Share

Kau Tidak Salah

Penulis: Kaiwen77
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-15 21:22:30

Susan menjambak rambut Yuna. "Kau yang sudah gila. Berani sekali menyinggung Nyonya di depanku!"

Yuna mendelik marah dan meraih rambut Susan juga. "Berani sekali pembantu rendahan sepertimu menjambak rambut kakak dari majikanmu sendiri!"

Mendengar kata kakak, seketika Susan berhenti menjambak dan mata menatap padanya. Saat itu juga, Yuna langsung menampar wajah Susan keras. Jihan harus melerai, sebab Yuna pasti akan terus main tangan sementara Susan sudah menyerah dan merasa bersalah.

"Kak sudah!" serunya sembari memegang tangan Yuna erat, kemudian menggiring Susan untuk menjauh.

Yuna melotot marah dan menggunakan tangan satunya lagi untuk menutul kepalanya. "Kau masih menganggap aku kakak, setelah bersikap angkuh dan menyuruh pembantu untuk menyerangku?"

Jihan terdiam sejenak. Kapan ia meminta Susan melakukannya? Jelas-jelas Yuna melihat langsung kalau Susan dengan sukarela menyerang, sebab tak suka dirinya dihina. Terlebih Bella disebut cacat, Jihan pun marah.

"Pulanglah Kak. Jangan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Bella Mengenal Jihan Lama

    Jihan menatap Bella yang nampak heran melihat sang ayah terkejut sampai membeku. Terburu Jihan langsung mengambil buku sketsa dan mengembalikannya pada Bella lagi. Kali ini, Bella tak menghindar. Malah mendekat dan memintanya duduk di ranjang juga. Kemudian Bella menyenggol sang ayah, membuat Darren tersadar."Ah ya, wajahmu harus segera diobati."Jihan menyentuh sekitar wajahnya yang terluka. "Ini cuma dicakar saja, besok juga pasti akan langsung sembuh.""Sembuh? Yang ada wajahmu jadi tidak cantik karena ada bekas luka," sahut Darren nampak tak setuju dengannya.Saat ini mata Jihan fokus pada Bella yang menatap padanya dengan ragu. Kemudian Bella mendekat dan memeluk tubuhnya. Jihan mengelus kepala sang anak."Kau sudah tidak takut sama mama?" tanyanya pelan."Bella takut pada kakak tirimu, bukan padamu," sahut Darren sambil menutul lukanya dengan kapas yang ditetesi pembersih luka.Jihan meringis dan menjauhkan tangan Darren. "Pelan-pelan. Lagi pula harusnya bilang dulu kan, sudah

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15
  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Hukuman Untuk Jihan

    "Pak. Bagaimana bisa kau menggigit bibirku?" protesnya.Darren meliriknya. "Itu hukuman untuk bibirmu yang telah memarahi aku.""Meski begitu, kenapa harus menggigit? Bisa kan menampar mulutku saja.""Kau bilang apa? Menampar mulut? Aku bukan pria yang main tangan pada wanita, apalagi kau sudah jadi istriku. Sudahlah, cepat masuk dan tidur," titah Darren ditemani helaan napas.Darren berjalan lebih dulu dan membuka pintu balkon. Ketika Jihan membawa selimut serta cangkir teh, mulai mendekat. Pintunya yang tertutup justru terkunci. Darren berdiri tepat di depan pintu dengan tangan berkacak pinggang."Pak! Kenapa kau mengunci pintunya?""Sengaja, aku ingin menghukum kamu Jihan. Tidurlah di luar dan nikmati angin dingin di sana." Darren berbalik dan bersiap pergi.Tapi, Jihan yang bersin membuat Darren berhenti melangkah. Perlahan kepala menoleh dan mata melotot. Sebab Darren melihat Jihan yang mendekati balkon, dan nampak melongok ke bawah. Darren yang pernah ditinggalkan sekali karena

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-16
  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Jangan Jatuh Cinta

    Jihan tersenyum dan menatap wajah Darren. "Tersenyum sedikit saja, kau pasti sangat tampan suamiku."Jihan saat ini mendekat dan mengecup bibir Darren. "Aku juga suka bibir ini, wajah ini. Aku suka semuanya."Jihan terus saja mengecup bibir Darren. Hingga membuat batas kesabaran Darren habis, tangan pria ini merambat di lehernya, sementara bibir menyesapnya. Jihan tersenyum, kemudian menjauh dan berbaring sembari menarik selimut."Kenapa dalam mimpiku kau muncul, menyebalkan," gumam Jihan membuat Darren membeku dengan mulut masih terbuka.Darren mendengkus melihat Jihan yang benar-benar sudah tertidur. Bahkan tak terusik ketika Darren mengguncang tubuhnya. Napas Jihan terdengar teratur. Darren menatap Jihan serius."Kenapa? Kau memperlakukan aku seperti itu dalam mimpimu, apa karena kau mulai suka padaku?"***Sore harinya. Jihan menggeliat dan mulai membuka mata. Rasanya baru tadi pagi ia memejamkan mata. Langit sudah terlihat senja. Senja! Jihan yang tersadar langsung masuk ke kama

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-17
  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Dia Berhenti Peduli

    "50 juta ya? Ibu ini sudah tidak bekerja menantu, Yuna tiap bulan mengirim uang dan gajinya habis untuk membeli kebutuhannya juga. Jadi ... bagaimana kalau dikurangi lagi?" Ibu tirinya menego.Darren nampak berpikir. "Ya sudah. Karena Kak Yuna, kakak iparku. Maka aku akan mengubahnya menjadi 49.980.000 bagaimana?"Jelas ibu dan kakak tirinya saling pandang begitu mendengar angka yang sama saja seperti tak ada perubahan. Jihan menatap suaminya yang nampak baik di depan ibu tirinya, nyatanya hanya pria brengsek. Darren membalas tatapannya dan tersenyum manis."Lepaskan tanganmu," bisik Jihan sangat pelan.Namun, Darren tidak menggubrisnya. "Bagaimana kalau Ibu dan Kak Yuna pulang dulu? Soalnya Jihan sedang sakit dan harus banyak istirahat."Ibu tirinya terlihat cemas. "Jihan, kau sakit apa Nak? Perlu ibu menginap di sini dan merawatmu?"Jihan menggeleng. "Tidak usah Bu, aku sudah sembuh juga.""Yakin sudah sembuh? Ibu tidak tega meninggalkanmu di rumah ini," tutur ibu tirinya sangat ber

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-17
  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Istri Baru Darren

    Jihan yang baru saja hendak mendekati ranjang. Menoleh terkejut pada pintu yang tiba-tiba saja terbuka. Apalagi yang masuk ternyata Darren. Kali ini, Darren mendekat dan membantunya merebahkan diri di ranjang."Panas sekali," gumam Darren dengan tangan menyentuh dahinya.Jihan memeluk selimut erat. "Kenapa kau ke sini Pak?"Mendengar ucapannya, Darren menyipitkan mata. "Kamar ini milikku. Jangan bilang hanya karena demam kau jadi lupa ingatan."Jihan membisu. Melihat Darren yang mengeluarkan termometer, kemudian mengukur suhu tubuhnya melalui ketiak. Masalahnya adalah Darren begitu santai melepas kancing bajunya! Dan Jihan hanya bisa diam, menyebalkan sekali.Selagi menunggu termometer berbunyi. Darren menarik kursi rias dan duduk di sebelahnya. Jihan sendiri hanya terdiam dan makin erat mencengkram selimut. Ia harus tanyakan alasan Darren dingin padanya tiba-tiba.Namun, ketika matanya bertemu dengan Darren yang saat ini meliriknya tajam. Tiba-tiba saja membuat nyali Jihan langsung m

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18
  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Jangan Mencintainya

    Mata Jihan dan Darren bertemu. Kemudian Darren mendekat, hanya untuk mengukur suhu tubuhnya dengan meletakkan tangan pada dahinya. Jihan sedikit memejamkan mata, hal itu membuat Darren mengerutkan dahi."Kenapa? Kau mengira aku akan memukulmu, jadi kau takut, begitu?" sindir Darren sangat tepat sasaran."Bukan begitu Pak. Aku hanya ....""Sudah, tutup mulutmu," titah Darren.Jihan menatap Darren yang menarik kursi dan duduk di sebelahnya. Jihan begitu menatap lekat, sampai membuat Darren menepuk dahinya pelan. Tapi, tetap membuat Jihan "Kenapa menatapku begitu? Kau suka padaku?" Lagi, ucapan Darren sangat tepat.Tapi, Jihan menghela napas. "Pak, tolong jangan terlalu percaya diri.""Ah, jadi kau tidak suka denganku ternyata."Jihan menatap Darren serius. "Jadi, kenapa Bapak begitu berubah dan dingin padaku?""Masih penasaran?" tanya Darren dengan mata menatap perawat yang sudah selesai dan pamit pergi."Tentu saja!"Darren meliriknya dan menyeringai. Jihan jadi membeku karena ekspres

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Tidak Sudi Kembali!

    "Jantungmu berdetak cukup kencang ya," sindir Darren membuat Jihan terkejut."Mana ada? Ini sih suara cairan infus yang jatuh," elak Jihan.Mendengar ucapannya, Darren menyeringai. "Suara cairan infus tidak seperti itu. Malah terdengar dari jantungmu.""Itu karena aku masih hidup Pak!"Darren sedikit tersenyum karena berhasil menindas Jihan. Tentunya sekarang Jihan langsung menundukkan kepalanya dan memejamkan mata. Jihan ingin berbalik dan membelakangi suaminya, tapi ia merasa tidak mungkin. Sebab tangannya masih diinfus dan selangnya akan menjadi tegang kemudian akan tersenggol oleh badan Darren."Tidurlah," tutur Darren sembari menepuk pundaknya pelan, hal itu membuat Jihan sedikit terkejut.Jihan berusaha menenangkan jantungnya yang semakin berdetak kencang karena perbuatan Darren, yang padahal hanya sekecil ini saja. Namun, tepukan itu perlahan menjadi elusan kecil hingga tak bisa Jihan rasakan lagi. Ketika matanya menatap, rupanya Darren sudah memejamkan mata.Jihan tersenyum. "

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-20
  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Pria Tanpa Cinta

    Abian menatap pada Darren. "Kenapa Bapak tidak ingin menceraikan Jihan? Padahal Bapak kan tidak suka dengan Jihan."Darren mengerutkan dahi. "Kata siapa aku tidak suka pada Jihan?"Jihan terkejut saat Darren mendekat. Tangan berada di punggung dan permukaan kursi. Kemudian Darren begitu cepat mengecup bibirnya, hanya kecupan tapi berubah menjadi sesapan. Bahkan tangan Darren meraih lehernya dan semakin memperdalam ciuman.Hanya akting, ya Darren sedang berakting. Itulah yang Jihan pikirkan, sebab jantungnya saat ini berdetak kencang. Mata Darren menatap, ketika Jihan membalas kecupan. Mereka berdua mengabaikan Abian yang memilih melengos dengan tangan mengepal erat."Apa kau mau lihat kita bersetubuh? Sekalian kau menilai apakah ada cinta tidak di antara aku dan Jihan," celetuk Darren.Abian memang menatap Darren kesal setengah mati. Tapi, berhubung Darren adalah direktur. Pastinya kalau menyentuh secuil tubuh Darren pun, maka karir Abian tamat sudah. Abian menghela napas dan mata men

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-21

Bab terbaru

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Berakhir Baik (Tamat)

    Darren pikir, kalau sang putra yang terlihat jarang menangis itu akan tetap tertidur seperti siang hari. Ternyata tidak. Di tengah malam, Jihan sibuk membuka kancing baju untuk menyusui Bilal."Ternyata begini rasanya jadi ayah," gumam Darren di tengah mata yang mengantuk.Jihan tersenyum. Mungkin sewaktu bayi, Bella benar-benar diurus oleh pembantu. Darren yang sibuk mengejar cinta Elina atau bekerja, sedikit melupakan sang putri. Jemari Darren mengusap kepala Bilal lembut. "Kapan selesainya Nak? Papa juga kan mau gantian."Jihan menatap suaminya kesal. "Apa sih Mas? Kalau masih masa nifas, istri itu tidak boleh disentuh."Darren menatap Jihan dengan dahi mengerut. "Apanya Sayang?"Tapi, kemudian bibir mengulas senyum. "Aku tak ada membahas masalah ranjang sama sekali padahal.""Terus yang gantian itu apa? Ingin ikut menyusu kan?"Darren terkekeh dan mengusap hidungnya. "Mana tega aku melakukannya padamu Jihan. Aku bermaksud untuk gantian menggendong Bilal saja."Mendengarnya. Jihan

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Tuan Muda Gerald

    "Yohan," panggil Luna.Suara itu begitu bergetar. Sedang mata yang bengkak itu kembali meneteskan air mata. Kesedihan telah hinggap dalam diri Luna setelah mengetahui fakta terjangkit penyakit ganas itu."Aku akan mati," lanjut Luna.Yohan terburu mendekat dan duduk di kursi. Memegang tangan Luna yang tidak diinfus. Yohan berusaha untuk tidak menunjukkan wajah sedih dan mengelus kepala Luna amat lembut."Tidak Luna. Jangan katakan hal bodoh macam itu, karena kau akan sembuh." Yohan mencium tangan Luna."Tapi tak ada yang bertahan lama, kalau punya penyakit dalam," ujar Luna nampak takut.Yohan menggeleng. "Itu kata orang lain. Tapi kata Allah beda Luna. Selama kita mau berusaha, pasti ada jalan. Yuk semangat, aku akan membantumu menjalani kemoterapi."Luna menatap Yohan nanar. Dokter telah menyampaikan, bahwa kanker stadium 4 tidak bisa disembuhkan, namun tetap harus menjalani pengobatan. Guna memperlambat penyebaran sel kanker juga meningkatkan kualitas hidup pasien.***Waktu terus

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Sebuah Karma

    "Aduh."Selagi ciuman itu. Darren dikejutkan oleh Jihan yang tiba-tiba saja mengaduh, namun bibir Jihan justru tersenyum begitu menjauhkan wajah. Darren tentu saja nampak cemas dan mengelus wajahnya."Kenapa Sayang? Apa aku ada menyakitimu?"Jihan terkekeh. "Bukan. Tapi anak kita terasa menendang tadi."Kecemasan di wajah Darren pun hilang, digantikan dengan senyuman. "Sepertinya anak kita juga tak sabar ingin ditengok sama ayahnya."Jihan tersenyum. "Apa sih Mas? Bisa saja alasannya kalau lagi ingin."Perlahan Darren merebahkan dirinya di atas ranjang. Kemudian Darren menaiki tubuh Jihan amat ramah. Kancing bajunya dilepas cukup hati-hati juga."Mas, aku tidak akan hancur, meski pun kau tidak melakukannya dengan pelan," komennya.Mata Darren terangkat dan menatapnya kemudian tersenyum. "Baiklah."Bibir Jihan pun mengulas senyum saat Darren lebih bersemangat membuka bajunya. Bibir Darren mengecup kulit lehernya antusias. Jemari Jihan mengelus kepala suaminya dengan lembut.Kecupan Dar

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Orang Dewasa

    Yohan terkekeh. "Orang? Memangnya di rumahku ada siapa Luna?"Mata Luna menjadi menyipit. "Bisa saja kan kalau kau membawa kekasihmu ke sini. Dan kalian bersenang-senang bersama."Mendengar hal itu, Yohan menarik napas. "Sejak dulu aku tak punya kekasih.""Yohan," sebut Luna kembali mendekati Yohan.Namun, sekretaris Darren itu langsung memegang kedua pundak Luna. Bukan untuk melanjutkan kegiatan ranjang, tapi mendorong tubuh Luna untuk duduk di sofa. Hal itu membuat Luna mengerutkan dahi."Yohan, kan aku meminta bantuanmu, kenapa malah menyuruhku duduk?"Yohan tersenyum miris. "Kau tahu Luna, apa yang terjadi jika sampai orang lain tahu. Tahu soal kejadian malam ini.""Aku berjanji tak akan bicara pada siapa pun. Aku hanya perlu hamil saja Yohan," ujar Luna terdengar bersikeras.Yohan menarik napas. Justru karena ada Darren dan Akio yang bersembunyi di ruang kerja. Jadi, Yohan tak bisa leluasa melakukan hal seperti itu pada Luna, ya meski hal itu terlarang."Pulanglah, aku akan menga

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Cara Terakhir

    Mendapat pertanyaan itu, membuat Stella bergeming sejenak. Kemudian berusaha untuk tersenyum. Menjemput Aksa di negeri orang, dan menempatkan ke sisi Luna lagi. Itu artinya Stella akan benar-benar bermusuhan dengan Darren."Tentu saja, aku akan membawa Aksa kembali."Luna tersenyum. "Ya harus Bu. Karena anak ini butuh ayahnya."Stella sempat saling lirik dengan pembantu, kemudian mengajukan pertanyaan, "oh iya Nak. Cucuku ini sudah berapa minggu? Jika belum tahu, nanti aku akan memanggil dokter ke rumah."Luna nampak kaget sejenak mendengar penuturan dari Stella, kemudian Luna menjawab dengan segera, "sudah kok Bu. Aku diperiksa oleh dokter yang dipanggil dari luar. Katanya sudah 5 minggu."Stella mengulas senyum. "Begitu ya, ternyata penantian menunggu cucu lahir masih sangat lama. Butuh waktu kurang lebih 8 bulan lagi kan?"Kepala Luna mengangguk dan tersenyum ceria. Namun, begitu Stella menatap ke depan. Raut wajah Luna langsung berubah, sedikit kecemasan terlihat jelas di sana. Na

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Bebas Dari Hukuman

    Luna perlahan mulai keluar dari kamar mandi. "Katakan pada mertuaku, kalau aku hamil."Petugas pun nampak mengerutkan dahi. "Sudah dipastikan memangnya? Bukankah lebih baik diperiksa dulu?"Luna berjalan pergi. "Cukup katakan saja padanya, aku akan memberimu banyak uang jika melakukannya."Petugas tersebut menarik napas mendengar Luna yang bersikeras, padahal belum tentu mengandung. Masalahnya orang yang akan diberi tahu adalah nyonya besar dari keluarga Gerald. Kalau salah informasi sedikit saja, maka kelar sudah hidup petugas itu.***Baru saja kembali ke rumah. Tapi, Darren dibuat kesal oleh Akio yang datang tiba-tiba. Dan memaksa supaya Darren serta Jihan kembali dari perjalanan. Namun, hal yang diberi tahukan oleh Akio justru membuat Darren semakin kesal."Si Luna dikabarkan mengandung," ujar Akio membuat Darren menghela napas."Bagaimana bisa hamil sih?"Jihan membantu Susan meletakkan minuman serta camilan di hadapan Akio. Sepertinya pembahasan mereka berdua cukup serius. Hingg

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Jika Damai Selalu

    Jihan menggeliat dalam tidurnya, ketika jemari Darren memainkan bulu matanya. Jihan yang merasa tidurnya terganggu, langsung menyingkirkan tangan suaminya kemudian berbalik memunggungi. Darren terkekeh melihat Jihan yang masih ingin tidur.Tak berhenti sampai disitu. Jemari Darren mulai iseng dan meraba punggungnya, tanpa permisi tiba-tiba saja selimut disibak. Tentu Jihan menolehkan kepala dengan mata yang masih mengantuk berusaha dibuka untuk menatap tajam. Sementara tangan meraih selimut lagi untuk menutupi tubuh polosnya."Mas!" keluhnya.Darren tersenyum. "Masih ngantuk?""Masih."Jihan berbalik lagi. Mendekati Darren kemudian memeluk suaminya yang juga tak berbusana. Darren tersenyum dan tangan mulai berhenti menjahilinya. Jihan pun akhirnya bisa memulai tidurnya lagi."Meski kelihatan kecil perutnya, tapi ketika bertemu kerasa ganjel Jihan," gumam suaminya.Jihan malas meladeni suaminya dan hanya menjawab singkat, "iya."Darren mengerutkan dahi mendengar nada suara malasnya. "B

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Rencana Bepergian

    Sementara Jihan menemani Bella belajar di kamar. Bella sudah tak perlu tidur ditemani Susan lagi, pasalnya Jihan tak harus bersandiwara dan menemani Darren di rumah sakit lagi."Ma," sebut Bella membuatnya menatap."Ya Sayang, ada apa?""Wali kelas memberi tugas, untuk membuat karangan ketika jalan-jalan. Tapi, kita kan tidak pernah pergi bersama-sama seharian penuh ya Ma?" tanya Bella.Jika dipikir kembali. Memang benar, selama menikah. Darren hampir tak pernah mengajaknya mau pun Bella pergi jalan-jalan seharian penuh. Jihan pun tersenyum karena sepertinya mendapat kesempatan untuk menghirup udara segar. Bosan juga rasanya dikurung di rumah karena masalah Aksa dan Luna."Kapan tugasnya harus dikumpulkan?" tanya Jihan sembari mengelus kepala putrinya."Lusa.""Ya sudah, nanti malam mama bilang sama papa ya. Biar besoknya kita jalan-jalan dan pulangnya Bella bisa langsung mengerjakan tugas untuk diserahkan besoknya," ujarnya sembari tersenyum."Benar ya Ma? Yeay!"Sesuai permintaan Be

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Pandangan Seorang Pria

    Jihan berusaha mengalihkan pandangannya dari ibu mertuanya. Alangkah baiknya memang Jihan berpura tidak tahu apa pun. Hanya perlu ikut menatap dalam diam perdebatan antara suaminya dengan Akio."Kenapa langsung nuduh tanpa bukti sih? Serius, aku mendengar kalau Ibumu berkata seperti itu," ujar Akio penuh semangat, kemudian mata melirik pada Stella, "bukankah begitu Nyonya Stella?"Lagi, Akio bertanya. Namun, kali tersebut Stella menatap pada Darren sekilas. Kemudian mengangguk, membenarkan perkataan Akio soal kebohongan Darren sudah diketahui sejak awal. "Serius?" tanya Darren dengan wajah kaget.Kepala Stella mengangguk lagi. "Ya, ibu sudah tahu."Dan Stella pun menggunakan ibu untuk menyebut diri sendiri. Sorot mata Stella nampak sedih, begitu saling bertukar mata dengan sang anak. Darren sendiri hanya diam saja, sementara Jihan yang merasa pundak ibu mertuanya sedikit bergetar dan tak kuasa menahan emosi hingga berakhir dengan terisak. Jihan langsung mendekat dan memeluk pelan pun

DMCA.com Protection Status