Share

Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan
Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan
Author: Mommy Jasmine

Bab 1 Gagal Nikah

Author: Mommy Jasmine
last update Last Updated: 2023-06-24 09:03:44

"Bang Ridwan ...," lirih Hana dengan melebarkan kedua matanya tatkala melihat foto kekasihnya tengah menyematkan cincin di jari manis wanita lain. Jantungnya seketika berdenyut nyeri, dadanya pun terasa begitu sesak kini.

Baru seminggu yang lalu, bahkan keduanya telah mengikat sebuah janji. Di mana dalam janji itu nanti akan melibatkan dua keluarga mereka.

Asa itu seketika melebur. Hancur berderai dan terserak begitu saja dan seakan tak mungkin lagi dapat ia raih. Bulir bening pun jatuh mengalir deras di kedua pipinya.

***

Hana, wanita berusia 22 tahun itu terpaksa menelan kecewa karena orang yang selama lima tahun ini ia cinta dan cinta ini tidak luntur karena LDR, tega mengingkari janji untuk datang melamarnya.

Ridwan sama sekali tak memberi alasan apapun tentang mengapa dirinya tidak datang. Padahal dirinya sendiri yang menginginkan acara ini digelar secepatnya. Awalnya sudah dijelaskan padanya bahwa Hana belum siap menjadi istri. Namun, berbekal keyakinan dan lamanya keduanya menjalin hubungan membuat Hana yakin bisa melewati semua ini.

Ridwan sudah berjanji pada Hana untuk membawa orang tua serta keluarga inti untuk datang melamar dan membuat sebuah ikatan yang dinamakan pertunangan.

"Udah Bude bilang, 'kan sama kamu, Hana? Ridwan itu nggak cocok sama kamu. Dia dari keluarga berada, sedangkan kalian apa? rumah kalian aja udah reot, mau ambruk gitu. Udahlah! nggak usah mimpi ketinggian!" ujar Obed, antara menasehati dan mencibir anak dari adik kandungnya itu. Dengan entengnya ia berkata-kata sambil membungkusi makanan yang ada.

Ia menganggap makanan ini akan mubazir jika tidak dibawa pulang.

Sementara Hana sudah menghabiskan tabungannya untuk acara ini. Tak dipungkiri, ada keinginan dalam hati untuk mengangkat derajat orang tuanya, agar tidak selalu menjadi bahan gibahan tetangga karena dianggap terlalu miskin.

Obed pun melengos pergi dengan beberapa makanan yang ia bawa dalam plastik kresek.

Hana masih memandangi punggung wanita berbadan gempal itu, semakin jauh dan tak terlihat lagi. Sungguh, saat ini Hana begitu rapuh. Ditambah lagi merasa kasihan melihat ibunya yang masih termenung duduk di kursi makan yang sudah berumur puluhan tahun.

"Buk, Riana nggak bisa lama lama disini. Karena besok Riana udah masuk kerja, maaf ya, Buk," Riana, kakak satu satunya Hana itu memang sudah biasa ingin cepat cepat pergi dari rumah itu. Saat lebaran pun, ia tak pernah datang untuk menginap, melainkan datang untuk bersalaman setelah itu pergi.

Sudah sejak tiga tahun terakhir sikapnya selalu begitu. Bahkan, Riana melarang keluarga untuk datang menemuinya di kost-an dengan dalih dirinya yang selalu sibuk dan saat hari libur pun Riana sanggup mengatakan dirinya lelah dan ingin beristirahat.

"Ya sudah! kalau kamu memang mau balik, hati hati di jalan ya!" ucap Nining yang kali ini tidak sedikitpun melarang anaknya itu pergi. Sebenarnya masih butuh Riana di sampingnya, Ia butuh kekuatan dari anak sulungnya itu untuk berdiri tegak, namun apa mau dikata? Riana memiliki karakter keras kepala dan keputusannya tidak bisa diganggu gugat.

Setelah rumah benar-benar sepi, Hana dan Nining duduk berdua. Hana hati-hati ingin memulai kembali pembicaraannya itu, takut kalau ibunya masih belum baik baik saja.

"Ibuk nggak papa, Hana. Ibu udah biasa di kecewakan seperti ini, Ibu cuma khawatir sama kamu. Kamu nggak kuat dan frustrasi," jelas sang ibu. Pandangannya tertuju pada satu titik di depannya, tatapannya kosong dan mata tua itu sekali-kali berkedip pelan. Menambah kesedihan tersendiri di hati Hana.

"Sudahlah! Ibu pengen istirahat" Nining pun bangkit dan berjalan menuju kamarnya.

Hana memandangi tubuh sang ibu yang berjalan sempoyongan hingga menghilang di balik pintu kamar.

"Huuuf," Hana membuang napas kasar. Ia mengambil handphone untuk melakukan panggilan kepada Ridwan. Biar bagaimanapun Hana masih berharap kisah kasihnya tak berakhir begitu saja. Ia akan menerima apapun alasan yang akan diberikan oleh Ridwan selagi Ridwan masih mau melanjutkan rencana yang sempat tertunda.

Tak mudah bagi seorang Hana melupakan cinta pertamanya itu. Banyak cerita yang sudah tersusun dalam benak Hana dan Ridwan. Selama ini Ridwan tak pernah membohonginya, ia selalu jujur dan selalu menjaga kehormatan Hana selama berpacaran. Ada yang mengganjal pikiran Hana mengapa lelaki yang sudah ia kenal begitu lama tega mengingkari janji? Apa gerangan yang membuat Ridwan tidak datang menepati janji?

Berkali kali ia mencoba menelpon, namun tidak bisa, nomor handphone Hana sudah diblokir.

'Bang, kenapa sih sama kamu? kenapa nggak ngasih kabar? seenggaknya kasih Hana alasan supaya Hana nggak bertanya-tanya kayak gini!' batin Hana dalam hati. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan seiring air mata yang kian mengalir tak ingin berhenti.

Sakit, marah, kecewa melebur menjadi satu di dalam dadanya. Sesak karena harus menerima kenyataan yang begitu menyakitkan. Merasa dibohongi dan dipermainkan perasaannya oleh orang yang ia cintai.

Satu Minggu setelah gagalnya acara pertunangan itu, Hana memilih untuk bekerja di sebuah toko roti. Setiap hari ia harus pergi ke kota untuk bekerja, setiap hari itu juga dirinya harus menumpang pada adik sepupunya yang bekerja di sebuah pabrik makanan, Anita namanya. Meski bertutur adik, Anita usianya jauh lebih tua dibanding Hana, keduanya terpaut usia sepuluh tahun.

Namun saat hari libur, Hana terpaksa berjalan kaki hingga ke jalan besar untuk naik angkot agar bisa sampai di toko roti tempat dirinya bekerja.

Saat jam empat sore, Hana akan berganti shift dengan temannya yang lain. Sekitar jam lima sore Hana baru akan sampai di rumah.

"Ibuk ke mana ya? tumben nggak ada." Hana pun membuka pintu utama rumahnya dengan kunci yang sengaja digantungkan di luar dinding oleh ibunya. Saat melepas penat, Hana duduk di kursi rotan buatan mendiang ayahnya di ruang tamu .

"Assalamualaikum ...," ucap Nining yang baru saja pulang.

"Wa'alaikumussalam. Dari mana, Buk?"

tanya Hana sambil meletakkan handphonenya di sisi kursi.

"Dari rumah Bude Obed. Si Rina nanti malam mau dilamar," jawab Nining sambil menenteng bungkusan makanan menuju dapur.

"Makan dulu, Han!" Nining menginterupsi. Namun tampaknya Hana masih enggan beranjak dari posisinya. Ia masih betah berlama lama duduk, karena seharian dirinya mondar mandir terus akibat customer yang membludak.

Saat malam tiba, Nining tidak bisa menghadiri acara pertunangan keponakannya karena kepalanya terasa pusing, lagi pula pasti sudah banyak orang yang ikut menyaksikan, jadi tidak ada pun dirinya sudah pasti acara tetap berlanjut.

"Buk ..., Ibuk nggak ke rumah Bude Obed?" tanya Hana yang sudah bersiap siap akan pergi kesana bersama ibunya.

"Kamu pergi sendiri aja, Han! Ibu pusing banget."

"Ya sudah, Buk. Hana juga nggak jadi pergi lah. Mau nemani Ibu aja di rumah," ujar Hana yang kemudian masuk ke dalam kamar untuk berganti pakaian dengan daster dan kembali ke kamar sang ibu.

"Kok nggak jadi pergi, Han? pergi sana! wakilkan Ibu," pinta sang ibu. Alih-alih menuruti perkataan ibunya, Hana malah dengan tenang mendekati Nining.

"Nggak, Buk. Ibu lebih penting." Hana pun ikut berbaring di samping ibunya.

***

[Han, kamu udah tau siapa tunangan Rina?] Hana membaca pesan masuk di aplikasi hijau miliknya. Lebih tepatnya dari Dina, sepupu sekaligus sahabat Hana satu-satunya yang masih mau berteman dengannya. Ia menautkan kedua alisnya, merasa aneh dengan pertanyaan Dina.

[Siapa?] Balas Hana penasaran. Sebenarnya tidak penting juga bagi Hana mengetahui siapa lelaki tunangan Rina. Lagi pula, meski sepupuan mereka tidak begitu akrab.

Hana mengklik gambar yang dikirim Dina. Matanya membulat kala melihat lelaki dalam foto. Seketika Hana duduk, kemudian keluar dari dalam kamar itu. Entah mengapa keringat jagung mengucur di wajahnya. Sungguh berharap apa yang ia lihat ini adalah mimpi.

Bersambung ...

***

Related chapters

  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 2 Pesan dari Rina

    "Bang Ridwan ...," lirih Hana. Berharap ini adalah orang yang hanya mirip. Namun setelah berkali kali mengamati, yah itu benar lelaki yang Hana maksud.Hana melihat jam di dinding menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Ia pun membuka pintu, lalu keluar. Berdiri di depan teras melihat ke arah rumah Obed yang hanya berkelang empat rumah di sebrang dari rumahnya.Keadaan rumah Obed sudah sepi, pintunya pun sudah tertutup rapat. Sekali lagi Hana memandang layar handphonenya dengan derai air mata yang kian menganak sungai. Tampak di sana Rina begitu mesra menggandeng tangan Ridwan sambil memamerkan cincin belah rotan yang melingkar di jari manisnya. Padahal seharusnya dirinyalah yang bersanding dengan Ridwan satu Minggu lalu. Ingin rasanya ia pergi sejauh mungkin untuk menghilangkan rasa sakitnya.Satu hal yang membuat Hana sadar. Bahwa, ketidaksepadanan membuat orang akan berpikir realistis menjalani hidup ke depan, bagaimana dan dengan siapa orang itu akan menentukan pilihannya, tent

    Last Updated : 2023-06-24
  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 3 Nasehat Ibu

    Hana mengernyit setelah membaca pesan whatsapp dari seseorang, " Rina ...," lirih Hana. Sejenak menatap langit-langit kamar, mengingat apa-apa saja yang sudah Ridwan beri untuknya. Ada tas, sepatu, pakaian dan yang terakhir kalung emas yang bahkan sampai saat ini masih bertengger di lehernya. Semuanya itu tak pernah Hana minta, melainkan Ridwan sendiri yang memberikannya.Hana membuka kalung emas itu dan menyimpannya di dalam lemari pakaiannya. Nanti saat ada waktu senggang, Hana akan mengemas semua barang barang yang pernah Ridwan beri.Selesai dengan tujuan awal, Hana pun keluar dari kamar menuju dapur. Ia melihat sang ibu sudah berkutat dengan bahan dapur.Hana datang dan langsung memeluk sang ibu dari belakang. Sungguh saat ini hanya ibunyalah yang ia punya, harta paling berharga dalam hidup Hana."Buk, gimana udah enakan kepalanya?" tanya Hana yang masih menyandarkan kepalanya di punggung sang ibu."Udah, Ibu udah baikan, Na. Nggak tahu kenapa pagi ini ibu merasa hati ini lega da

    Last Updated : 2023-06-24
  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 4 Dilamar Orang Asing

    "Selain penyakit jantung, ibu kamu juga mengalami penyakit maag akut, juga tekanan darah yang tinggi. Sementara ini harus di rawat dulu sampai waktu yang belum bisa dipastikan," ujar sang dokter bernama Kumala Sari.Hana hanya bisa tercenung mendengar penjelasan sang dokter. Ia tahu bahwa ibunya hanya berusaha bersikap tegar di depannya, tetapi nyatanya tak seperti itu. Selain ia mengkhawatirkan keadaan sang ibu, ia juga khawatir tentang biaya rumah sakit itu. Pikirannya jadi tak menentu bagaimana ia bisa melewati ujian ini?***POV Hana[Mbak, ibu masuk rumah sakit. Kamu pulang dulu dong, Mbak!] ucapku di sambungan telepon. Namun bukan jawaban yang kuharap kan yang ada, mbak Riana malah mengatakan bahwa dirinya tidak bisa libur terlalu sering, lagi pula Minggu kemarin dirinya sudah mengajukan cuti selama tiga hari saat acara lamaranku. [Kamu yang harus bertanggung jawab sama kondisi Ibu sekarang, Han. Ibu itu sakit gara gara kamu. Jadi, kamu lah yang harus bertanggung jawab sepenuhn

    Last Updated : 2023-06-24
  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 5 Menjumpai Bude Obed

    Di sisi aku juga membutuhkan biaya besar untuk penyembuhan ibu dan membayar biaya rumah sakit yang semakin lama akan semakin membengkak. Setelah gagalnya acara lamaran ku tempo hari, rasanya aku sudah tidak perduli lagi tentang sakit di hati ini, sepertinya aku sudah mati rasa untuk membuka hati. Saat ini aku hanya ingin bekerja saja untuk menaikkan derajat orang tua ku.Aku percaya suatu saat nanti wanita baik-baik akan dipertemukan dengan lelaki yang baik-baik. Tugasku hanya menjadi wanita baik-baik itu."Kamu tenang saja! lamaran ini bukan untuk saya, tapi untuk anak saya." lelaki itu kelihatannya serius. Apa mungkin? Ah ..., anggap saja ini semua sebagai sebuah candaan. Akan tetapi, bolehkah aku berharap?"Bapak, kalau mau melamar saya, mintalah saya sama orang tua saya, Pak. Itu baru benar," ucapku sambil tersenyum, sungguh aku hanya menganggap ini semua sebagai gurauan."Ini foto anak saya." ia menunjukkan foto keluarga di handphonenya." Anak bapak masih kecil, Pak?"" Sekarang

    Last Updated : 2023-06-24
  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 6 Penolakan

    Tega sekali Bude Obed kepada kami. Padahal aku meminjam, akan aku kembalikan nanti. Tapi mengapa seakan bude ku itu tak percaya? Ya Allah, jika ujianMu terlampau berat , aku cuma minta dikuatkan.Hingga sampai di rumah, aku mengambil pakaian ganti ibuku dan lanjut pergi ke rumah sakit.Sesampainya di rumah sakit, aku di kejutkan dengan kedatangan bos toko roti ku. Ia datang tak sendiri melainkan bersama lelaki yang katanya ingin melamarku untuk anaknya."Hana, sini nak!" panggil ibuku. Aku keheranan sekaligus hanya bisa mengulas senyum pada tamuku itu."Hana,kamu bersediakan nikah sama putra saya? pokoknya kamu tenang aja! kalian tinggal terima beres. Kita buat acara yang megah dan akan menjadi sejarah di kampung kalian nanti," ujar pak Adnan."Gimana Han?" tanya ibuku. Aku seakan kehabisan kata kata dan hanya mengangguk pelan, aku tidak perduli lagi dengan hidupku kedepannya, mungkin nanti aku akan di nikahkan dengan lelaki idiot pun aku pasrah. ***POV authorSetelah pertemuan Hana

    Last Updated : 2023-06-24
  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 7 Cinta Pertama

    "Jadi maksud kedatangan kami ke sini untuk melanjutkan pembicaraan kemarin, Buk," ujar Adnan dengan hati-hati. Sementara sang istri masih mengamati keadaan rumah yang hampir roboh itu. Ia masih tak menyangka mengapa suaminya memilih wanita dari keluarga seperti ini. Namun, sebagai seorang istri, Inggid hanya ingin menjadi wanita yang patuh sebagaimana adab yang sudah ditetapkan. Ia hanya bisa mendukung keputusan suami, apa pun itu selagi tidak melanggar ketentuan agama.Mendengar penuturan Adnan, Hana dan ibunya saling pandang. Keduanya masih belum percaya secepat ini Adnan dan istrinya datang lagi untuk membicarakan pernikahan."Anak saya umurnya sudah tiga puluh lebih, Buk. Saya harap ini bukan menjadi penghalang untuk anak saya, Rayhan dan Hana melanjutkan hubungan yang lebih serius. Anak saya sudah bersedia dan kalau kalian berkenan, secepatnya saja kita langsungkan pernikahannya. Tidak usah menunda sesuatu hal yang baik apa lagi mempersulitnya, bukan begitu, Buk?" tanya Adnan deng

    Last Updated : 2023-06-28
  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 8 Menghadiri Pernikahan Mantan

    Malam itu, Rayhan dan kedua orang tuanya terlibat pembicaraan serius. Sebenarnya malas bagi Rayhan untuk membahas ulang masalah pernikahan yang tak diinginkan itu."Acara pernikahan kalian akan digelar dua Minggu lagi, Ray. Kamu harus prepare! Papa nggak mau dengar alasan apapun lagi. Satu lagi papa tegaskan ke kamu. Jangan coba- coba kabur kalau kamu masih mau lihat papa hidup," ujar Adnan sebelum akhirnya masuk ke kamar. Sementara Inggid masih duduk bersama Rayhan sambil mengulum bibir bawahnya."Aarggh ...."Rayhan geram dan memukul sisi sofa. "Ikuti aja maunya papa! Yakin kalau pilihan orang tua itu adalah pilihan yang terbaik buat kamu ,Ray.""Kenapa sih harus ngancem-ngancem gitu? Memangnya ini zaman apa sehingga harus dijodohin kayak gini?" dadanya naik turun emosi Rayhan memuncak. namun, seberusaha mungkin ia kontrol."Rayhan ini bukannya nggak mau nikah, Ma. Rayhan cuma pengen nunggu seseorang. Seseorang yang udah lama Rayhan cinta." Sungut Rayhan."Kalau memang kamu punya pi

    Last Updated : 2023-06-29
  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 9 Mengemas Barang Pemberian Mantan

    Hana mengangguk kecil. "Memangnya siapa lelaki yang udah berhasil merebut hati kamu, Han?" tanya Dina penasaran dan menginginkan Hana segera menjawab rasa penasarannya itu."Nanti juga kamu bakalan tahu Din. Sabar aja!" jawab Hana. Sebenarnya ia juga tidak tahu akan dinikahkan dengan siapa, Hana nyaris belum pernah bertemu dengan calon suaminya, seperti calon pengantin pada umumnya. Penjajakan satu sama lain, saling cinta dan kasih untuk memulai sebuah hubungan baru yang disebut pernikahan. Namun, Hana tak ingin membuat orang lain bingung dengan pernikahannya ini, cukuplah dirinya saja yang tidak mengerti dengan pernikahannya ini. "Tega kamu, Han. Aku penasaran loh ini." Dina mengerucutkan bibir karena Hana tak memuaskan rasa penasarannya.Hana tersenyum geli melihat ekspresi Dina yang seperti itu."Sabar! Nggak lama lagi kok," jelas Hana sambil mencubit pipi Dina."Eh, betewe kamu memang udah berhasil move on ya

    Last Updated : 2023-07-06

Latest chapter

  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 37 Melepas Kesucian

    Pergi begitu saja meninggalkan Anisa dan senyum Anisa yang tadinya semeringah memudar kala Rayhan berdiri dan mulai meninggalkannya. "Rayhan ...," panggil Anisa sambil mengejar Rayhan, tetapi langkah Rayhan terlalu panjang sehingga tak terkejar olehnya. Sementara Rayhan tetap memaksa mengendarai mobilnya agar sampai di rumah. Dorongan hasrat ini harus segera dituntaskan, jika tidak maka itu akan menjadi siksaan batin yang bisa saja membuatnya gila. Rayhan membuka kancing kemeja bagian atas hingga menampakkan bulu-bulu halus itu. Setelah sampai di garasi, ia pun lantas berlari ke arah rumah. Masuk dengan kunci yang ada padanya. Hana baru saja keluar dari kamarnya dengan kepala yang masih berbalut handuk. Ia terperanjat melihat gelagat aneh sang suami yang tak seperti biasa. "Hana," lirih Rayhan sambil berjalan mendekat pada wanita yang hanya memiliki tinggi tubuh sekitar seratus enam puluh cm itu. Mengangkat tubuh Hana dan membawanya menuju kamar terdekat, yaitu kamar Hana. "Mas,

  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 36 Rencana Anisa

    "Apa betul mama menerima sejumlah uang dari keluarga Rina dan sebagai gantinya aku harus menikahi Rina? Betul itu, Ma?" tanya Ridwan dengan suara lantang dan mata yang membulat. "Ridwan, kamu ini datang-datang bukannya kasih salam dulu, malah nanya yang nggak-nggak." Lastri mencebik kesal, ada rasa takut dalam hatinya sekaligus heran mengapa rahasia ini bisa sampai bocor."Tolong jawab aja, Ma! Jawab yang jujur!" sentak Ridwan sehingga Lastri terkejut dan semakin ketakutan. Namun, berusaha bersikap tenang.Lastri terdiam dan itu sudah menjadi jawaban untuk Ridwan. Ia menggeleng pelan, tak menyangka bahwa sang ibu telah menjual dirinya demi uang, padahal Ridwan berusaha menerima jodoh yang ibunya pilihkan. Berharap ini adalah pilihan terbaik, meski Harau mengabaikan hati dan cintanya pada Hana."Ridwan ... Wan, mau kemana kamu? Mama mau jelasin sesuatu sama kamu," teriak Lastri saat Ridwan pergi dari hadapannya.Melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga ia tak perduli lagi ten

  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 35 Terbongkarnya Rahasia Rina di Depan Sang Suami

    "Seharusnya Abang pulang langsung ke rumah. Bukannya malah cari perhatian sama Hana. ingat, Bang! Hana itu udah punya suami dan kamu juga udah punya aku," ucap Rina. Dengan kondisinya yang sedang sakit, ia nekad pergi ke rumah Nining untuk menjemput sang suami. Karena sedari tadi ia duduk di depan terasnya untuk memantau acara yang dibuat Hana dan ibunya.Melihat mobil yang biasa suaminya kendarai pulang cepat, Rina pun bergegas ke rumah itu. Namun, kedatangannya itu ternyata untuk melihat sang suami sedang saling tatap dengan Hana. Kedua tangan Ridwan menyangga tubuh Hana agar tidak jatuh. Ingin rasanya ia langsung berteriak dan melerai keduanya. Namun, ia tak kuasa melakukannya karena kakinya terasa lemas. Pun Nining segera memberi kode kepada kedua orang yang tengah berpandangan itu hingga keduanya sadar dan melepaskan diri.Rina bisa melihat bahwa suaminya masih menyimpan rasa terhadap Hana. Terbukti saat Ridwan masih saja menatap Hana yang melenggang pergi."Abang nggak sengaja

  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 34 Syukuran

    "Bangun! Bangun, Mas!" Hana menggoyang dan menepuk punggung tangan Rayhan supaya bangun. Kerena waktu subuh tidak banyak jika untuk mengerjakan wajibnya.Berulang kali Hana mencoba membangunkan hingga ia lelah dan membelakangi posisi Rayhan. Tetiba muncul keisengannya.Hana mendekat pada wajah Rayhan yang masih tertidur pulas. Menatapnya dari dekat, begitu dekat, bahkan sangat dekat. Hingga Hana dapat merasakan terpaan hangat nafas Rayhan. Ia pejamkan mata merasakan debaran jantung yang mulai tak beraturan.Rayhan mengerjakan mata, melihat Hana yang begitu dekat dengannya. Entah mengapa ada rasa nyaman dan menginginkan waktu berhenti agar Hana tak berlalu dari hadapannya.Muncul pula ide dalam benaknya agar Hana tak segera berlalu. Rayhan memeluk Hana sambil membenarkan posisi ternyaman, matanya masih terpejam agar Hana menganggap ini adalah ketidak sengajaan yang tercipta.Hana membulatkan matanya saat dirinya malah terjebak dalam pelukan Rayhan. Semakin ia berusaha melepaskan diri,

  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 33 Merinding

    "Sebaiknya jangan ,Nak. Selagi masih bisa diatasi dengan kata-kata, biarlah! Ibu juga nggak tega kalau budenya Hana masuk penjara," ujar Nining dengan tatapan sendu."Keterlaluan, Buk," ketus Hana. Ia sudah lelah menghadapi sikap Obed yang selalu ingin menang sendiri."Ya udah kita masuk yuk!" ajak Nining. Malam itu, Rayhan jadi tak sampai hati untuk meninggalkan rumah itu. Ia tak ingin jika Obed datang lagi dan menekan ibu mertuanya. Saat di kamar, Rayhan menelpon seseorang untuk berjaga-jaga di rumah mertuanya besok. Perempuan dan tentunya bisa bela diri untuk menjaga Nining saat Obed tiba-tiba mengamuk.Hana baru saja masuk ke dalam kamar. Ia ingin berganti baju.Berjalan menuju lemari dan mengambil baju yang ia inginkan. Setelah itu berganti di dalam kamar mandi."Kamu mau tidur di kamar ibu kamu lagi?" tanya Rayhan saat Hana baru saja ingin memutar handle pintu kamar. Ia memang akan keluar dari kamar itu."Kamu mau ibu kamu curiga, terus nambahin beban pikirannya, hmm? Anak maca

  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 32 Menuntut Harta

    Sementara Hana mengerti betul bahwa Ridwan masih menyimpan rasa. Itu terlihat dari ekspresi cemburu yang tak bisa Ridwan tutupi darinya.Sama seperti dirinya yang tak bisa langsung membunuh cinta terhadap Hana, begitu jugalah Hana yang sulit mengubur masa indah saat menjalin kasih dengannya.Rayhan langsung membuka pintu mobil, diikuti Ridwan yang juga baru sadar dengan ketidakfokusannya.Setelah kepergian Rayhan dan Ridwan, Hana pun ingin berlalu masuk ke dalam rumah. Namun, langkahnya ya terhenti saat Obed memanggil namanya."Hana ...," panggil Obed sambil berjalan mendekat pada Hana diikuti Hana yang menoleh ke sumber suara."Jangan mentang-mentang kamu itu istrinya orang kaya, bos besar, terus kelakuan pun udah sombong," ucap Obed dengan berkacak pinggang, menatap tajam pada Hana yang hanya diam dengan kedua alis seakan tertaut."Sombong apanya, Bude?""Jangan sok-sokan nggak tahu lah! Pasti selama ini Ridwan itu pulang malam terus dari tempat kerja karena kamu yang suruh, Kan? Ka

  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 31 Membuat Ridwan Cemburu

    Menghirup udara malam di depan rumah orang tuanya membuat Hana seakan mengulang masa lalu saat di mana dirinya diasuh dan dibesarkan oleh kedua orang tua yang begitu menyayanginya.KreeeeetSuara pintu terbuka, Hana langsung menatap wajah ibunya yang muncul dari balik pintu. Berlari dan memeluk sang ibu, seakan ingin melebur semua rasa rindu dalam hatinya.Rayhan pun turun dari motornya, mendekat dan mencium punggung tangan Nining dengan takzim."Kalian pulang, Nak. Ibu senang banget. Ayo masuk!" Nining merangkul pinggang Hana dan menuntunnya masuk. "Mimpi apa semalam ibu, bisa lihat kalian datang, ibu nggak nyangka," ujar Nining dengan mata yang tampak berkaca-kaca. Beberapa hari ini ia selalu melangitkan doa agar anak semata wayangnya itu datang mengobati rindu yang kian bersemayam dalam hatinya. Allah maha baik, ia dipertemukan dengan sang anak yang menurut logikanya tak mungkin muncul malam ini."Hana katanya kangen, Buk," sambung Rayhan yang berjalan di belakang kedua wanita itu

  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 30 Berusaha Minta Maaf

    Hari ini malas sekali rasanya Rayhan untuk pergi ke kantor. Suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja karena Hana yang masih marah padanya.Seharian di kamar membuat dirinya lapar dan memilih turun ke lantai bawah menuju dapur. Hana baru saja selesai dengan makannya, ia hanya memasak mie instan, itupun hanya di rendam beberapa menit dengan air panas dan langsung ia santap.Hari ini moodnya juga sedang tidak baik. maka dari itu ia memilih berdiam diri di kamar yang baru saja dikosongkan oleh Inggit.Keduanya berpapasan di pintu yang menghubungkan antara dapur dan ruang tengah. Tak saling sapa walaupun Rayhan sengaja menyentuh jari-jemari Hana sebagai suatu gurauan.Namun Hana sama sekali tak memperdulikan itu. Ia tetap fokus menuju kamar, dan membiarkan Rayhan berpikir untuk mengisi perutnya sendiri. Hana tidak masak sesuatu untuk Rayhan, ia tak perduli dan sesekali ingin memberikan lelaki itu pelajaran."Ya ampun, nggak ada makanan. Gimana sih? Lagi marah ya marah aja, tapi jangan s

  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 29 Diamnya Hana

    Setelah hatinya sedikit tenang, Hana pun berlalu ke kamarnya dengan map yang diberikan oleh Ridwan tadi. Sementara Rayhan baru saja keluar dari dalam kamar mandi."Dari bang Ridwan," ucap Hana sambil meletakkan map itu di meja telat di hadapan Rayhan berdiri. Setelah itu putar arah dan akan keluar dari kamar ini. Karena bertemu dengan Rayhan akan semakin memperburuk suasana hatinya.Lebih baik ia memilih sendiri dulu dari pada bersama Rayhan, Hana belum siap untuk mendapat sebuah kata-kata kasar lagi malam ini."Tunggu!" ucap Rayhan sebelum Hana memutar handle pintu. Hana mematung, fokus mendengarkan apa yang akan dikatakan Rayhan."Jadi udah ketemu sama mantan?" tanya Rayhan."Seperti yang kamu tahu.""Menikmati? Bahagia?" cecar Rayhan lagi dan Hana tak mengerti maksud dari pertanyaan itu."Maksud kamu apa, Mas?" Rania berbalik dan menatap Rayhan dengan tatapan tajam."Jangan bohongi diri kamu, kalian pacaran lebih dari lima tahun dan rasa itu nggak mungkin berakhir begitu saja. Saya

DMCA.com Protection Status