Share

Rahasiakan Dulu

Author: Kaiwen77
last update Last Updated: 2023-06-10 17:42:04

Setelah membuat Abian bicara. Darren mengambil ponsel dari tangan anak buah dan mulai menjauhi Abian. Darren nampak memeriksa hasil rekaman dan tanpa berpikir panjang langsung mengirim rekaman suara tersebut pada Jihan.

"Lalu bagaimana dengan binatang ini Tuan? Apa kita kembalikan ke sel?"

Abian sedikit menatap tak terima, ketika anak buah Darren menyebut binatang. Namun, Abian memilih untuk tidak protes. Mata Darren mendelik pada Abian dengan dingin.

"Kembalikan dia ke sel."

"Baik Tuan."

Abian mengepalkan tangan melihat Darren yang hendak pergi begitu saja, kemudian Abian mulai memberanikan diri. "Apa Bapak akan menutup mata? Membiarkan kakak ipar Bapak lolos begitu saja?"

Darren berhenti melangkah dan menyeringai, tanpa berbalik sama sekali Darren menjawab, "itu urusanku dengannya, kau tidak berhak ikut campur."

***

Pukul dini hari. Jihan menyuruh Susan untuk menggantikan dirinya tidur di sebelah Bella. Sementara Jihan sendiri menunggu di ruang tamu. Begitu mendengar suara mesin mob
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Sebuah Tameng

    "Cepat sikat gigi," titah Darren.Darren benar-benar memaksa Jihan untuk memegang sikat gigi. Jihan menarik napas. Mau cium suami saja harus sikat gigi dulu, hanya karena habis muntah. Jihan yang malas langsung mengembalikan sikat gigi ke tempatnya lagi, kemudian berjalan keluar kamar mandi."Loh, mau ke mana?" tanya Darren dengan dahi mengerut."Malas. Nanti saja kapan-kapan," sahutnya.Darren berdecak, namun memilih diam dan mengamati Jihan yang benar-benar keluar dari kamar mandi. Kemudian Darren tersenyum kecil dan mulai ikut keluar juga. Jihan baru saja menunjukkan sikap tidak takut pada Darren."Terima kasih ya Susan," ujarnya dan Susan tersenyum, kemudian berjalan pergi.Darren duduk di sebelah Bella, namun begitu Jihan menoleh setelah menutup pintu kamar. Posisi Bella di ujung, sementara Darren berada di tengah. Tangan Darren menepuk ranjang dengan mata menatapnya serius."Sini tidur.""Kenapa malah menyisihkan Bella sih Mas? Kalau nanti Bella jatuh gimana?" keluhnya sembari m

    Last Updated : 2023-06-11
  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Jihan, Kau Hamil?

    "Tameng? Maksudnya bagaimana Bu?" tanya Jihan penasaran.Stella baru saja ingin berucap, bahkan mulut sudah terbuka. Namun, begitu melihat Darren yang mendekat. Membuat Stella akhirnya sepenuhnya membisu. Rasa penasaran dalam diri Jihan pun semakin memuncak."Memangnya kau bekicot? Kenapa lama sekali," keluh Darren padanya.Darren menariknya untuk pergi ke arah dapur. Stella menatap cara Darren membawa Jihan pergi, begitu lembut dan terkesan tidak dibuat-buat. Stella juga menatap pinggang Jihan dan langsung mengerutkan dahi."Apa mungkin ... tidak, paling karena Jihan sedikit gemukkan saja," gumam Stella seorang diri.Darren di dapur sedang sibuk mencicipi kue kering yang dibuat oleh Stella sendiri. Kemudian mengangguk ketika dirasa rasanya atau kerenyahannya pas. Jihan sendiri sedang menahan air liurnya yang hampir menetes karena ingin, tapi Darren menahannya."Nutrisinya seimbang kayaknya," ujar Darren namun membuat Jihan melongo."Mas, kenapa cuma kasih satu?" protes Jihan karena d

    Last Updated : 2023-06-11
  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Istrimu Bermasalah

    Gawat. Itulah yang ada di otak Jihan saat menatap Luna. Sementara Luna menyipitkan mata dan semakin berjalan mendekat, melupakan tas belanja yang tertinggal di belakang. Jihan menatap ke lantai atas, kenapa Darren masih belum kembali juga."Ibu bilang apa? Jihan hamil?" tanya Luna.Namun Stella menarik napas. "Aih, aku inginnya Jihan hamil. Memangnya salah ya kalau aku ingin punya cucu?"Jihan langsung menatap pada ibu mertuanya. Ah, ya Jihan lupa. Kalau waktu itu Stella yang memberi tahunya masalah Luna yang bersekongkol dengan Abian untuk menculiknya. Jihan tersenyum, sebab sepertinya ia punya sekutu untuk melawan Luna."Aku baru lepas suntik bulan ini, semoga saja ada kabar baik ya Bu, Kak Luna."Luna menghela napas kesal, kemudian berbalik lagi hanya untuk meraih tas belanja yang tertinggal. Lantas menaiki anak tangga, sementara Jihan mulai mengambil kue kering di dalam toples lagi dan memakannya. Setelah memastikan Luna benar-benar sudah tidak terlihat, Stella sedikit mencondongk

    Last Updated : 2023-06-12
  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Jangan Melindungi Dia

    Jihan tersenyum mendengar penuturan suaminya. Kemudian mengangguk mengerti. Darren sendiri kembali mengemudi, namun tangan menggenggamnya."Memangnya tidak masalah menyetir pakai satu tangan?" tanya Jihan melirik tangannya.Darren justru menggenggam tangannya makin erat. "Tidak."Meski begitu. Jihan berusaha melepaskan tangannya, takut tiba-tiba ada kendaraan lain yang berhenti di depan mereka, kemudian pejalan kaki. Supaya Darren siap ketika dihadapkan pada peristiwa itu. Namun Darren tak melepaskannya sama sekali."Aku akan mengantarmu ke rumah, kau menemani Bella di rumah saja ya Jihan, karena aku bakal pulang malam," tutur Darren memberi tahu.Jihan pun menoleh. "Memangnya kau mau ke mana Mas?""Rumah sakit. Aku ingin melihat kondisi Yohan.""Aku ikut saja ya Mas? Cuma mau lihat sebentar saja kok," pintanya sekaligus berusaha membujuk suaminya."Bella bagaimana? Kalau kau ikut, nanti Bella sama siapa?"Jihan pun membisu. Benar juga, Bella kan tidak akan mau ditinggal lebih lama la

    Last Updated : 2023-06-13
  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Penguntit

    "Pak. Lebih baik kau langsung menghukum saya saja, ketimbang seperti ini," tutur Yohan.Darren menyeringai. "Sayangnya aku bukan orang seperti itu. Bertahun-tahun bekerja denganku, harusnya kau sudah tahu bagaimana caraku menyelesaikan masalah."Yohan langsung membisu. Jika benar-benar menggunakan cara menyelesaikan masalah, maka Darren sudah memasukkan Yohan ke gudang kosong dan dipukuli oleh beberapa anak buah. Tapi, sepertinya Darren akan sungguh menyiksa Yohan.***Jihan tersenyum begitu selesai mendandani Bella. Pagi ini, putrinya akan pergi ke sekolah. Kalau dulu, hari ini pasti dinantikan oleh Jihan karena akan diceraikan oleh Darren sebentar lagi. Tapi, sekarang berbeda. Jihan begitu menantikan perkembangan Bella sembari membesarkan anak yang dikandungnya."Sudah siap?"Kepala Jihan menoleh dan menemukan Darren membuka pintu kamar Bella. "Sebentar lagi kok Mas."Bella memegang dada. "Jantung Bella berdetak cepat."Jihan mengelus kepala putrinya. "Wajar Sayang. Apalagi ini kan

    Last Updated : 2023-06-13
  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Anak Haram

    Darren menatap pada Bella serius. "Ingat ya. Pokoknya apa pun yang tante Luna katakan, Bella jangan dengarkan ya."Bella mengangguk antusias. "Baik!"Jihan menatap putri dan suaminya. "Memangnya apa yang biasanya kak Luna katakan pada Bella?"Bella menatapnya kemudian sedikit menunduk. "Anak haram, anak cacat."Jihan tertegun begitu mendengarnya. Kemudian Jihan mengelus kepala putrinya. Membuat kepala Bella terangkat dan menatap matanya."Yang bilang begitu pasti karena iri. Kan Bella punya mama sama Papa sekarang, terus Bella cacat di mana? Tidak ada kok. Semua manusia kan memang tidak ada yang sempurna loh."Bella sedikit tersenyum. "Iya.""Ya sudah, kita turun yuk. Terus sekolah dan perkenalan sama teman semua," ajaknya.Bella nampak semangat kemudian ingin membuka pintu mobil sendiri, namun Darren nampak mengulurkan tangan minta salim. Ketika salim, Bella langsung diraih dan Darren mengecup kening sang putri. Sementara giliran Jihan, bibirnya yang malah dikecup."Mas ih," keluhnya

    Last Updated : 2023-06-14
  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Tidak Menerima Tamu

    "Aku tidak ada janji temu dan tidak ada tamu Jihan, jadi aku tidak akan menemuinya," celetuk Darren.Jihan menarik napas melihat sifat suaminya yang sewenang-wenang. Memang dasarnya yang berkunjung adalah Akio. Jadi, biar pun pintu ditutup, malah dibuka oleh pria Jepang itu dan menunjukkan senyuman pada Jihan."Halo cantik, kita bertemu lagi," sapa Akio sampai melambaikan tangan.Jihan pun hendak melakukan hal yang sama. Melambaikan tangan sembari mengulas senyum. Namun, mata Darren melirik sangat tajam padanya. Hal itu membuat Jihan urung dan hanya tersenyum, tapi dengan mata menatap ke arah suaminya."Kenapa kau datang ke sini tanpa diundang?" tanya Darren dengan ekspresi kesal.Akio berjalan mendekat ke arah Jihan juga Bella. Mata pria itu tertuju pada sofa yang Jihan duduki dan masih ada tempat kosong. Hal itu membuat Darren menarik tangan Akio, kemudian menunjuk sofa tunggal di depan mereka."Sana duduk di sana," titah Darren.Akio mengerutkan dahi. "Terlalu jauh, aku ingin bicar

    Last Updated : 2023-06-14
  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Jangan Disentuh Dulu

    Darren terus saja kepikiran masalah mengusir Akio. Hingga pukul dini hari pun, Darren masih sibuk di sudut ranjang dengan ponsel dan nampak mencari cara di mesin pencarian. Jihan yang baru saja berbaring miring dengan tangan menyelampir, namun dirasa kosong setelah meraba. Membuat Jihan membuka matanya perlahan.Dilihatnya Darren duduk membelakangi. Jihan pun bangkit dari tidurnya, hanya untuk memeluk suaminya dari belakang. Darren nampak sedikit terkejut dengan yang Jihan lakukan. Namun kemudian Darren mengelus tangannya yang memeluk perut."Tidur lagi Jihan," titah Darren pelan.Jihan menggeleng di punggung suaminya. "Apa yang sedang kau lakukan? Sampai jam segini masih sibuk di ponsel."Darren masih mengelus tangannya. Namun tak ada niatan untuk menjawab, hal itu membuat Jihan penasaran dan mengintip apa yang sedang dilakukan oleh suaminya. Mata Jihan menyipit, ketika menemukan cara mengusir orang dari negara sendiri."Kenapa mencari hal seperti itu? Siapa yang ingin kau usir dari

    Last Updated : 2023-06-15

Latest chapter

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Berakhir Baik (Tamat)

    Darren pikir, kalau sang putra yang terlihat jarang menangis itu akan tetap tertidur seperti siang hari. Ternyata tidak. Di tengah malam, Jihan sibuk membuka kancing baju untuk menyusui Bilal."Ternyata begini rasanya jadi ayah," gumam Darren di tengah mata yang mengantuk.Jihan tersenyum. Mungkin sewaktu bayi, Bella benar-benar diurus oleh pembantu. Darren yang sibuk mengejar cinta Elina atau bekerja, sedikit melupakan sang putri. Jemari Darren mengusap kepala Bilal lembut. "Kapan selesainya Nak? Papa juga kan mau gantian."Jihan menatap suaminya kesal. "Apa sih Mas? Kalau masih masa nifas, istri itu tidak boleh disentuh."Darren menatap Jihan dengan dahi mengerut. "Apanya Sayang?"Tapi, kemudian bibir mengulas senyum. "Aku tak ada membahas masalah ranjang sama sekali padahal.""Terus yang gantian itu apa? Ingin ikut menyusu kan?"Darren terkekeh dan mengusap hidungnya. "Mana tega aku melakukannya padamu Jihan. Aku bermaksud untuk gantian menggendong Bilal saja."Mendengarnya. Jihan

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Tuan Muda Gerald

    "Yohan," panggil Luna.Suara itu begitu bergetar. Sedang mata yang bengkak itu kembali meneteskan air mata. Kesedihan telah hinggap dalam diri Luna setelah mengetahui fakta terjangkit penyakit ganas itu."Aku akan mati," lanjut Luna.Yohan terburu mendekat dan duduk di kursi. Memegang tangan Luna yang tidak diinfus. Yohan berusaha untuk tidak menunjukkan wajah sedih dan mengelus kepala Luna amat lembut."Tidak Luna. Jangan katakan hal bodoh macam itu, karena kau akan sembuh." Yohan mencium tangan Luna."Tapi tak ada yang bertahan lama, kalau punya penyakit dalam," ujar Luna nampak takut.Yohan menggeleng. "Itu kata orang lain. Tapi kata Allah beda Luna. Selama kita mau berusaha, pasti ada jalan. Yuk semangat, aku akan membantumu menjalani kemoterapi."Luna menatap Yohan nanar. Dokter telah menyampaikan, bahwa kanker stadium 4 tidak bisa disembuhkan, namun tetap harus menjalani pengobatan. Guna memperlambat penyebaran sel kanker juga meningkatkan kualitas hidup pasien.***Waktu terus

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Sebuah Karma

    "Aduh."Selagi ciuman itu. Darren dikejutkan oleh Jihan yang tiba-tiba saja mengaduh, namun bibir Jihan justru tersenyum begitu menjauhkan wajah. Darren tentu saja nampak cemas dan mengelus wajahnya."Kenapa Sayang? Apa aku ada menyakitimu?"Jihan terkekeh. "Bukan. Tapi anak kita terasa menendang tadi."Kecemasan di wajah Darren pun hilang, digantikan dengan senyuman. "Sepertinya anak kita juga tak sabar ingin ditengok sama ayahnya."Jihan tersenyum. "Apa sih Mas? Bisa saja alasannya kalau lagi ingin."Perlahan Darren merebahkan dirinya di atas ranjang. Kemudian Darren menaiki tubuh Jihan amat ramah. Kancing bajunya dilepas cukup hati-hati juga."Mas, aku tidak akan hancur, meski pun kau tidak melakukannya dengan pelan," komennya.Mata Darren terangkat dan menatapnya kemudian tersenyum. "Baiklah."Bibir Jihan pun mengulas senyum saat Darren lebih bersemangat membuka bajunya. Bibir Darren mengecup kulit lehernya antusias. Jemari Jihan mengelus kepala suaminya dengan lembut.Kecupan Dar

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Orang Dewasa

    Yohan terkekeh. "Orang? Memangnya di rumahku ada siapa Luna?"Mata Luna menjadi menyipit. "Bisa saja kan kalau kau membawa kekasihmu ke sini. Dan kalian bersenang-senang bersama."Mendengar hal itu, Yohan menarik napas. "Sejak dulu aku tak punya kekasih.""Yohan," sebut Luna kembali mendekati Yohan.Namun, sekretaris Darren itu langsung memegang kedua pundak Luna. Bukan untuk melanjutkan kegiatan ranjang, tapi mendorong tubuh Luna untuk duduk di sofa. Hal itu membuat Luna mengerutkan dahi."Yohan, kan aku meminta bantuanmu, kenapa malah menyuruhku duduk?"Yohan tersenyum miris. "Kau tahu Luna, apa yang terjadi jika sampai orang lain tahu. Tahu soal kejadian malam ini.""Aku berjanji tak akan bicara pada siapa pun. Aku hanya perlu hamil saja Yohan," ujar Luna terdengar bersikeras.Yohan menarik napas. Justru karena ada Darren dan Akio yang bersembunyi di ruang kerja. Jadi, Yohan tak bisa leluasa melakukan hal seperti itu pada Luna, ya meski hal itu terlarang."Pulanglah, aku akan menga

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Cara Terakhir

    Mendapat pertanyaan itu, membuat Stella bergeming sejenak. Kemudian berusaha untuk tersenyum. Menjemput Aksa di negeri orang, dan menempatkan ke sisi Luna lagi. Itu artinya Stella akan benar-benar bermusuhan dengan Darren."Tentu saja, aku akan membawa Aksa kembali."Luna tersenyum. "Ya harus Bu. Karena anak ini butuh ayahnya."Stella sempat saling lirik dengan pembantu, kemudian mengajukan pertanyaan, "oh iya Nak. Cucuku ini sudah berapa minggu? Jika belum tahu, nanti aku akan memanggil dokter ke rumah."Luna nampak kaget sejenak mendengar penuturan dari Stella, kemudian Luna menjawab dengan segera, "sudah kok Bu. Aku diperiksa oleh dokter yang dipanggil dari luar. Katanya sudah 5 minggu."Stella mengulas senyum. "Begitu ya, ternyata penantian menunggu cucu lahir masih sangat lama. Butuh waktu kurang lebih 8 bulan lagi kan?"Kepala Luna mengangguk dan tersenyum ceria. Namun, begitu Stella menatap ke depan. Raut wajah Luna langsung berubah, sedikit kecemasan terlihat jelas di sana. Na

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Bebas Dari Hukuman

    Luna perlahan mulai keluar dari kamar mandi. "Katakan pada mertuaku, kalau aku hamil."Petugas pun nampak mengerutkan dahi. "Sudah dipastikan memangnya? Bukankah lebih baik diperiksa dulu?"Luna berjalan pergi. "Cukup katakan saja padanya, aku akan memberimu banyak uang jika melakukannya."Petugas tersebut menarik napas mendengar Luna yang bersikeras, padahal belum tentu mengandung. Masalahnya orang yang akan diberi tahu adalah nyonya besar dari keluarga Gerald. Kalau salah informasi sedikit saja, maka kelar sudah hidup petugas itu.***Baru saja kembali ke rumah. Tapi, Darren dibuat kesal oleh Akio yang datang tiba-tiba. Dan memaksa supaya Darren serta Jihan kembali dari perjalanan. Namun, hal yang diberi tahukan oleh Akio justru membuat Darren semakin kesal."Si Luna dikabarkan mengandung," ujar Akio membuat Darren menghela napas."Bagaimana bisa hamil sih?"Jihan membantu Susan meletakkan minuman serta camilan di hadapan Akio. Sepertinya pembahasan mereka berdua cukup serius. Hingg

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Jika Damai Selalu

    Jihan menggeliat dalam tidurnya, ketika jemari Darren memainkan bulu matanya. Jihan yang merasa tidurnya terganggu, langsung menyingkirkan tangan suaminya kemudian berbalik memunggungi. Darren terkekeh melihat Jihan yang masih ingin tidur.Tak berhenti sampai disitu. Jemari Darren mulai iseng dan meraba punggungnya, tanpa permisi tiba-tiba saja selimut disibak. Tentu Jihan menolehkan kepala dengan mata yang masih mengantuk berusaha dibuka untuk menatap tajam. Sementara tangan meraih selimut lagi untuk menutupi tubuh polosnya."Mas!" keluhnya.Darren tersenyum. "Masih ngantuk?""Masih."Jihan berbalik lagi. Mendekati Darren kemudian memeluk suaminya yang juga tak berbusana. Darren tersenyum dan tangan mulai berhenti menjahilinya. Jihan pun akhirnya bisa memulai tidurnya lagi."Meski kelihatan kecil perutnya, tapi ketika bertemu kerasa ganjel Jihan," gumam suaminya.Jihan malas meladeni suaminya dan hanya menjawab singkat, "iya."Darren mengerutkan dahi mendengar nada suara malasnya. "B

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Rencana Bepergian

    Sementara Jihan menemani Bella belajar di kamar. Bella sudah tak perlu tidur ditemani Susan lagi, pasalnya Jihan tak harus bersandiwara dan menemani Darren di rumah sakit lagi."Ma," sebut Bella membuatnya menatap."Ya Sayang, ada apa?""Wali kelas memberi tugas, untuk membuat karangan ketika jalan-jalan. Tapi, kita kan tidak pernah pergi bersama-sama seharian penuh ya Ma?" tanya Bella.Jika dipikir kembali. Memang benar, selama menikah. Darren hampir tak pernah mengajaknya mau pun Bella pergi jalan-jalan seharian penuh. Jihan pun tersenyum karena sepertinya mendapat kesempatan untuk menghirup udara segar. Bosan juga rasanya dikurung di rumah karena masalah Aksa dan Luna."Kapan tugasnya harus dikumpulkan?" tanya Jihan sembari mengelus kepala putrinya."Lusa.""Ya sudah, nanti malam mama bilang sama papa ya. Biar besoknya kita jalan-jalan dan pulangnya Bella bisa langsung mengerjakan tugas untuk diserahkan besoknya," ujarnya sembari tersenyum."Benar ya Ma? Yeay!"Sesuai permintaan Be

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Pandangan Seorang Pria

    Jihan berusaha mengalihkan pandangannya dari ibu mertuanya. Alangkah baiknya memang Jihan berpura tidak tahu apa pun. Hanya perlu ikut menatap dalam diam perdebatan antara suaminya dengan Akio."Kenapa langsung nuduh tanpa bukti sih? Serius, aku mendengar kalau Ibumu berkata seperti itu," ujar Akio penuh semangat, kemudian mata melirik pada Stella, "bukankah begitu Nyonya Stella?"Lagi, Akio bertanya. Namun, kali tersebut Stella menatap pada Darren sekilas. Kemudian mengangguk, membenarkan perkataan Akio soal kebohongan Darren sudah diketahui sejak awal. "Serius?" tanya Darren dengan wajah kaget.Kepala Stella mengangguk lagi. "Ya, ibu sudah tahu."Dan Stella pun menggunakan ibu untuk menyebut diri sendiri. Sorot mata Stella nampak sedih, begitu saling bertukar mata dengan sang anak. Darren sendiri hanya diam saja, sementara Jihan yang merasa pundak ibu mertuanya sedikit bergetar dan tak kuasa menahan emosi hingga berakhir dengan terisak. Jihan langsung mendekat dan memeluk pelan pun

DMCA.com Protection Status