Cefrilizia semakin terang-terangan membenci dan menghujat Vivi, beberapa orang ada yang ikut membenci Vivi sehingga saat rapat dewan direksi, mereka ingin Vivi mundur.Vivi mendengar satu persatu nasehat mereka yang halus tapi menyakitkan.Vivi menghela napas panjang. Bahkan mereka pun terpengaruh wanita itu.Vivi bertanya kepada mereka. "Beritahu letak kesalahan saya menurut anda."Para dewan direksi sontak membalas Vivi dan tidak mau memberikan info dimana letak kesalahannya, ini dunia bisnis, tidak ada yang gratis, semua orang saling menyikut. Vivi menyadari kesalahannya dari pertanyaan itu. Jika dia bertanya pada orang biasa, pasti akan dijawab dengan berbagai reaksi tapi jika dia bertanya pada orang-orang yang duduk di kursi dewan direksi, mereka hanya memberikan penilaian pribadi tanpa memberi tahu informasi letak kesalahannya.Reza pun pasti tidak mau menunjukkan kelemahannya dan bertanya kepada mereka. Bisnis adalah bisnis, mereka bukan partner ataupun kawan.Vivi kecewa pad
Cefrilizia tersenyum. "Apa? Vivi menekan para dewan direksi suaminya? Dari mana dia punya keberanian seperti itu?"Tommy mendengus keras. "Akhirnya dia mulai menunjukan sifat asli. Putriku, jangan kalah dari wanita seperti dia.""Tentu saja, papa. Tidak mungkin aku diam saja melihat semuanya, Reza sudah mengembangkan bisnis dengan susah payah dan aku harus menyelamatkannya."Tanpa disadari, pasangan ayah dan anak mulai berhalusinasi untuk bisa menyelamatkan Reza."Wanita itu merasa dirinya pintar, padahal terlalu bodoh. Hanya karena bisa memanjat tempat tidur Reza, bukan berarti bisa menjalankan perusahaan. Aku jadi yakin dukun yang bisa dipakai Vivi sangat kuat." Yakin Cefrilizia."Kamu bilang akan mendapatkan dukun yang hebat, apa kamu sudah bertemu dengannya?"Cefrilizia mengangguk semangat. "Ya, sudah. Orang itu sedang bersiap-siap untuk membersihkan seluruh tempat Reza dari aura gelap.""Baguslah. Jika Reza sudah sadar, kamu jangan lupakan papa."Cefrlizia memeluk papanya dengan
Pasangan ayah dan anak Heard masih tertawa lebar, tidak menyadari raut wajah dingin Fumiko dan Adelio. "Hahahaha- saya sudah bertemu dengan berbagai macam pengusaha, banyak yang mulai dari nol dan minta saran ke saya. Tentu saja saya berikan saran cuma-cuma ke saya, sebagai gantinya- mereka sukses besar, saya pun senang melihatnya."Adelio tertawa kecil, mengimbangi Tommy Heard. "Contoh yang bagaimana? Berarti pengetahuan anda tentang management luas sekali ya.""Oh, tidak hanya management perusahaan saja saya pelajari tapi juga trik marketing dan usaha apa yang cocok untuk mereka."Adelio tersenyum lalu melirik Fumiko dengan tatapan 'katanya dia investor besar, kenapa jadi mengajarkan trik marketing untuk usaha? Ini marketing untuk usaha besar atau umkm?'Fumiko tersenyum canggung, mengerti arti tatapan Adelio tapi lebih pilih mengabaikannya."Saya juga kenal banyak para investor di seluruh Indonesia termasuk yang duduk di dewan direksi beberapa perusahaan, termasuk saya."Fumiko ti
Choky bergegas menemui Putra di rumahnya. Putra yang kesal saat membuka pintu dan melihat partner kerjanya berdiri di depan pintu dengan wajah polos, bertanya dengan nada kesal. "Mau apa kamu jam segini ke sini? Dengar ya, badan aku itu tidak seperti kamu yang kuat lembur dengan fisik, aku lelah dan butuh istirahat."Choky menatap dingin Putra lalu menyodorkan amplop yang diberikan nyonya. "Ini, dari nyonya."Putra menerimanya dengan heran lalu membukanya. "Apakah kita akan berperang lagi?""Gosip di luar sudah keterlaluan, dukun yang diperintah wanita itu sudah mulai bergerak."Putra mengerutkan kening dengan heran. "Dukun? Apakah wanita itu mengirim guna-guna? Bagaimana caranya?""Tidak tahu." Choky mengangkat kedua bahu dengan santai.Putra mendecak. "Kamu bisa tahu dukun dia mulai bergerak tapi tidak tahu dengan cara apa?"Choky menghela napas ironis. "Aku sudah melaksanakan tugas, sekarang tinggal sekretaris yang melakukan sisanya."Putra terpana ketika melihat isi dokumen. "Ini
Semua wanita pasti ingin kisah cintanya seperti Cinderella, menikah dengan pria kaya dan hidup bahagia selamanya, bahkan ada yang bersedia memakai jalur pelakor. Ibu peri pun terabaikan begitu saja. Vivi tidak pernah sekalipun berpikir menjadi Cinderella ataupun pelakor, dia hanya ingin bekerja dan belajar untuk masa depan. Jadi, dia anggap mendapatkan Reza hanyalah bonus. Masalah Cefrilizia, dia ingin mengabaikan wanita itu, tapi melihat kelakuannya yang semakin memuakkan bahkan hampir menghancurkan bisnis Reza lalu melempar kesalahan ke dirinya, dia tidak akan mau menerima begitu saja.Vivi tahu, Cefrilizia spontan mengikuti dirinya dan suami. "Kenapa tersenyum begitu?" tanya Reza setelah melihat istrinya hanya tersenyum menatap menu. Malam ini, mereka makan di restoran keluarga di dalam mall setelah puas menonton dan belanja.Vivi meletakkan menu di atas meja. "Jika aku berhasil menyingkirkan orang-orang yang membuat sakit mata, kamu harus memberiku hadiah."Reza mengangguk set
Hannah berteriak marah sekaligus memukul suaminya. "Kamu berani selingkuh di belakangku? Kita sudah menikah lama dan ternyata kamu main di belakangku?"Ken berusaha melindungi diri sendiri. "Tidak, aku tidak melakukan apapun. Itu hanya iseng bersama dia, aku hanya sering main golf bersama ayahnya.""Lalu suara itu? Apa kamu pikir aku tuli?!""Aduh!"Choky dan bodyguard lain berdiri menjauh dari sofa."Pak Ken, anda bisa menandatangani jual beli saham. Nyonya tertarik untuk membeli saham dari anda," kata Putra. "Kami akui telah melakukan kesalahan selama ini."Tangan Hannah berhenti lalu menoleh ke Putra, begitu juga dengan Ken yang sudah memegang bantal sofa dan di posisi terlentang.Putra tersenyum dingin sambil memperbaiki letak kaca matanya. "Nona Vivi selama ini hanya mengandalkan kekuatan suaminya dan tidak memiliki saham apapun, meskipun tertulis secara hukum, harta tuan besar sudah menjadi milik nyonya."Sudut bibir Choky terangkat."Karena itu nyonya, tertarik membeli saham mi
Dua hari kemudian.Cefrilizia terkejut mendengar Ken dan istrinya pindah ke Australia tanpa memberikan kabar, bahkan Hannah juga mendadak keluar dari grup tanpa mengatakan apapun.Cefrilizia mondar mandir di ruang tamu dengan cemas, apakah mereka akan berkhianat?Tommy pulang ke rumah dengan bahagia lalu memeluk putrinya yang cemas. "Hahahaha-"Cefrilizia terkejut. "Papa, ada apa?""Ini berita menyenangkan untuk kita.""Berita apa? Apakah ada yang memberikan uang banyak untuk papa?""Tidak, tapi bank Fumoshi akhirnya setuju kerja sama dengan kita."Kedua mata Cefrilizia berbinar dan melompat bahagia. "Oh, astaga. Selamat papa.""Kita pasti akan kaya raya dan semua akan menghormati kita berdua, kamu juga harus membantu papa menangani klien.""Tentu saja, putri papa yang cantik ini siap membantu."Tommy melihat wajah putri kesayangannya yang mendadak murung. "Ada apa? Kenapa kamu seperti itu?""Papa tidak dihubungi teman golf papa? Si Ken?""Ah, papa sudah mendengar kabarnya. Mendadak d
Erika menatap nanar Cefrilizia, sorot mata dan ambisi yang sama seperti ibunya. "Tidak bisakah anda tidak menyentuh kami? Sekarang kami sudah hidup tenang meskipun tidak semewah anda."Krisna memeluk bahu Erika. Seandainya mereka berdua tidak melakukan hal buruk di masa lalu, mungkin semuanya tidak akan seperti ini.Cefrilizia semakin salah paham. "Aku tahu masa lalu kalian sangat mengerikan, jadi jika kalian bekerja sama padaku untuk menghancurkan Vivi. Aku berjanji akan membawa pulang kalian ke rumah itu lagi.""Aku tidak mau kembali ke tempat itu, tolong pergilah." Mohon Erika. "Jangan memaksa kami.""Aku tidak memaksa kalian, aku-"Tiba-tiba seorang pria bertubuh tinggi dan kekar menghalangi pandangan Cefrilizia sampai membuatnya terpaksa mendongak.Choky menunduk dan menatap dingin wanita tidak tahu malu itu. "Nona Heard, tolong pergi dari sini. Anda sudah mengganggu."Cefrilizia tertawa sinis. "Bagaimana bisa aku mengganggu? Aku hanya ingin menyelamatkan anak-anak tidak bersalah