Share

Pertanda Buruk

Mata Darren langsung menyorot tajam. "Jangan mimpi. Aku tidak akan menempatkan istri dan anakku pada keadaan berbahaya."

Aksa tersenyum dan menunjuk kotak di belakang. "Bahaya apanya? Itu hanya bom, Darren. Aku membelinya juga hanya untuk bermain saja kok."

"Lagi pula, aku akan meletakkan bomnya di rumahmu saja kok. Ketika kau pergi, barulah aku bom!" seru Aksa kemudian tertawa, "kau pasti akan senang ketika kembali nanti."

Darren benar-benar terpancing emosi. Hingga menjauh dari Akio dan mendekati Aksa hanya untuk mencengkram kerah baju sang kakak. Sementara Aksa begitu santai menatap Darren, bahkan masih bisa tersenyum.

"Aku sudah memperingatkanmu kan! Jika kau berani menyentuh orangku, maka aku tidak akan segan menyakiti orangmu itu!"

Tangan Aksa menggenggam pundak Darren. "Memangnya aku punya siapa? Selain kau, ibu dan Luna. Memangnya kau tega menyakiti ibu atau dirimu sendiri?"

Mendengar hal itu, Darren langsung menyeringai. "Jangan kau kira aku tidak tahu. Remaja yang hingga har
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status