Pasangan ayah dan anak Heard masih tertawa lebar, tidak menyadari raut wajah dingin Fumiko dan Adelio. "Hahahaha- saya sudah bertemu dengan berbagai macam pengusaha, banyak yang mulai dari nol dan minta saran ke saya. Tentu saja saya berikan saran cuma-cuma ke saya, sebagai gantinya- mereka sukses besar, saya pun senang melihatnya."Adelio tertawa kecil, mengimbangi Tommy Heard. "Contoh yang bagaimana? Berarti pengetahuan anda tentang management luas sekali ya.""Oh, tidak hanya management perusahaan saja saya pelajari tapi juga trik marketing dan usaha apa yang cocok untuk mereka."Adelio tersenyum lalu melirik Fumiko dengan tatapan 'katanya dia investor besar, kenapa jadi mengajarkan trik marketing untuk usaha? Ini marketing untuk usaha besar atau umkm?'Fumiko tersenyum canggung, mengerti arti tatapan Adelio tapi lebih pilih mengabaikannya."Saya juga kenal banyak para investor di seluruh Indonesia termasuk yang duduk di dewan direksi beberapa perusahaan, termasuk saya."Fumiko ti
Choky bergegas menemui Putra di rumahnya. Putra yang kesal saat membuka pintu dan melihat partner kerjanya berdiri di depan pintu dengan wajah polos, bertanya dengan nada kesal. "Mau apa kamu jam segini ke sini? Dengar ya, badan aku itu tidak seperti kamu yang kuat lembur dengan fisik, aku lelah dan butuh istirahat."Choky menatap dingin Putra lalu menyodorkan amplop yang diberikan nyonya. "Ini, dari nyonya."Putra menerimanya dengan heran lalu membukanya. "Apakah kita akan berperang lagi?""Gosip di luar sudah keterlaluan, dukun yang diperintah wanita itu sudah mulai bergerak."Putra mengerutkan kening dengan heran. "Dukun? Apakah wanita itu mengirim guna-guna? Bagaimana caranya?""Tidak tahu." Choky mengangkat kedua bahu dengan santai.Putra mendecak. "Kamu bisa tahu dukun dia mulai bergerak tapi tidak tahu dengan cara apa?"Choky menghela napas ironis. "Aku sudah melaksanakan tugas, sekarang tinggal sekretaris yang melakukan sisanya."Putra terpana ketika melihat isi dokumen. "Ini
Semua wanita pasti ingin kisah cintanya seperti Cinderella, menikah dengan pria kaya dan hidup bahagia selamanya, bahkan ada yang bersedia memakai jalur pelakor. Ibu peri pun terabaikan begitu saja. Vivi tidak pernah sekalipun berpikir menjadi Cinderella ataupun pelakor, dia hanya ingin bekerja dan belajar untuk masa depan. Jadi, dia anggap mendapatkan Reza hanyalah bonus. Masalah Cefrilizia, dia ingin mengabaikan wanita itu, tapi melihat kelakuannya yang semakin memuakkan bahkan hampir menghancurkan bisnis Reza lalu melempar kesalahan ke dirinya, dia tidak akan mau menerima begitu saja.Vivi tahu, Cefrilizia spontan mengikuti dirinya dan suami. "Kenapa tersenyum begitu?" tanya Reza setelah melihat istrinya hanya tersenyum menatap menu. Malam ini, mereka makan di restoran keluarga di dalam mall setelah puas menonton dan belanja.Vivi meletakkan menu di atas meja. "Jika aku berhasil menyingkirkan orang-orang yang membuat sakit mata, kamu harus memberiku hadiah."Reza mengangguk set
Hannah berteriak marah sekaligus memukul suaminya. "Kamu berani selingkuh di belakangku? Kita sudah menikah lama dan ternyata kamu main di belakangku?"Ken berusaha melindungi diri sendiri. "Tidak, aku tidak melakukan apapun. Itu hanya iseng bersama dia, aku hanya sering main golf bersama ayahnya.""Lalu suara itu? Apa kamu pikir aku tuli?!""Aduh!"Choky dan bodyguard lain berdiri menjauh dari sofa."Pak Ken, anda bisa menandatangani jual beli saham. Nyonya tertarik untuk membeli saham dari anda," kata Putra. "Kami akui telah melakukan kesalahan selama ini."Tangan Hannah berhenti lalu menoleh ke Putra, begitu juga dengan Ken yang sudah memegang bantal sofa dan di posisi terlentang.Putra tersenyum dingin sambil memperbaiki letak kaca matanya. "Nona Vivi selama ini hanya mengandalkan kekuatan suaminya dan tidak memiliki saham apapun, meskipun tertulis secara hukum, harta tuan besar sudah menjadi milik nyonya."Sudut bibir Choky terangkat."Karena itu nyonya, tertarik membeli saham mi
Dua hari kemudian.Cefrilizia terkejut mendengar Ken dan istrinya pindah ke Australia tanpa memberikan kabar, bahkan Hannah juga mendadak keluar dari grup tanpa mengatakan apapun.Cefrilizia mondar mandir di ruang tamu dengan cemas, apakah mereka akan berkhianat?Tommy pulang ke rumah dengan bahagia lalu memeluk putrinya yang cemas. "Hahahaha-"Cefrilizia terkejut. "Papa, ada apa?""Ini berita menyenangkan untuk kita.""Berita apa? Apakah ada yang memberikan uang banyak untuk papa?""Tidak, tapi bank Fumoshi akhirnya setuju kerja sama dengan kita."Kedua mata Cefrilizia berbinar dan melompat bahagia. "Oh, astaga. Selamat papa.""Kita pasti akan kaya raya dan semua akan menghormati kita berdua, kamu juga harus membantu papa menangani klien.""Tentu saja, putri papa yang cantik ini siap membantu."Tommy melihat wajah putri kesayangannya yang mendadak murung. "Ada apa? Kenapa kamu seperti itu?""Papa tidak dihubungi teman golf papa? Si Ken?""Ah, papa sudah mendengar kabarnya. Mendadak d
Erika menatap nanar Cefrilizia, sorot mata dan ambisi yang sama seperti ibunya. "Tidak bisakah anda tidak menyentuh kami? Sekarang kami sudah hidup tenang meskipun tidak semewah anda."Krisna memeluk bahu Erika. Seandainya mereka berdua tidak melakukan hal buruk di masa lalu, mungkin semuanya tidak akan seperti ini.Cefrilizia semakin salah paham. "Aku tahu masa lalu kalian sangat mengerikan, jadi jika kalian bekerja sama padaku untuk menghancurkan Vivi. Aku berjanji akan membawa pulang kalian ke rumah itu lagi.""Aku tidak mau kembali ke tempat itu, tolong pergilah." Mohon Erika. "Jangan memaksa kami.""Aku tidak memaksa kalian, aku-"Tiba-tiba seorang pria bertubuh tinggi dan kekar menghalangi pandangan Cefrilizia sampai membuatnya terpaksa mendongak.Choky menunduk dan menatap dingin wanita tidak tahu malu itu. "Nona Heard, tolong pergi dari sini. Anda sudah mengganggu."Cefrilizia tertawa sinis. "Bagaimana bisa aku mengganggu? Aku hanya ingin menyelamatkan anak-anak tidak bersalah
Di saat para dewan direksi panik karena Vivi, Tommy bertemu dengan dengan salah satu pengusaha muda yang mencari investor dan menjelaskan semua rencananya."Saya yakin, anda juga akan mendapatkan keuntungan banyak setelah berhasil mendapatkan kontrak dengan bank Fumoshi."Tommy mengerutkan kening tidak suka. Memang dirinya mengajukan kerja sama dengan bank tersebut untuk menaikkan nilai dirinya tapi bukan berarti dia mau menyerahkan potensial uang ke pihak bank, meskipun memang ada perjanjian tertulis.Tommy berdehem. "Berapa dana yang ingin kamu ajukan?"Pria itu menyerahkan tulisan ke tommy.Tommy tersenyum lebar ketika melihat angka itu. "Kamu yakin dengan uang segitu, bisa mendapatkan banyak penghasilan?""Oh, ayolah pak. Jangan terlalu gaptek. Sekarang zamannya dunia teknologi, kita harus bisa maju seberapapun usia kita."Tommy menaikkan salah satu alisnya. "Bisa dijelaskan dulu perlahan? Saya masih bingung.""Di dunia serba teknologi ini, masyarakat yang sudah terlanjur nyaman d
Keesokan harinya, Vivi berkunjung ke rumah Kinan sambil membawa kedua bayinya, sementara Reza diskusi masalah bisnis di ruang kerja suami Kinan.Kinan menyesap teh dengan anggun sambil mengamati perilaku lembut Vivi pada anak-anaknya. "Kamu terlihat sabar menghadapi mereka, biasanya anak-anak muda sedikit tidak sabar menghadapi bayi."Vivi tersenyum lembut. "Mungkin karena saya menikah dengan pria dewasa, jadi saya ikut tenang."Kinan tertarik dengan jawaban Vivi. "Oh."Vivi tersenyum gugup. "Saya sudah mendengar gosip di luar mengenai pernikahan saya dengan suami, sebenarnya saya merasa tidak adil, tapi begitu suami mengajarkan saya kesabaran, saya kembali tenang.""Bukankah kamu juga menjalankan perusahaan suami?""Anda tahu itu?""Tidak mungkin saya tidak tahu.""Sebenarnya itu ide suami saya, karena tahu saya bosan di rumah.""Bosan? Bosan mengurus anak?""Ah, tidak. Bukan begitu, saya tidak bosan mengurus anak, saya selalu dibantu para pelayan di rumah. Tapi saya bosan tidak mela