Share

Bab 4 Dilamar Orang Asing

Penulis: Mommy Jasmine
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-24 10:23:23

"Selain penyakit jantung, ibu kamu juga mengalami penyakit maag akut, juga tekanan darah yang tinggi. Sementara ini harus di rawat dulu sampai waktu yang belum bisa dipastikan," ujar sang dokter bernama Kumala Sari.

Hana hanya bisa tercenung mendengar penjelasan sang dokter. Ia tahu bahwa ibunya hanya berusaha bersikap tegar di depannya, tetapi nyatanya tak seperti itu. Selain ia mengkhawatirkan keadaan sang ibu, ia juga khawatir tentang biaya rumah sakit itu. Pikirannya jadi tak menentu bagaimana ia bisa melewati ujian ini?

***

POV Hana

[Mbak, ibu masuk rumah sakit. Kamu pulang dulu dong, Mbak!] ucapku di sambungan telepon. Namun bukan jawaban yang kuharap kan yang ada, mbak Riana malah mengatakan bahwa dirinya tidak bisa libur terlalu sering, lagi pula Minggu kemarin dirinya sudah mengajukan cuti selama tiga hari saat acara lamaranku.

[Kamu yang harus bertanggung jawab sama kondisi Ibu sekarang, Han. Ibu itu sakit gara gara kamu. Jadi, kamu lah yang harus bertanggung jawab sepenuhnya!] ucap mbak Riana kemudian memutuskan panggilan itu sepihak.

Aku tak bisa menahan kesedihan dalam hati ini. Tangisku tertahan. Satu-satunya orang yang bisa aku mintai tolong malah menyerahkan dan menyalahkanku atas peristiwa ini. Aku ini adikmu mbak, nggak bisa kah kau berbaik hati meringankan sedikit saja beban di pundak ini?

Ku tatap wajah ibu yang masih tertidur pulas di brankar rumah sakit. Kasihan sekali wanita ku ini, aku tahu dirinya tak baik baik saja sejak kejadian batalnya lamaranku. Ia hanya berusaha bersikap tegar di depanku.

*

Sudah tiga malam ibu dirawat di rumah sakit ini, artinya sudah tiga hari pula aku tidak masuk kerja, untungnya pemilik toko roti tempatku bekerja memberiku dispensasi.

Dengan langkah gontai dan rasa was was aku berjalan menuju bagian administrasi.

"Astaga ... ," lirihku ketika baru saja melihat nominal yang sangat banyak menurutku. Dari mana aku mendapatkan biaya sepuluh juta dalam waktu dekat? itu adalah nominal yang sama dengan enam bulan gajiku di toko roti.

Bagaimana ini ya Allah? siapa yang bisa aku mintai tolong?

Seketika ingatanku tertuju pada Bude Obed. Di keluarga ibuku hanya Bude Obed yang hidupnya lumayan sejahtera.

Aku pun kembali keruangan tempat ibuku berada. Rupanya beliau sudah duduk dengan posisi kaki yang menggantung.

"Buk, Hana pergi sebentar ya!"

"Mau kemana kamu, Han?"

"Hana mau ke toko sebentar aja, buk!" ucapku. Aku memang ingin pergi ke toko roti sebentar. Namun tak aku katakan padanya bahwa aku ingin menjumpai bude Obed. Aku tak ingin beban pikiran wanitaku itu semakin bertambah tambah.

"Iya, tapi jangan lama lama ya! Ibu takut kalau ditinggal sendiri. Oh iya, Han. Biaya rumah sakit gimana?" tanya ibuku dengan tatapan khawatir.

Aku berusaha mengulas senyum padanya meski aku sendiripun belum menemukan jawaban atas pertanyaannya itu.

"Ibu tenang aja ya! Hana bisa pinjam ke bos Hana" setelah mencium tangan ibuku, aku pun segera pergi. Tidak mungkin bosku mau meminjamkan uang sebanyak itu, sementara aku belum genap sebulan bekerja disana.

Sebenarnya ada keraguan dalam hati untuk meminjam uang pada bude ku itu. Selain cerewet, bude Obed juga terkenal pelit di dalam keluarga kami. Sebelum ke rumah bude Obed, aku akan pergi ke toko kue untuk meminta izin libur sehari lagi untuk mengurus kepulangan ibuku.

Aku melangkahkan kaki masuk ke dalam toko tempatku bekerja. Seperti biasa saat baru datang, aku akan membersihkan seisih toko dari kotoran dan debu yang menempel sampai akhirnya pelanggan pertama ku datang.

Seorang lelaki paruh baya berpenampilan parlente dan rambutnya sudah terlihat putih merata.

"Selamat pagi ... ,cari apa, Pak?" tanya ku sambil mengulas senyum.

Lelaki itu sebentar menatap dan memindai aku dari atas hingga bawah. Aku jadi mengernyit hingga pandangannya tertuju pada etalase kue tart.

"Saya ambil yang ini," ucap lelaki yang usianya lebih pantas aku sebut ayah itu. Selama aku bekerja sudah entah berapa kali ia datang membeli kue. Ia sudah menjadi langganan tetap disini dan entah mengapa lelaki itu hanya ingin aku yang melayaninya.

Saat ia memilih milih kue, handphone ku berdering menandakan bahwa ada panggilan masuk.

"Mbak Riana ... ," lirihku, aku mengulas senyum pada lelaki itu karena ingin mengangkat telepon dari kakakku. Sementara, Sintia yang mengerti langsung menggantikan posisiku melayani lelaki itu.

[Mbak, kamu kemana aja sih? Aku nelponi kamu tapi nomor kamu nggak aktif. Ibu lagi butuh biaya Mbak,] ucapku antusias.

[Maaf ya Hana, di lain waktu anggap aja kita nggak punya hubungan apa apa lagi. Aku udah nggak mau kenal sama kalian lagi, kalian selalu buat beban pikiran aku. Selamat tinggal!]

Tut Tut Tut ...

Panggilan diakhirinya sepihak. Tubuhku meremang mendengar apa yang barusan diucapkan mbak Riana. Saudara kandungku satu- satunya. "Beginikah balasan kamu terhadap orang yang pernah merawat dan membesarkanmu, Mbak?" tanyaku dengan suara tertahan.

Aku menangis di balik bilik sunyi.

"Han, Hana ..., Bapak itu nggak mau dilayani sama aku, dia maunya dilayani sama kamu," ujar Sintia yang tiba tiba datang. Buru buru aku menyeka air mataku, namun tak bisa menghapus rasa penasaran Sintia, teman baikku di toko roti ini. Ia menatapku dengan rasa penasaran.

"Udah kamu kesana dulu. Abis itu kita cerita ya." Sambungnya lagi sambil mengelus bahuku. Segera aku merapikan penampilan dan membuat wajahku seperti semula, seberusaha mungkin mengulas senyum agar tak membuat pelanggan ku bertanya tanya.

"Kamu kayaknya lagi ada beban ya?" tanya lelaki tua itu dan menurutku pertanyaannya itu tidak etis jika ia tanyakan padaku, karena kami tak saling kenal, hanya sebatas antara penjual dan pembeli.

"Kamu mau nggak saya lamar? Saya kasih kamu mahar pantastis, mau?" Ucap lelaki itu yang sontak saja membuat aku terkejut. Dinikahi lelaki yang seusia sama dengan almarhum ayahku? Tidak mungkin. Aku tidak bisa dan tidak mau. Aku hanya menganggap itu sebuah gurauan.

Bersambung

***

Bab terkait

  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 5 Menjumpai Bude Obed

    Di sisi aku juga membutuhkan biaya besar untuk penyembuhan ibu dan membayar biaya rumah sakit yang semakin lama akan semakin membengkak. Setelah gagalnya acara lamaran ku tempo hari, rasanya aku sudah tidak perduli lagi tentang sakit di hati ini, sepertinya aku sudah mati rasa untuk membuka hati. Saat ini aku hanya ingin bekerja saja untuk menaikkan derajat orang tua ku.Aku percaya suatu saat nanti wanita baik-baik akan dipertemukan dengan lelaki yang baik-baik. Tugasku hanya menjadi wanita baik-baik itu."Kamu tenang saja! lamaran ini bukan untuk saya, tapi untuk anak saya." lelaki itu kelihatannya serius. Apa mungkin? Ah ..., anggap saja ini semua sebagai sebuah candaan. Akan tetapi, bolehkah aku berharap?"Bapak, kalau mau melamar saya, mintalah saya sama orang tua saya, Pak. Itu baru benar," ucapku sambil tersenyum, sungguh aku hanya menganggap ini semua sebagai gurauan."Ini foto anak saya." ia menunjukkan foto keluarga di handphonenya." Anak bapak masih kecil, Pak?"" Sekarang

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-24
  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 6 Penolakan

    Tega sekali Bude Obed kepada kami. Padahal aku meminjam, akan aku kembalikan nanti. Tapi mengapa seakan bude ku itu tak percaya? Ya Allah, jika ujianMu terlampau berat , aku cuma minta dikuatkan.Hingga sampai di rumah, aku mengambil pakaian ganti ibuku dan lanjut pergi ke rumah sakit.Sesampainya di rumah sakit, aku di kejutkan dengan kedatangan bos toko roti ku. Ia datang tak sendiri melainkan bersama lelaki yang katanya ingin melamarku untuk anaknya."Hana, sini nak!" panggil ibuku. Aku keheranan sekaligus hanya bisa mengulas senyum pada tamuku itu."Hana,kamu bersediakan nikah sama putra saya? pokoknya kamu tenang aja! kalian tinggal terima beres. Kita buat acara yang megah dan akan menjadi sejarah di kampung kalian nanti," ujar pak Adnan."Gimana Han?" tanya ibuku. Aku seakan kehabisan kata kata dan hanya mengangguk pelan, aku tidak perduli lagi dengan hidupku kedepannya, mungkin nanti aku akan di nikahkan dengan lelaki idiot pun aku pasrah. ***POV authorSetelah pertemuan Hana

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-24
  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 7 Cinta Pertama

    "Jadi maksud kedatangan kami ke sini untuk melanjutkan pembicaraan kemarin, Buk," ujar Adnan dengan hati-hati. Sementara sang istri masih mengamati keadaan rumah yang hampir roboh itu. Ia masih tak menyangka mengapa suaminya memilih wanita dari keluarga seperti ini. Namun, sebagai seorang istri, Inggid hanya ingin menjadi wanita yang patuh sebagaimana adab yang sudah ditetapkan. Ia hanya bisa mendukung keputusan suami, apa pun itu selagi tidak melanggar ketentuan agama.Mendengar penuturan Adnan, Hana dan ibunya saling pandang. Keduanya masih belum percaya secepat ini Adnan dan istrinya datang lagi untuk membicarakan pernikahan."Anak saya umurnya sudah tiga puluh lebih, Buk. Saya harap ini bukan menjadi penghalang untuk anak saya, Rayhan dan Hana melanjutkan hubungan yang lebih serius. Anak saya sudah bersedia dan kalau kalian berkenan, secepatnya saja kita langsungkan pernikahannya. Tidak usah menunda sesuatu hal yang baik apa lagi mempersulitnya, bukan begitu, Buk?" tanya Adnan deng

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-28
  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 8 Menghadiri Pernikahan Mantan

    Malam itu, Rayhan dan kedua orang tuanya terlibat pembicaraan serius. Sebenarnya malas bagi Rayhan untuk membahas ulang masalah pernikahan yang tak diinginkan itu."Acara pernikahan kalian akan digelar dua Minggu lagi, Ray. Kamu harus prepare! Papa nggak mau dengar alasan apapun lagi. Satu lagi papa tegaskan ke kamu. Jangan coba- coba kabur kalau kamu masih mau lihat papa hidup," ujar Adnan sebelum akhirnya masuk ke kamar. Sementara Inggid masih duduk bersama Rayhan sambil mengulum bibir bawahnya."Aarggh ...."Rayhan geram dan memukul sisi sofa. "Ikuti aja maunya papa! Yakin kalau pilihan orang tua itu adalah pilihan yang terbaik buat kamu ,Ray.""Kenapa sih harus ngancem-ngancem gitu? Memangnya ini zaman apa sehingga harus dijodohin kayak gini?" dadanya naik turun emosi Rayhan memuncak. namun, seberusaha mungkin ia kontrol."Rayhan ini bukannya nggak mau nikah, Ma. Rayhan cuma pengen nunggu seseorang. Seseorang yang udah lama Rayhan cinta." Sungut Rayhan."Kalau memang kamu punya pi

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-29
  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 9 Mengemas Barang Pemberian Mantan

    Hana mengangguk kecil. "Memangnya siapa lelaki yang udah berhasil merebut hati kamu, Han?" tanya Dina penasaran dan menginginkan Hana segera menjawab rasa penasarannya itu."Nanti juga kamu bakalan tahu Din. Sabar aja!" jawab Hana. Sebenarnya ia juga tidak tahu akan dinikahkan dengan siapa, Hana nyaris belum pernah bertemu dengan calon suaminya, seperti calon pengantin pada umumnya. Penjajakan satu sama lain, saling cinta dan kasih untuk memulai sebuah hubungan baru yang disebut pernikahan. Namun, Hana tak ingin membuat orang lain bingung dengan pernikahannya ini, cukuplah dirinya saja yang tidak mengerti dengan pernikahannya ini. "Tega kamu, Han. Aku penasaran loh ini." Dina mengerucutkan bibir karena Hana tak memuaskan rasa penasarannya.Hana tersenyum geli melihat ekspresi Dina yang seperti itu."Sabar! Nggak lama lagi kok," jelas Hana sambil mencubit pipi Dina."Eh, betewe kamu memang udah berhasil move on ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-06
  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 10 Tanpa Sadar Bertemu Calon Suami

    "Huuuuuuu ...." Sekali lagi teriakan muda-mudi yang gagal mendapatkan buket bunga itu. Meski tak bisa meraih, tampaknya mereka begitu menikmati momen ini. Sepasang pengantin itu pun membalikkan badan melihat siapa orang yang beruntung mendapatkan buket bunga itu, karena ada hadiah cincin untuk orang yang beruntung. Cincin emas seberat dua gram sebagai hadiah sudah berada di tangan MC dan akan di serahkan kepada pemegang buket bunga itu.Hana dan lelaki yang tak dikenalnya itu saling tatap dalam beberapa detik. Dengan buket bunga sebagai pembatas wajah keduanya.Hana segera sadar dan membenarkan posisinya berdiri. Lelaki itu pun tampak canggung."Yaaaay ternyata yang dapat dua orang dong. Bisa maju ke depan nggak? Ayo sini Mas sama Mbaknya maju ke depan!" Pembawa acara itu menginterupsi."Berhubung cincinnya cuma satu, si Masnya aja yang pakein cincin ini sama Mbaknya ya!"Semua mata tertuju pada sepasang yang beruntung itu. Termasuk Ridwan dan Rina. Ridwan terkesima memandang dari jauh

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-07
  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 11 Gagal Bertemu Calon Suami

    [Ma, Ray langsung balik aja! Bilangin ke Papa ya!] Tuuuuuut."Ray ..., Rayhan ..., Gimana sih? Kok malah pergi, bukannya mampir dulu sebentar liat calon istri" kesal Inggit saat panggilan yang baru saja ia angkat malah diakhiri sepihak oleh Rayhan."Kenapa, Ma?" tanya Adnan yang penasaran dengan apa yang terjadi pada Rayhan."Itu tuh si Rayhan bukannya singgah kesini. Eeeeh malah pergi. Ngeselin nggak tuh?" Inggit merasa tidak enakan pada Nining dan Hana.Sementara dengan Hana, ada raut wajah kecewa saat calon suaminya itu tidak bisa mampir di rumahnya yang jauh dari kata sederhana ini. Entahlah mungkin karena Rayhan belum siap menemui Hana, karena biar bagaimanapun dijodohkan itu tidak mudah."Kamu nggak apa-apa kan, Han? Rayhan mungkin lagi sibuk. Kan bentar lagi mau ambil cuti panjang. Jadi semua pekerjaan harus diselesaikan jauh sebelum waktunya," jelas Adnan."Iya, Pak," jawab Hana sambil kemudian mengulas senyum."Oh iya, saya mau ajak kamu ke klinik kecantikan besok. Kamu mau ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-08
  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 12 Ijab Kabul

    Tibalah saat dimana Rayhan dan Hana akan bersatu dalam sebuah ikatan yang dinamakan pernikahan.Semua yang hadir ingin menyaksikan ijab kabul itu. Ada raut wajah bahagia disana. Namun, tidak dengan Rayhan. Sejak pagi tadi wajahnya terlihat muram dan sangat tidak menyenangkan. Semua mata tertuju pada Hana yang baru saja keluar dari ruangan make up. Ia tampak cantik dan nyaris sempurna dengan balutan gaun pengantin berhijab. Make up bernuansa nude color berpadu dengan busana serba putih itu, sangat pantas jika disandingkan dengan Rayhan yang memakai teluk belanga lengkap dengan dengan songket yang tersimpul indah di pinggangnya.Ada yang memandang takjub dan ada juga yang tak mau kalah mencibir Hana."Sebenarnya sih nggak pantes aja pesta di gedung. Tapi lihat rumah udah mau ambruk," cibir seseorang. Siapa lagi kalau bukan Obed yang ketenarannya tak mau dikalahkan oleh siapapun. Pelaminannya juga bagusan si Rina kemarin toh," Obed berbisik-bisik pada tetangga yang sengaja diundang ole

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-09

Bab terbaru

  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 37 Melepas Kesucian

    Pergi begitu saja meninggalkan Anisa dan senyum Anisa yang tadinya semeringah memudar kala Rayhan berdiri dan mulai meninggalkannya. "Rayhan ...," panggil Anisa sambil mengejar Rayhan, tetapi langkah Rayhan terlalu panjang sehingga tak terkejar olehnya. Sementara Rayhan tetap memaksa mengendarai mobilnya agar sampai di rumah. Dorongan hasrat ini harus segera dituntaskan, jika tidak maka itu akan menjadi siksaan batin yang bisa saja membuatnya gila. Rayhan membuka kancing kemeja bagian atas hingga menampakkan bulu-bulu halus itu. Setelah sampai di garasi, ia pun lantas berlari ke arah rumah. Masuk dengan kunci yang ada padanya. Hana baru saja keluar dari kamarnya dengan kepala yang masih berbalut handuk. Ia terperanjat melihat gelagat aneh sang suami yang tak seperti biasa. "Hana," lirih Rayhan sambil berjalan mendekat pada wanita yang hanya memiliki tinggi tubuh sekitar seratus enam puluh cm itu. Mengangkat tubuh Hana dan membawanya menuju kamar terdekat, yaitu kamar Hana. "Mas,

  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 36 Rencana Anisa

    "Apa betul mama menerima sejumlah uang dari keluarga Rina dan sebagai gantinya aku harus menikahi Rina? Betul itu, Ma?" tanya Ridwan dengan suara lantang dan mata yang membulat. "Ridwan, kamu ini datang-datang bukannya kasih salam dulu, malah nanya yang nggak-nggak." Lastri mencebik kesal, ada rasa takut dalam hatinya sekaligus heran mengapa rahasia ini bisa sampai bocor."Tolong jawab aja, Ma! Jawab yang jujur!" sentak Ridwan sehingga Lastri terkejut dan semakin ketakutan. Namun, berusaha bersikap tenang.Lastri terdiam dan itu sudah menjadi jawaban untuk Ridwan. Ia menggeleng pelan, tak menyangka bahwa sang ibu telah menjual dirinya demi uang, padahal Ridwan berusaha menerima jodoh yang ibunya pilihkan. Berharap ini adalah pilihan terbaik, meski Harau mengabaikan hati dan cintanya pada Hana."Ridwan ... Wan, mau kemana kamu? Mama mau jelasin sesuatu sama kamu," teriak Lastri saat Ridwan pergi dari hadapannya.Melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga ia tak perduli lagi ten

  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 35 Terbongkarnya Rahasia Rina di Depan Sang Suami

    "Seharusnya Abang pulang langsung ke rumah. Bukannya malah cari perhatian sama Hana. ingat, Bang! Hana itu udah punya suami dan kamu juga udah punya aku," ucap Rina. Dengan kondisinya yang sedang sakit, ia nekad pergi ke rumah Nining untuk menjemput sang suami. Karena sedari tadi ia duduk di depan terasnya untuk memantau acara yang dibuat Hana dan ibunya.Melihat mobil yang biasa suaminya kendarai pulang cepat, Rina pun bergegas ke rumah itu. Namun, kedatangannya itu ternyata untuk melihat sang suami sedang saling tatap dengan Hana. Kedua tangan Ridwan menyangga tubuh Hana agar tidak jatuh. Ingin rasanya ia langsung berteriak dan melerai keduanya. Namun, ia tak kuasa melakukannya karena kakinya terasa lemas. Pun Nining segera memberi kode kepada kedua orang yang tengah berpandangan itu hingga keduanya sadar dan melepaskan diri.Rina bisa melihat bahwa suaminya masih menyimpan rasa terhadap Hana. Terbukti saat Ridwan masih saja menatap Hana yang melenggang pergi."Abang nggak sengaja

  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 34 Syukuran

    "Bangun! Bangun, Mas!" Hana menggoyang dan menepuk punggung tangan Rayhan supaya bangun. Kerena waktu subuh tidak banyak jika untuk mengerjakan wajibnya.Berulang kali Hana mencoba membangunkan hingga ia lelah dan membelakangi posisi Rayhan. Tetiba muncul keisengannya.Hana mendekat pada wajah Rayhan yang masih tertidur pulas. Menatapnya dari dekat, begitu dekat, bahkan sangat dekat. Hingga Hana dapat merasakan terpaan hangat nafas Rayhan. Ia pejamkan mata merasakan debaran jantung yang mulai tak beraturan.Rayhan mengerjakan mata, melihat Hana yang begitu dekat dengannya. Entah mengapa ada rasa nyaman dan menginginkan waktu berhenti agar Hana tak berlalu dari hadapannya.Muncul pula ide dalam benaknya agar Hana tak segera berlalu. Rayhan memeluk Hana sambil membenarkan posisi ternyaman, matanya masih terpejam agar Hana menganggap ini adalah ketidak sengajaan yang tercipta.Hana membulatkan matanya saat dirinya malah terjebak dalam pelukan Rayhan. Semakin ia berusaha melepaskan diri,

  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 33 Merinding

    "Sebaiknya jangan ,Nak. Selagi masih bisa diatasi dengan kata-kata, biarlah! Ibu juga nggak tega kalau budenya Hana masuk penjara," ujar Nining dengan tatapan sendu."Keterlaluan, Buk," ketus Hana. Ia sudah lelah menghadapi sikap Obed yang selalu ingin menang sendiri."Ya udah kita masuk yuk!" ajak Nining. Malam itu, Rayhan jadi tak sampai hati untuk meninggalkan rumah itu. Ia tak ingin jika Obed datang lagi dan menekan ibu mertuanya. Saat di kamar, Rayhan menelpon seseorang untuk berjaga-jaga di rumah mertuanya besok. Perempuan dan tentunya bisa bela diri untuk menjaga Nining saat Obed tiba-tiba mengamuk.Hana baru saja masuk ke dalam kamar. Ia ingin berganti baju.Berjalan menuju lemari dan mengambil baju yang ia inginkan. Setelah itu berganti di dalam kamar mandi."Kamu mau tidur di kamar ibu kamu lagi?" tanya Rayhan saat Hana baru saja ingin memutar handle pintu kamar. Ia memang akan keluar dari kamar itu."Kamu mau ibu kamu curiga, terus nambahin beban pikirannya, hmm? Anak maca

  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 32 Menuntut Harta

    Sementara Hana mengerti betul bahwa Ridwan masih menyimpan rasa. Itu terlihat dari ekspresi cemburu yang tak bisa Ridwan tutupi darinya.Sama seperti dirinya yang tak bisa langsung membunuh cinta terhadap Hana, begitu jugalah Hana yang sulit mengubur masa indah saat menjalin kasih dengannya.Rayhan langsung membuka pintu mobil, diikuti Ridwan yang juga baru sadar dengan ketidakfokusannya.Setelah kepergian Rayhan dan Ridwan, Hana pun ingin berlalu masuk ke dalam rumah. Namun, langkahnya ya terhenti saat Obed memanggil namanya."Hana ...," panggil Obed sambil berjalan mendekat pada Hana diikuti Hana yang menoleh ke sumber suara."Jangan mentang-mentang kamu itu istrinya orang kaya, bos besar, terus kelakuan pun udah sombong," ucap Obed dengan berkacak pinggang, menatap tajam pada Hana yang hanya diam dengan kedua alis seakan tertaut."Sombong apanya, Bude?""Jangan sok-sokan nggak tahu lah! Pasti selama ini Ridwan itu pulang malam terus dari tempat kerja karena kamu yang suruh, Kan? Ka

  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 31 Membuat Ridwan Cemburu

    Menghirup udara malam di depan rumah orang tuanya membuat Hana seakan mengulang masa lalu saat di mana dirinya diasuh dan dibesarkan oleh kedua orang tua yang begitu menyayanginya.KreeeeetSuara pintu terbuka, Hana langsung menatap wajah ibunya yang muncul dari balik pintu. Berlari dan memeluk sang ibu, seakan ingin melebur semua rasa rindu dalam hatinya.Rayhan pun turun dari motornya, mendekat dan mencium punggung tangan Nining dengan takzim."Kalian pulang, Nak. Ibu senang banget. Ayo masuk!" Nining merangkul pinggang Hana dan menuntunnya masuk. "Mimpi apa semalam ibu, bisa lihat kalian datang, ibu nggak nyangka," ujar Nining dengan mata yang tampak berkaca-kaca. Beberapa hari ini ia selalu melangitkan doa agar anak semata wayangnya itu datang mengobati rindu yang kian bersemayam dalam hatinya. Allah maha baik, ia dipertemukan dengan sang anak yang menurut logikanya tak mungkin muncul malam ini."Hana katanya kangen, Buk," sambung Rayhan yang berjalan di belakang kedua wanita itu

  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 30 Berusaha Minta Maaf

    Hari ini malas sekali rasanya Rayhan untuk pergi ke kantor. Suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja karena Hana yang masih marah padanya.Seharian di kamar membuat dirinya lapar dan memilih turun ke lantai bawah menuju dapur. Hana baru saja selesai dengan makannya, ia hanya memasak mie instan, itupun hanya di rendam beberapa menit dengan air panas dan langsung ia santap.Hari ini moodnya juga sedang tidak baik. maka dari itu ia memilih berdiam diri di kamar yang baru saja dikosongkan oleh Inggit.Keduanya berpapasan di pintu yang menghubungkan antara dapur dan ruang tengah. Tak saling sapa walaupun Rayhan sengaja menyentuh jari-jemari Hana sebagai suatu gurauan.Namun Hana sama sekali tak memperdulikan itu. Ia tetap fokus menuju kamar, dan membiarkan Rayhan berpikir untuk mengisi perutnya sendiri. Hana tidak masak sesuatu untuk Rayhan, ia tak perduli dan sesekali ingin memberikan lelaki itu pelajaran."Ya ampun, nggak ada makanan. Gimana sih? Lagi marah ya marah aja, tapi jangan s

  • Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan   Bab 29 Diamnya Hana

    Setelah hatinya sedikit tenang, Hana pun berlalu ke kamarnya dengan map yang diberikan oleh Ridwan tadi. Sementara Rayhan baru saja keluar dari dalam kamar mandi."Dari bang Ridwan," ucap Hana sambil meletakkan map itu di meja telat di hadapan Rayhan berdiri. Setelah itu putar arah dan akan keluar dari kamar ini. Karena bertemu dengan Rayhan akan semakin memperburuk suasana hatinya.Lebih baik ia memilih sendiri dulu dari pada bersama Rayhan, Hana belum siap untuk mendapat sebuah kata-kata kasar lagi malam ini."Tunggu!" ucap Rayhan sebelum Hana memutar handle pintu. Hana mematung, fokus mendengarkan apa yang akan dikatakan Rayhan."Jadi udah ketemu sama mantan?" tanya Rayhan."Seperti yang kamu tahu.""Menikmati? Bahagia?" cecar Rayhan lagi dan Hana tak mengerti maksud dari pertanyaan itu."Maksud kamu apa, Mas?" Rania berbalik dan menatap Rayhan dengan tatapan tajam."Jangan bohongi diri kamu, kalian pacaran lebih dari lima tahun dan rasa itu nggak mungkin berakhir begitu saja. Saya

DMCA.com Protection Status