Share

17. Kediaman Wirajaya (3)

Penulis: Hannfirda
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-21 19:46:59

Marla mencengkeram dress-nya erat-erat, sedangkan, Arjuna terdiam disertai dengkusan napas berat. Tentu saja. Bagi keluarga Wirajaya yang memiliki segalanya, mencari informasi mengenai dirinya sangatlah mudah. Apalagi bagi seorang yatim piatu seperti Marla. Tidak heran bila mereka mengetahui Marla yang pernah menikah dengan Yudha.

"Memangnya kenapa kalau istri saya pernah menikah dengan laki-laki lain? Lagi pula, saya tidak mempermasalahkannya," timpal Arjuna tegas, seperti seorang suami yang menyayangi istrinya dengan segenap hati.

Untuk sesaat, Marla terpaku sekaligus merasa bersalah. Arjuna harus bekerja ekstra untuk 'melindunginya'. Yang mana makin memperlihatkan jika Marla tidak bisa melakukan apa-apa.

Ajeng yang baru beberapa menit terdiam, lantas mendecih, "aneh saja, Jun. Kamu itu pewaris keluarga ini yang bisa mendapatkan wanita mana saja. Mau yang perawan juga banyak, malahan banyak yang lebih bertalenta dan lebih cantik. Tapi, kamu malah memilih untuk menikahi 'bekasnya' o
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   18. Kediaman Wirajaya (4)

    Deg!Marla akui, dia memang tidak menjual tubuhnya terhadap Arjuna. Namun, ingatan mengenai malam panas yang sempat mereka langsungkan secara tak sadar itu membuat pipi Marla memerah dengan sendirinya.Gawat!Jangan sampai Revan melihatnya dan malah memikirkan yang tidak-tidak! Kenyataannya, dia bukan perempuan murahan seperti itu.Berdeham, Marla kembali menyuguhkan senyum simpulnya. Memberanikan diri bertemu tatap dengan iris abu-abu Revan. "Tentu tidak. Meskipun saya bukan perempuan yang lahir dari keluarga kaya raya, tapi saya tidak sefrustrasi itu untuk menjual diri terhadap orang lain; mau yang kaya atau bukan."Revan mengambil dua langkah mundur ditemani seringai yang memperlihatkan bahwa pria muda itu cukup tertarik dengan jawaban Marla. "Yah, boleh juga," Revan mengangguk-angguk, "pasti Bang Arjuna punya 'alasan' kenapa dia memilih kamu, Nona Marla."Marla berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankan raut bersahabatnya. Dia tidak bisa terlihat lemah di saat-saat seperti ini,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   19. Kekacauan Yudha

    Semua kontrak kerja sama yang seharusnya berjalan lancar, hancur total dikarenakan rumor tidak menyenangkan tersiar pada kalangan pebisnis saat pernikahan Yudha dan Kamilia.Belum lagi, kedatangan keluarga Wirajaya yang terkenal itu. Bukannya menambah pamor, tetapi malah mengembuskan segalanya."Argh! Semua gara-gara Marla!"Yudha melempar berkas pembatalan yang baru saja dibacanya, kemudian berkacak pinggang. Dipandanginya foto pernikahan dirinya dan Kamilia yang baru saja dipasang di ruang kerja.Entah kenapa, melihatnya saja sudah membuat Yudha muak sendiri.Bertepatan saat itu, Kamilia memasuki ruang kerja sang suami seraya menenteng tas belanjaan yang tiada terhingga."Yudha? Lihatlah! Aku mendapatkan heels baru yang sangat kuidam—""Diam!"Kamilia tersentak. Seketika wanita itu berhenti melangkah, membeku setelah menyadari atmosfer ruang kerja sang suami yang mendadak jadi tak bersahabat."Yudha? Kamu kenapa?""Masih ditanya suamimu ini kenapa?" Yudha berbalik, menghadap Kamilia

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   20. Sebuah Kecupan

    Bohong jika Marla tidak berpikir mengenai pesan aneh yang menyambangi ponselnya. Bahkan, wanita itu kepayahan terlelap meski tetap berada dalam pelukan Arjuna. 'Tidak heran. Sebagai pewaris pertama keluarga Wirajaya, pastinya banyak yang ingin menikahi Arjuna. Apalagi, jika orang-orang tahu aku hanyalah seorang yatim piatu yang tidak mempunyai apa-apa selain bergantung kepada suami baruku ini.'Helaan napas wanita itu terdengar berat, berusaha meredam gundah. Seolah-olah menyadari jika sang istri tidak bisa tertidur, Arjuna membuka mata, ditiliknya sosok Marla yang seakan-akan menyimpan cukup banyak pikiran.Arjuna berinisiatif untuk mengeratkan pelukannya, membawa Marla pada kehangatan serta kenyamanan yang membuat wanita itu mendongak."Mas? Kamu terbangun? Maaf, sepertinya aku sudah membuat tidurmu terganggu ya?" tanya Marla tak enak hati.Arjuna menggeleng pelan, "tidak bisa tidur, Marla?"Marla mengangguk singkat."Kenapa?"Wanita itu tak kunjung menjawab. Tidak mungkin dia memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   21. Ruangan Arjuna

    Marla terhenyak. Suara itu—suara familier yang mampu mendidihkan darahnya. Menarik napas perlahan, wanita itu berbalik. Dilihatnya sosok Kamilia yang melangkah dengan percaya diri dalam balutan blus kerja ketat. Dia tidak kaget lagi. Cara berpakaian Kamilia memang sudah seperti itu, jauh sebelum dia bersahabat dengannya sejak kuliah dulu. Kamilia bersedekap, menghampiri Marla dengan senyum meremehkan, lalu memindai penampilan mantan sahabatnya itu diiringi decihan ringan."Ada apa ini? Berkunjung ke kantor Wirajaya dengan penampilan seperti ini? Pantas saja resepsionis itu tidak percaya kalau kamu itu suaminya Arjuna," celetuk Kamilia.Marla mengernyit, lantas melirik dirinya sendiri. Dia tampil normal; dalam balutan dress hijau selutut, rapi pula. Memang dasarnya si resepsionis saja yang tidak punya sopan santun saat menyambut tamu."Kenapa kamu ke sini? Kamu tidak bekerja di sini, Kamilia." Tanyanya memberanikan diri.Jika dulu dia merupakan wanita yang kebanyakan iya-iya saja dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   22. Makan Siang Eksklusif

    Sedari tadi, Julie telah berada di ruangan Arjuna. Duduk manis di sofa sembari memindai beberapa berkas perbandingan yang semalam mereka bahas melalui telepon. Marla pikir, dia dan sang suami hanya akan makan siang berdua. Namun, rupanya terdapat orang tambahan. Mau tidak mau, Marla harus bersikap seramah mungkin. Tidak mungkin dia memberengut hanya karena masalah sepele seperti ini kan? Yang ada sang suami akan makin kecewa karena sebagai istri dari seorang Arjuna Wirajaya, dia masih terlalu kekanak-kanakan."Selamat siang, Nyonya Muda!" sapa Julie ramah, menunduk hormat ke arahnya sebelum meneruskan mengamati beberapa berkas."Selamat siang, Mbak Julie." Marla mendekat, duduk di samping wanita berparas serius itu, sedangkan Arjuna baru saja mendapatkan telepon."Sudah waktunya makan siang, kamu tidak mau beristirahat dulu, Mbak Julie?" tanya Marla ramah, yang sebetulnya penasaran; sudah berapa lama Julie berada di ruangan suaminya.Julie menoleh, tersenyum kalem ke arahnya. "Iya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   23. Sikap Mendadak Yudha

    Marla tidak bisa menahan senyum sekembalinya dari kantor Arjuna. Wanita itu kembali mendapatkan kecupan manis yang membuat paras ayunya jadi lebih cerah. Begitu Marla menaiki mobil, dia ingin sekali berjalan-jalan mengelilingi kota, berhubung belakangan ini dia kerap berada di rumah secara terus menerus.Melewati satu jalanan yang tidak asing, wanita itu teringat akan toko roti tempatnya bekerja dulu."Ah, Bu Sani? Bagaimana kabarnya sekarang ya? Apakah dia baik-baik saja? Kalau tidak salah, saat itu dia berkata jika anaknya berada di rumah sakit selama sepuluh tahun kan? Astaga, sekarang bagaimana dengan kabarnya ya?"Secara perlahan, Marla menepikan mobilnya tepat di depan Toko Roti Salsa. Berbeda saat dia bekerja dulu, kini terlihat ramai. Bahkan, bisa dilihat jika terdapat etalase baru yang bingkainya seragam dengan cat dinding toko tersebut.Tanpa sadar, Marla tersenyum simpul. Sejahat apa pun Bu Sani terhadap dirinya dulu, wanita itu sebetulnya masih cukup baik. Mau memperkerjak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   24. Digoda Suami

    "Mas Arjuna melakukannya setelah hari itu, Bu Sani?"Marla menyimak penjelasan Bu Sani selepas ketiadaan Yudha. Bu Sani bercerita bahwa sebenarnya, diam-diam Arjuna telah membantu biaya pengobatan anak satu-satunya itu, menanam investasi serta beberapa perbaikan yang menjadikan toko roti beliau jadi seramai sekarang ini.Masih terkejut akan kenyataan yang diberitahukan, tahu-tahu saja Bu Sani meraih kedua tangannya. Menggenggam tangan Marla begitu erat, seolah-olah tengah melihat malaikat penyelamat."Maaf, Marla. Maafkan saya yang selama ini selalu berlaku buruk terhadap kamu setiap kamu bekerja di sini. Bahkan, pada waktu itu saja saya hampir mempermalukan kamu dengan tidak tahu dirinya di depan wanita licik itu."Setetes air mata Bu Sani terjatuh begitu saja, mengungkapkan betapa menyesalnya beliau atas sikapnya di masa lalu. Marla terhenyak. Sejujurnya, dia sendiri sudah tidak memikirkan hal tersebut. Dia hanya ingin mencari cara supaya kehidupannya jadi lebih berarti di mata san

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   25. Tidak Sanggup Menahan

    Marla membelalak. Dia tahu betul apa yang sedang dimaksud oleh sang suami pada detik tersebut. Arjuna mengulum senyum, gemas sekali melihat roman Marla yang terkejut dan makin merona itu. Pria itu sengaja mempersempit jarak di antara keduanya.Bila mau, Arjuna bisa saja langsung mengecup bibir Marla—atau bahkan lebih dari sekadar kecupan. Hanya saja, Arjuna masih ingin melihat tampang Marla yang kelewat salah tingkah itu."M-mas ....""Kenapa, hm? Kenapa wajahmu memerah?"Marla mau memerotes, lantaran sang suami sendiri yang membuat pipinya jadi memerah selayaknya tomat itu. Namun, wanita itu malah tidak mampu mengatakan apa-apa.Arjuna kian mengeratkan tangannya yang melingkari pinggang Marla, membuat tubuh keduanya saling bersinggungan. Tubuh Marla yang masih membeku, dapat merasakan kehangatan dari sang suami yang mendadak dipenuhi sensualitas.Tatapan mata Arjuna kini beralih pada bibir Marla yang terbuka sedikit. Sadar akan ke mana tatapan sang suami mengarah, Marla bergegas mend

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11

Bab terbaru

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   47. Who?

    Datang lagi.Sosok Julie datang lagi di saat yang tidak tepat—atau itu hanya firasat Marla saja?Marla tahu apa yang hendak Arjuna katakan, tetapi terhenti akibat kedatangan Julie. Menarik napas perlahan, Marla cepat-cepat menggeleng. Kenapa dia selalu mempunyai asumsi buruk di saat yang tidak tepat sih?'Mungkin saja, Julie hanya ingin berbicara terkait pekerjaan.'Segera menepis pikiran anehnya, Marla kembali merutuki diri sendiri. Lagi pula, Arjuna bukanlah orang biasa. Pria itu memiliki banyak hal yang harus diurus, meskipun sedang menghadiri resepsi pernikahan salah satu anggota keluarga besar sekaligus.Selagi Arjuna menghampiri Julie dan bercakap mengenai sesuatu yang terpampang pada layar ponsel Julie, Marla menunggu di gazebo dalam diam."Sungguh? Kamu sudah memastikannya, Julie?"Suara Arjuna yang terdengar antuasias, mengalihkan fokus Marla dalam titik keheranan. Sekiranya, apa yang membuat sang suami bersemangat. Tidak—lebih dari sekadar bersemangat di mata Marla.Arjuna s

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   46. Insisting?

    Perkataan Yudha membuat tiga kepala yang mengitarinya terkejut. Jangankan Arjuna ataupun Marla, bahkan Kamilia yang saat ini berstatus sebagai istri barunya pun terperanjat."Yudha! Apa-apaan kamu! Kenapa kamu ma—""Diam, Kamilia! Aku tidak membutuhkan pendapatmu."Kamilia membelalak, "apa, Yudha? Kamu tidak membutuhkan pendapatku? Aku ini istrimu! Istrimu yang sekarang! Kenapa kamu—""Diam!"Kamilia mengatupkan bibir rapat-rapat, menggeram pelan dengan kedua tangan mengepal hingga buku-buku jari wanita itu memutih.Sementara itu, Arjuna membuka suara meskipun dia juga telah berusaha untuk menahan amatah. Sebab siapa pun mengetahui bahwa yang Yudha ucapkan tadi sangatlah tidak masuk akal."Tuan Yudha, sepertinya Anda membutuhkan udara segar, karena berbicara Anda sudah tidak beraturan seperti itu." Sarkasnya, sembari menggenggam tangan Marla begitu erat—enggan melepasnya walau sedetik.Marla sendiri tidak mampu mempercayainya. Bisa-bisanya Yudha berkata demikian? Selepas seluruh sakit

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   45. Yudha Makin Edan

    Baik Arjuna maupun Marla tidak ada yang senang atas kedatangan pasangan tersebut. Bahkan, yang membuat Arjuna bertanya-tanya, mengapa Yudha dan Kamilia berani menampakkan diri di resepsi pernikahan Mahagana yang menjadi tempat pria itu untuk meminjam uang?Sepertinya ada yang tidak beres dengan jalan pikiran Yudha dan Kamilia.Kamilia dengan santainya mengambil duduk di samping Arjuna, seolah-olah mereka cukup dekat. Padahal, Yudha mengamati Kamilia dengan kening berkerut. Tadinya Yudha ingin menegur Kamilia, tetapi Arjuna telah membuka suara terlebih dahulu."Seingat saya, Sherry tidak mengundang kalian untuk datang ke sini, Tuan Yudha dan Nona Kamilia."Senyum Kamilia luntur dalam sekejap mata, sebelum berdeham dan kembali meninggikan dagu, jelas tidak mau kalah."Siapa bilang? Yang mengundang kami adalah keluarga sang mempelai pria, keluarga Mahagana." Elak Kamilia, yang tentunya cuma sekadar membual.Arjuna menggeleng lelah. Padahal, dia tahu sendiri bahwa keluarga Mahagana enggan

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   44. Sebuah Kebetulan

    Marla menoleh ke arah yang Sherry tuju. Manik mata wanita itu langsung mengenali pasangan paruh baya yang tidak asing. Mengetahui keberadaan Marla, pasangan tersebut pun tersenyum lebar ke arahnyq.Sherry menyapa pasangan tersebut, "selamat datang, Tuan Soni Purnama dan Nyonya Almira Purnama. Kalian berdua sudah jauh-jauh datang dari luar kota sampai ke sini. Silakan menikmati hidangan yang ada, Tuan dan Nyonya Purnama. Terima kasih sudah mau menyempatkan waktunya untuk datang ke resepsi pernikahan ini."Almira Purnama tersenyum kalem. Menyelamati Sherry atas pernikahan wanita itu, lalu tatapan Almira jatuh kepada sosok Marla yang berdiri tenang dengan senyum simpulnya."Suatu kebetulan, kita bertemu lagi di sini, Mbak." Almira mengulurkan tangan, yang langsung dijabat oleh Marla secepat mungkin. "Ah, iya, suatu kebetulan, Nyonya Almira Purnama. Benar? Maafkan saya kalau saya salah menyebut nama Nyonya." Kata Marla.Almira Purnama terkekeh pelan, senyum keibuannya membuat hati Marla

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   43. Menghadiri Resepsi

    Menempuh dua jam perjalanan, akhirnya seluruh rombongan Wirajaya datang ke kota tujuan. Mereka langsung disambut apik oleh pihak bandara. Bahkan, Marla berusaha untuk tidak menganga saat dia mendapatkan dua lanjur barisan pengawal dalam perjalanan menuju keluar area bandara.'Astaga, sudah mengalahi para artis saja! Tapi, mengingat betapa besar kekayaan Wirajaya, sepertinya wajar-wajar saja kan?'Arjuna menoleh ke arahnya, melingkarkan salah satu lengan pria itu pada pinggang Marla. "Jangan jauh-jauh, Marla. Nanti kalau ada yang menculikmu, bagaimana? Pastinya aku tidak bisa tenang barang sedetik pun."Marla mengulum senyum. "Mas, aku bukan seorang anak kecil lagi. Aku bisa menjaga diriku sendiri. Lagi pula, pengawal yang kelewat banyak ini pastinya juga akan melaksanakan tugas mereka dengan baik saat mengetahui ada yang aneh, 'kan?""Iya, memang benar," lanjut Arjuna, "tapi tetap saja, apakah seorang suami tidak boleh mencemaskan keselamatan istrinya sendiri? Pokoknya, kamu harus dek

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   42. Tidak Tenang Lagi

    Aneh.Arjuna belum pulang, bahkan ketika jarum jam menunjukkan angka sepuluh pada malam hari. Marla menggigit bibir bawahnya gelisah, mondar-mandir di ruang tamu."Apakah terjadi sesuatu terhadap Mas Arjuna? Kalau pulang telat, pastinya Mas Arjuna akan memberi tahu, mengirimiku pesan. Tapi, sudah jam segini, Mas Arjuna tidak memberi kabar apa pun."Marla mendudukkan diri di sofa, menarik napas perlahan sembari menepis berbagai asumsi yang kerap muncul di saat yang tidak tepat."Aduh! Ada apa denganku? Kenapa aku selalu berpikiran yang tidak-tidak belakangan ini?" Baru saja wanita itu menutup mata untuk menenangkan diri, tahu-tahu saja suara pintu gerbang utama terdengar tengah dibuka oleh sang satpam. Dengan sigap, Marla beranjak, melangkah ke teras rumah.Tampak lelah, Arjuna keluar dari mobil. Ketika pria itu mendongak dan bertemu tatap dengan sang istri, kening Arjuna berkerut heran. "Marla? Kamu belum tidur? Sudah jam segini."Marla menyalami sang suami, mencium punggung tangan p

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   41. Menepis Keanehan

    "Karena Pak Hindrawan tidak bisa datang, lebih baik kita pergi saja, Julie. Bagaimana?"Pertanyaan Arjuna mengalihkan fokus Julie, yang sebelumnya terpatri pada tablet yang berada pada genggaman. Julie melirik jam tangan, lantas mengangguk pasrah."Yah, memang lebih baik kita pergi dari sini. Maaf karena sudah membawa Tuan Muda jauh-jauh ke sini, tapi tidak sampai bertemu dengan Pak Hindrawan." Julie menunduk sekilas sebagai permintaan maaf.Arjuna mengibaskan tangan, "tidak masalah. Mungkin beliau memang berhalangan hadir karena suatu hal yang lebih penting. Omong-omong, kenapa Pak Hindrawan tidak sekalian menghubungi saya saja? Pastinya terlalu berbelit-belit kalau menghubungimu terlebih dahulu, Julie.""Saya sendiri juga tidak tahu, Tuan Muda. Yang pasti, beliau membuat janji tepat sore kemarin, saat bertamu di kediaman utama. Tuan Besar menyuruh saya untuk melakukan reservasi di restoran ini. Saya mau memberi tahu Tuan Muda semalam, tetapi saya sendiri masih mengurus beberapa berk

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   40. Datang Lagi

    Tidak berbeda jauh dengan Arjuna, Marla sendiri terus mengumbar senyum yang kelewat ramah pada para pembeli di Toko Roti. Bu Sani dan para junior-nya saling melempar pandang, tetapi mereka memutuskan untuk tidak mempertanyakannya secara langsung ke hadapan Marla."Marla," panggil Bu Sani pelan, "beristirahatlah! Sedari tadi kamu terus yang melayani pembeli. Bahkan, kamu tidak memberi kami kesempatan untuk melayani mereka.""Ah ...." Marla meringis.Memang benar, dia tidak berhenti melayani pembeli. Namun, dia sendiri juga tidak mengetahui alasannya. Apakah karena semalam dia dan sang suami baru saja lebih terbuka? Serta, rasanya dia tidak merasa lelah sama sekali.Mau mondar-mandir sampai tahun depan juga rasanya tidak masalah. Marla sanggup-sanggup saja. Namun, yang dikatakan Bu Sani memang benar. Dia harus beristirahat, membiarkan para junior-nya melayani pembeli yang lain, jadi tidak terkesan sebagai pajangan saja."Baiklah, Bu, saya akan—""Selamat siang, Ipar!"Marla tersentak sa

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   39. Mandi Bersama

    Marla mondar-mandir di depan pintu kamar mandi dalam balutan jubah mandi. Wanita itu dilanda gugup, cemas, antisipasi, semuanya bercampur aduk. Kenapa bisa setiba-tiba ini?"Seharusnya tidak ada masalah kan? Mas Arjuna itu suamiku, dan aku istrinya—tapi ... kenapa aku bertingkah seperti perawan yang baru mau melakukan malam pertama?"Wanita itu menggigit bibir bawahnya, bergerak bak setrika. Arjuna sudah menunggu di kamar mandi, mungkin telah menantinya di dalam bak mandi. Marla sudah bisa membayangkan betapa intim suasana di kamar mandi. Dengan Arjuna yang telah menantinya tanpa busana, bersandar pada dinding porselen bak mandi dengan tubuh yang kekar dan tegap.Marla merasakan pipinya memanas. Tanpa perlu bertanya lagi, dia tahu apa yang akan terjadi sesaat setelah dia memasuki kamar mandi. Tentunya bukan sekadar mandi biasa.Akan tetapi, dia tidak mungkin menghindar dan lari begitu saja dengan berbagai macam alasan. Kalau dipikir-pikir, ini memang sudah waktunya bagi mereka untuk

DMCA.com Protection Status