Ia menoleh ke kursi bayi di sampingnya, tempat bayinya tertidur pulas.Pasha, yang duduk di sebelahnya, menghela napas panjang. Ia tahu ini bukan hal yang mudah bagi Rosa. Wanita itu telah mengalami banyak hal, termasuk penolakan dari keluarganya sendiri. Kini, ia akan menghadapi keluarga besar.Situasinya berbeda. Jika dulu ia datang ke sana sebagai asisten pribadi Ana sekaligus pengawal Jeena. Sekarang, ia datang sebagai wanita yang telah melahirkan dua cucu sekaligus untuk keluarga Basalamah. “Rosa,” suara Pasha terdengar lembut, namun tegas. “Ini rumah kita sekarang. Kau tidak perlu takut.”Rosa menelan ludah, mencoba menenangkan

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 385

    Pasha mengangguk dengan mantap. “Ya, mereka anak-anakku.”Alby merasa dunianya jungkir balik. “Kapan ini terjadi?! Kenapa aku nggak tahu?!“Sulis menepuk bahunya. “Mungkin karena kamu terlalu sibuk cari gara-gara sama Levina?”Alby masih tidak percaya. Ia berjalan mendekat dan mengintip bayi yang sedang berada di pelukan Pasha. Wajah mungil itu begitu polos, matanya tertutup rapat dengan pipi bulat menggemaskan.Alby memijat pelipisnya. “Oke. Ini kejutan besar. Aku perlu duduk.”Pasha tersenyum kecil. “Kamu bisa duduk di lantai kalau perlu.”Sulis hanya bisa menghela nafas lagi. “Sepertinya aku akan sering pusing mulai sekarang.”Tak lama kemudian Rosa keluar dari kamar mandi. Tatapannya bertemu dengan Alby.Alby menatap Rosa dengan tatapan bingung. Namun ia tidak ingin menghakimi siapapun di sana. “Sorry banget, aku kaget,”Pantas saja ibunya memintanya untuk menjenguk Rosa. Mungkin maksud ibunya ialah membesuk ke dua keponakannya. Ia tidak tahu ternyata hubungan Pasha dengan mantan

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 384

    Jeena menatap layar laptopnya dengan rahang mengeras. Rekaman CCTV yang baru saja diputar memperlihatkan sesuatu yang menggetarkan hatinya—Rosa yang kesakitan, merintih di lantai, sementara Selina hanya berdiri, menatapnya dengan ekspresi kosong sebelum akhirnya berbalik dan pergi begitu saja.Sulis yang duduk di samping Jeena terkesiap. Jari-jarinya yang sudah mulai berkerut mencengkeram lengan kursinya. Napasnya memburu, dan ekspresi terkejutnya segera berubah menjadi kemarahan yang mendidih.“Astaga, Jeena,” Sulis menggelengkan kepalanya tak percaya. “Anak itu benar-benar tega. Aku tahu dia punya dendam, tapi membiarkan seorang ibu dan bayinya dalam bahaya? Ini sudah kelewatan.”Jeena mengepalkan tangannya di atas pahanya. Matanya menyala, penuh dengan amarah. “Aku tidak akan membiarkan dia lolos begitu saja, Tante. Aku akan melaporkannya ke polisi sekarang juga! Bayangkan saja, bukankah dia seorang dokter? Namun membiarkan wanita hamil yang ingin melahirkan begitu saja, sungguh pe

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 383

    “Sa, udah cukup. Aku udah kenyang.”Rosa menahan tangan Pasha untuk terus menyuapinya.Pasha pun menurut lalu menyerahkan sebotol air minum untuk Rosa, lengkap dengan sedotannya. Tanpa ragu, Rosa menerima air minum itu lalu meneguknya perlahan. Dengan telaten, Pasha pun menaruh nampan bekas makan Rosa di atas nakas. Lalu ia langsung memanggil perawat yang tiba di sana untuk membereskan bekas makan Rosa. Ia tidak bisa melihat ada barang kotor di sana.Setelah memastikan Rosa makan dengan benar, Pasha tak langsung beranjak dari sana. Ia kembali duduk di sisi Rosa, membetulkan bantal yang menjadi sandaran Rosa meskipun ia terlihat letih.“Sa,” imbuh Rosa menatap Pasha yang mengabaikan dirinya sendiri. Wajah pria tampan itu terlihat letih dengan penampilannya yang berantakan.“Apa?” tanya Pasha dengan suara serak—yang letih.“Kamu pulang aja,” Rosa menatap iba pemuda itu. “Kamu bisa istirahat di rumah. Di sini ada perawat kok,”Pasha menatap Rosa dengan tatapan penuh arti. Tangannya memb

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 382

    “Siapa Na?” Sulis bertanya saat Ana tak kunjung mengangkat teleponnya.Ana melirik ke arah Sulis setelah mengatur ponsel itu menjadi silent. Untuk saat ini ia tidak ingin mendengar tentang Selina ataupun keluarganya. Ia hanya ingin fokus pada kebahagiaan Pasha dan wanita pilihannya. Mau bagaimana lagi, semua sudah terjadi. Pasha sudah memilih Rosa. Bahkan kini mereka sudah punya anak.Mungkin ia akan segera menangani soal pertunangan Pasha dengan Selina yang akan batal untuk ke dua kalinya. Ana belum tahu apa yang ditemukan oleh Jeena di apartemen Pasha. Andai Ana tahu apa yang terjadi pasti ia akan murka. Seolah memahami isyarat yang diberikan oleh Ana, Sulis pun memilih mendekat. Ke dua wanita yang sudah tidak muda itu lalu memilih keluar ruangan. “Dasha telepon,” imbuh Ana sembari merangkul lengan Sulis. Sulis menatap Ana dengan tatapan serius. “Kamu harus segera bertemu dengan Dasha. Kalau kamu takut, aku temani,”Ana meraih oksigen rakus lalu mengembuskannya dengan berat, menja

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 381

    Rosa terdiam mendengar permintàan maaf mantan bosnya itu. Bukankah itu pertanda jika ia merestui hubungannya dengan putra kesayangannya?Dengan napas tersengal, Rosa mencoba menggerakkan tubuhnya, berusaha menyesuaikan diri dengan keberadaan wanita yang dulu menolak keberadaannya.Pasha yang duduk di kursi samping tempat tidur, langsung menggenggam tangan Rosa, seakan tahu bahwa Rosa sedang ketakutan. “Tenang, aku di sini,” bisiknya pelan.Ana memperhatikan interaksi mereka. Ada sesuatu dalam sorot matanya—sesuatu yang tidak pernah ia tunjukkan sebelumnya. Mungkin itu penyesalan, mungkin itu rasa bersalah.“Nyonya … aku …” imbuh Rosa menggantung sebab Ana sudah lebih dulu memotongnya.“Jangan banyak bicara. Kau masih belum pulih,” ucap Ana dengan nada simpatik.Rosa menunduk, menatap selimutnya dengan pandangan kosong. Ia masih takut. Ia ingat dengan jelas bagaimana Ana dulu mengatakan bahwa ia tidak pantas untuk Pasha, dan permintaannya agar bisa menjauh dari Pasha.Tapi kini, Ana ada

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 380

    Di ruangan bernuansa putih yang sepi, hanya suara detak monitor dan hembusan lembut oksigen yang menemani. Lampu redup di langit-langit menerangi wajah pucat Rosa yang masih terbaring di ranjang rumah sakit. Kini ia sudah dipindahkan ke ruang rawat inap.Di sampingnya, Pasha duduk dengan tubuh lelah, pakaian kusut, rambut berantakan, dan mata yang sembab. Namun, ia tetap tidak beranjak.Tangannya menggenggam erat jemari Rosa, seolah takut kehilangan lagi.Kelopak mata Rosa mulai bergerak. Pelan, ia membuka matanya, menyesuaikan diri dengan cahaya yang menyilaukan. Pandangannya buram sesaat, sebelum akhirnya menangkap sosok di sampingnya.Pasha.Dengan wajah yang begitu lelah, namun tatapan matanya hangat… dan penuh penyesalan.“Pasha,” suaranya serak, nyaris seperti bisikan.Sekejap, Pasha menegakkan tubuhnya. Matanya membulat, penuh keterkejutan sekaligus kelegaan.“Kamu sadar,” suaranya bergetar. Jemarinya refleks menggenggam tangan Rosa lebih erat, seolah ingin memastikan ini bukan

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 379

    Ana berdiri di depan ruang ICU dengan perasaan campur aduk. Matanya sembab karena menangis terlalu lama, tapi ia tetap berdiri di sana, menunggu.Hatinya berdegup kencang saat akhirnya pintu ICU terbuka. Lalu tampaklah Pasha melangkah keluar.Putranya tampak berantakan—wajahnya pucat, rambutnya kusut, dan matanya merah karena letih. Seorang pria yang terbebani oleh terlalu banyak emosi.“Pasha,” suara Ana nyaris berbisik.Tapi Pasha bahkan tidak menoleh. Pemuda tampan itu berjalan lurus, melewati Ana begitu saja, seolah ibunya tidak ada di sana.Ana menahan napas. Sakit. Hatinya terasa diremuk. Tapi ia tahu—ia pantas mendapatkannya. Pasha sangat marah dan kecewa padanya. Dengan cepat, Ana berbalik dan mengejar langkah Pasha yang menuju bangku tunggu di lorong rumah sakit.“Pasha… Nak, dengar dulu,” suara Ana sedikit gemetar, mencoba menyentuh lengan putranya.Tapi Pasha menepis tangannya, menghindar. Ana merasa tersentak mendapat perlakuan Pasha seperti itu. Pasha putranya yang manja

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status